KAJIAN EKONOMI KESEHATAN DALAM PENERAPAN SPM KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah

DESENTRALISASI UNTUK MENINGKATKAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN SPM BIDANG KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

POTRET PEMBIAYAAN KESEHATAN BERSUMBER PEMERINTAH: CONTOH KASUS KABUPATEN PIDIE JAYA. April 8 th 2015 HANIFAH HASNUR

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan pelayanan publik, mengoptimalkan potensi pendapatan daerah

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi

KONSEPTUAL RPJMN BIDANG KESEHATAN TAHUN KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN Drg. Tini Suryanti Suhandi, M.Kes

Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

IMPLEMENTASI UU NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

INOVASI Pelayanan kesehatan DTPK

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2016 DAN KEBIJAKAN PERENCANAAN ANGGARAN TAHUN 2017

KERANGKA KEBIJAKAN STRATEGIS DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI PENDEKATAN KELUARGA DAN GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018

Sumber-Sumber Pendanaan Kesehatan. Department of Health Policy and Management

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

PERAN STRATEGIS DPR RI DALAM MEMBANGUN KESEHATAN BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di indonesia

PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

Dukungan DPR dalam Menangani Defisit JKN dan Keberlangsungan Program JKN. Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi, S.T, M.

PERAN KESMAS DALAM PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

SPM BIDANG KESEHATAN DAN TUGAS FUNGSI DINAS KESEHATAN

SAMBUTAN PENYERAHAN LAPORAN HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA WILAYAH II

Analisis Belanja Publik Sektor Kesehatan

Perspektif Kementerian Keuangan terhadap Anggaran untuk Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang di bidang otonomi daerah tersebut telah menetapkan

Kebijakan Pembiayaan Penanggulangan dan Pencegahan HIV AIDS Dalam Sistem Kesehatan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Pengelolaan Keuangan Desa Blitar, 30 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang terdiri atas Laporan Perhitungan

Pembinaan. 7 Provinsi, KESEHATAN. 120 Preventif: Perencanaan. Anggaran Daerah. Kab/Kota "Gerakan. pelayanan masyarakat Masyarakat

SINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keterbukaan, keadilan, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dr. Kirana Pritasari, MQIH Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

KONDISI TERKINI PELAKSANAAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia yang mengacu pada

Oleh. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) 3/15/2014 1

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA PENDANAAN

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam sektor publik, dalam hal ini adalah belanja modal,

KEBIJAKAN UMUM DANA DESA (Berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 2014 dan PP Nomor 60 Tahun 2014)

Oleh Ir. Timbul Pudjianto, MPM Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri

PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan upaya dalam meningkatkan kapasitas

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi sektor publik adalah system akuntansi yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

ANALISIS ALOKASI BELANJA LANGSUNG PADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

CAKUPAN MATERI 1. KONSEP DASAR KEBIJAKAN FISKAL 2. PERAN KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA 3. KONSEP APBN 4. GAMBARAN UMUM APBN 5. STUDI IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB II URAIAN TEORITIS. materil maupun spiritual (GBHN), pembangunan yang sedang dilaksanakan sekarang ini

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola daerahnya sendiri. Namun dalam pelaksanaannya, desentralisasi

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

PERAN BADAN LITBANGKES DALAM PENCAPAIAN UHC. Siswanto Ka Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI

PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS. Direktur Pelayanan Kesehatan Primer dr. Gita Maya Koemara Sakti, MHA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah jaminan kesehatan. Asuransi kesehatan memberi jaminan berupa

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah yang sedang bergulir merupakan bagian dari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

2018, No.2-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Transkripsi:

KAJIAN EKONOMI KESEHATAN DALAM PENERAPAN SPM KESEHATAN RAKERKESDA PROV. KALIMANTAN BARAT 28 MARET 2019 MOHAMAD SUBUH Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI C.SUBUHSUBUH260319RAKERKES KALBAR

LATAR BELAKANG DAN KONSEP SPM

MILESTONE PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA MDG S 8 GOAL SDG S 17 GOALS 1978 2000 2005 2015 2018 2020 ALMA ALTA HEALTH FOR ALL BY YEAR 2000 PRIMARY HEALTH CARE UHC AKSES PERLINDUNGAN RESIKO KEU 2014 : JKN ASTANA PENGUATAN PHC SPM TARGET UHC 100% 1982 1992 SKN SISTEM & SUBSISTEM KES (BIAYA), MUTU??? PEMERATAAN PELAYANAN (EQUITY & EQUALITY) 2004 UU 40 2004 SJSN 2009 UU 36 KES BIAYA & MUTU GERMAS, PIS PK AKSES, KENDALI MUTU,& BIAYA 2019 HEALTH FOR ALL POLICY MORE MONEY FOR HEALTH & MORE HEALTH FOR THE MONEY (STRENGTHENING PHC SERVICES & HEALTH SYSTEM STRENGTHENING)

