Lampiran 1.Hasil Identifikasi Tumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1 Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS. Perhitungan dosis pembanding (Andriol)

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Cara perhitungan dosis ekstrak etanol Bawang Putih

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1. Hasil Determinasi Kulit Kayu Manis ((Cinnamomum burmannii Nees & T.Nees)) Blume

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun poguntano (Picria fel-terrae Lour.)

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

Lampiran Universitas Kristen Maranatha

Lampiran 1. Hasil Determinasi Tumbuhan pecut kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis natrium diklofenak (PT. Dexa Medica) Universitas Sumatera Utara

Perhitungan dosis aloksan, glibenklamid, dan Ekstrak etanol buah mengkudu.

Lampiran 1. Kode etik penelitian

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L.)

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN PUTRI MALU

Hari ke-1 Pembelian mencit dari FMIPA ITB Bandung. Hari ke-1 sampai ke-7 Aklitimasi/adaptasi mencit hingga mencapai usia dan berat ideal

Lampiran 1. Hasil Skrining Fitokimia Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M. Sm) tanin dan triterpenoid/steroid, dapat dilihat pada Tabel 1.

Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan. Kadar Glukosa Darah Puasa (mg%) Setelah Induksi Aloksan. Setelah Perlakuan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN MONDOKAKI

LAMPIRAN Lampiran 1 PERSIAPAN PENELITIAN. A. Persiapan Hewan Coba

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman

LAMPIRAN 1 KONVERSI DOSIS

LAMPIRAN 1 PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BIJI PALA

Pembuatan Ekstrak Menggunakan Pelarut Organik

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Perhitungan dosis ekstrak etanol buah mengkudu (EEBM) (Morinda citrifolia)

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

Lampiran 1: Konversi perhitungan dosis antar jenis hewan. Marmot. Kelinci. 400 g. 1,5 kg 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,3 387,9

Lampiran 1. Dosis infusa rimpang kunyit yang dipakai pada percobaan sebelumnya untuk mencit = 7,8 mg / 0,5 ml (Joao M.C.Ximenes, 2010).

Lampiran 1. Identifikasi sampel

LAMPIRAN 1. Perhitungan Dosis. x 60 gr = 0,6539 gr

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

PROSEDUR PEMBUATAN INFUSA KULIT KAYU RAPAT (Parameria laevigata (Juss.) Moldenke)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

LAMPIRAN II HASIL PERHITUNGAN KONVERSI DOSIS

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Ekstrak dan Fraksi Teripang Phyllophorus sp.

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji dan Pembanding

Lampiran 1. Surat Hasil Identifikasi Tumbuhan

LAMPIRAN C. Skrining Kandungan Kimia

Sampel darah sebelum disentrifuge Sampel darah setelah disentrifuge

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Bahan Uji Dan Pembanding. x = g/kgbb/hr

KONVERSI DOSIS. Berat rerata hewan coba yang digunakan dalam penelitian = 22.5 gram. Dosis Asetosal = 30 mg/100 g tikus ( Wahjoedi, 1989)

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS SAUS TOMAT

Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS. Dosis mencit: 1,4x0,14(konversi dari tikus ke mencit 20 g)= 0,196 mg BB rata-rata Mencit : 26 gram

Lampiran 1 Jaringan Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Pembuatan Infusa Kulit Batang Angsana : Dosis Loperamid

LAMPIRAN A DETERMINASI BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS)

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1 Komisi Etik Penelitian

LAMPIRAN A SURAT DETERMINASI TANAMAN

Lampiran 1 Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi dan sesudah Perlakuan

LAMPIRAN 1 Perhitungan Dosis Ekstrak Air Daun Stroberi (EADS)

Lampiran 1 dari Kulit Udang serta Transformasi Kitin menjadi Kitosan 1. Gambar Persiapan Bahan

Lampiran 1 Perhitungan konsentrasi Perhitungan temephos 1 ppm

LAMPIRAN A. HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK TEH (Camellia sinensis Linn.) 1 5,40 2 5,42 3 5,42 x ± SD 5,41 ± 0,01.

