III HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
III HASIL DAN PEMBAHASAN

II METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK BACKSCATTER CITRA ALOS PALSAR PADA TEGAKAN HUTAN TANAMAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Separabilitas Untuk mengetahui tingkat keterpisahan tiap klaster dari hasil klastering (Tabel 5) digunakan analisis separabilitas. B

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

Lampiran 1. Peta Areal Hutan Tanaman Acacia mangium PT. Sumatera Riang Lestari Sektor Sei Kebaro

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Matrik korelasi antara peubah pada lokasi BKPH Dungus

Latar belakang. Kerusakan hutan. Perlu usaha: Perlindungan Pemantauan 22/06/2012

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan

II. BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan Data 3.2 Alat dan Objek Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pemilihan Pohon Contoh

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2009.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-November Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Proses Pemulihan Vegetasi METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

5. SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Data 3.3 Tahapan Pelaksanaan

II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. hutan yang luas diberbagai benua di bumi menyebabkan karbon yang tersimpan

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

Legenda: Sungai Jalan Blok sawah PT. Sang Hyang Seri Kabupaten Subang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Lampiran 1. Data Pengukuran Tanaman Contoh Nomor Umur (tahun) Berat Basah (gram) Diameter (cm) Plot Tinggi Total (cm) Luas Tajuk (cm²) Pohon

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada tegakan Hevea brasiliensis yang terdapat di

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

IV. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN CADANGAN KARBON HUTAN TANAMAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENYUSUNAN MODEL PENDUGAAN DAN PEMETAAN BIOMASSA PERMUKAAN PADA TEGAKAN JATI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA


BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

V HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI JASA LINGKUNGAN TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus hybrid) DALAM PENYIMPANAN KARBON DI PT. TOBA PULP LESTARI (TPL). TBK

Penelitian dilakukan di areal HPH PT. Kiani. penelitian selama dua bulan yaitu bulan Oktober - November 1994.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan hutan tanaman yang berkelanjutan dan lestari membutuhkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN


Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV PENGARUH METODE EKLEKTIK TERHADAP MINAT BELAJAR BAHASA ARAB SISWA KELAS X IPS I DI MAN PEMALANG

KANDUNGAN VOLUME KAYU BATANG PADA HUTAN ALAM JENIS AMPUPU (Eucalyptus urophylla) Lusia Sulo Marimpan *

MODEL PERTUMBUHAN DAN HASIL HUTAN TANAMAN Eucalyptus grandis HILL EX MAIDEN DI AEK NAULI SIMALUNGUN SUMATRA UTARA

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

9/21/2012 PENDAHULUAN STATE OF THE ART GAMBUT DI INDONESIA EKOSISTEM HUTAN GAMBUT KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGGI SUMBER PLASMA NUTFAH TINGGI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hubungan Rentang Diameter Dengan Angka Bentuk Jenis Kapur (Dryobalanops aromatica) pada Hutan Produksi Terbatas

Bab IV Analisis dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi Penelitian 3.2 Objek dan Alat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu

Transkripsi:

25 III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Tegakan Tegakan tanaman Eucalyptus grandis pada PT HTI Toba Pulp Lestari memiliki rotasi tebangan yang relatif pendek dengan kisaran umur antara umur tanam satu tahun hingga umur tanam lima tahun. Tegakan Eucalyptus grandis mempunyai rotasi tebangan lima tahun. Meskipun interval umur tanaman tersebut relatif pendek tetapi cukup memiliki perbedaan (Tabel 3). Tabel 3 Data lapangan tanaman Eucalyptus grandis. Diameter (cm) LAI Tinggi pohon (m) Jumlahpohon (n) Terkecil 5,80 0,41 1,98 60,00 2,00 Rata-Rata 11,17 0,66 9,40 68,00 2,71 Terbesar 17,34 0,92 17,43 75,00 3,01 Nilai Peubah Diameter tajuk (m) Data pengukuran lapangan pada Tabel 3 menggambarkan bahwa adanya perbedaan yang cukup besar antara nilai terendah dan tertinggi pada peubah dimensi tegakan hutan tanaman Eucalyptus grandis. Pengolahan data lapangan menjadi volume pohon, luas tajuk, kerapatan, luas bidang dasar (LBDS) dan biomassa diatas permukaan tanah disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Data pengolahan tanaman Eucalyptus grandis. Nilai Peubah Volume m 3 /ha Luas tajuk (m 2 /plot) Kerapatan (n/ha) LBDS (m2/ha) Biomassa (ton/ha) Terkecil 0,31 305,93 596 2,84 8,33 Rata-Rata 6,96 589,02 646 6,13 68,86 Terbesar 20,12 706,50 745 9,87 170,27 Data Tabel 4 menggambarkan bahwa dimensi tegakan tanaman Eucalyptus grandis memiliki pertumbuhan yang relatif berbeda antara kelas umur tanaman muda dan kelas umur tanaman tua. Menurut Latifah (2004) pertumbuhan tanaman Eucalyptus grandis untuk setiap kelas umur sangat

