HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS DENGAN DENSITAS LARVA AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN BIROBULI SELATAN KOTA PALU SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERILAKU 3M PLUS DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI KELURAHAN BIROBULI SELATAN KOTA PALU SULAWESI TENGAH

HUBUNGAN PELAKSANAAN PSN 3M DENGAN DENSITAS LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD MAKASSAR

Keywords : Mosquito breeding eradication measures, presence of Aedes sp. larvae.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

Keberadaan Kontainer sebagai Faktor Risiko Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

HUBUNGAN ANTARA TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

ANALISIS KEBERADAAN KONTAINER DAN KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti DI KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

JURNAL. Suzan Meydel Alupaty dr. H. Hasanuddin Ishak, M.Sc,Ph.D Agus Bintara Birawida, S.Kel. M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

HUBUNGAN JUMLAH PENGHUNI, TEMPAT PENAMPUNGAN AIR KELUARGA DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KOTA MAKASSAR

PERILAKU 3M, ABATISASI DAN KEBERADAAN JENTIK AEDES HUBUNGANNYA DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SURVEY KEPADATAN LARVA AEDES AEGYPTI DI KECAMATAN MAMUJU KABUPATEN MAMUJU

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

HUBUNGAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DBD DENGAN KEBERADAAN LARVA Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DBD KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Sitti Badrah, Nurul Hidayah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman 1) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN TINDAKAN 3M PLUS TERHADAP KEJADIAN DBD

HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

Efryanus Riyan* La Dupai** Asrun Salam***

SURVEI ENTOMOLOGI, MAYA INDEX DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK TERHADAP KEPADATAN LARVA

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPADATAN JENTIK Aedes sp DAN PRAKTIK PSN DENGAN KEJADIAN DBD DI SEKOLAH TINGKAT DASAR DI KOTA SEMARANG

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TINGKAT ENDEMISITAS DBD DI KOTA MAKASSAR

ANALISIS FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN HELVETIA TENGAH MEDAN TAHUN 2005

Unnes Journal of Public Health

Dinas Kesehatan Provinsi Bali 2) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 3) Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Denpasar *)

FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DBD. Asep Irfan (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

Analisis Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Puskesmas Rawasari Kota Jambi Bulan Agustus 2011

92 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK BERKORELASI POSITIF DENGAN KEBERADAAN JENTIK DJ KELURAHAN BINTARO KOTA MATARAM

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular

SUMMARY HASNI YUNUS

Kepadatan dan Penyebaran Aedes aegypti Setelah Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KBERADAAN JENTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Perbedaan Warna Kontainer Berkaitan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ENDEMISITAS DEMAM BERDARAH DI KELURAHAN ADATONGENG KECAMATAN TURIKALE KABUPATEN MAROS

KEPADATAN JENTIK VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Aedes sp. DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN POTENSIAL KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH

HUBUNGAN PERILAKU PENCEGAHAN DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RW.XII KELURAHAN SENDANGMULYO TEMBALANG SEMARANG

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK

Mangkurat. korespondensi: Keywords: Density level, Aedes aegypti, water reservoirs, elementary school

ANALISIS KEPADATAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTY

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

HUBUNGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 3M DENGAN KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti DI KELURAHAN KAWUA KABUPATEN POSO. Budiman

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

KARAKTERISTIK TEMPAT PERINDUKAN DAN KEPADATAN JENTIK NYAMUK Aedes aegypti

FAKTOR RISIKO KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

STUDI KEBERADAAN JENTIK DAN PERILAKU PENDERITA CHIKUNGUNYA DI DESA TALUMELITO KECAMATAN TELAGA BIRU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keberadaan Larva Vektor DBD di Kelurahan Lubuk Buaya

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 9 No. 1, 2015 : 9-14

FAKTOR KEBERADAAN BREEDING PLACE DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

STUDI ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) DAN INDEKS OVITRAP DI PERUM PONDOK BARU PERMAI DESA BULAKREJO KABUPATEN SUKOHARJO. Tri Puji Kurniawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

HUBUNGAN PERILAKU 3M DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK DI DUSUN TEGAL TANDAN, KECAMATAN BANGUNTAPAN, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS GOGAGOMAN KOTA KOTAMOBAGU.

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

Al-Sihah : Public Health Science Journal. Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2

HUBUNGAN PERILAKU PSN TERHADAP KEBERADAAN LARVA AEDES AEGYPTI DI WILAYAH KERJA PELABUHAN KETAPANG BANYUWANGI

Kepadatan Jentik Nyamuk Aedes sp. (House Index) sebagai Indikator Surveilans Vektor Demam Berdarah Denguedi Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK AEDES AEGYPTI DENGAN KEBERADAAN LARVA DI KELURAHAN KASSI-KASSI KOTA MAKASSAR

Transkripsi:

HUBUNGAN PERILAKU M PLUS DENGAN DENSITAS LARVA AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN BIROBULI SELATAN KOTA PALU SULAWESI TENGAH The Relationship between M Plus Actions and Aedes aegypti Larval Density in South Birobuli Sub-district, Palu City, Central Sulawesi Nahdah Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli, Puskesmas Bangkir Dampal Selatan (nahda_fkmkesling@yahoo.com) ABSTRAK Kasus DBD di kelurahan Birobuli Selatan selalu ada setiap tahunnya, Penelitian tentang perilaku M plus di Kelurahan Birobuli Selatan telah dilakukan dari bulan januari sampai februari 0. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku M plus dengan densitas larva Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan observasional menggunakan desain cross sectional study. Populasi penelitian adalah rumah responden dengan responden pelaku PSN M plus. Jumlah sampel 0, dipilih dengan cara proportional random sampling. Uji statistik menggunakan chi square. Hasil penelitian menyebutkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan (p = 0,00), sikap (p=0,0), tindakan (p=0,0) dengan keberadaan larva Aedes aegypti. Ada hubungan antara jenis container dengan keberadaan larva Aedes aegypti (p=0,000). Peranan jumantik di Birobuli Selatan kota Palu belum maksimal karena pemantauan jentik hanya dilakukan kali setahun. Densitas larva Aedes aegypti tergolong kepadatan sedang dengan Density figure menunjukkan masih besarnya risiko penularan penyakit DBD di Kelurahan Birobuli Selatan. Kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara perilaku M plus dengan keberadaan densitas larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu. Kata kunci : M Plus, densitas, larva Aedes aegypti ABSTRACT Every year, dengue hemorrhagic fever cases would always occur in South Birobuli Sub-district. Research on M plus actions in South Birobuli Sub-district was conducted from January to February 0. This study aims to determine the relationship between M plus actions and Aedes aegypti larval density. This study was conducted using the observational method with a cross sectional study approach. Population of this study were respondents houses and respondents who conducted mosquito nest eradication using M plus actions. 0 samples were selected using the proportional random sampling method. Statistical tests were performed using chi square. Results of this study showthatthere were relationships between knowledge (p=0,00), attitude (p=0,0), action (p=0,0) andthe presence of Aedes aegypti larvae. In addition, a relationship between type of container and the presence ofaedesaegyptilarvae (p=0,000). The roles of mosquito control officers were still not maximized because larval monitoring was only conducted oncea year. The Aedes aegypti larval density that was classified as medium density with a density figure shows that the risk of dengue hemorrhagic fever virus transmission in the South Birobuli Sub-district is still high. In conclusion, there was a relationship between M plus actions and Aedes aegypti larval density in South Birobuli Sub-district, Palu City, Central Sulawesi. Keywords : M Plus, density, Aedes aegypti larvae

JURNAL MKMI, September 0, hal - PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Nyamuk penular (vektor) penyakit DBD yang penting di Indonesia adalah Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti. Nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempattempat ketinggian lebih dari 000 meter di atas permukaan air laut. Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti adalah di lingkungan yang lembab, curah hujan tinggi, terdapat genangan air di dalam maupun luar rumah. Faktor lain penyebab DBD adalah sanitasi lingkungan yang buruk, perilaku masyarakat tidak sehat, perilaku di dalam rumah pada siang hari, memegang peranan paling besar dalam penularan virus dengue. Pada tahun 0 jumlah penderita DBD di Indonesia mencapai. kasus, sekitar (CFR=0,%) diantaranya meninggal dunia, sedangkan di Provinsi Sulawesi Tengah dengan.0 kasus dan meninggal orang. Case Fatality Rate (,%), Incidence Rate, per 00.000 penduduk. Sementara kasus tertinggi terjadi di Kota Palu, yakni. kasus. Kota Palu yang merupakan daerah perkotaan dengan peningkatan arus transportasi dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi dengan kepadatan penduduk Kota Palu tahun 00 tercatat jiwa/km², dengan luas wilayah Kota Palu,0 km². Secara administratif, Kota Palu memiliki luas wilayah,0 km dan merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah yang berada pada kawasan dataran Lembah Palu dan Teluk Palu yang secara astronomis terletak antara 0, - 0, Lintang Selatan dan,- 0, Bujur Timur, tepat berada di bawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0-00 meter dari permukaan laut. Keberhasilan program pencegahan DBD bergantung pada cara masyarakat memandang nyamuk sebagai penyebab serta memahami pentingnya pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing, terutama dengan langkah-langkah M plus yang benar. Kebutuhan air yang mendesak serta suplai air yang tidak lancar dari PDAM setempat, khususnya di daerah perumahan menyebabkan masyarakat selalu menyediakan wadah dalam jumlah yang banyak di dalam dan di luar rumah. Banyaknya tempat penampungan air yang ratarata tidak ditutup telah menjadi tempat perkembangbiakan Aedes aegypti di wilayah ini dan menyebabkan angka kesakitan yang selalu tinggi sepanjang tahun di wilayah Kota Palu. Berbagai upaya pemberantasan penyakit DBD yang meliputi kegiatan seperti pencegahan, pelaporan, pertolongan penderita pengendalian vektor dan pemberantasan saran nyamuk telah dilakukan, namun ternyata hasilnya belum mampu untuk menekan kasus. Berdasarkan data dari Puskesmas Bulili, kasus demam berdarah di Kelurahan Birobuli Selatan tahun 00 terjadi penderita DBD, tahun 00 terjadi penderita DBD, tahun 00 terjadi penderita DBD, tahun 0 terjadi kasus penderita DBD, sedangkan tahun 0 terjadi penderita DBD. Berdasarkan jumlah kasus yang setiap tahunnya selalu ada di Kelurahan Birobuli Selatan maka perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan perilaku M plus dengan densitas larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Sulawesi Tengah. BAHAN DAN METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Birobuli Selatan. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Februari 0. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah di Kelurahan Birobuli Selatan Kecamatan Palu Selatan sebanyak. Metode pengambilan sampel adalah proportional random sampling, yaitu sampel setiap rumah dan bangunan diambil pada setiap RW agar pertimbangan sampel dari tiap-tiap rumah dan bangunan disetiap RW dapat terwakili. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 0 rumah. Data primer diperoleh melalui wawancara kepada responden dengan mengunakan kuesioner dan melakukan pengamatan langsung pada penampungan air dan

tempat sampah. Penelitian dilakukan dengan cara mengadakan kunjungan ke rumah warga yang termasuk sampel. Data sekunder diperoleh dari Kantor Dinas Kesehatan Kota Palu, Puskesmas Bulili dan instansi terkait lainnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisis data dilakukan analisis univariat dan analisis bivariat. H 0 akan diuji dengan kemaknaan 0,0. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Penyajian data berupa tabel dan narasi. HASIL Distribusi responden berdasarkan pengetahuan, sikap dan tindakan responden per RW, 0 responden dari RW sampai RW ada responden yang memiliki pengetahuan cukup, 0 responden memiliki sikap positif dan tindakan yang baik sebanyak responden, responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak, memiliki sikap yang negatif sebanyak 0 responden serta memiliki tindakan yang buruk ada responden (Tabel ). Jumlah responden yang memiliki larva Aedes aegypti di rumahnya, yaitu sebanyak responden (,%) sedangkan yang tidak memiliki larva, yaitu sebanyak responden (,%). Dari 0 rumah yang diperiksa ditemukan rumah yang positif terdapat jentik Aedes aegypti, dan kontainer yang diperiksa ditemukan kontainer yang positif terdapat larva Aedes aegypti (Tabel ). Kontainer yang berjumlah diperiksa sebanyak kontainer positif terdapat larva dan kontainer tidak terdapat larva. Jenis kontainer positif terdapat larva paling banyak, yaitu ember (,%). Densitasitas larva di Kelurahan Birobuli Selatan dengan House indeks,, Container indeks 0,, Hal ini berarti densitas larva Aedes aegypti terbilang padat (kepadatan sedang) dengan nilai Density Figure berada pada angka sesuai peraturan WHO (Tabel ). Jenis kontainer tidak terdapat larva paling banyak juga ember, yaitu (,%) (Tabel ). Hasil penelitian mengenai perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) M plus berdasarkan faktor pengetahuan menunjukkan bahwa yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak responden, yang terdiri dari keberadaan jentiknya negatif sebanyak responden (,%) dan yang keberadaan jentiknya positif, yaitu sebanyak responden(,%). Sedangkan pengetahuan yang kurang sebanyak responden yang terdiri dari keberadaan larva Aedes aegypti yang negatif sebanyak responden (,%) sedangkan yang positif responden (,%). Dari uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai p=0,00 yang berarti bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan keberadaan larva Aedes aegypti (Tabel ). Sikap yang positif sebanyak 0 responden yang terdiri dari keberadaan larva Aedes aegypti negatif sebanyak responden (,0%) dan yang keberadaan larva Aedes aegypti positif, yaitu sebanyak responden (,0%). Sedangkan sikap yang negatif sebanyak 0 responden yang terdiri dari keberadaan larva Aedes aegypti yang negatif Tabel. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu RW Pengetahuan Sikap Tindakan Cukup Kurang Positif Baik Buruk 0 0 Jumlah 0 0 Sumber: Data Primer, 0

