PERATURAN SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 34030/UN4.2/OT.10/2017 TENTANG PENYARINGAN CALON REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN PERIODE 2018-2022 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN, Menimbang: bahwa berdasarkan Pasal 6 ayat (9) Peraturan MWA Nomor 19950/UN4.0/OT.10/2017 tentang Pemilihan Rektor Universitas Hasanuddin maka dipandang perlu dibuatkan Peraturan SA tentang penyaringan calon rektor Unhas periode 2018-2022. Mengingat: 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 Tentang Statuta Universitas Hasanuddin pasal 17 ayat (1); 2. Peraturan MWA Nomor: 25919/UN4.0/OT.05/2016 tentang Tata Kerja Antar Organ; 3. Peraturan Senat Akademik Nomor: 41291/UN4.A/SN.07/2015 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Senat Akademik Universitas Hasanuddin. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SENAT AKADEMIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TENTANG PENYARINGAN CALON REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN.
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Universitas Hasanuddin yang selanjutnya disebut Unhas adalah perguruan tinggi negeri badan hukum. 2. Majelis Wali Amanat yang selanjutnya disingkat MWA adalah organ Unhas yang menetapkan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang non akademik. 3. Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah organ Unhas yang menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. 4. Rektor adalah organ Unhas yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan Unhas. 5. Kelompok Kerja Penyaringan adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Pimpinan SA untuk melaksanakan penyaringan calon rektor yang selanjutnya disebut Pokja. 6. Sivitas akademika adalah masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa di Unhas. 7. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan universitas dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 8. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat dengan tugas utama menunjang penyelenggaraan pendidikan tinggi di Unhas. 9. Kertas kerja adalah pokok-pokok pikiran untuk pengembangan Unhas yang tertuang dalam visi, misi dan rencana pengembangan Unhas 2030. 10. Bakal calon rektor adalah nama-nama yang telah ditetapkan oleh MWA melalui proses penyaringan. 11. Calon rektor adalah nama-nama yang telah ditetapkan oleh SA melalui proses penyaringan.
BAB II ASAS Pasal 2 Penyaringan calon rektor oleh anggota SA dilakukan dengan asas langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil. BAB III CALON REKTOR Pasal 3 (1). Calon Rektor adalah bakal calon rektor yang telah ditetapkan oleh SA melalui proses penyaringan. (2). Bakal calon rector sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh MWA dan disampaikan kepada SA untuk dilakukan penyaringan. BAB IV TAHAP PENYARINGAN Bagian Kesatu Tata Cara Penyampaian Kertas Kerja Pasal 4 (1). Penyampaian kertas kerja bakal calon rektor dilakukan dihadapan sidang khusus SA. (2). Pimpinan SA menyampaikan undangan resmi kepada bakal calon rektor (3). Bakal calon rektor wajib mempresentasikan kertas kerja. (4). Presentasi kertas kerja oleh bakal calon rektor ditanggapi oleh panelis yang ditetapkan oleh pimpinan SA. (5). Bakal calon rektor yang tidak mempresentasikan kertas kerja dinyatakan gugur. (6). Presentasi kertas kerja dilakukan dihadapan rapat paripurna SA.
Bagian Kedua Tata Cara Pemungutan Suara Pasal 5 (1). Pemungutan suara dilakukan setelah pemaparan kertas kerja dan diskusi/tanggapan dari peserta sidang yang ditunjuk pada hari yang sama. (2). Pemungutan suara dilakukan dengan cara mencentang gambar bakal calon rektor pada kertas suara yang disiapkan. (3). Pemungutan suara dilakukan pada bilik suara yang telah disiapkan. (4). Suara dinyatakan sah bila hanya terdapat satu centangan pada salah satu gambar bakal calon rektor. (5). Surat suara yang telah dicentang dimasukkan pada kotak suara yang telah disediakan. (6). Setiap anggota SA memiliki 1 (satu) hak suara dan digunakan secara langsung. Bagian Ketiga Tata Cara Penghitungan Suara Pasal 6 (1). Pembukaan kotak suara dilakukan oleh ketua bersama sekretaris Pokja segera setelah proses pemungutan suara dinyatakan selesai. (2). Pembukaan kotak suara dan penghitungan jumlah surat suara disaksikan oleh 2 (dua) orang anggota SA yang ditunjuk oleh pimpinan sidang. (3). Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan dapat dihadiri oleh bakal calon rektor. (4). Apabila terdapat bakal calon rektor yang memperoleh jumlah suara yang sama dan sulit untuk menentukan 3 (tiga) suara terbanyak, maka perlu dilakukan pemilihan ulang. (5). Hasil penghitungan suara dituangkan dalam Berita Acara Penghitungan Suara. (6). Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Pokja dan saksi-saksi.
Bagian Keempat Penetapan Calon Rektor Pasal 7 (1). Berita acara penghitungan suara diserahkan oleh Ketua Pokja kepada Ketua SA untuk ditetapkan sebagai calon rektor. (2). Berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Ketua SA menetapkan 3 (tiga) calon rektor yang memperoleh suara terbanyak. (3). SA menetapkan calon rektor dengan keputusan SA. (4). SA menyampaikan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada masing-masing calon rektor. (5). Penyampaian nama-nama calon rektor kepada MWA dilakukan paling lambat tanggal 28 Februari 2018. (6). Nama calon rektor disampaikan kepada MWA berdasarkan urutan alfabet disertai dengan berita acara. (7). Berita acara sebagaimana dimaksud ayat (6) meliputi berita acara penghitungan suara dan berita acara rapat paripurna SA tentang penetapan calon rektor. Bagian Kelima Sahnya Rapat Pasal 8 (1). SA mengadakan rapat paripurna untuk penyaringan calon rektor. (2). Rapat SA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah, jika dihadiri lebih dari lima puluh persen anggota SA. (3). Apabila belum memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), rapat ditunda selama 2 x 15 menit. (4). Setelah ditunda sebagaimana dimaksud pada ayat (3), jumlah anggota yang hadir belum juga mencapai syarat sah, maka rapat dilanjutkan dan dinyatakan sah.
BAB V PENUTUP Pasal 9 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkannya. Ditetapkan di: Makassar Pada Tanggal : 28 Nopember 2017 Ketua Senat Akademik H.M. Tahir Kasnawi NIP 194809131978031001