BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu tentang rasio kecukupan modal (Capital Adequacy

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank yang terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi bank menurut UU No. 10/1998 tentang Perbankan Pasal 1, yaitu. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan adalah alat ukur yang paling sering igunakan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja (performance) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. efek. Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga. Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Siregar (2010) menguji Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets) dan BOPO (Biaya Perasional Pendapatan Perasional) terhadap Kecukupan Modal Perbankan pada bank yang terdaftar di BEI. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial, adanya pengaruh yang signifikan antara variabel ROA dengan variabel. Namun variabel LDR, NPL, BOPO tidak berpengaruh terhadap. Secara parsial, LDR tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang positif terhadap. Secara simultan, rasio LDR, NPL, ROA, dan BOPO berpengaruh terhadap. Edginarda (2012) menguji Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio () Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode 2003-2010. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Sementara itu LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap sehingga hipotesis yang diajukan ditolak. 8

Wulandari (2010) menguji Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Capital Adequacy Ratio Pada Sektor Perbankan Terbuka Di Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial variabel LDR dan ROA berpengaruh positif dan, sedangkan variabel ROE berpengaruh negatif dan. Secara simultan variabel LDR, ROA, dan ROE berpengaruh positif dan. Margaretha (2011) menguji Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran Dan Likuiditas Bank Terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil pengujian dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menemukan bahwa: NPL dan NIM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap. Resiko Index (ZRISK) dan LACF tidak mempunyai pengaruh terhadap. Ukuran Bank (SIZE) dan EQTL mempunyai pengaruh positif dan. Hasil pengujian metode Fixed Effect menemukan bahwa: NPL dan SIZE tidak mempunyai pengaruh, ZRISK, NIM dan LACSF mempunyai pengaruh negatif dan, EQTL mempunyai pengaruh positif dan. Shitawati (2006) menguji Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Capital Adequacy Ratio (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia). Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap pada bank umum di Indonesia. 9

Fitrianto (2006) menguji Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO berpengaruh secara perubahan. Sedangkan secara parsial rasio NPA tidak, NPL tidak, sedangkan rasio ROA berpengaruh positif, sedangkan rasio LDR berpengaruh negatif, Sedangkan Rasio BOPO tidak berpengaruh siginifikan terhadap. Krisna (2008) menguji Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan bank yaitu ROI memiliki pengaruh positif, LDR memiliki pengaruh negatif, dan NPL memiliki pengaruh negatif. Situmorang (2011) menguji Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio () Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara simultan variabel IML, ROE, LDR, GWM berpengaruh secara perubahan. Secara parsial IML dan ROE mempunyai pengaruh positif dan. Sedangkan LDR dan GWM mempunyai pengaruh negatif dan. 10

Sitanggang (2006) menguji Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio () Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan IML hasilnya berpengaruh. Sedangkan profitabilitas yang diukur dengan ROE hasilnya berpengaruh negatif tetapi. Rasio likuiditas yang diukur dengan QR menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh variabel independen yaitu IML, ROE, QR terhadap. Fitriyani (2011) menguji Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2009. Alat analis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil peneitiannya menunjukkan bahwa PPAP mempunyai pengaruh yang. Sedangkan FDR, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap. 11

2.1.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu No. Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian 1. Netty Siregar (2010) Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Return On Assets) dan BOPO (Biaya Perasional Pendapatan Perasional) terhadap Kecukupan Modal Perbankan pada bank yang terdaftar di BEI LDR, NPL, ROA, BOPO, Hasil Penelitian Secara parsial, adanya pengaruh yang signifikan antara variabel ROA dengan variabel. Namun variabel LDR, NPL, BOPO tidak berpengaruh terhadap. Secara parsial, LDR tidak berpengaruh dan memiliki hubungan yang positif terhadap. Secara simultan, rasio LDR, NPL, ROA, dan BOPO berpengaruh terhadap. 2. Cynthia Edginarda (2012) Analisis Pengaruh Rasio Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Pemerintah Di Indonesia Periode 2003-2010 ROA, BOPO, LDR, ROA dan BOPO berpengaruh secara parsial terhadap sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Sementara itu LDR tidak berpengaruh secara parsial terhadap sehingga hipotesis yang diajukan ditolak. 3. Lusi Wulandari (2010) Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap Capital Adequacy Ratio Pada Sektor LDR, ROA, ROE, Secara parsial variabel LDR dan ROA berpengaruh positif dan, sedangkan variabel ROE 12

