BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini diminati oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber dan media informasi, internet mampu menyampaikan berbagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia mendorong untuk berkembangnya teknologi komunikasi. Salah satu. teknologi komunikasi yang sangat menarik adalah internet.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi ini komunikasi sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. jejaring sosial atau yang biasa dikenal dengan facebook. Dalam perkembangan teknologi tersebut, handphone juga ikut

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Internet merupakan salah satu media yang paling diminati banyak orang.

BAB II LANDASAN TEORI. Calhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan kontrol diri (self-control)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi kian maju dewasa ini, khususnya pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. merupakan suatu hal yang membanggakan. Kita dapat melihat hal tersebut dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini kemajuan teknologi sudah sangat berkembang

BAB I PENDAHULUAN. data untuk kepentingan tugas, untuk akses jual-beli yang saat ini disebut

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Seorang siswa dalam

HUBUNGAN ANTARA MOTIF AFILIASI DENGAN INTENSITAS MENGGUNAKAN FACEBOOK PADA DEWASA AWAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Masalah Penelitian

BAB V PENUTUP. Pemberian telepon genggam oleh orang tua kepada anak di SDN. Ungaran 01 pada dasarnya sebagai alat komunikasi mereka untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Perubahan yang semakin cepat dalam teknologi komunikasiinformasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Ditinjau dari sudut perkembangan manusia, kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

I. PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk kalangan tertentu, tetapi semua unsur masyarakat dari berbagai profesi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dan individu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

LAMPIRAN. Pertanyaan pada bagian I merupakan pernyataan yang berhubungan dengan identitas

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat. Tidak hanya dengan menggunakan komputer atau laptop saja, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Adanya kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, maupun masyarakat. Menurut Walgito (2001:71) dorongan atau motif

PENDAHULUAN. bermunculan. Diawali dengan adanya kemudian friendster dan yang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Keberadaan internet sebagai media komunikasi baru memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dampak perkembangan teknologi di antaranya adalah perkembangan jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Vera Ratna Pratiwi,2013

BAB I PENDAHULUAN. Permainan melalui jaringan internet ini disebut game online. Game online

BAB I PENDAHULUAN. yang praktis dan berguna bagi setiap lapisan masyarakat. Melalui internet

BAB I PENDAHULUAN. khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunukasi ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. media sosial. Popularitas media sosial semakin berkembang dari tahun ke

Bab I Pendahuluan. membutuhkan orang lain. Menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan berbagai aktivitas yang rutin dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. awal/early adolescence usia tahun, remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan inovasi media komunikasi di bidang teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak ke masa dewasa, yang berlangsung antara usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial

2015 HUBUNGAN KETERAMPILAN SOSIAL D ENGAN INTENSITAS PENGGUNAAN TWITTER PAD A REMAJA D I KOTA BAND UNG

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan muatan lokal. Dan dibuatlah Suplemen Kurikulum berbagai macam sumber ilmu, tidak hanya dari guru kelas saja.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan yang tinggi pula terhadap aktivitas belajar (Chang, 2012), sehingga apa pun yang

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi antara masa kanak kanak dan dewasa, dimana

MENGAPA MEDIA SOSIAL. Selamat Datang di Era Generasi Y

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesepian tanpa adanya teman cerita terlebih lagi pada remaja yang cendrung untuk

BAB I PENDAHULUAN. networking facebook yang fungsinya kira-kira hampir sama dengan friendster.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berada direntang usia tahun (Monks, dkk, 2002). Menurut Haditono (dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Perkiraan resmi dari APJII (Asosiasi Penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. telepon genggam hanya sebatas SMS dan telepon, namun beberapa tahun terakhir,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media teknologi komunikasi di Indonesia saat ini

BAB IV ANALISIS DATA. berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motif-motif yang harus dipenuhinya. Maslow (dalam Sobur, 2003) dalam

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Peneltian...