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur prosedur kerja

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

LAMPIRAN A HASIL STANDARISASI SPESIFIK EKSTRAK

Lampiran 1 : Perhitungan Dosis

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

LAMPIRAN A SURAT SERTIFIKASI TIKUS PUTIH JANTAN

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

LAMPIRAN 1 PERBANDINGAN LUAS PERMUKAAN TUBUH BERBAGAI HEWAN PERCOBAAN DAN MANUSIA

LAMPIRAN A STANDARISASI SIMPLISIA HASIL PERHITUNGAN SUSUT PENGERINGAN SERBUK Hasil susut pengeringan daun alpukat

Sel dihitung menggunakan kamar hitung Improved Neaubauer dengan metode perhitungan leukosit (4 bidang sedang) dibawah mikroskop cahaya.

LAMPIRAN I SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

LAMPIRAN. Cases. VolumeUdem KontrolNegatif % 0.0% % VolumeUdem KontrolNegatif Mean % Confidence Interval for Mean

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Perhitungan Dosis Phenylephrine. Phenylephrine dosis mencit 25 gr. = 0,5 x 0,14. = 0,07 mg / 25 gram mencit

Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Daun Papaya (EEDP)

Lampiran 1 : Prosedur Pembuatan Ekstraksi. Prosedur pembuatan ekstrak etanol cabai rawit :

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

LAMPIRAN 1. Prosedur Kerja

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

LAMPIRAN. repository.unisba.ac.id

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN DOSIS

Lampiran 1. Identifikasi sampel

= 0,5 gr daun pegagan kering dilarutkan dalam 100 ml akuades.

Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Transkripsi:

Lampiran 1.Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 2. Surat Etikal Klirens

Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Petai a. Pohon Petai b. Biji Petai

c. Penampang Melintang satu papan petai d. Irisan Biji Petai

e. Simplisia Biji Petai f. Serbuk Simplisia Biji petai

g. Ekstrak simplisia biji petai

Lampiran 4. Hasil Pemeriksaan Mikroskopik Serbuk Simplisia Biji Petai Perbesaran 10x 1 2 3 4 Keterangan: 1. Parenkim 2. Amylum (Butir Pati) 3. Fragmen Perisperm 4. Berkas Pembuluh (Xylem)

Lampiran 5. Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia Biji Petai 1. Perhitungan Penetapan Kadar Air % Kadar air = volume air (ml) x 100% berat sampel (g) a. Berat sampel = 5,010 g Volume air = 0,3 ml % Kadar air = 0,3 ml 5,010 g x 100% = 5,98% b. Berat sampel = 5,013 g Volume air = 0,275 ml % Kadar air = 0,275 ml x 100% = 5,48% 5,013 g c. Berat sampel = 5,020 g Volume air = 0,235 ml % Kadar air = 0,235 ml x 100% = 4,68% 5,020 g 5,98% + 5,48% + 4,68% % Kadar air rata-rata = = 5,38% 3 2. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air Berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam air = x 100% Berat simplisia (g) 20 a. Berat sampel = 5,0550 g Berat sari = 0,1900 g

Lampiran 5. (Lanjutan) 0,19 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 18,79% 5,055 g 20 b. Berat sampel = 5,0600 g Berat sari = 0,2100 g 0,21g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 20,75% 5,060 g 20 c. Berat sampel = 5,0460 g Berat sari = 0,2520 g 0,2520 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 24,9% 5,0460 g 20 18,97% + 20,75% + 24,90% % Kadar sari larut dalam air rata-rata = 3 = 21,48% 3. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol Berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% Berat simplisia (g) 20 a. Berat sampel = 5,015 g Berat sari = 0,088 g 0,088 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 8,77% 5,015 g 20 b. Berat sampel = 5,011 g Berat sari = 0,095 g Lampiran 5. (Lanjutan)

0,095 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 9,47% 5,011g 20 c. Berat sampel = 5,009 g Berat sari = 0,128 g 0,128 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 12,77% 5,009 g 20 % Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = 8,77% + 9,47 % + 12,77% 3 = 10,33% 4. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Berat abu (g) % Kadar abu total = x 100% Berat simplisia (g) a. Berat sampel = 2,0018 g Berat abu = 0,018 g 0,018g % Kadar abu total = x 100% = 0,89% 2,0018g b. Berat sampel = 2,0015 g Berat abu = 0,019 g 0,019g % Kadar abu total = x 100% = 0,94% 2,0015g c. Berat sampel = 2,0016 g Berat abu = 0,020 g Lampiran 5. (Lanjutan)