KONSEP SPM FUNGSI PEMERINTAH MENGATUR & MENGURUS URUSAN PUBLIK (PUBLIC GOODS) PEMERINTAH WAJIB BERTANGGUNGJAWAB UNTUK MENJAMIN SETIAP WARGA NEGARA HIDUP SEJAHTERA DENGAN STANDAR HIDUP MINIMAL MELALUI MEKANISME PASAR YG BERLAKU PEMENUHAN BASIC NEED MELALUI PELAYANAN DASAR (BASIC SERVICES) PELAYANAN DASAR YANG DIBERIKAN BERUPA JENIS, JUMLAH BAIK BARANG DAN JASA YANG DITETAPKAN DALAM SPM

SUMBER PEMBIAYAAN SPM APBD DANA TRANSFER DANA KHUSUS PEMBIAYAAN SPM PEMBIAYAAN (DAU/DBH/ DAK/DANA DESA (BOK, PKH, DLL.) KPBU HIBAH, CSR KERJASAMA DAERAH

Perhitungan Pembiayaan SPM Kesehatan Pengumpulan Data Perhitungan Kebutuhan Pemenuhan Pelayanan Dasar Penyusunan Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar Pelaksanaan Pemenuhan Pelayanan Dasar Permendagri No.100/ 2018 (Psl 4) Penerapan SPM Pasal 5/ Permenkes No.4/2019 Perhitungan Pembiayaan Pelayanan Dasar pada SPM Kesehatan memperhatikan: Sumber Pembiayaan agar tidak terjadi duplikasi Anggaran Untuk mempermudah penghitungan pembiayaan SPM Bidang Kesehatan di daerah Diperlukan: Sistem Informasi dalam perencanaan pelaksanaannya. Tools Costing SPM Kesehatan Mapping Pembiayaan Agar tidak ganda diperlukan integrasi kegiatankegiatan baik pada kegiatan SPM maupun kegiatan lainnya

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, keluarga berencana LOREM IPSUM DOLOR SIT dan AMET kesehatan reproduksi, LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan, LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET mendukung pencapaian SPM bidang LOREM kesehatan, IPSUM DOLOR SIT AMET mendukung pencapaian LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan di LOREM IPSUM DOLOR SIT AMET daerah dalam rangka pencapaian prioritas nasional. Arah Kebijakan DAK Bidang Kesehatan T.A 2019

ANATOMI BIAYA KESEHATAN APBN 2019 APBN KES 123, 11 T PUSAT : 89,90 T TRANSFER DAERAH 33,21 T K/L 31,054 T KEMKES 58,746 T UU 36/09 PSL 171(1) 5%, (2) 10%?????? PBI 26,778 T PROGRAM 31,968 T

SPM SUATU LONCATAN DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN ( ECONOMIC WELFARE )

MODEL IDEAL UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN

SPM MENINGKATKAN DAYA SAING???

LE (UHH) DAN HALE DI INDONESIA 2017 80 70 60 50 40 30 20 10 0 INDONESIA 71,5 8,8 62,7 KALBAR 68,5 8,3 60,2 UHH : 68,5 TH UMUR HIDUP SEHAT : 60,2 TH BEBAN EKO, SOSIAL : 8,3 TH MORBIDITAS, KRONISITAS, MORTALITAS HALE 12

SUSTAINABILITY Value for Money (VfM) adalah metode untuk menilai penerimaan publik akan manfaat maksimal dari barang dan jasa yang diperolehnya dengan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan publik SPM SPM ECONOMICS WELFARE 1.Meningkatkan efektivitas pelayanan publik. 2.Meningkatkan mutu pelayanan publik 3.Menurunkan biaya pelayanan publik karena efisiensi dan penghematan input 4.Alokasi belanja yang berorientasi pada kepentingan publik 5.Meningkatkan kesadaran atas penggunaan uang publik, demi akuntabilitas