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah Latar Belakang RumusanMasalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil penelitian Yahoo!-TNSNet Index, aktivitas internet yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama

PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. situs web, atau chatting. Dengan aneka fasilitas tersebut individu dapat

BAB I PENDAHULUAN. BlackBerry atau sering disingkat BB adalah sebuah smartphone buatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pesat di seluruh belahan dunia, yakni salah satunya termasuk di Indonesia. Media

BAB 1 PENDAHULUAN. hal komunikasi telah mengalami berbagai perubahan. Hal ini dapat terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. menjalar keseluruh dunia. Rata-rata masyarakat modern, seperti orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sepi dari pembaharuan-pembaharuan. Pembaharuan itu dapat berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini sudah menjadi elemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dari tahun ke tahun berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Saat ini perkembangan teknologi informasi berjalan sangat pesat. Kecanggihan

Dua Sisi Mata Uang Dampak Teknologi Jumat, 14 Februari :15. Oleh Ahmad Turmudzi*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. teknologi informasi yang saat ini sering digunakan oleh banyak orang ialah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dahlia Veronika Sitanggang, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Internet merupakan salah satu media yang sekarang ini diminati oleh banyak orang. Internet yang semula dirancang untuk menjadi sistem komunikasi militer telah berkembang menjadi penghubung banyak komputer sekaligus ke dalam sebuah jaringan. Perkembangan internet saat ini bukan hanya sebagai alat pengiriman, pertukaran, dan pengambilan data, melainkan juga memenuhi banyak fungsi lain, meliputi kemudahan berbisnis, berkarir, berkomunikasi, menjalankan proses belajar-mengajar, menjalin relasi, menyiarkan berita, hingga berkampanye. Dapat dipastikan bahwa jumlah pengguna internet ini akan terus bertambah seiring dengan semakin mudahnya koneksi internet, tersebarnya jaringan, serta juga semakin tersedianya peralatan komputer, handphone, hingga iphone dan BlackBerry (Elia, 2009). Semakin tidak terhindarkannya internet sebagai perlengkapan studi dan alat bantu pekerjaan membuat internet turut berperan dalam cara kita berpikir, berkomunikasi, berelasi, berekreasi, bertingkah laku, dan mengambil keputusan. Internet menjadi suatu kegemaran tersendiri dalam mencari informasi terbaru dan menjalin hubungan dengan orang lain di beda tempat. Internet juga memiliki kelebihan karena sifat yang tidak terbatasnya waktu akses, sehingga individu dapat mengakses internet kapan saja. Hal ini membuat beberapa orang terkena salah satu dampak negatif dari penggunaan internet. Tidak sedikit orang yang

sangat bergantung pada internet sehingga individu mengalami kecanduan (Dyah, 2009). Mark, Murray, Evans, & Willig (2004) menyatakan bahwa kecanduan merupakan perilaku ketergantungan baik secara fisik maupun psikologis dalam suatu aktivitas. Individu biasanya secara otomatis akan melakukan apa yang disenangi pada kesempatan yang ada. Orang yang mengalami kecanduan internet akan merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik dibandingkan dengan kehidupan nyata sehari-hari (Orzack dalam Mukodim, Ritandiyono & Sita, 2004). Secara patologi kecanduan internet sangat mirip dengan kecanduan terhadap judi (Essau, 2008). Seiring dengan berkembangnya jaringan internet, saat ini jumlah penderita kecanduan internet semakin bertambah banyak. Kecanduan jenis tersebut dapat dialami anak-anak maupun dewasa (Dyah, 2009). Ada tiga hal yang menyebabkan individu mengalami kecanduan internet, yaitu terjerat games, akses situs porno, dan jejaring sosial (Elia, 2009). Salah satu jejaring sosial yang saat ini digemari masyarakat Indonesia adalah Facebook. Saat ini Indonesia telah menjadi the Republic of the Facebook (Putra, 2009). Ungkapan ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 64,5% pada tahun 2008. Prestasi ini menjadikan Indonesia sebagai the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia. Angka ini bahkan mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008).