0,1876g % Kadar abu total = x 100% = 0,99% 2,0187g 0,89% + 0,94% + 0,99% % Kadar abu total rata-rata = = 0,94% 3 5. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam Berat abu (g) % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% Berat simplisia (g) a. Berat sampel = 2,0015 g Berat abu = 0,013 g 0,013 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,0015 g b. Berat sampel = 2,0018 g = 0,64% Berat abu = 0,016 g 0,016 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,0018 g = 0,79% c. Berat sampel = 2,0016 g Berat abu = 0,016 g 0,016 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,0016 g = 0,79% Lampiran 5. (Lanjutan) % Kadar abu yang tidak larut dalam asam rata-rata

= 0,64% + 0,79% + 0,79% 3 = 0,74 % Lampiran 6. Perhitungan Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Ekstrak Etanol Biji Petai 1. Perhitungan Penetapan Kadar Air

% Kadar air = volume air (ml) x 100% berat ekstrak (g) a. Berat sampel = 5,015 g Volume air = 0,25 ml % Kadar air = 0,25 ml x 100% = 4,98% 5,015 g b. Berat sampel = 5,018 g Volume air = 0,28 ml % Kadar air = 0,28 ml x 100% = 4,78% 5,018 g c. Berat sampel = 5,013 g Volume air = 0,24 ml % Kadar air = 0,24 ml x 100% = 4,58% 5,013 g 4,98% + 4,78% + 4,58% % Kadar air rata-rata = = 4,98% 3 2. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Air Berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam air = x 100% Berat ekstrak (g) 20 a. Berat sampel = 5,0240 g Berat sari = 0,2570 g Lampiran 6. (Lanjutan) 0,2570 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 25,60% 5,0240g 20

b. Berat sampel = 5,0239 g Berat sari = 0,2572 g 0,2572 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 25,60% 5,0239 g 20 c. Berat sampel = 5,0242 g Berat sari = 0,2577 g 0,2577 g 100 % Kadar sari larut dalam air = x x 100% = 25,63% 5,0242 g 20 25,60% + 25,60% + 25,63% % Kadar sari larut dalam air rata-rata = 3 = 25,61% 3. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut dalam Etanol Berat sari (g) 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% Berat ekstrak (g) 20 a. Berat sampel = 5,0012 g Berat sari = 0,3418 g 0,3418 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 34,24% 5,0012 g 20 b. Berat sampel = 5,0020 g Berat sari = 0,3414 g 0,3414 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 34,23% 5,0020 g 20 c. Berat sampel = 5,0018 g Lampiran 6. (Lanjutan) Berat sari = 0,3420 g 0,3420 g 100 % Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% = 34,25% 5,0018g 20

34,24% + 34,23 % + 34,25% % Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = 3 = 34,25% 4. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Berat abu (g) % Kadar abu total = x 100% Berat ekstrak (g) a. Berat sampel = 2,0022 g Berat abu = 0,017 g 0,017g % Kadar abu total = x 100% = 0,85% 2,0022g b. Berat sampel = 2,0023 g Berat abu = 0,016 g 0,016g % Kadar abu total = x 100% = 0,80% 2,0023g c. Berat sampel = 2,0026 g Berat abu = 0,019 g 0,019g % Kadar abu total = x 100% = 0,95% 2,0026g 0,85% + 0,80% + 0,95% % Kadar abu total rata-rata = = 0,87% 3 Lampiran 6. (Lanjutan) 5. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Berat abu (g) % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% Berat ekstrak (g) a. Berat sampel = 2,0022 g Berat abu = 0,012 g 0,012 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,0022 g b. Berat sampel = 2,0023 g = 0,60% Berat abu = 0,013 g 0,013 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,0023 g = 0,64% c. Berat sampel = 2,0026 g Berat abu = 0,012 g 0,012 g % Kadar abu tidak larut dalam asam = x 100% 2,0026 g = 0,60% % Kadar abu yang tidak larut dalam asam rata-rata = 0,60% + 0,64% + 0,60% 3 = 0,62 % Lampiran 7. Bagan Alur Penelitian Biji Petai

