RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 55/PHPU.D-XI/2013 Tentang Keberatan Atas Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Bondowoso I. PARA PIHAK A. Pemohon H. A. Haris Son Haji, ST., M.M dan Drs. H. Harimas, M.Si. (Bakal Pasangan Calon) Kuasa Hukum Andy Firasadi, S.H., M.H., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 13Mei 2013 B. Termohon Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur. II. OBJEK PERMOHONAN Berita Acara hasil rapat pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bondowoso Nomor 61/BA/kpts/KPU-kab.014.239693/2013 tentang pembatalan Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 tertanggal 11 Mei 2013; Keputusan Komisi pemilihan Umum Nomor 19/kpts/KPUkab.014.239693/2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bondowoso atas nama Drs. H. Amin Said Husni dan Drs. KH. Salwa arifin ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 tertanggal 11 Mei 2013. III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 yang dikuatkan dengan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang menyatakan bahwa Mahkamah Konstitusi memiliki 4 (empat) kewenangan mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk : (1) Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945; (2) Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945; (3) Memutus pembubaran partai politik; dan (4) Memutus perselisihan tentang pemilihan umum ; 2. Pasal 10 ayat (1) Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 15 Tahun 2008 menyatakan Mahkamah Konstitusi bewenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final, memutus perselisihan tentang Hasil Pemilihan Umum. 3. Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka secara tegas sengketa yang diajukan Pemohon adalah merupakan kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk mengadili, memeriksa, mempertimbangkan, dan memutus perkara terkait perselisihan hasil Pemilukada. IV. KEDUDUKAN PEMOHON (LEGAL STANDING) Pemohon adalah Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati dengan dalam Pemilukada Kabupaten Bondowoso Tahun 2013 berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 196-197-198/PHPU.D-VIII/2010 yang menyatakan bahwa jika semula kedudukan hukum hanya diberikan kepada Pasangan Calon yang sudah resmi ditetapkan oleh KPU sebagai pasangan calon, maka untuk yang akan datang dapat saja Mahkamah memberikan kedudukan hukum kepada pasangan calon yang telah secara resmi mendaftarkan diri namun tidak ditetapkan oleh KPU karena alasan-alasan yang dapat melanggar norma konstitusi, nomokrasi, dan demokrasi. Berdasarkan konstitusi dan tata hukum, demi menegakkan konstitusi dan demokrasi, Mahkamah dapat menggali dan menemukan hukum baru melalui penafsiran ekstensif seperti itu. V. TENGGAT PENGAJUAN PERMOHONAN Berdasarkan Pasal 5 PMK Nomor 15 Tahun 2008 yang menentukan, Permohonan pembatalan penetapan hasil perhitungan suara Pemilukada diajukan ke Mahkamah paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah Termohon menetapkan hasil penghitungan suara Pemilukada di daerah yang bersangkutan,. Pemohon mendaftarkan permohonan ke Mahkamah Konstitusi pada hari Selasa tanggal 15 Mei 2013, sementara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilukada Kabupaten Penajem Paser Utara berdasarkan Berita Acara Hasil rapat Pleno KPU Nomor 61/BA/kpts/KPU-kab.014.239693/2013 tentang Penetapan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bondowoso Tahun 2013 di Tingkat Kabupaten oleh KPU Kabupaten Bondowoso, ditetapkan pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2013. Bahwa dengan demikian batas waktu 3 (tiga) hari kerja setelah penetapan rekapitulasi hasil penghitungan suara oleh Termohon dalam perkara a quo adalah hari Senin 13 Mei 2013; Selasa, 14 Mei 2013; dan hari Rabu, 15 Mei 2013, (hari Minggu, 12 Mei 2013 adalah hari libur). Dengan begitu, permohonan diajukan masih dalam tenggang waktu yang ditentukan sehingga menurut Pemohon telah memenuhi ketentuan Pasal 5 PMK Nomor 15 Tahun 2008.
VI. ALASAN PERMOHONAN 1. Pemohon adalah bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso yang diusung oleh gabungan 13 Partai politik berdasarkan keputusan KPU Nomor 5/Kpts/KPU-Kab.014.329693/IX/2012 tanggal 7 September 2012 yang menyebutkan persyaratan minimum pasangan calon adalah 15 % dari perolehan kursi legislatif atau 15 % suara sah partai politik pada pemilu legislatif tahun 2009. 2. Surat Pernyataan Dewan Pimpinan Cabang tertanggal 26 September 2012 yang isinya menetapkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bondowoso sebagai bukti gabungan partai pengusung bakal pasangan calon atas nama Pemohon. 3. Pada tanggal 6 Februari 2013 jam 10.45 Termohon membuat Berita Acara Nomor 13/BA/KPU-Kab.014329693/II/2013 tentang penetapan nomor urut pendaftaran bakal pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso tahun 2013 dan pemohon masuk sebagai pendaftar di nomor urut pertama. 4. Pada tanggal 6 Februari 2013 jam 19.45 WIB Termohon membuat Berita Acara Nomor 14/BA/KPU-Kab.014329693/II/2013 tentang pencabutan Berita acara Nomor 13/BA/KPU-Kab.014329693/II/2013 tentang penetapan nomor urut pendaftaran bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Bondowoso Tahun 2013, dimana menyebutkan bahwa pemohon tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan karena adanya 4 (empat) partai politik yang menarik dukungan terhadap pemohon. 5. Terjadinya Praktek Demokrasi Akal Akalan di Kabupaten Bondowoso dengan disahkannya pengalihan dukungan 4 (empat) Partai Politik oleh termohon. 6. KPU menerbitkan Berita Acara Nomor 15/BA/KPU-Kab.014329693/II/2013 tentang Pemenuhan Surat Keputusan Dukungan kepada bakal pasangan calon atas nama Pemohon pada pokoknya berisi imenolak pendaftaran bakal pasangan calon atas nama H.A. Haris Son haji, ST, MM dan drs. Harimas, M.Si. 7. Bahwa Tanggal 15 Februari 2013 partai pengusung Pemohon mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dengan Nomor Perkara 17/G/2013/PTUN.SBY. 8. Bahwa meskipun adanya gugatan di PTUN Surabaya sebagaimana tersebut di atas, akan tetapi pada tanggal 18 Maret 2013 termohon tetap melanjutkan tahapan terbukti terbitnya Surat Keputusan Termohon nomor 09/Kpts/KPUKab.014239693/2013 tentang penetapan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 seharusnya termohon tidak mengeluarkan
keputusan apapun sampai adanya putusan PTUN Surabaya yang diajukan oleh pemohon. 9. Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Surabaya dalam memeriksa dan mengadili perkara Nomor 17/G/2013/PTUN.SBY pada tanggal 4 April 2013, memutuskan dengan amarnya antara lain sebgai berikut : menolak gugatan para penggugat untuk seluruhnya. Terhdap putusan ini pemohon mengajukan upaya hukum banding pada tanggal 4 April 2013. 10. Bahwa Drs. Mustawiyanto, M.Si dan abdul Manan adalah bakal pasangan calon yang diusung oleh partai PKNU Kabupaten Bondowoso, pada kenyataannya DPP Partai Kebangkitan Bangsa (selaku pengusung pasangan ASWAJA) pada tanggal 16 Maret 2013 menerbitkan Surat Keputusan Nomor 12920/DPP-03/V/A, 1/III/2013 tentang penetapan susunan Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Bondowoso dan menetapkan H.A. Dofir sebagai Ketua cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Bondowoso dan menetapkan H. A. Dofir sebgai Ketua Cabang partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Bondowoso periode 2013-2016. Dengan demikian jelaslah, sebelum termohon mengeluarkan penetapan Nomor 09/Kpts/KPU-Kab.014239693/2013 tanggal 18 Maret 2013 tentang penetapan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 secara nyata telah terjadi perubahan susunan kepengurusan partai pengusung pasangan MUNA, dan hal ini melanggar keputusan KPU Nomor 05/Kpts/KPU-kab.014.329693/IX/2012 tentang pedoman Teknis Pencalonan Pemilihan Umum bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013. 11. Termohon melaksanakan Pemilihan Umum Bupati dan Wakil bupati Bondowoso Tahun 2013 yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 6 Mei 2013, padahal pada hari dan tanggal pemungutan suara tersebut sedang dilangsungkan Ujian nasional Sekolah Dasar, hal tersebut secara nyata bertentangan dengan UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah pada Pasal 86 ayat (3). VII. PETITUM 1. Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya; 2. Menyatakan tidak sah, batal dan tidak mengikat Keputusan termohon Nomor : 09/Kpts/KPU-Kab.014239693/2013 Tanggal 18 Maret 2013 tentang Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 yang memenuhi syarat adalah : a. Bakal pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 atas nama Drs. Amin Said Husni dan Drs. KH. Salwa Arifin. b. Bakal Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 atas nama Drs. Mustawiyanto, M.Si dan Abdul Manan.
3. Menyatakan tidak sah, batal dan tidak mengikat Berita Acara Hasil rapat Pleno Komisis Pemilihan Umum Kabupaten Bondowoso Nomor 61/BA/kpts/KPU-Kab.014.239693/2013 tanggal 11 Mei 2013 tentang hasil penghitungan suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 dan Keputusan KPU Bondowoso Nomor 19/kpts/KPUKab.014.239693/2013 tanggal 11 Mei 2013 penetapan pasangan calon bupati dan wakil bupati Bondowoso atas nama Drs. H. Amin Said Husni dan Drs. KH. Salwa Arifin ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih dalam Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013. 4. Menyatakan pasangan Drs. Mustawiyanto, M.Si dan abdul Manan (MUNA) dinyatakan tidak memenuhi syarat sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso tahun 2013 dalam Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013. 5. Menetapkan Pemohon sebagai pasangan calon yang memenuhi syarat sebagai peserta Pemilihan Umum Bupati dan wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013. 6. Memerintahkan kepada Termohon untuk menyelenggarakan Pemungutan Suara Ulang Pemilihan Umum bupati dan Wakil Bupati Bondowoso Tahun 2013 di seluruh TPS se kabupaten Bondowoso yang diikuti oleh pasangan calon Drs. H. Amin Said Husni dan Drs. KH. Salwa Arifin dan pemohon. 7. Memerintahkan Komisi pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilihan Umum, Termohon, Komisi Pemilihan Umum Provinsi jawa timur, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Bondowoso untuk mengawasi Pemungutan suara Ulang tersebut sesuai dengan kewenangannya. 8. Mewajibkan kepada Termohon untuk melaporkan kepada Mahkamah Konstitusi hasil pemungutan suara ulang tersebut selambat lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah putusan ini diucapkan. Atau Apabila Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi berpendapat lain maka mohon diberikan putusan yang seadil adilnya berdasarkan prinsip ex aequo et bono.