BAB I PENDAHULUAN. penyakit darah tinggi. Jangka waktu lama dan terus menerus dapat memicu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan gejala terlebih dahulu dan ditemukan secara kebetulan saat

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena


BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kaum lanjut usia, namun juga telah diderita usia dewasa bahkan usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

WIJI LESTARI J


BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

Stikes Muhammadiyah Gombong

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada di atas batas normal yaitu tekanan sistolik 140 mmhg atau lebih dan tekanan diastolik diatas 90 mmhg, beberapa orang menyebutnya penyakit darah tinggi. Jangka waktu lama dan terus menerus dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik. Hipertensi adalah penyakit yang dikatagorikan sebagai the silent disease karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya (Purnomo, 2009). Menurut data World Health Organitatiaon (WHO, 2010) yang melakukan penelitian pada beberapa negara didapatkan hipertensi telah menyerang 26,4% populasi yang ada di dunia. Peningkatan insiden penyakit hipertensi karena kebanyakan orang menganggap hipertensi merupakan hal yang biasa terjadi pada lansia, sehingga mayoritas masyarakat menganggap remeh akan penyakit ini. Pada tahun 2014 di Indonesia penyakit hipertensi merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah stoke dan tuberkolosis, yaitu mencapai 6,8 % dari populasi kematian di Indonesia (KemenKes RI, 2014). Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 25,8% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Prevalensi kasus hipertensi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 26,4%. Fenomena ini disebabkan karena perubahan gaya

hidup masyarakat secara global, seperti semakin mudahnya mendapatkan makanan siap saji membuat konsumsi segar dan serat berkurang, kemudian konsumsi garam, lemak, gula, dan kalori, yang terus meningkat sehingga berperan besar dalam meningkatkan angka kejadian hipertensi (DinKes Provinsi Jateng, 2014). Penderita hipertensi perlu segera di tangani sebelum terjadi komplikasi, tanpa penanggulangan yang baik penyakit ini akan mengganggu kehidupan penderita, komplikasi atau kerusakan organ diantaranya jantung, pembuluh darah otak, pembuluh darah perifer, ginjal dan retina (Arjatmo & Hendra, 2001). Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan faktor resiko yang dapat diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah umur, jenis kelamin, dan keturunan atau genetik. Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah antara lain adalah kegemukan (obesitas), faktor pesikososial atau stress, merokok, kurangnya olahraga konsumsi alkohol, dan pola asupan garam yang berlebihan. (DepKes RI, 2006). Penderita hipertensi kebanyakan menyerang pada lansia. Lansia atau lanjut usia merupakan penduduk yang berusia 60 tahun keatas. Lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit-penyakit degeneratife. Salah satu permasalahan yang sering dialami lansia yaitu rentannya kondisi fisik lansia terhadap berbagai penyakit dikarenakan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar

serta menurunnya efisiensi mekanisme sistem kardoivaskuler. Masalah kesehatan akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler diantaranya yaitu penyakit hipertensi (Perry & Potter, 2009). Keluarga merupakan sebagai sumber dukungan sosial yang dapat berpengaruh dalam program pengendalian tekanan darah. Bimbingan penyuluhan dan dukungan secara terus menerus biasanya diperlukan agar penderita hipertensi tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat di terima untuk melakukan pengendalian tekanan darah. Dukungan keluarga merupakan faktor penting dalam kepatuhan terhadap program yang dijalankan, pada pelaksanaan pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi, dengan adanya dukungan keluarga merupakan sesuatu yang sangat berarti (Friedman, 1998). Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit, terdapat empat dimensi dari dukungan keluarga yaitu dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan instrumental, dukungan penghargaan. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan internal, seperti dukungan dari suami, istri, ayah, ibu, atau saudara kandung, sedangkan dukungan eksternal di dapat dari teman ataupun sahabat ataupun petugas kesehatan (Friedman, 1998). Dalam study pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga pada bualan Maret 2015, penyakit hipertensi masuk dalam 10 besar penyakit yang diderita oleh penduduk di

Wilayah Kerja Puskesmas Kalimanah. Hipertensi berada diurutan ke 3 dalam 10 besar penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk di wilayah tersebut. Dalam profil kesehatan Kabupaten Purbalingga perbulan Maret 2015 penyakit hipertensi di Kecamatan Kalimanah menduduki peringkat ke 3 terbanyak 517 orang penderita hipertensi. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalimanah masih tinggi. Selain itu dapat dilihat dari data kesehatan 3 bulan terakhir di Puskesmas Kalimanah yang menunjukan peningkatan penderita hipertensi yang memeriksakan kesehatannya ke puskesmas sebanyak 106 penderita. Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara dengan lansia pada tanggal 20 Maret 2015 di Puskesmas Kalimanah kepada 8 lansia penderita hipertensi yang sedang memeriksakan diri ke Puskesmas Kalimanah, 6 dari 8 lansia yang memeriksakan dirinya tidak didampingi oleh keluarganya melainkan lansia datang sendiri. Sedangkan berdasarkan pertanyaan kedua tentang pola makan 5 dari 8 lansia mengatakan dalam makanan sehari-hari mereka makan bersama keluarga dengan menu yang sama. Keluarga jarang mengingatkan makanan apa saja yang harus dihindari bagi penderita hipertensi. Dan berdasarkan pertanyaan ketiga 2 dari 8 lansia mengatakan anggota keluarganya jarang menganjurkan untuk melakukan olah raga. Sedangkan pertanyaan keempat tentang aturan meminum obat 5 dari 8 lansia mengatakan keluarga tidak pernah mengingatkan untuk meminum obat secara teratur.

Berdasarkan dari studi pendahuluan maka peneliti melakukan penelitian ini dengan judul Hubungan dukungan keluarga dengan pengendalian tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga B. Rumusan Masalah Indonesia merupakan negara nomor tiga yang penduduknya menderita penyakit hipertensi setelah stoke dan tuberkolosis. Penderita hipertensi kebanyakan menyerang pada lansia, lansia merupakan usia yang beresiko tinggi terhadap penyakit-penyakit degenerative seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes militus, reumatik, dan kanker. Karena itu peran keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu proses penyembuhan pada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam kepatuhan terhadap program yang dijalankan, pada pelaksanaan pengendalian tekanan darah pada penderita hipertensi. Oleh karena itu dukungan keluarga merupakan sebagai sumber dukungan sosial yang dapat berpengaruh dalam program pengendalian tekanan darah. Oleh karena itu rumusan masalah pada penelitian ini adalah Adakah Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pengendalian Tekanan Darah Pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan pengendalian tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden. b. Mendeskripsikan dukungan keluarga pada lansia penderita hipertensi. c. Mendeskripsikan pengendalian tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. d. Menganalisis hubungan antara dukungan keluaga dengan pengendalian tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian diatas maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Puskesmas Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi tenaga medis, khususnya tenaga keperawatan terkait untuk melakukan atau melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dengan

keterlibatan keluarga dalam pengendalian tekanan darah dengan memberikan dukungan sosial. 2. Bagi Keluarga Bisa menjadi masukan, indikator dalam melakukan perawatan pada anggota keluarga yang menderita hipertensi. 3. Bagi Praktisi Perawat Bagi tenaga kesehatan khususya perawat penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang kemampuan merawat penderita hipertensi serta untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan terutama di bidang keperawatan. 4. Bagi Peneliti Untuk menerapkan ilmu yang didapat dari akademik dalam kehidupan nyata khususnya yang berkaitan dengan dukungan keluarga dan sebagai refrensi penelitian bagi penelitian berikutnya dan sebagai bahan perbndingan untuk melanjutkan penelitian yang lebih kompleks. E. Penelitian Terkait Beberapa penelitian terkait dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti antara lain: 1. Handayani, 2012. Dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian

analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sempel dalam penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling, dengan jumlah sampel penelitian 100 orang responden yang memenuhi kriteria untuk dijadikan populasi dalam penelitian ini. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Hasil analisa univariat menunjukan bahwa sebagian responden memiliki kepatuhan yang rendah (71%), dan sebagian besar memiliki dukungan keluarga yang rendah (60%). Analisa bivariat dengan menggunakan chi square di dapatkan hasil tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan p value = 0,393, OR = 1.615 dan CI = 95% (0,674 3, 871). Kesimpulan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia jetis. Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan variabel dependen yaitu Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia, kemudian metode pada penelitian ini menggunakan penelitian analitik, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif analitik. Persamaan pada variabel independen yaitu sama-sama dukungan keluarga dan menggunakan pendekatan cross sectional, jenis penelitiannya sama-sama menggunakan sample random sampling.

2. Wulandhani, 2014. Dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Motivasi Lansia Hipertensi Dalam Memeriksakan Tekanan Darahnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 91 responden lansia hipertensi yang memenuhi kriteria inklusi. Dan metode pengambilan sampel menggunakan cluster sampling, dan stratisfied random sampling. Karakteristik responden berdasarkan umur yang terbanyak yaitu usia lanjut (60-65 tahun) dengan jumlah 52 responden (57,1%). Karakteristik berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan dengan jumlah 74 responden (81,3%). Berdasarkan agama yang dianut responden terbanyak yaitu 86 responden beagama islam (94,5%). Suku bangsa terbanyak yaitu minang dengan jumlah 42 responden (46,2%). Untuk data demografi yang terahir yaitu karakteristik responden berdasarkan setatus pendidikan terakhir, didapatkan hasil bahwa setatus pendidikan terakhir responden yang terbanyak yaitu Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah 31 responden (34,1%). Berdasarkan karakteristik responden menurut dukungan keluarga yang terbanyak yaitu dukungan keluarga yang positif dengan jumlah 50 responden (54,9%) dan karakteristik responden berdasarkan motivasi lansia hipertensi yaitu tinggi dengan jumlah 49 responden (53,8%). Analisa bivariat menggunakan chi square test dengan p value = 0,000 < (α=0,05). Ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya. Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan variabel dependen yaitu motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darah, kemudian metode pada penelitian ini menggunakan deskriptif kolerasi, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan metode deskriptif analitik. Persamaan pada variabel independen yaitu samasama dukungan keluarga dan menggunakan pendekatan cross sectional 3. Nainggolan, 2012. Dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit Rendah Garam dan Keteraturan Kontrol Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Di Poliklinik RSUD Tugurejo Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional study, dengan tekhnik stratified random sampling. Jumlah ada 45 responden, jumlah responden paling banyak pada umur lebih dari 41-65 tahun sebanyak 86,66%, sebagian besar responden berjenis klamin permpuan sebanyak 33 orang (73,3%). Data yang di dapat di ketahui bahwa usia responden bekisat antara 37-70 tahun dengan rata-rata 53,36 tahun dengan standar deviation 7,97 tahun. Responden memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 62,2%. Pada tekanan darah responden saat melakukan control paling banyak dalam katagori ringan, sebanyak 53,33%. Hasil

dari dukungan keluarga pada responden sebagian besar termasuk dalam katagori baik sebanyak 27 responden (60,0%). Hasil dari keterturan control tekanan darah responden paling banyak termasuk dalam katagori cukup teratur sebanyak 24 responden (53,3%). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan ada hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam dengan nilai p value = 0,017 (p<0,05). Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keteraturankontrol tekanan dengan nilai p=0,697(p>0,05). Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan variabel dependen yaitu Kepatuhan Diit Rendah Garam dan Keteraturan Kontrol Tekanan Darah, kemudian metode pada penelitian ini menggunakan cross sectional study, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif analitik. Dan pada pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan stratified random sampling sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan sample random sampling. Persamaan pada variabel independen yaitu sama-sama dukungan keluarga.