Dipisahkan dari kulit luarnya Dibersihkan dari pengotor Dicuci sampai bersih, ditiriskan dan ditimbang Berat basah 3,8 kg Berat kering 954,9 g Dihaluskan Ditimbang 946,08 g serbuk simplisia Dikeringkan pada lemari pengering Karakterisasi simplisia a. Pemeriksaan makroskopik b. Pemeriksaan mikroskopik c. Penetapan kadar air d. Penetapan kadar sari larut dalam air e. Penetapan kadar sari larut dalam etanol f. Penetapan kadar abu total g. Penetapan kadar abu tidak larut asam Skrining fitokimia: a. Pemeriksaan alkaloida b. Pemeriksaan flavonoida c. Pemeriksaan tanin d. Pemeriksaan saponin e. Pemeriksaan steroida/triterpenoida f. Pemeriksaan glikosida Lampiran 7. (Lanjutan) 796,08 g Serbuk simplisia biji petai

Dimaserasi menggunakan etanol 96% yang telah didestilasi Maserat Ampas Diuapkan menggunakan rotavapor Dikentalkan dengan menggunakan waterbath Ekstrak kental 123,1 g Diuji aktivitas antimutagenik Dilakukan skrining fitokimia Hasil + Hasil (alkaloid, flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, glikosida)

Lampiran 8. Alat-alat a. Velocity 18R refrigerated centrifuge b. Oral sonde dan spuit 1 ml

Lampiran 8. (Lanjutan) b. Pinset dan gunting bedah c. Mikroskop

Lampiran 9. Hewan percobaan a. Mencit Jantan Putih

Lampiran 10. Contoh Perhitungan Dosis Contoh perhitungan dosis suspensi ekstrak etanol biji petai yang diberikan secara oral pada mencit - Dosis suspensi ekstrak etanol biji petai yang dibuat adalah 200 mg/kg bb, 400 mg/kg bb dan 800 mg/kg bb a. Cara pembuatan suspensi ekstrak etanol biji petai : Timbang 200 mg, 400 mg dan 800 mg ekstrak etanol biji petai (EEBP), masingmasing dilarutkan dalam suspensi CMC b. Berapa volume suspensi ekstrak etanol biji petai yang akan diberikan secara oral pada mencit? Larutan induk baku (LIB) EEBP 5 g/100 ml = 50 mg/ml dan misal BB Mencit = 28 g Jumlah EEBP dosis 200 mg/kg bb = 28 g x 200 mg = 5,6 mg/mencit 1000g LIB EEBP yang dipipet 1 ml ad 5 ml = 50 mg/5 ml = 10 mg/ml Volume larutan yang diberi = 5,6 mg x 1 ml = 0,56 ml 10 mg Jumlah EEBP dosis 400 mg/kg bb = 28 g x 400 mg = 11,2 mg/mencit 1000g LIB EEBP yang dipipet 2 ml ad 5 ml = 100 mg/5 ml = 20 mg/ml Volume larutan yang diberi = 11,2 mg x 1 ml = 0,56 ml 20 mg Jumlah EEBP dosis 800 mg/kg bb = 28 g x 800 mg = 22,4 mg 1000 g LIB EEBP yang dipipet 4 ml ad 5 ml = 200 mg/5 ml = 40 mgl/ml Volume larutan yang diberi = 22,4 mg x 1 ml = 0,56 ml 40 mg

Lampiran 10. (Lanjutan) 1. Volume maksimal larutan sediaan uji yang diberikan pada berbagai hewan Jenis hewan uji Mencit (20-30 g) Tikus (100 g) Hamster (50 g) Marmot (250 g) Merpati (300 g) Kelinci (2,5 kg) Kucing (3 kg) Anjing (5 kg) Volume maksimal (ml) sesuai jalur pemberian i.v. i.m. i.p. s.c. p.o. 0,5 0,005 1,0 0,5-1,0 1,0 1,0 0,1 2,5 2,5 5,0-0,1 1-2 2,5 2,5-0,25 2-5 5,0 10,0 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0 5-10 0,5 10-20 5-10 20,0 5-10 1,0 10-20 5-10 50,0 10-20 5,0 20-50 10,0 100,0 (Suhardjono, 1995) 2. Perbandingan luas permukaan tubuh hewan percobaan untuk konversi dosis Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g Tikus 200 g Marmot 400 g Kelinci 1,5 kg Kucing 2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg 1,0 7,01 12,29 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9 0,14 1,0 1,74 3,3 4,2 9,2 17,8 56,0 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5 0,04 0,25 0,44 1,0 1,06 2,4 4,5 14,2 0,03 0,23 0,42 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1 0,008 0,06 0,10 0,022 0,24 0,52 1,0 3,1 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,013 0,16 0,32 1,0 (Suhardjono, 1995)