bervariasi baik untuk pertumbuhan diameter pohon, pertumbuhan tajuk, maupun pertambahan riap volume. 3.1.1 Diameter Batang Pada peubah diameter batang pohon ada perbedaan antara kelas umur dimana diameter batang terendah pada umur tanaman satu tahun (0,058 m) dan diameter terbesar pada umur tanaman empat tahun (0,17 m) ( Tabel 5). Tabel 5 Diameter batang tanaman Eualyptus grandis. Umur (Tahun) Diameter batang (m) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 0,058 0,061 0,069 2 0,090 0,097 0,104 3 0,113 0,129 0,141 4 0,149 0,159 0,178 Data diameter pada Tabel 5 menjelaskan bahwa ada perbedaan diameter yang cukup besar antara tanaman umur satu tahun hingga tanaman umur empat tahun. Perbedaan diameter tersebut tetap terlihat pada setiap kelas umur tanaman. Selain itu data tersebut menggambarkan perbedaan ukuran diameter yang sangat besar antara umur tanaman muda dan umur tanaman tua. Diameter tersebut juga memungkinkan akan terjadi perbedaan volume dan biomassa pada setiap kelas umur. 3.1.2 Tinggi Pohon Data pengukuran tinggi pohon tanaman Eucalyptus grandis juga mengalami perbedaan pada setiap kelas umur tanaman. Berdasarkan pengukuran dilapangan, ditemukan adanya perbedaan tinggi tanaman, terutma antara umur tanaman satu tahun dan umur tanaman dua tahun. Sedangkan tinggi pada umur tanaman tiga tahun dan umur tanaman empat tahun juga berbed. Untuk lebih jelasnya, rekapitulasi data dapat di lihat pada Tabel 6.

27 Tabel 6 Tinggi total tanaman Eucalyptus grandis. Umur (Tahun) Tinggi total (m) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 1,89 2,39 3,00 2 5,80 6,69 7,31 3 10,51 11,57 12,22 4 16,39 16,96 17,42 3.1.3 Diameter Tajuk Pada pengukuran diameter tajuk terlihat adanya perbedaan antara kelas umur, baik diameter tajuk umur tanaman muda maupun diameter tajuk umur tanaman tua (Tabel 7). Tabel 7 Diameter tajuk tanaman Eucalyptus grandis. Umur (Tahun) Diameter tajuk (m) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 2,00 2,09 2,63 2 2,48 2,76 2,93 3 2,86 2,98 3,00 4 2,84 2,96 3,00 Data pada Tabel 7 menjelaskan bahwa diameter tajuk pada umur tanaman satu tahun terlihat sangat kecil dan tidak merata pertumbuhan diameter tajuknya bila dibandingkan dengan diameter tajuk pada umur tanaman dua tahun. Umur tanaman tiga tahun dan umur tanaman empat tahun diameter tajuk hampir merata di setiap plot contoh. Perbedaan diameter tajuk tersebut akan berpengaruh pula pada luas tajuk tanaman Eucalyptus grandis, baik untuk tanaman yang berumur muda maupuan tanaman tua. Luas tajuk tanaman tersebut dapat disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Luas tajuk tanaman Eucalyptus grandis. Umur (Tahun) Luas tajuk (m²/plot) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 30,59 34,87 54,31 2 44,40 60,22 67,43 3 64,21 69,58 70,65 4 63,53 68,94 70,65 3.1.4 Volume Pohon Data perhitungan volume pohon tanaman Eucalyptus grandis memperlihatkan adanya perbedaan berdasarkan kelas volume (Tabel 9). Pertambahan volume untuk setiap umur tanaman naik secara cepat terutama pada umur tanaman tiga tahun hingga empat tahun. Tabel 9 Volume pohon tanaman Eucalyptus grandis. Umur (Tahun) Volume pohon (m³/ha) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 0,3 0,38 0,650 2 2,3 2,25 2,95 3 6,22 7,62 9,47 4 14,5 17,12 20,12 3.1.5 Kerapatan Pohon Data data lapangan dan perhitungan kerapatan pohon atau jumlah pohon (n) pada setiap plot contoh berkisar 596 pohon hingga 745 pohon. Hasil perhitungan kerapatan tegakan tanaman Eucalyptus grandis, tersebut disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Kerapatan pohon Tanaman Eucalyptus grandis. Umur (Tahun) Karapatan pohon (n/ha) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 596,37 672,57 745,46 2 616,25 674,56 745,46 3 606,25 683,84 745,46 4 646,07 693,11 745,46

29 Pada Tabel 10 menjelaskan bahwa kerapatan pohon terbesar pada semua tingkatan umur sama yaitu 745,46 pohon/ha. Selain itu juga terlihat pada Gambar 13 bagaimana bentuk pertumbuhan tanaman Eucalyptus grandis pada umur tiga tahun yang terlihat sangat rapat antara pohon yang satu dengan pohon yang lain. Gambar 12 Kerapatan tanaman Eucalyptus grandis di Area HTI PT TPL. 3.1.6 Luas Bidang Dasar (LBDS) Data hasil perhitungan luas bidang dasar dasar tegakan Eucalyptus grandis menjelaskan bahwa nilai paling besar dijumpai pada tanaman berumur empat tahun yaitu 2,84 m²/ha, sedangkan yang paling rendah pada tanaman berumur satu tahun yaitu 9,32 m²/ha (Tabel 11). Tabel 11 Luas bidang dasar tanaman Eucalyptus grandis. Luas bidang dasar (m²/ha) Umur (Tahun) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 3,088 3,352 4,253 2 4,900 5,240 5.,630 3 6,273 6,814 8,320 4 2,840 8,819 9,320

3.1.7 Biomassa Biomassa tegakan tanaman Eucalyptus grandis, diatas permukaan tanah memiliki perbedaan antara setiap kelas umur disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Biomassa tanaman Eucalyptus grandis. Umur (Tahun) Biomassa pohon (ton/ha) Terkecil Rata-rata Terbesar 1 8,34 11,904 14,599 2 34,27 38,156 44,82 3 66,29 82,559 106,24 4 115,27 142,559 170,27 Data sebagaimana pada Tabel 12 menggambarkan bahwa setiap umur tanaman memiliki nilai biomassa yang cukup bervariasai mulai dari umur satu tahun hingga umur empat tahun. Selain itu bisa dijelaskan bahwa biomassa tanaman Eucalyptus grandis memiliki sediaan yang berbeda pada umur satu tahun hingga umur empat tahun dan ini menandahkan perbedaan kelas umur untuk setiap umur tanaman Eucalyptus grandis diareal PT HTI TPL sektor tele. 3.1.8 Leaf Area Indeks (LAI) Data LAI yang diperoleh menggunakan software hemivew berkisar antara 0.41 dan 1.18. Pengambilan data LAI menggunakan kamera digital disajikan pada Gambar 13. Kemudian diolah sehingga memperoleh indeks LAI. Selain foto leaf area indeks juga diambil beberapa foto lapangan berdasarkan kelas umur tegakan tanaman Eucalyptus grandis (Gambar 14).

31 (a) (b) Gambar (c ) (d) 13 Foto lapangan LAI berdasarkan kelas umur : (a) Foto LAI umur satu tahun, (b) Foto LAI umur dua tahun, (c) Foto LAI umur tiga tahun dan (d) Foto LAI umur empat tahun.

(a) (b)

33 (c ) Gambar 14 Foto kelas umur tanaman Eucalyptus grandis : (a) tanaman umur satu tahun, (b) tanaman umur dua tahun, (c ) tanaman umur tiga tahun dan (d) tanaman umur empat tahun. (d)

3.2 Hubungan antara peubah tegakan Eucalyptus grandis Hubungan antara diameter tegakan dengan beberapa peubah lainnya, disajikan pada Gambar (15). Volume (m³/ha) 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 y = 0.171x 2 2.167x + 7.237 R² = 0.925 0.00 10.00 20.00 Biomassa (ton/ha) 200.000 150.000 100.000 50.000 0.000 y = 0.932x 2 7.755x + 24.89 R² = 0.917 0.00 10.00 20.00 Diameter rata rata (cm) Diameter rata rata (cm) (a) (b) Luas Bidang Dasar (m²/ha) 15.000 10.000 5.000 0.000 y = 0.540x + 0.017 R² = 0.910 0.00 10.00 20.00 Diameter rata rata (cm) Tinggi Pohon rata rata (m) 20.00 y = 1.430x 6.738 15.00 R² = 0.929 10.00 5.00 0.00 0.00 10.00 20.00 Diameter rata rata (cm) (c) (d) Gambar 15 Hubungan antara diameter rata-rata dengan ; (a) volume, (b) biomassa, (c) luas bidang dasar dan (d) tinggi pohon rata-rata. Gambar 15 menjelaskan bahwa ukuran diameter rata-rata (cm) tanaman Eucalyptus grandis memiliki hubungan yang erat dengan volume pohon (m³/ha), biomassa (ton/ha), luas bidang dasar (m²/ha) dan tinggi pohon (m). Hubungan antara diameter rata-rata (m) dengan sedia tegakan volume pohon (m³/ha) menghasilkan koefisien determinasi (R²) sebesar 92,5%. Demikian pula hubungan diameter rata-rata dengan biomassa diatas permukaan tanah menghasilkan nilai R² sebesar 91,7%. Hubungan diameter rata-rata dengan luas bidang dasar dan antara diameter rata-rata dengan tinggi pohon secara berurutan nilai R² adalah 91% dan 92,9%.

35 Diameter Tajuk ratarata (m) 4 3 2 1 0 y = 0.414ln(x) + 1.867 R² = 0.731 0.00 10.00 20.00 Volume rata rata (m³/ha) 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 y = 0.065x 2 0.111x + 0.294 R² = 0.985 0.00 10.00 20.00 Tinggi rata rata (m) Tinggi rata rata (m) (a) (b) Biomassa (ton/ha) 200.000 150.000 100.000 50.000 0.000 y = 0.26x 2 + 3.973x + 0.644 R² = 0.964 0.00 10.00 20.00 Tinggi rata rata (m) (c) Gambar 16 Hubungan antara tinggi pohon rata-rata dengan; (a) diameter tajuk, (b) volume pohon dan (c) biomassa. Gambar 16 menjelaskan bahwa ukuran tinggi pohon (m) memiliki hubungan korelasi dengan diameter tajuk (m), volume pohon (m³/ha) dan biomassa diatas permukaan tanah (ton/ha). Hubungan antara tinggi rata-rata dengan diameter tajuk memiliki koefisien determinasi (R²) sebesar 73,1%. Demikian juga antara tinggi rata-rata dengan volume pohon dan antara tinggi rata-rata dengan biomassa secara berturut-turut nilai R² adalah 98,5% dan 96,4%. 3.2 Hasil Pengolahan Data Citra 3.2.1 Nilai Backscatter Nilai backscatter pada citra ALOS PALSAR diperoleh dari nilai dijital number (DN) setiap pixel yang dikonversi kedalam nilai backscatter menggunakan persamaan Shimada et al. (2009). Konversi dilakukan pada citra resolusi 6,25 m dan citra resolusi 50 m. Rentang nilai terkecil

sampai dengan terbesar dari backscatter citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m untuk polarisasi HH dan polarisasi HV disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Nilai backscatter pada citra resolusi 6,25 m. Backscatter Minimum Maksimum Rata-rata HH -5,36939-8,15207-6,2163 HV -10,0946-12,9661-11,8526 Pada Tabel 13 menjelasan bahwa nilai backscatter polarisasi HH lebih tinggi (-4.63844) dibandingkan dengan nilai backscatter polarisasi HV(-12.573). Demikian pula citraalos PALSAR resolusi 50 m yang nilai backscatter polarisasi HH lebih tinggi dibandingkan dengan nilai backscatter polarisasi HV (Tabel 14). Tabel 14 Nilai backscatter pada citra resolusi 50 m. Backscatter Minimum Maksimum Rata-rata HH -4,63844-7,62521-5,79713 HV -12,5737-15,8381-14,4837 Dengan kata lain nilia backscatter baik pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m maupun citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 m mempunyai pola yang sama dimana polarisasi HH lebih tinggi dibandingkan dengan polarisasi HV. Menurut Purwadhi (2001) kekasaran permukaan menyebabkan perbedaan pemantulan pulsa RADAR. Tanaman Eucalyptus grandis pada usia tua cenderung memiliki tingkat kekasaran permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman umur satu tahun. 3.2.2 Hasil Klastering Pada studi ini jumlah klaster awal yang dibuat adalah 20 klaster, baik untuk citra resolusi 50 m maupun untuk citra resolusi 6,25 m, secara spesifik jarak antara klaster dihitung menggunakan jarak Euclidean dan digambarkan dengan metode lingkage disajikan pada Gambar 17.

37 (a) (b) Gambar 17 Hasil Dendogram citra resolusi 6.25m : (a) 20 klaster dan (b) 5 klaster

Pada Gambar 17 terlihat bahwa jumlah klaster awal pada dendogram adalah 20 klaster dan berdasarkan hasil separabilitas diketahui bawah beberapa pasangan mempunyai nilai separabilitas yang sangat rendah. Lebih lanjut dilakukan proses penggabungan klaster dan diperoleh 5 klaster (Gambar 17b). Hasil penggabungan tersebut diperoleh nilai separabilitas yang cukup baik (Tabel16) dan nilai backscatter yang dianalisis menggunakan jarak Euclidean disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 Matrik jarak Euclidean citra Alos Palsar resolusi 6,25 m. C1 C2 C3 C4 C5 C1 4,5245 78,0672 9,3691 2,5426 C2 77,4704 4,9168 4,7541 C3 76,1845 76,0761 C4 8,9061 C5 Berdasarkan hasil klasifikasi yang dilakukan pada citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m, dari lima kelas yang terbentuk, plot contoh di lapangan tersebar pada kelas dua (C2), empat (C4)dan lima (C5) yang merupakan hutan tanaman Eucalyptus grandis, sedangkan kelas satu (C1) adalah tanaman pertanian dan C3 badan air. Tabel 16 Matrik separabilitas citra Alos Palsar resolusi 6,25 m. Class C1 C2 C3 C4 C5 C1 0 1853,946 2000 1999,954 1999,927 C2 0 1969,154 1999,907 1891,363 C3 0 2000 1997,906 C4 0 1966,534 C5 0 Tabel 16 menjelaskan bahwa nilai separabilitas yang dimiliki lebih besar dari 1600 sehingga 5 kelas pada Citra ALOS ALSAR resolusi 6.25 m layak dipisahkan menjadi beberapa kelas.

39 (a) (b) Gambar 18 Hasil Dendogram citra resolusi 50 m : (a) 20 klaster dan (b) 4 klaster

Pada Gambar 18 terlihat bahwa jumlah klaster awal pada dendogram adalah 20 klaster dan berdasarkan hasil separabilitas diketahui bawah beberapa pasangan mempunyai nilai separabilitas yang sangat rendah. Lebih lanjut dilakukan proses penggabungan klaster dan diperoleh 4 klaster (Gambar 18b). Hasil penggabungan tersebut diperoleh nilai separabilitas yang cukup baik (Tabel 18) dan nilai backscatter yang dianalisis menggunakan jarak Euclidean disajikan pada Tabel 17. Tabel 17 Matrik jarak Euclidean citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. C1 C2 C3 C4 C1 2,0899 11,3654 4,5822 C2 9,2755 2,4923 C3 6,7832 C4 Berdasarkan hasil klasifikasi yang dilakukan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m, dari empat kelas yang terbentuk, plot contoh di lapangan tersebar pada dua kelas hutan tanaman Eucalyptus grandis yaitu, kelas tiga (C3) dan empat (C4), sedangkan pada kelas satu (C1) adalah tanah terbuka dan pada kelas dua (C2) adalah badan air. Tabel 18 Matrik separabilitas citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Class C1 C2 C3 C4 C1 0 1760,637 1986,659 1906,500 C2 0 1813,189 1998,287 C3 0 1997,892 C4 0 Berdasarkan Tabel 18 dapat dijelaskan bahwa C3 dan C4 dapat dipisahkan dengan sangat baik (nilai separabilitasnya sebesar 1997 termasuk kategori good ). 3.4 Analisis Korelasi Analisis korelasi antara peubah ditunjukan dengan nilai koefisien korelasi (r), nilai tersebut bukan menggambarkan hubungan sebab akibat

41 antara peubah tetapi lebih menggambarkan keterkaitan linier antara peubah yang berpengaruh terhadap nilai backscatter. Korelasi antara peubah dimensi tanaman Eucalyptus grandis disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Korelasi antara peubah tegakan Eucalyptus grandis. Peubah Dbh LAI H Vol n Dtjk Ltjk K Lbds bio Diameter 1 Pohon LAI -.252 1 Tinggi Total.972* -.249 1 Volume Pohon.921* -.264.965* 1 Jumlah Pohon.255 -.146.208.239 1 Diameter Tajuk.812* -.121.771*.648.192 1 Luas Tajuk.822* -.120.781*.659.198.999 * 1 Kerapatan.242 -.145.196.230.998 *.176.182 1 LBDS.971* -.242.982*.949 *.316.799 *.808 *.303 1 Biomaasa.940* -.247.974*.982 *.213.703.714 *.202.965 * Keterangan : *) Signifika (r > 0,7 ) pada Tinggkat kepercayaan 95% Dbh= diameter batang, h=tinggi, Vol= volume, n= jumlah pohon, D_tjk= diameter tajuk L_tjk= luas tajuk, K= kerapatan dan LBDS= Luas bidang dasar dan Bio= biomassa Dari Tabel 19 diketahui bahwa peubah diameter pohon, memiliki hubungan erat dengan tinggi pohon, volume pohon, diameter tajuk, luas tajuk, luas bidang dasar dan biomassa. Sementara leaf area indeks, jumlah pohon dan kerapatan pohon tidak memiliki hubungan yang erat dengan diameter rata-rata. Hal yang sama juga terjadi pada peubah tinggi pohon yang tidak memiliki hubungan korelasi dengan peubah leaf area indeks, jumlah pohon dan kerapatan. Sedangkan untuk volume pohon hanya memiliki hubungan dengan, luas bidang dasar dan biomassa. Selanjutnya untuk diameter tajuk memiliki hubungan erat dengan luas tajuk, luas bidang

dasar dan biomassa. Kemudian luas tajuk memiliki hubungan erat dengan luas bidang dasar dan biomassa. Jumlah pohon hanya memiliki hubungan erat dengan kerapatan, sedangkan luas bidang dasar hanya memiliki hubungan erat dengan biomaasa. Hubungan antara peubah tersebut menunjukan bahwa adanya keterkaitan linier antara peubah. Hal ini menandahkan bahwa keragaman peubah tanaman yang satu dapat menerangkan keragaman peubah tanaman yang lain, sehingga menunjukan bahwa peubah-peubah tersebut dapat mempengaruhi nilai backscatter citra ALOS PALSAR. 3.5 Analisis Diskriminan Berdasarkan hasil analisis diskriminan, diketahui bahwa peubahpeubah tegakan tanaman Eucalyptu grandis memiliki hubungan yang kuat dengan karakter backscatter pada Citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m dan citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Selanjutkan dengan klasifikasi fungsi diskriminan diketahui persentasedari hutan tanaman Eucalyptus grandis. 3.5.1 Uji Peubah Dimensi Tegakan 3.5.1.1 Citra ALOS PALSAR Resolusi 6,25 m Fungsi diskriminan yang dihasilkan menyatakan bahwa dimensi tegakan diameter tajuk (m), luas tajuk (m²/ha), jumlah pohon (n/ha) dan kerapatan pohon (n/ha) tanaman Eucalyptus grandis mampau membedakan nilai backscatterpada citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 m (signifikan < 0,05). Nilai signifikan tersebut menyatakan bahwa bahwa pada taraf kepercayaan 95 % peubah tersebut mempengaruhi variasi nilai backscatter. Has uji disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Uji peubah dimensi tegakan dengan citra Alos Palsar 6,25 m. Wilks' Lambda F df1 df2 Sig. Diameter 0,904 3,037 2 57 0,056 LAI 0,992,234 2 57 0,792 Tinggi Pohon 0,952 1,452 2 57 0,243 Volume 0,968,931 2 57 0,400 Jumlah Pohon 0,858 4,707 2 57 0,013*

43 Diameter_Taju 0,893 3,430 2 57 0,039* k Luas Tajuk 0,892 3,434 2 57 0,039* Kerapatan 0,861 4,596 2 57 0,014* LBDS 0,963 1,101 2 57 0,340 Biomassa 0,964 1,056 2 57 0,355 Keterangan * Memiliki perbedaan (sig < 0,05) Maka Ho= diterima (ada perbedaan dari fungsi diskriminan) * Tidak Memiliki perbedaan (sig > 0,05) Maka H1= ditolak (tidak ada perbedaan antara fungsi diskriminan) Tabel 20 menjelaskan ada enam peubah yang tidak signifikan yaitu diameter pohon, volume, tinggi pohon, leaf area index, luas bidang dasar dan biomassa diatas permukaan tanah. Berdasarkan hasil uji wilk,s lambda maka keenam peubah tersebut dipastikan tidak memenuhi fungsi diskriminan.sebaliknya untuk empat peubah terpilih karakteristiknya memenuhi fungsi diskriminan untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Hal ini berarti bahwa peubah jumlah pohon, diameter tajuk, luas tajuk dan kerapatan pohon, memberikan kontribusi terhadapat variasi backscatter pad citra resolusi 6,25 m. Lebih lanjut pada analisis diskriminan dengan metode step wise diperoleh peubah luas tajuk dan jumlah pohon (n) yang mempengaruhi backscatter citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m (Tabel 21). Tabel 21 Fungsi diskriminan citra resolusi 6,25 m. Wilks' Lambda Exact F Step Peubah Statisti c df1 df2 df3 Statisti c df1 df2 Sig. 1 Jumlah Pohon,858 1 2 57,00 0 4,707 2 57,000,013 2 Luas Tajuk,713 2 2 57,00 0 5,154 4 112,000,001 Hasil analisis diskriminan menjelaskan bahwa peubah yang terpilih pada citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m adalah luas tajuk dan kerapatan. Hubungan antara backscatter citra resolusi 6,25 meter dengan peubah luas

tajuk disajikan pada Gambar 19 dan hubungan backscatter dengan jumlah pohon (n) disajikan pada Gambar 20. Backscatter HH 0 5 y = 0.000x 2 + 0.048x 7.854 R² = 0.022 10 0.00 50.00 100.00 Backscatter HV 0 5 10 15 y = 0.000x2 + 0.077x 13.85 R² = 0.037 0.00 50.00 100.00 Luas Tajuk (m²) Luas Tajuik (m²) (a) Gambar 19 Hubungan luas tajuk dengan backscatter 6,25 m : (a) HH dan (b) HV. (b) Backscatter HH 0 5 10 y = 0.005x 6.992 R² = 0.001 0 50 100 Backscatter HV 0 5 10 15 y = 0.021x 13.33 R² = 0.011 0 50 100 Jumlah Pohon (n) Jumlah Pohon (n) (a) Gambar 20 Hubungan jumlah pohon dengan backscatter 6,25 m : (a) HH dan (b) HV 3.5.1.2 Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 m Hasil fungsi diskriminan menyatakan bahwa dimensi tegakan tinggi pohon (m), volume (m³/ha) dan biomassa (ton/ha) tanaman Eucalyptus grandismembedakan nilai backscatter pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m (signifikan<0,05). Nilai signifikan tersebut mengartikan bahwa pada taraf kepercayaan 95 % menyatakanpeubah tersebut memiliki perbedaan dan mempengaruhi nilai backscatter, sehingga dilakukan analisis lanjutan. Hasil uji tersebut disajikan pada Tabel 22. Tabel 22 Uji peubah dengan citra Alos Palsar resolusi 50m. Wilks' Lambda F df1 df2 Sig. Diameter 0,999,031 1 58 0,862 LAI 0,981 1,096 1 58 0,300 Tinggi Pohon 0,928 4,524 1 58 0,038* (b)

45 Volume 0,934 4,111 1 58 0,047* Jumlah Pohon 0,989,647 1 58 0,424 Diameter_Tajuk 0,993,390 1 58 0,535 Luas Tajuk 0,993,432 1 58 0,514 Kerapatan 0,990,590 1 58 0,445 LBDS 0,943 3,535 1 58 0,065 Biomassa 0,931 4,329 1 58 0,042* Keterangan * Memiliki perbedaan (sig < 0,05) Maka Ho= diterima (ada perbedaan dari fungsi diskriminan) * Tidak Memiliki perbedaan (sig > 0,05) Maka H1= ditolak (tidak ada perbedaan antara fungsi diskriminan) Hasil uji pada Tabel 22 memperlihatkantiga peubah dimensi tegakan tanaman Eucalyptus grandis yang menyebabkan variasi backscatteryaitutinggi pohon, volume dan biomassa. Sedangkan tujuh peubah lainnya menyatakan tidak signifikan. Analisis lebih lanjut mengunakan metode step wise diperoleh peubah terpilih untuk citra resolusi 50 m berdasarkan fungsi diskriminan adalah tinggi pohon, seperti disajikan pada Tabel 23. Tabel 23 Fungsi diskriminan citra resolusi 50 m. Wilks' Lambda Exact F Step Peubah Statistic df1 df2 df3 Statistic df1 df2 Sig. 1 Tinggi Pohon,928 1 1 58,00 0 4,524 1 58,000,03 8 Hasil analisis diskriminan menjelaskan bahwa peubah yang terpilih pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m adalah tinggi pohon yang mempengaruhi nilai backscatter karena penetrasi panjang gelombang mampu menembus daun, cabang, batang hingga ke lantai dasar. Hubungan antara backscatter citra resolusi 50 m dengan tinggi pohon disajikan pada Gambar 21.

Backscatter HH 0 2 4 6 8 10 y = 0.014x 2 + 0.266x 6.580 R² = 0.237 Backscatter HV 0 5 10 15 20 y = 0.002x 2 + 0.053x 14.71 R² = 0.007 0.00 10.00 20.00 0.00 10.00 20.00 Tinggi Pohon (m) Tinggi Pohon (m) (a) (b) Gambar 21 Hubunganberdasarkan tinggi pohon dengan backscatter50 m : backscatter HH(a) dan backscatter HV (b). 3.5.2 Hasil Klasifikasi Fungsi Diskriminan Klasifikasi dengan fungsi diskriminan selanjutnya dievaluasi dengan melihat nilai hit rasio untuk menggambarkan tingkat akurasinya, baik untuk citra resolusi 50 m maupun citra resolusi 6,25 m. Hasil klasifikasi citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 m dengan variabel terpilih adalah luas tajuk dan jumlah pohon (n) diperoleh akurasi diskriminannya adalah 85 % (Tabel 24). Tabel 24 Akurasi klasifikasi citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 m. Prediksi Anggota Kelompok Kelas 2 4 5 Total 2 7 0 5 12 4 0 2 0 2 5 20 2 24 46 Jumlah 27 4 29 60 Keterangan :Hit rasio (akurasi) = (51)/60*100 = 85% Tabel 24 menggambarkan bahwa akurasi klasifikasi yang dihasilkan dari ketiga kelas diperoleh akurasi 85 %. Berdasarkan hasil

47 tersebut maka dapat disimpulkan bawah tanaman Eucalyptus grandis pada citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 m dapat diklasifikasi kedalam tiga kelas. Selanjutnya untuk akurasi Citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dengan peubah terpilih adalah tinggi pohon disajikan pada Tabel 25. Tabel 25 Akurasi klasifikasi citra ALOS PALSAR resolusi 50 m. Prediksi Anggota Kelompok Kelas 3 4 Total 3 13 5 18 4 18 24 42 Jumlah 31 29 60 Keterangan : Hit Ratio (akurasi) = 37/60*100=61.7% Dari hasil analisis diketahui hit ratio adalah 61.7 %. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bawah tanaman Eucalyptus grandis pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dapat diklasifikasi kedalam dua kelas. 4.1 Simpulan IV SIMPULAN DAN SARAN Darihasilpembahasandapatdisimpulkansebagaiberikut : 1. Variasi backscatter tegakan tanaman Eucalyptus grandis pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 m dipengaruhi oleh variasi peubah tinggi pohon (m), sedangkan pada citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 dipengaruhi oleh variasipeubahluastajuk (m²/plot ) danjumlahpohon (n). 2. Citra ALOS PALSAR resolusi 6,25 m mampu mengelompokan tegakan Eucalyptus grandis kedalam tiga (3) kelas yaitu kelas dua, kelas empat dan kelas lima dengana kurasi 85 %. 3. Citra ALOS PALSAR resolusi 50 m mampu mengelompokan tegakan Eucalyptus grandis kedalam dua (2) kelas yaitu kelas tiga dan kelas empat dengan akurasi 61.7 %. 4.2 Saran