JURNAL MKMI, September 0, hal - Tabel. Distribusi Berdasarkan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Keberadaan Jentik n % Positif,, Jumlah 0 00,0 Sumber: Data Primer, 0 sebanyak 0 responden (0,0%) sedangkan yang positif 0 responden (0,0%). Dari uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai p=0,0. yang berarti bahwa ada hubungan antara sikap dengan keberadaan larva Aedes aegypti (Tabel ). Tindakan yang baik sebanyak responden yang terdiri dari, keberadaan larvanya negatif sebanyak responden (,%) dan yang keberadaan larvanya positif, yaitu sebanyak responden (,%). Sedangkan tindakan yang buruk sebanyak responden yang terdiri dari keberadaan larvanya yang negatif sebanyak responden (,%) sedangkan yang positif res-ponden (0,%). Dari uji statistik menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai p=0,0 yang berarti bahwa ada hubungan antara tindakan dengan keberadaan larva Aedes aegypti (Tabel ). Kontainer yang berjumlah diperiksa sebanyak kontainer positif terdapat larva dan kontainer tidak terdapat larva. Jenis kontainer positif terdapat larva paling banyak, yaitu ember (,%). Sedangkan untuk jenis kontainer tidak terdapat larva paling banyak juga ember, yaitu (,%). Dari uji statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p=0,000 yang berarti ada hubungan antara jenis kontainer dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan (Tabel ). PEMBAHASAN Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 0 responden tentang pengetahuan responden terhadap M plus secara umum. Hasil uji statistik untuk mengetahui besarnya kolerasi pengetahuan PSN-M Plus dengan keberadaan larva Aedes aegypti dengan hasil p=0,00, ini berarti terdapat hubungan antara variabel pengetahuan PSN M plus dengan keberadaan larva. Responden dengan pengetahuan baik tetapi masih positif larva, dapat diasumsikan bahwa masih ada responden yang kurang pengetahuan dalam hal tempat perindukan nyamuk dan berapa hari sekali tempat tersebut harus dikuras untuk mencegah dijadikannya tempat penampungan air tersebut sebagai tempat yang potensial berkembangnya nyamuk. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso dan Budiyanto mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat terhadap vektor di Kota Palembang dengan hasil ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan vektor DBD (p=0,000). Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PSN masih kurang khususnya bagi masyarakat yang berada di luar daerah perkotaan karena akses informasi M dan sebagainya masih belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. Penelitian tentang sikap yang dilakukan Tabel. Densitas Larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu RW Sampel Per RW Rumah + Larva 0 Jumlah Kontainer Jumlah + Larva HI CI Density Figure,,,,,,, 0, 0,, 0, 0, Jumlah 0, 0,, Sumber: Data Primer, 0

Tabel. Distribusi Jenis Kontainer Berdasarkan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Keberadaan Larva Jenis Kontainer Positif Total n % n % n % Bak Mandi Drum Ember Gentong Tempayan Ban Bekas Botol Bekas Kaleng Bekas Pot Bunga Tempat Minuman Hewan Talang Dispenser Talang Kulkas Vas Bunga 0,0 0,0,,, 0,0,,,,,, 0,0,0 0,0,,, 0,0,,,,,, 00 0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 Total 0,, 00,0 Sumber: Data Primer, 0 Tabel. Distribusi Keberadaan Larva Aedes aegypti Berdasarkan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Responden di Kelurahan Birobulin Selatan Keberadaan Jentik Variabel Positif Jumlah n % n % n % Pengetahuan Cukup,, 00,0 Kurang,, 00,0 Sikap Positif.0,0 0 00,0 0,0 0 0,0 0 00,0 Tindakan Baik,, 00,0 Buruk, 0, 00,0 Jumlah,, 0 00,0 p 0,00 0,0 0,0 Sumber: Data Primer, 0 pada 0 responden terhadap PSN dengan jentik nyamuk Aedes aegypti secara umum sikap responden dapat terlihat pada tabel distribusi menurut sikap responden terlihat bahwa sikap baik oleh responden sebanyak 0 orang (,%) dan sikap yang kurang sebanyak 0 orang (,%). Sikap yang kurang mengenai PSN pada responden lebih besar dibandingkan sikap yang baik. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa antara variabel sikap responden terha-

JURNAL MKMI, September 0, hal - Tabel. Hubungan Jenis Kontainer TPA dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu Keberadaan Larva Total Jenis Kontainer Positif p n % n % n % Bak Drum Ember Gentong Tempayan,0 0,0,,,,0 0,0,,, 0 00,0 00,0 00,0 00,0 00,0 Jumlah, 0, 00,0 Sumber : Data Primer, 0 0,000 dap PSN dengan keberadaan larva p=0,0 berarti terdapat hubungan antara variabel sikap terhadap PSN dengan keberadaan larva. Berdasarkan data hasil penelitian mengenai sikap tentang tempat penampungan air yang tidak mungkin dikuras diberi abate masih banyak responden yang menyatakan sikap kurang baik. Hal ini akan memicu tindakan yang kurang untuk pencegahan penyakit DBD dengan membersihkan tempat penampungan air dari jentik nyamuk maupun telurnya. Padahal salah satu cara PSN-DBD pada tempat penampungan air yang tidak mungkin dikuras, yaitu dengan abate. Hal ini sesuai dengan teori Green (0) dalam Notoatmodjo bahwa sikap berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok dalam melakukan sesuatu, dengan demikian sikap positif dapat memotivasi individu dalam melakukan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk sehingga angka kejadian DBD dapat dikurangi. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek. 0 Penelitian yang dilakukan pada 0 responden terlihat bahwa tindakan baik oleh responden tentang PSN-DBD sebanyak orang (,%) dan tindakan yang negatif sebanyak orang (,%). Tindakan kurang mengenai PSN-DBD lebih dominan dibandingkan tindakan yang positif mengenai PSN-DBD (M plus) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tindakan dengan keberadaan larva p=0,0. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Umiyati mengenai faktor yang berhubungan dengan keberadaan vektor. Sampai sekarang belum jelas hubungan antara kepadatan populasi Aedes aegypti/aedes albopictus dengan timbulnya wabah. Ada wabah DBD meskipun populasi nyamuk Aedes aegypti rendah atau sebaliknya. Ada hubungan antara jenis kontainer dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widjaja, dkk di kota Palu. Dari hasil statistik menggunakan chi square diperoleh nilai p=0,00 yang menunjukkan ada hubungan antara jenis kontainer dengan keberadaan larva di daerah endemis DBD di Kota Palu. KESIMPULAN DAN SARAN Terdapat hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) M plus dengan keberadaan densitas larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota Palu, terdapat hubungan jenis kontainer di TPA dengan keberadaan larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan kota Palu. Densitas larva Aedes aegypti pada hasil observasi masuk dalam kategori kepadatan sedang dengan Density Figure. Hal ini masih menunjukkan masih besarnya risiko penularan penyakit DBD di Kelurahan Birobuli Selatan. Kepada pemerintah dan instansi yang terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk mengintensifkan kegiatan pemberantasan vektor demam berdarah sehingga populasi nyamuk dapat diturunkan dan ditiadakan. Kepada warga masyarakat di Kelurahan Birobuli Selatan agar lebih meningkatkan kegiatan M plus untuk

mengurangi perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti. DAFTAR PUSTAKA. Fathi, Soedjajadi Keman, Chatarina Umbul Wahyun. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 00.. Zulkarnaini, Siregar, YI, Dameria. Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah Tangga Dengan Keberadaan Jentik Vektor Dengue Di Daerah Rawan Demam Berdarah Dengue Kota Dumai Tahun 00. Jurnal Ilmu Lingkungan. 00; ().. Gama. A.T., Betty. F.R. Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue di Desa Mojosongo Kabupaten Boyolali Eksplanasi. 00; ().. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 0. Jakarta: Kemenkes RI; 0.. Pujiyanti,.A.,Triratnawati,A. Pengetahuan dan Pengalaman Ibu Rumah Tangga Atas Nyamuk Demam Berdarah Dengue. MAKA- RA, KESEHATAN. 0: ().. Chadijah, S. Rosmini, Halimuddin. Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD) di Dua Kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Media Litbang Kesehatan. 0: ().. Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Sulawesi tengah 00. Palu: Dinkes Sulsel. 0.. Santoso & Budiyanto,.A.Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku (PSP) Masyarakat Terhadap Vektor DBD di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 00: (); -.. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 00. 0. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineke Cipta; 00.. Hasyimi. Dampak PSN dalam Pencegahan DBD Terhadap Kepadatan Vektor di Kecamatan Pulogadung Jakarta Timur. Cermin Dunia Kedokteran. :.. Widjaja, Y, Anastasia, H. Agus, M. Risti. Tempat Perkembang Biakan Jentik Aedes Aegipty di Kota Palu. 00.