Perbankan Terbuka Di Indonesia berpengaruh negatif dan. Secara simultan variabel LDR, ROA, dan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap 4. Farah Margaretha (2011) Pengaruh Resiko, Kualitas Manajemen, Ukuran Dan Likuiditas Bank Terhadap Capital Adequacy Ratio Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia NPL, Resiko Index (ZRISK), NIM, Ukuran Bank (SIZE), LACF, EQTL, Hasil peng-ujian dengan metode Ordinary Least Square (OLS) menemukan bahwa: NPL dan NIM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap. Resiko Index (ZRISK) dan LACF tidak mempunyai pengaruh terhadap. Ukuran Bank (SIZE) dan EQTL mempunyai pengaruh positif dan. Hasil pengujian metode Fixed Effect menemukan bahwa: NPL dan SIZE tidak mempunyai pengaruh, ZRISK, NIM dan LACSF mempunyai pengaruh negatif dan, EQTL mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap. 13

5. Arthin Shitawati (2006) 6. Hendrik Fitrianto (2006) Analisis Faktorfaktor yang Berpengaruh Terhadap Capital Adequacy Ratio (Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia) Analisis Pengaruh Kualitas Aset, Likuiditas, Rentabilitas, Dan Efisiensi Terhadap Rasio Kecukupan Modal Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta ROA, ROE, BOPO, GWM, NIM, LDR, NPA, NPL, ROA, ROE, LDR, BOPO, ROA, ROE, NIM, LDR, BOPO, dan GWM secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap pada bank umum di Indonesia. Secara simultan variabel NPA, NPL, ROA, ROE, LDR dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan. Sedangkan secara parsial rasio NPA tidak, NPL tidak, sedangkan rasio ROA berpengaruh positif signifikan terhadap, sedangkan rasio LDR berpengaruh negatif, Sedangkan Rasio BOPO tidak berpengaruh siginifikan terhadap. 7. Yansen krisna (2008) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio ROI, ROE, BOPO, NIM, LDR, NPL, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan bank yaitu ROI memiliki pengaruh positif, LDR memiliki pengaruh negatif, dan NPL memiliki pengaruh negatif 14

8. Patar Sardo Situmorang (2011) Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk IML, ROE, LDR, GWM, Secara simultan variabel IML, ROE, LDR, GWM berpengaruh secara perubahan. Secara parsial IML dan ROE mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap. Sedangkan LDR dan GWM mempunyai pengaruh negatif dan. 9. Ranita M.F. sitanggang (2006) Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio () Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta IML, ROE, LDR, QR,, Secara parsial menunjukkan bahwa rasio profitabilitas yang diukur dengan IML hasilnya berpengaruh. Sedangkan profitabilitas yang diukur dengan ROE hasilnya berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap. Rasio likuiditas yang diukur dengan QR menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara likuiditas terhadap. Secara simultan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara seluruh variabel independen yaitu IML, 15

ROE, QR terhadap 10. Mena Fitriyani (2011) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2006-2009 PPAP, FDR, ROA, DER, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PPAP mempunyai pengaruh yang. Sedangkan FDR, ROA, DER tidak berpengaruh terhadap. Dengan demikian dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dimana penelitian ini menggunakan 3 (tiga) rasio keuangan terpilih yang dikategorikan ke dalam 2 (dua) kategori rasio keuangan yang juga digunakan dalam penelitian sebelumnya. Likuiditas diwakili oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) serta Rentabilitas diwakili oleh Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam beberapa aspek seperti pemilihan kategori rasio yang digunakan, jumlah rasio yang digunakan untuk setiap kategori, dan tahun pengamatan. Penelitianm ini menggunakan tahun pengamatan 2009-2011. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio-rasio keuangan perbankan yang terdiri dari Rentabilitas dan Likuiditas. Adapun parameter yang digunakan untuk mewakili Rentabilitas adalah Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Biaya Operasional (BOPO) sedangkan 16

Likuiditas parameternya Loan to Deposit Ratio (LDR). Rentabilitas dan Likuiditas akan bertindak sebagai variabel independen, sedangkan Capital Adequacy Ratio (), adalah rasio kecukupan modal sebagai variabel terikat (dependen). 2.1.3 Bank Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2001 : 23). Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas peredaran uang. Pengertian bank yang terdapat dalam PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (2008:1), yaitu : bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Ada tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh bank, yaitu: a. Penghimpun dana (giro, deposito, tabungan) dengan sasaran meminimumkan biaya perolehan dana, b. Alokasi dana (kredit dan investasi) dengan sasaran memaksimumkan pendapatan bank, 17

c. Pelayanan jasa keuangan (transfer, Letter Of Credit, cek perjalanan, money changer, bank garansi dan lain lain) dan jasa nonkeuangan (pelatihan pegawai pergudangan, kotak pengamanan dan jasa jasa komputer) dengan sasaran memaksimumkan kemampuan nasabah (Siregar, 2010 ). 2.1.4 Rasio Rentabilitas Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya. (Kasmir, 2008 : 297). Bank Indonesia menilai kondisi rentabilitas perbankan di Indonesia didasarkan pada dua indikator antara lain : (1) return on assets (ROA), dan (2) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). 2.1.4.1 Return On Assets (ROA) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan 18

ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak (Dendawijaya, 2005 : 118). Dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (2004), kriteria yang dikeluarkan Bank Indonesia untuk sebuah bank bisa menjadi bank jangkar (anchor bank) memiliki rasio Return On Asset (ROA) minimal 1,5% (Dendawijaya, 2005 : 190). ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba sebelum pajak / earning before interest tax (EBIT) terhadap total assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan pajak. Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money Market) dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau perusahaan) (Robert 1997: hal. 18.32-18.33). 2.1.4.2 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. (Dendawijaya, 2005:119) Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Artinya, semakin rendah BOPO, berarti semakin efisien 19

kinerja bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar. Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya operasional terdiri atas biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya operasional lainnya. Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri atas hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan operasional lainnya (Dendawijaya, 2009:111). Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya. Besarnya rasio BOPO yang dapat ditolerir oleh perbankan di Indonesia adalah sebesar 93,52%, hal ini sejalan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh BI (Riyadi, 2004:141). 2.1.5 Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008 : 286) rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata lain, dapat membayar kembali pecairan dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Bank dikatakan likuid jika bank dapat membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek (tabungan, giro, dan deposito) serta mampu membayar dan dapat memenuhi semua permintaan kredit yang harus 20

(Suyatmin, 2006). Makin tidak likuid maka akan menimbulkan runtuhnya kepercayaan masyarakat yang dapat menyebabkan penarikan dana dan menurunkan kinerja. Rasio likuiditas yang lazim digunakan dalam dunia perbankan terutama diukur dari Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR (Loan to Deposit Ratio) sangat penting dikarenakan bank menjalankan fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit. 2.1.5.1 Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Dendawijaya, 2005:116). Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan salah satu indikator kesehatan likuiditas bank. Penilaian likuiditas merupakan penilaian terhadap kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. LDR (Loan to Deposit Ratio) paling sering digunakan oleh analis keuangan dalam menilai suatu kinerja bank terutama dari seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank. Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Artinya seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk dapat segera memenuhi permintaan deposan yang ingin 21

menarik kembali dananya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. LDR (Loan to Deposit Ratio) disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus ditanggung oleh bank yang bersangkutan (Rivai, 2006:156). 2.1.6 Capital Adequacy Ratio () 2.1.6.1 Modal Bank Modal adalah faktor utama pada sebuah perusahaan, karena melalui modal inilah perusahaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kegiatan bisnisnya. Salah satu aspek terpenting dalam melihat kesehatan perbankan nasional adalah dengan melihat permodalan dari perbankan itu sendiri. Hal ini salah satunya dapat dilihat dengan menggunakan rasio (Capital Adequacy Ratio) atau kecukupan modal minimum. Modal dapat didefenisikan sebagai : sejumlah dana yang ditanamkan ke dalam suatu perusahaan oleh para pemilikinya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan keuntungan yang diperolehnya (Muljono, 2002:236). Besarnya diukur dari rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut PBI No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2 22

Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Sebuah bank mengalami risiko modal apabila tidak dapat menyediakan modal minimum sebesar 8%. 2.1.6.2 Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan. Dalam menghitung (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) ATMR, terhadap masing-masing pos aktiva diberikan bobot risiko yang besar didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri atau bobot yang didasarkan pada golongan nasabah, pinjaman, serta agunan. Khusus terhadap kredit yang penarikannya secara bertahap, maka bobot risiko dihitung berdasarkan penarikan kredit pada tahap yang bersangkutan. Dalam perhitungan kecukupan permodalan bank, bobot kategori risiko (ATMR) berperan dalam menentukan jumlah minimum permodalan yg harus dimiliki oleh bank (Capital Adequacy Ratio) yaitu sebesar 8% dari total ATMR. Perhitungan ATMR berdasarkan Surat Edaran Nomor 2/12/DPNP: 23

1) Aktiva produktif dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan atau Macet dalam penghitungan ATMR dinilai sebesar nilai buku. Nilai buku adalah nilai Aktiva Produktif setelah dikurangi dengan cadangan khusus PPAP yang dibentuk. 2) Ketentuan mengenai Aktiva Produktif dan PPAP didasarkan pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31/148/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, 3) Bobot risiko Aktiva Produktif bank yang memperoleh jaminan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) disetarakan dengan bobot risiko Aktiva Produktif yang dijamin oleh Pemerintah Pusat, yaitu dengan bobot risiko sebesar 0% (nol perseratus) sebesar bagian yang dijamin oleh BPPN, a. Agar dapat disetarakan dengan jaminan dari Pemerintah Pusat maka jaminan dari BPPN sebagaimana dimaksud dalam butir 3, wajib memenuhi persyaratan yaitu : 1) bersifat irrevocable, 2) Harus dapat dicairkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diajukannya klaim, 3) Jangka waktu jaminan sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu aktiva produktif. 24

2.2 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.2.1 Kerangka Konseptual Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia. Bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka dapat dibuat suatu kerangka konseptual dari pengaruh rasio rentabilitas yang terinci dalam Return On Assets (ROA), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), serta rasio likuiditas yang terinci dalam Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Capital Adequacy Ratio () pada gambar berikut : Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Return On Assets (ROA) Rentabilitas (X 1 ) Biaya Operasional Terhadap pendapatan Operasional (BOPO) (X 2 ) Capital Adequacy Ratio () (Y) Likuiditas Loan to Deposit Ratio (LDR) (X 3 ) 25

2.2.2 Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti menetapkan hipotesis atas permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : H 1 : Return On Assets (ROA) berpengaruh secara parsial terhadap Capital aequacy ratio () pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H 1 : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara parsial terhadap Capital aequacy ratio () pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H 3 : Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara parsial terhadap Capital aequacy ratio () pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia H 4 : Return On Assets (ROA), Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara simultan terhadap Capital aequacy ratio () pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 26