Lampiran 10. Contoh Perhitungan Dosis Penginduksi (Siklofosfamid) Dosis 50 mg/kg BB = 3500 mg/70 kg BB = 3500 mg x 0,0026 = 9,1 mg/20 g (mencit) = 9,1 mg/20 g x 28 g = 12,74 mg/mencit Konsentrasi Siklofosfamid 2 % = 20 mg/ml Volume (ml) = 12,74 mg/20 mg/ml x 1 ml = 0,64 ml

Lampiran 11. Hasil Perhitungan Statistik Menggunakan SPSS 16 a. Uji Deskriptif Descriptives Jumlahmikronukleus 95% Confidence Interval for Mean Std. Lower Upper N Mean Deviation Std. Error Bound Bound Minimum Maximum Kontrol normal Kontrol positif EEBP 200 mg/kg bb EEBP 400 mg/kg bb EEBP 800 mg/kg bb 5 32.800 2.3875 1.0677 29.836 35.764 30.0 36.0 5 154.000 3.0822 1.3784 150.173 157.827 150.0 158.0 5 96.800 1.3038.5831 95.181 98.419 95.0 98.0 5 68.000 5.0498 2.2583 61.730 74.270 61.0 74.0 5 37.800 4.4385 1.9849 32.289 43.311 32.0 43.0 Total 25 77.880 45.5021 9.1004 59.098 96.662 30.0 158.0 b. Uji ANOVA Satu Arah (One Way ANOVA) ANOVA Jumlahmikronukleus Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 49442.240 4 12360.560 995.214.000 Within Groups 248.400 20 12.420 Total 49690.640 24

c. Uji Post Hoc Tukey Multiple Comparisons Jumlahmikronukleus Tukey HSD 95% Confidence (I) Interval perlaku Mean Difference Upper an (J) perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Bound Kontrol Normal Kontrol Positif -121.2000 * 2.2289.000-127.870-114.530 EEBP 200 mg/kg BB -64.0000 * 2.2289.000-70.670-57.330 EEBP 400 mg/kg BB -35.2000 * 2.2289.000-41.870-28.530 EEBP 800 mg/kg BB -5.0000 2.2289.205-11.670 1.670 Kontrol Positif Kontrol Normal 121.2000 * 2.2289.000 114.530 127.870 EEBP 200 mg/kg BB 57.2000 * 2.2289.000 50.530 63.870 EEBP 400 mg/kg BB 86.0000 * 2.2289.000 79.330 92.670 EEBP 800 mg/kg BB 116.2000 * 2.2289.000 109.530 122.870 EEBP 200 mg/kg BB EEBP 400 mg/kg BB EEBP 800 mg/kg BB Kontrol Normal 64.0000 * 2.2289.000 57.330 70.670 Kontrol Positif -57.2000 * 2.2289.000-63.870-50.530 EEBP 400 mg/kg BB 28.8000 * 2.2289.000 22.130 35.470 EEBP 800 mg/kg BB 59.0000 * 2.2289.000 52.330 65.670 Kontrol Normal 35.2000 * 2.2289.000 28.530 41.870 Kontrol Positif -86.0000 * 2.2289.000-92.670-79.330 EEBP 200 mg/kg BB -28.8000 * 2.2289.000-35.470-22.130 EEBP 800 mg/kg BB 30.2000 * 2.2289.000 23.530 36.870 Kontrol Normal 5.0000 2.2289.205-1.670 11.670 Kontrol Positif -116.2000 * 2.2289.000-122.870-109.530 EEBP 200 mg/kg BB -59.0000 * 2.2289.000-65.670-52.330 EEBP 400 mg/kg BB -30.2000 * 2.2289.000-36.870-23.530 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.

d. Uji Homogeneous Jumlahmikronukleus Tukey HSD Perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Kontrol Normal 5 32.800 EEBP 800 mg/kg BB 5 37.800 EEBP 400 mg/kg BB 5 68.000 EEBP 200 mg/kg BB 5 96.800 Kontrol Positif 5 154.000 Sig..205 1.000 1.000 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed.