BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Bab ini membahas tentang hakikat IPA, pembelajaran IPA di SD, keterampilan proses sains, model ASSURE, kajian

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Slavin (Nur, 2002) bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN PROSES DALAM IPA SD. Ridwan Efendi, M.Pd

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan. mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung menggunakan eksperimen. Belajar harus bersifat menyelidiki

II. TINJAUAN PUSTAKA. keterampilan-keterampilan tertentu yang disebut keterampilan proses. Keterampilan Proses menurut Rustaman dalam Nisa (2011: 13)

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

II. LANDASAN TEORI. Pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) yaitu suatu metode. bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. biologi belum secara maksimal diterapkan, terutama dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan dasar bagi ilmu pengetahuan yang lain, seperti kedokteran,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha manusia untuk men bumbuhkan dan

Pendekatan Keterampilan Proses Sains

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan siswa yang

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

I. PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. apa yang sedang dipelajarinya dalam proses pembelajaran. LKS juga

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam (Holil, 2009).

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Benda dan Energi Dengan Menggunakan Metodeekpeerimen Pada Siswa Kelas III SDN 21 Ampana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

Oleh: Kartimi, Ria Yulia Gloria dan Ayani. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar IPA (Dewi Kumala Santi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Irpan Maulana, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah sesuatu

PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENDEKATAN LINGKUNGAN DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR MATERI PENGHEMATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Masalah pada dasarnya merupakan hal yang sangat sering ditemui dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu peristiwa yang diamati yang kemudian diuji kebenarannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya ada tiga hal yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. masalah itu sendiri sehingga pembelajaran akan lebih terpusat pada siswa untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting yang dikembangkan oleh guru untuk siswa. Pemanfaatan bahan ajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan konstruksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dedukasi. IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Dalam penelitian ini, metode penelitian dengan penggunaan Metode

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

I. PENDAHULUAN. dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang membangun spirit kewirausahaan. bidang ilmu biologi sering disebut dengan bioentrepreneurship.

I. PENDAHULUAN. yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai pendidikan yang. diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model inkuiri terbimbing merupakan suatu model yang digunakan guru untuk

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Bab ini membahas tentang hakikat IPA, pembelajaran IPA di SD, keterampilan proses sains, model ASSURE, kajian hasil penelitian yang relevan dan kerangka berpikir yang secara rinci akan diuraikan sebagai berikut. A. Hakikat IPA Ilmu pengetahuan alam atau Natural Science merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji gejala-gejala alam sememesta (Ribkahwati et al, 2012 : 1). IPA atau sains juga merupakan suatu proses yang menghasilkan pengetahuan. Proses tersebut tergantung pada proses observasi yang cermat terhadap fenomena dan pada teori-teori temuan untuk memaknai hasil observasi tersebut. H.W. Fowler mengatakan IPA merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan geala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi (Abdullah Aly, 2013 : 18). Hakikat IPA terdiri atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Pertama IPA sebagai produk yaitu kumpulan dari hasil penelitian yang sudah membentuk konsep telah dikaji sebagai kegiatan empitis dan kegiatan analisis. Kedua IPA sebagai proses untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Ketiga IPA sebagai sikap yaitu sikap ilmiah yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran (Trianto, 2012:137). Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan tentang alam yang didapat melalui metode ilmiah dan merupakan hasil dari ekperimen atau observasi. B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat penting untuk diberikan karena dapat melatih siswa untuk berpikir dan bertindak secara rasional dan ilmiah. Pembelajaran IPA di SD diarahkan untuk membantu siswa memperoleh pemahaman mendalam tentang alam sekitar, hal ini berguna untuk mengembangkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah 8

9 serta mengkonstruksikan pengetahuan melalui proses. IPA diperlukan oleh siswa sekolah dasar karena IPA dapat memberikan iuran untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di sekolah dasar. Dengan pengajaran IPA diharapkan siswa akan dapat: 1. Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnnya. 2. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA, berupa keterampilan proses atau metode ilmiah yang sederhana. 3. Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya serta menyadari kebesaran Penciptanya. 4. Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Darmodjo et al, 1992/1993 : 6). C. Keterampilan Proses Sains / IPA Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ( Rustaman et al, 2013 : 9). Keterampilan proses melibatkan keterampilan keterampilan kognitiv atau intelektual, manual, dan social. Carin menyampaikan beberapa alasan pentingnya keterampilan proses. Pertama, dalam praktiknya apa yang dikenal dalam sains merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan. Kedua, keterampilan proses sains merupakan keterampilan belajar sepanjang hayat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari hari, bahkan untuk bertahan hidup (Rustama et al, 2013 : 9 10). Terdapat berbagai macam jenis keterampilan proses sains, setiap jenis keterampilan memiliki indikatornya tersendiri. Di bawah ini disajikan jenis keterampilan proses sains dengan indikator-indikatornya, hal ini berguna untuk mempermudah mempelajari keterampilan proses sains dan

10 mengembangkannya dalam merencanakan pembelajaran IPA dalam tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel 2.1 JENIS KETERAMPILAN PROSES IPA DAN INDIKATOR No KPS Indikator 1 Mengamati (observasi) a. Menggunakan sebanyak mungkin indera b. Mengumpulkan/ menggunakan fakta yang relevan 2 Mengelompokkan (klasifikasi) a. Mencacat setiap pengamatan secara terpisah b. Mencari perbedaan dan persamaan c. Mengontraskan ciri-ciri d. Membandingkan e. Mencari dasar pengelompokan atau penggolongan f. Menguhubungkan hasil-hasil pengamatan 3 Menafsirkan (interpretasi) a. Menghubungkan hasil-hasil pengamatan b. Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan c. Menyimpulkan 4 Meramalkan (prediksi) a. Menggunakan pola-pola hasil pengamatan b. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5 Mengajukan pertanyaan a. Bertanya apa, bagaimana dan mengapa b. Bertanya untuk meminta penjelasan c. Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis 6 Berhipotesis a. Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian b. Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah 7 Merencanakan percobaan/ penelitian a. Menentukan alat/ bahan/ sumber yang digunakan b. Menentukan variabel/ faktor penentu c. Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicacat d. Menentukan apa yang dilaksanakan berupa langkah kerja 8 Menggunakan alat/ bahan a. Memakai alat/ bahan b. Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/ bahan c. Mengetahui bagaimana menggunakan alat/ bahan 9 Menerapkan konsep a. Menggunakan konsep yang telah dipelajari pada situasi baru b. Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi 10 Berkomunikasi a. Mengubah bentuk penyajian b. Memberikan/ menggambarkan data empiris hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram c. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis d. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian e. Membaca grafik atau diagram f. Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah atau suatu peristiwa

11 11 Melakukan percobaan/ bereksperimen (Rustaman, 2013 : 28-29) D. Model ASSURE Model ASSURE merupakan rujukan bagi pendidik dalam membelajarkan peserta didik dalam pembelajaran yang direncakan dan disusun secara sistematis dengan mengintegrasikan teknologi dan media sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna bagi peserta didik ( Achmadi, 2014 : 37). Model ASSURE lebih berorientasi kepada pemanfaatan media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktivitas pembelajaran yang efektif dan menyenangkan (Pribadi, 2011 : 29). Pemanfaatan media dan teknologi menjadi suatu keharusan karena digunakan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran (Pribadi, 2011 : 31). Smaldino, Lowther, dan Russel (2011) menyebutkan langkah-langkah menyusun pembelajaran yang efektif dengan menggunakan model ASSURE sebagai dengan tabel 2.2 sebagai berikut : Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran ASSURE No Langkah-langkah model pembelajaran ASSURE 1 Menganalisa pembelajar Menganalisa pemelajar memungkinkan guru dalam merencanakan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswanya. 2 Menyatakan standard dan tujuan Standar dan tujuan ini bertujuan untuk 1) dasar untuk pemilihan strategi, teknologi dan media 2) dasar untuk penilaian 3) dasar untuk ekplektasi siswa. 3 Memilih strategi, teknologi dan material Dalam memilih strategi, teknologi dan material yang perlu diperhatikan adalah strategi harus berpusat pada guru dan siswa dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada, dan karakteristik siswa, sedangkan material yang disampaikan bisa dengan memilih materi yang tersedia, mengubah materi yang tersedia atau merancang materi baru sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 4 Menggunakan teknologi, media dan materi Penggunaan teknologi, media dan materi dibutuhkan perencanaan yakni : 1) pratinjau maksudnya apakah sudah sesuai dengan tujuan belajar atau belum 2) menyiapkan materi yang mendukung pengajaran 3) menyiapkan lingkungan yang akan dipakai dalam pembelajaran 4) menyiapkan pemelajar 5) menyiapkan pengalaman belajar. 5 Mengharuskan partisipasi pemelajar Setelah mengikuti pembelajaran siswa diberi umpan balik informatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. 6 Mengevaluasi dan merevisi Evaluasi bertujuan untuk menilai sejauh mana tujuan belaar tercapai oleh siswa serta untuk strategi, teknologi dan media sudah berjalan secara efektif dan membangkitkan minat para siswa atau belum. Sedangkan revisi bertujuan untuk memperbaiki hasil belajar dan merevisi strategi, teknologi dan media.

