BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mekanisme hemostasis. Darah terdiri dari dua komponen utama, yaitu plasma darah,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI I PENGAMBILAN DARAH VENA DAN DARAH KAPILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB III METODE PENELITIAN

Pengertian Trombosit dan macamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitif sampai manusia. Pembuluh darah mempunyai peranan penting bagi. tubuh. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu :

Keterampilan Laboratorium PADA BLOK 2.2 HEMATOIMUNOLIMFOPOETIK:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut plasma dan unsur-unsur padat yaitu sel-sel darah. Darah membentuk 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan jaringan tubuh pada makhluk hidup mulai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

DINAS KESEHATAN KABUPATEN LEBONG PUSKESMAS MUARA AMAN. Jalan Lapangan Hatta No. 1 Kelurahan Pasar Muara aman

PEMERINTAH KABUPATEN KUBU RAYA DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUNGAI KAKAP

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BLOOD GAS ANALYZER. Disusun oleh: 1.Fachri Adriansyah 2.Fadhlul Hadi 3.Fahmy Sulthonuddin 4.Fajar Indar POLTEKKES JAKARTA II TEKNIK ELEKTROMEDIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu penelitian Hammon, dkk (1956) berhasil menemukan

BAB III METODE PENELITIAN. studi pustaka, yaitu dengan cara menggambarkan hasil penelitian, dan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Patologi Klinik.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Analitik. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret sampai April 2008.

BAB III METODE PENELITIAN

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2011.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA ACARA III MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat pengambilan dan pemeriksaan sampel dilakukan di RS PKU. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1406/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur fase layer yang digunakan untuk penelitian dipelihara di CV.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

SISTEM PEMBULUH DARAH MANUSIA. OLEH: REZQI HANDAYANI, M.P.H., Apt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 10 hari. Jumlah trombosit antara mililiter, sekitar 30

Pendahuluan. Tujuan Penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH

PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. satu emerging disease dengan insiden yang meningkat dari tahun ke tahun. Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

PEMERIKSAAN ERYTROSIT CARA PIPET

BAB III METODE PENELITIAN

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian Darah merupakan komponen essensial makhluk hidup yang dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis. Darah terdiri dari dua komponen utama, yaitu plasma darah, dan butir-butir darah. Plasma darah merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. Butir-butir darah (blood corpuscle), terdiri atas sel darah putih (lekosit) atau white blood cell (WBC), sel darah merah (eritrosit) atau red blood cell (RBC), dan sel pembeku darah (platelet) atau trombosit (Bakta, 2006). 2.2 Trombosit Trombosit adalah sel darah tidak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1-4 mikrometer dan volume 7 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), yaitu zona daerah tepi, zona sol gel, dan zona organel. Zona daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona sol gel menunjang struktur dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi trombosit (Wirawan, 2011). 6

7 Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal dengan metode Deacie adalah 150 400 x 10 9 /L. Menurut metode Rees Ecker jumlah normal trombosit 140 340 x 10 9 /L, apabila menggunakan metode Coulter Counter jumlah normal trombosit 150 350 x 10 9 /L (Wirawan, 2011). Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas trombosit. Kelainan kuantitas trombosit antara lain trombositopeni, trombositosis dan trombositemi. Trombositopeni merupakan berkurangnya jumlah trombosit di bawah normal, yaitu kurang dari 150 x 10 9 /L. Trombositosis merupakan peningkatan jumlah trombosit pada peredaran darah di atas normal, yaitu lebih dari 400x10 9 /L. Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses ganas, misalnya pada leukemia mielositik kronik jumlah trombosit melebihi 1.000x10 9 /L. Kelainan fungsi trombosit dengan hitung trombosit yang normal mengisyaratkan kelainan kualitas. Gangguan fungsi trombosit ini mungkin diturunkan atau didapat (Sacher and Richard, 2009).

8 2.3 Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit 2.3.1 Metode Pemeriksaan Jumlah Trombosit Pemeriksaan hitung trombosit dapat dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung dapat dilakukan dengan metode Rees Ecker, metode Brecher Cronkite, dan metode otomatis. Metode Rees Ecker dapat dilakukan dengan cara darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung dibawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25% (Gandasoebrata, 2013). Metode Brecher Cronkite dapat dilakukan dengan cara darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan eritrosit, trombosit dihitung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10% (Dacie, 2010). Hitung trombosit cara tak langsung dilakukan dengan metode Fonio dan estimasi jumlah trombosit pada sediaan apus darah tepi (SADT). Metode Fonio dilakukan menggunakan darah kapiler dicampur dengan larutan magnesium sulfat 14% kemudian dibuat SADT dan dilakukan pengecatan giemsa. Jumlah trombosit dihitung dalam 1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit. Cara Fonio lebih kasar daripada cara langsung. Cara estimasi jumlah trombosit pada SADT, semua hasil hitung trombosit baik normal maupun abnormal yang diperiksa secara langsung harus dilakukan cross check dengan SADT yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hitung trombosit secara langsung dan estimasi (Gandasoebrata, 2013).

9 2.3.2 Metode Otomatis Hematology Analyzer Metode otomatis menggunakan hematology analyzer yang berfungsi untuk pengukuran dan pemeriksaan sel darah dalam sampel darah. Alat hematology analyzer memiliki beberapa kelebihan yaitu efisiensi waktu, volume sampel, dan ketepatan hasil. Pemeriksaan dengan hematology analyzer dapat dilakukan dengan cepat hanya memerlukan waktu sekitar 45 detik. Sampel darah yang digunakan dapat menggunakan darah perifer dengan jumlah darah yang lebih sedikit. Hasil yang dikeluarkan alat ini biasanya sudah melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium (Medonic, 2016). Beberapa kekurangan hematology analyzer antara lain tidak dapat menghitung sel abnormal, misalnya sel-sel yang belum matang pada leukemia, infeksi bakterial, sepsis dan sebagainya, dan tidak mampu menghitung ketika jumlah sel sangat tinggi. Cross check menggunakan sediaan apus darah tepi sangat berarti. Penggunaan alat hematology analyzer perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hal perawatan. Suhu ruangan harus dilakukan kontrol secara berkala, reagen harus dalam penyimpanan yang baik, dan sampel dijaga supaya tidak terjadi aglutinasi. Sampel darah yang digunakan adalah sampel darah yang sudah ditambahkan antikoagulan. Apabila sampel yang digunakan terdapat darah yang menggumpal, maka apabila terhisap alat akan merusak alat tersebut (Medonic, 2016).

10 Gambar 1. Blok diagram Hematology Analyzer ( Infolabmed, 2017 ) Gambar 1 menunjukkan blok diagram hematology analyzer. Prinsip kerja hematology analyzer adalah sampel darah yang sudah dicampur dengan reagen dilusi sebanyak 200x proses hemolyzing untuk mengukur jumlah lekosit. Selanjutnya sampel dilakukan dilusi lanjutan sebanyak 200x (jadi 40.000x) untuk mengukur eritrosit dan trombosit. Sampel diproses pada blok data processing dan hasilnya akan ditampilkan pada monitor dan dicetak dengan mesin print (Infolabmed, 2017).

11 2.3.3 Pengukuran Jumlah Trombosit dengan Hematology Analyzer Metode pengukuran hematology analyzer untuk menghitung jumlah trombosit adalah dengan metode pengukuran sel atau disebut volumetric impedance. Metode volumetric impedance menggunakan larutan elektrolit (diluent) yang dicampur dengan sel-sel darah dihisap melalui aperture. Bilik pengukuran terdapat dua electrode yang terdiri dari internal elektrode dan eksternal, elektrode yang terletak dekat dengan aperture. Kedua elektroda tersebut dilewati arus listrik yang konstan (Infolabmed, 2017). Gambar 2. Metode Volumetric Impedance (Infolabmed, 2017) Apabila sel-sel darah melalui aperture maka hambatan antara kedua elektroda tersebut akan naik dan terjadi tegangan yang sangat kecil sesuai dengan nilai tahanannya. Tegangan tersebut diterima oleh detection circuit, kemudian sinyal tegangan tersebut dikuatkan atau diperbesar pada rangkaian amplifier dan dikirim ke

12 rangkaian elektronik. Rangkaian elektronik terdapat rangkaian Treshold Circuit yang berfungsi untuk menghilangkan sinyal noise yang diakibatkan oleh elektrik noise (gangguan listrik), debu, sisa-sisa cairan, dan partikel yang lebih kecil atau lebih besar dari sel darah yang diukur (Infolabmed, 2017). Nilai puncak diperoleh dengan sinyal dikirim ke A/D converter, kemudian data yang diperlukan disimpan pada memori untuk setiap nilai maksimum. Data tersebut akan dikoreksi oleh CPU dan akan ditampilkan pada layar LCD. Jumlah sinyal untuk setiap ukuran sel disimpan pada memori dalam bentuk histogram. Eritrosit dan trombosit yang dihitung memiliki ukuran yang berbeda sehingga CPU dapat membedakan penghitungan untuk setiap jenis sel. Sedangkan ketiga jenis sel lekosit yang dihitung memiliki ukuran sel yang hampir sama sehingga CPU menggunakan histogram untuk membedakan populasi ketiga jenis sel WBC. Terkadang terdapat dua sel atau lebih yang melewati aperture secara bersamaan, peristiwa tersebut disebut coincidence. Apabila larutan sampel sudah cukup diencerkan dan dicampur, coincidence dapat diprediksi secara statistik dengan tingkat keakuratan yang tinggi (Infolabmed, 2017). 2.3.4 Micro Pipette Adapter Penggunaan alat hematology analyzer (Medonic) memerlukan alat tambahan yaitu Micro Pipette Adapter (MPA). Micro pipette berbahan plastik dan berdiameter kecil yang digunakan pada alat hematology analyzer (Medonic). MPA berfungsi mengambil dan atau memindahkan cairan dalam volume sedikit secara akurat. Darah yang masuk dalam mikropipet sebanyak 20 µl (Medonic, 2016).

13 Gambar 3. Micro Pipette Adapter ( Medonic, 2016) Gambar 3 menunjukkan darah yang ada di dalam micro pipette atau tabung kapiler ukuran 20 µl darah. Pemeriksaan jumlah trombosit dengan alat hematology analyzer tersebut menggunakan Micro pipette adapter (MPA). MPA berisi darah kemudian dimasukkan ke dalam alat dan secara otomatis darah akan dihisap sampai habis untuk diukur (Medonic, 2016). 2.4 Bahan Pemeriksaan Pemeriksaan hematologi seringkali menggunakan darah utuh (whole blood), yaitu darah yang sama bentuk atau kondisinya seperti ketika beredar dalam aliran darah. Bahan pemeriksaan trombosit dapat berupa darah vena atau kapiler, dengan penambahan antikoagulan EDTA. Penambahan antikoagulan dimaksudkan agar darah

14 yang akan diperiksa tidak membeku dan meminimalkan resiko hemolisis dalam sampel darah (Riswanto, 2013). 2.4.1 Darah Kapiler Pembuluh darah kapiler berfungsi sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena. Selain itu pembuluh darah kapiler merupakan tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan. Pembuluh darah kapiler yang merupakan tempat mengambil hasil dari kelenjar, menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus, dan menyaring darah pada ginjal (Syaifudin, 2009). Pengambilan darah kapiler untuk orang dewasa dilakukan pada ujung jari tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun telinga. Pengambilan darah pada bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu jari kaki. Pemeriksaan menggunakan darah kapiler dapat dilakukan apabila volume darah yang dibutuhkan sedikit atau dalam keadaan emergency, namun apabila terjadi kesalahan dalam pemeriksaan maka tidak dapat dilakukan pemeriksaan ulang (Gandasoebrata, 2013). Kesalahan yang sering dilakukan dalam pengambilan darah kapiler biasanya disebabkan penusukan yang kurang dalam, darah diambil dari tempat adanya gangguan peredaran seperti vasokonstriksi (pucat), dan vasodilatasi (radang, trauma). Kesalahan dapat terjadi karena kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol, tetes darah yang pertama keluar dipakai untuk pemeriksaan, serta terjadi bekuan dalam tetes darah karena kinerja ATLM terlalu lambat. Usaha melancarkan pengeluaran darah dengan memijat menyebabkan darah yang keluar tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil pemeriksaan jumlah trombosit menunjukkan hasil lebih rendah dari

15 yang sebenarnya (Gandasoebrata, 2013). Sampel dalam mikropipet EDTA dapat langsung dianalisis tidak lebih dari 10 menit setelah dikumpulkan agar diperoleh hasil optimal (Medonic, 2016). 2.4.2 Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena difossa cubiti, sedangkan pada anak-anak atau bayi apabila terpaksa diambil dari vena jugularis eksterna, vena femoralis dan dari sinus sagittalis superior. Pengambilan darah vena perlu dilakukan dengan hati-hati dan seksama, karena bahaya yang terjadi jauh lebih besar daripada pengambilan darah kapiler. Hal-hal yang perlu diperhatikan, daerah yang akan ditusuk harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena (Riswanto, 2013). Kesalahan dalam pengambilan darah vena antara lain menggunakan spuit dan jarum yang basah, mengenakan ikatan pembendung terlalu lama atau terlalu keras sehingga dapat mengakibatkan hemokonsentrasi. Bekuan darah dalam spuit dapat terjadi karena kinerja yang lambat, dan bekuan dalam botol dapat terjadi karena darah tidak tercampur merata dengan antikoagulan (Gandasoebrata, 2013). Pemeriksaan jumlah trombosit menggunakan hematology analyzer. Sampel darah vena harus dihomogenkan dengan antikoagulan EDTA selama 10-15 menit untuk mengurangi resiko hemolisis sampel darah. Sampel yang dihomogenkan kemudian selanjutnya dilakukan pengukuran untuk memperoleh hasil yang sesuai (Medonic, 2016).