Demam Facebook merupakan kelanjutan dari keberhasilan situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta registered users atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia (Gunawan, 2009). Banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap, mulai dari berikirim komentar, berbagi foto, video, dan catatan sehingga memenuhi keinginan masyarakat. Dari sekian banyak fitur maupun fasilitas tersebut, ada kemungkinan Facebook menaruh harapan besar agar dapat terus berada di jajaran situs pertemanan di dunia maya. Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, terdapat 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan (Gunawan, 2009). Kebanyakan pengguna Facebook ini adalah kalangan remaja yang berusia 14-24 tahun sebanyak 61,1% (Gen, 2009). Facebook telah membuat remaja mengalami kecanduan. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama, karena senang memperoleh teman dan mendapat perhatian dari orang lain. Kedua, senang menjadi orang yang dikenal dan diakui keberadaannya. Oleh karena itu, akan semakin mudah menjadi pecandu jejaring sosial di internet bila seseorang memiliki kebutuhan besar akan perhatian, penghargaan diri, dan pengakuan akan eksistensi dirinya (Elia, 2009).

Ada banyak alasan remaja memilih Facebook sebagai bagian dari aktivitasnya. Beberapa di antaranya adalah untuk memenuhi rasa ingin tahu agar dikatakan gaul dan tidak ketinggalan zaman. Melalui Facebook, remaja lebih mudah menjalin hubungan pertemanan dari berbagai belahan dunia dan juga dapat berbagi cerita atau curhat dengan teman di dunia maya untuk meringankan beban. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Donny (2010), kebanyakan pengguna menggunakan Facebook untuk curhat. Ketika tidak ada kegiatan lain yang penting, remaja juga dapat mengisi waktu luang yang mereka miliki untuk bermain Facebook. Hurlock (1990) menyatakan bahwa remaja berada dalam fase pengembangan hubungan dengan teman sebaya dan juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga semua alasan tersebut mewakili kebutuhan remaja. Kecanduan terhadap Facebook merupakan topik yang mencemaskan dan menarik perhatian para orang tua. Remaja yang sudah kecanduan jejaring sosial, seperti Facebook, terlalu asyik dengan dunianya sendiri sehingga tidak perduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitar (Dyah, 2009). Remaja yang kecanduan tampak dari kegiatannya setiap hari yang selalu mencari-cari kesempatan agar dapat memainkan Facebook yang dimilikinya. Tidak jarang ditemui bahwa remaja banyak bermain Facebook seteleh pulang sekolah, waktu istirahat, bahkan ketika proses belajar-mengajar terjadi. Remaja yang mengalami kecanduan Facebook akan banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau handphone. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Donny (2010) di kota Sukabumi dan Cilegon, 55% pengguna menggunakan Facebook dari warnet dan 22% melalui handphone. Durasi waktu

yang digunakan juga semakin lama akan semakin bertambah agar individu mendapatkan efek perubahan dari perasaan, dimana setelah bermain internet atau Facebook individu merasakan kenyamanan dan kesenangan (Dyah, 2009). Sebaliknya, individu biasanya akan merasa cemas atau bosan ketika bermain Facebook ditunda atau diberhentikan. Masa remaja adalah masa dimana individu mulai melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang tua dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya (Hurlock, 1990). Tanpa disadari, dengan menggunakan Facebook remaja yang seharusnya belajar bersosialisasi dengan lingkungan di kehidupan nyata justru lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman di dunia maya. Komunikasi yang dahulunya dari bertatap muka secara langsung kini mulai mengalami pergesaran menjadi komunikasi melalui dunia maya. Pada tempattempat umum tidak jarang dijumpai individu yang sibuk sendiri dengan handphone yang dimiliki untuk meng-update status atau memberi komentar walaupun individu sedang berjalan bersama dengan teman-temannya (Fa, 2009). Individu yang memiliki kontrol diri rendah berpotensi mengalami kecanduan karena individu tidak mampu memandu, mengarahkan, dan mengatur perilaku (Dyah, 2009). Remaja yang mengalami kecanduan Facebook selalu merasa tertantang untuk menambah teman, memasukkan foto, melihat komentar orang lain, dan juga meng-update status miliknya. Remaja yang sudah memiliki 219 kawan misalnya, akan terus tertantang untuk mencari lebih banyak kawan sekedar untuk menunjukkan betapa terkenalnya dia. Rasa kesal dengan kejadian sehari-hari bisa saja ditumpahkan ke Facebook tanpa terkendali. Demikian pula,