12 Model ASSURE memiliki beberapa manfaat atau kelebihan, yaitu (1) Sedehana, relative mudah untuk diterapkan, (2) Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar, (3) Komponen KBM lengkap dan (4) Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM. Selain itu juga model ASSURE ini memiliki keterbatasan atau kekurangan diantaranya: (1) Tidak mengukur dampak terhadap proses belajar karena tidak didukung oleh komponen suprasistem, (2) Adanya penambahan tugas dari seorang pengaar, (3) Perlunya upaya khusus dalam mengarahkan peserta didik untuk persiapan KBM (Prawiradilaga, 2007 : 47-48). 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Terdapat beberapa penelitian relevan yang akan dibahas dalam kajian ini. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sri Giarti yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran ASSURE Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bengle Kecamatan Wonosegoro-Boyolali. Persamaan dengan penelitian ini adalah penggunaan model ASSURE dalam pembelajaran IPA. Hasil penelitian sebelum pelaksanaan siklus siswa yang tuntas KKM > 70 hanya 3 siswa dari 20 siswa (25%) dengan minat belajar 33%, pada pembelajaran siklus I siswa yang tuntas KKM hanya 5 siswa (83%) dengan minat belajar sebesar (50%). sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas KKM menjadi 10 siswa (100%) dengan minat belajar sebesar (83%). Berdasarkan penelitian tersebut menunjukan bahwa model pembelajaran ASSURE efektif dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA. Penelitian kedua dilakukan oleh Maria Singerin yang berjudul Penerapan Model ASSURE Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Kelas V SDN Madyopuro 4 Kota Malang. Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan pembelajaran IPA melalui penggunaan model ASSURE. Hasil belajar pada pra tindakan mencapai 60,15% dimana siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 13 orang (40,6%) dan yang belum mencapai ketuntasan 19 orang (59,4%). Pada siklus I hasil belajar mencapai (69,22%) menunjukan siswa yang mencapai ketuntasan 18 orang (56,52%) dan yang belum mencapai ketuntasan 14 orang (43,75%). Sedangkan pada siklus II hasil belajar mencapai (82,12%) dan siswa

13 yang mencapai ketuntasan 27 orang (81,81%) dan belum mencapai ketuntasan mencapai 6 orang (18,18%). Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa model ASSURE efektif dalam meningkatkan pembelajaran IPA. 2.3 Kerangka Berpikir Masalah 1. Siswa yang lebih menekankan belajar dengan menghafal dibandingkan dengan memahami konsep dasarnya. 2. Kurangnya alat peraga yang disediakan dalam menunjang pembelajaran. 3. Kurangnya pengunaan media pembelajaran oleh guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Solusi Model ASSURE merupakan salah satu jalan keluar yang dapat digunakan oleh guru. Model ini dapat digunakan guru untuk merancang pembelajaran secara sistematis yang memadukan media dan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran. Kelebihan Model ASSURE 1. Sederhana dan relative mudah diterapkan. 2. Dapat dikembangkan sendiri oleh pengajar. 3. Komponen KBM lengkap. 4. Peserta didik dapat dilibatkan dalam kegiatan KBM. Langkah langkah Model ASSURE 1. Analisis karakteristik siswa. 2. Menetapkan tujuan pembelajaran yang spesifik. 3. Memilih strategi, teknologi dan bahan ajar yang digunakan. 4. Menggunakan teknologi, media dan materi dalam pembelajaran. 5. Mengharuskan partisipasi pemelajar. 6. Mengevaluasi dan revisi. Target Penelitian ini menggunakan model pembelajaan ASSURE untuk meningkatkan keterampilan proses IPA siswa kelas 5 SD Negeri Asinan 01. Gambar 2.1 Kerangka Pikir Model Assure dalam Meningkatkan Keterampilan Proses IPA

14 2.4 Hipotesis Tindakan Berdaarkan kerangka berpikir diatas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian, yaitu Model pembelajaran ASSURE dapat meningkatkan keterampilan proses IPA pada siswa kelas 5 SD Negeri Asinan 01 semester I Tahun Ajaran 2017/2018.