16 2.4.3 Perbedaan Jumlah Trombosit Darah Kapiler dan Darah Vena Darah kapiler dan vena memiliki susunan darah yang berbeda. Spesimen darah kapiler adalah campuran dari darah arteri dan darah vena. Jumlah trombosit lebih tinggi pada darah vena dibanding darah kapiler. Perbedaannya sekitar 9%-32% pada keadaan tertentu seperti terjadi adhesi trombosit pada tempat kebocoran kulit (Dacie and Lewis, 2010). Pemeriksaan jumlah trombosit menggunakan darah kapiler pada hematology analyzer akan terjadi perlekatan trombosit pada jaringan dan dinding kapiler serta ketidakpresisian dalam prosedur penyiapan dan pengambilan darah. Perbedaan antara nilai darah kapiler dan darah vena dapat terjadi trombosit diperkirakan lebih rendah 5 10% dibanding jumlah trombosit darah vena (Medonic, 2016). 2.5 Sumber Kesalahan Pemeriksaan Jumlah Trombosit Pemeriksaan laboratorium membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Akurasi hasil pemeriksaan jumlah trombosit tergantung dari ketepatan perlakuan pada tahap pra analitik, analitik dan paska analitik (Kemenkes, 2011). Tahap Pra Analitik atau tahap persiapan awal menentukan kualitas sampel yang akan dihasilkan dan berpengaruh terhadap proses kerja berikutnya. Tahap pra analitik meliputi pengambilan dan persiapan sampel. Sebelum pengambilan spesimen form permintaan laboratorium diperiksa. Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis dan sebagainya) disertai diagnosis atau keterangan klinis (Budiwiyono, 2002).

17 Tehnik atau cara pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai Standard Operating Procedure (SOP) yang ada. Volume darah mencukupi, kondisi baik, tidak lisis, segar atau tidak kadaluarsa, tidak berubah warna, dan tidak berubah bentuk. Pemakaian antikoagulan EDTA harus tepat, ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat dan identitas sesuai dengan data pasien. Penggunaan mikropipet untuk pengambilan sampel harus sesuai SOP. Kalibrasi dan kontrol alat dilakukan dengan benar, dan secara berkala (Medonic, 2016). Tahap analitik adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan. Tahap analitik perlu memperhatikan reagen, alat, metode pemeriksaan, pencampuran sampel dan proses pemeriksaan. Reagent lyse habis sehingga seluruh sel tidak dihancurkan saat pengukuran sel tertentu. Pemeriksaan dengan tabung terbuka, penyebabnya salah saat pada memasukkan sampel pada jarum sampling alat, misal jarum tidak masuk penuh ujungnya pada darah atau darah terlalu sedikit dalam tabung atau botol lebar sehingga saat dimasukkan jarum tidak terendam seluruhnya (Medonic, 2016). Tahap paska analitik adalah tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar-benar valid dan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan kerja. Tahap paska analitik meminimalis terjadinya kesalahan. Tahap paska analitik diantaranya pencatatan hasil pemeriksaan, dan pelaporan (Danis, 2010).

18 2.6 Kerangka Teori Pra Analitik Jumlah Trombosit Paska Analitik 1. PengambilanSampel 2. Persiapan Sampel 3. Persiapan alat Analitik Pencatatan dan pelaporan Darah Kapiler Darah Vena Hematology analyzer Metode impedensi Micro pipette 2.7 Kerangka Konsep Gambar 4. Skema Kerangka Teori Darah kapiler Jumlah trombosit Darah vena Gambar 5. Skema Kerangka Konsep 2.8 Hipotesis Terdapat perbedaan jumlah trombosit pada darah kapiler dan darah vena menggunakan micro pipette hematology analyzer.