karena individu selalu ingin meng-update informasi, maka setiap individu akan selalu terdorong untuk mengetik di kolom What do you have in mind tanpa pertimbangan yang jelas. Dampak negatif lain dari kecanduan Facebook adalah remaja menjadi lupa waktu, sekolah, tugas-tugas, hingga kewajiban lain. Penggunaan internet yang berlebihan dihubungkan dengan kerusakan yang signifikan terhadap bidang sosial, psikologis dan pekerjaannya (Young, 1996). Kecanduan dipandang sebagai kelemahan yang dimiliki remaja karena kurang memiliki motivasi dan kontrol (Griffiths dalam Essau, 2008). Mark, Murray, Evans, & Willig (2004) juga menyatakan bahwa salah satu penyebab individu mengalami kecanduan disebabkan adanya kegagalan dalam melakukan kontrol terhadap perilaku. Ghufron (2003) dalam penelitiannya menyatakan kontrol diri mempengaruhi perilaku penundaan terhadap tugas-tugas oleh remaja, sehingga mengakibatkan penurunan prestasi individu tersebut. Drever (Fitri, 2009) menyatakan bahwa kontrol diri adalah kontrol atau pengendalian yang dijalankan oleh individu terhadap perasaan-perasaan, dorongan-dorongan hati dan tindakan-tindakan sendiri. Masa-masa remaja ditandai dengan emosi yang mudah meletup atau cenderung untuk tidak dapat mengkontrol dirinya sendiri. Kontrol diri sangat diperlukan karena dorongandorongan dan nafsu semakin menggejolak, terutama dorongan seksual dan agresivitas pada remaja. Jika seorang remaja tidak dapat mengontrol dirinya dengan baik, maka remaja akan dikuasasi oleh dorongan dan keinginan yang menyebabkan timbulnya

kenakalan-kenakalan pada remaja. Fatoni (dalam Dyah, 2009) lebih menjelaskan bahwa kontrol diri yang tidak dapat berkembang dengan baik akan menghambat proses pendewasan individu karena pendewasaan seseorang tergantung kemampuan individu dapat melakukan pengontrolan terhadap dirinya sendiri. Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa remaja berada pada masa yang ditandai dengan emosi yang mudah meletup atau cenderung untuk tidak dapat mengkontrol dirinya sendiri, sehingga diperlukan adanya kontrol diri untuk mengurangi dorongan-dorongan yang menggejolak dalam diri remaja. Kecanduan facebook merupakan hal dimana individu menghabiskan waktu terlalu banyak ketika bermain sehingga melupakan waktu, tugas, dan kewajiban lainnya akibat kurangnya kontrol dari individu sendiri. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja pengguna facebook. B. RUMUSAN MASALAH Adapun perumusan masalah yang ingin diteliti pada penelitian ini adalah: apakah terdapat hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja pengguna Facebook?. C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja pengguna Facebook.

D. MANFAAT PENELITIAN Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi pengetahuan, khususnya bagian psikologi perkembangan tentang kontrol diri terhadap kecanduan internet pada remaja. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan: 1. Informasi mengenai hubungan kontrol diri kecanduan kecanduan internet pada remaja pengguna Facebook, sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Sebagai referensi bagi remaja untuk dapat mengetahui pentingnya kontrol diri dalam penggunaan Facebook. 3. Sebagai referensi bagi orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap remaja.

E. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah: BAB I : Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Landasan Teori Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang dinyatakan adalah teoriteori yang berhubungan dengan kontrol diri, kecanduan internet, remaja dan Facebook. BAB III : Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, definisi operasional, populasi, sampel, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas, uji daya beda aitem, reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data yang digunakan. BAB IV : ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan tentang gambaran subjek penelitian, uji asumsi penelitian meliputi uji normalitas dan linieritas, hasil analisa data, dan pembahasan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan dibab sebelumnya. Selain itu, bab ini juga akan memuat saran penyempurnaan penelitian berikutnya.