REVOLUSI INDUSTRI VS SPM PADA INDUSTRI 1.0, 2.0 TERJADI PANDEMI SPT PES, CACAR, KOLERA, FLU BURUNG JUMLAH KEMATIAN SELURUH DUNIA LEBIH DARI 500.000 JIWA MULAI DARI INDUSTRI 2.0 SD 3.0, BANYAK DITEMUKAN METODE PENGOBATAN BAIK TEHNOLOGI KEDOKTERAN, PENEMUAN KUMAN, PENEMUAN OBAT DAN VAKSIN PADA INDUSTRI 3.0 KESADARAN UTK PREVENTIF MENINGKAT, PENGEMBANGAN SISTEM PELAYANAN PRIMER ( DEKLARASI ALMA ATA 1978) DAN PENINGKATAN SANGAT PESAT INDUSTRI KESEHATAN PADA INDUSTRI 4.0 SAAT INI, PERLU DIANTISPASI KEJADIAN2 DISEKTOR KESEHATAN, DIMANA PENGGUNAAN BIG DATA SANGAT MEMPENGARUHI PROGRAM KESEHATAN DAN JUGA BIAYA KESEHATAN YANG PERLU DICERMATI : REVOLUSI INDUSTRI MENGINGINKAN MENGGANTI MANUSIA DG MESIN/ SISTEM PELAYAN KESEHATAN / INDUSTRI KESEHATAN ADALAH INDUSTRI YG TIDAK TERGANTIKAN DEMAND MASYARAKAT BERUBAH MENJADI DEMAND INDIVIDU PERLU DISIAPKAN SDM YANG DAPAT MEMENUHI KOMPETENSI INDUSTRI 4.0

NILAI KE- EKONOMIAN SPM KESEHATAN (MANFAAT) JAMINAN BAGI SETIAP WARGA UNTUK DAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENENTUKAN ARAH ANGGARAN SPM MENJADI LANDASAN DALAM PENENTUAN PERIMBANGAN KEUANGAN YANG LEBIH ADIL DAN TRANSPARAN (PORSI PREV PROM DAN KURATIF ) SPM MEMBANTU PENILAIAN KINERJA KEPALA DAERAH, MENGURANGI MONEY POLITICS DAN KESEWENANG-WENANGAN MENINGKATAKAN AKUNTABILITAS PEMDA TERHADAP MASYARAKAT SPM MERANGSANG TRANSPARANSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT SPM DIJADIKAN ARGUMEN BAGI PENINGKATAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH SPM MEMBANTU ME-RASIONALISASIKAN JUMLAH DAN KUALIFIKASI PEGAWAI

Masalah masalah yang kita hadapi tak dapat dipecahkan dengan pemikiran yang sama tingkatannya, seperti kita menciptakan masalah masalah tersebut ( Albert Einstein )

PERILAKU & KESLING PM & PTM GIZI & KIA Indikator PIS PK PIS-PK DAN SPM 12 Pelayanan Dasar SPM Bidang Kesehatan 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 3. Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir 4. Pelayanan Kesehatan Balita 5. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar 6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 7. Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut 1. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus 2. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 3. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa Berat SIKLUS HIDUP PTM 1. Pelayanan Kesehatan Orang Terduga Tuberkulosis 2. Pelayanan Kesehatan Orang dengan risiko terinfeksi HIV PM 21

Value for Money (VfM) adalah metode untuk menilai penerimaan publik akan manfaat maksimal dari barang dan jasa yang diperolehnya dengan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan publik. VfM juga diartikan dengan kombinasi optimal dari total biaya keseluruhan dan kualitas dari dilaksanakannnya proyek infrastruktur melalui skema KPBU. VfM digunakan sebagai salah satu alasan atau tujuan dilaksanakannya skema KPBU melalui kompensasi atau tarif harga pasar yang kompetitif. Manfaat VFM dalam KPBU Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran Meningkatkan mutu pelayanan publik Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunaan input Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik dan Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik dan- Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public cost awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntabilitas publik. Value for money dapat tercapai apabila organisasi telah menggunakan biaya masukan paling kecil untuk mencapai keluaran yang optimum dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Konsep VfM sektor publik gencar dilakukan seiring dengan meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan good governance. Manfaat konsep VfM pada organisasi sektor publik antara lain: 1.Meningkatkan efektivitas pelayanan publik. 2.Meningkatkan mutu pelayanan publik 3.Menurunkan biaya pelayanan publik karena efisiensi dan penghematan input 4.Alokasi belanja yang berorientasi pada kepentingan publik 5.Meningkatkan kesadaran atas penggunaan uang publik, demi akuntabilitas

Public goods (barang publik) pada prinsipnya merupakan barang yang memiliki sifat no rival consumption dan non eksklusif. No rival consumption artinya barang tersebut dapat dikonsumsi bersamaan pada waktu yang sama, tanpa saling meniadakan manfaat. Dalam arti lain masyarakat tidak mempunyai pilihan terhadap barang tersebut dan semua orang bebas untuk menggunakannya bahkan ada yang wajib untuk digunakan masyarakat. Misalkan, Alun-alun Kota Bandung yang dapat dinikmati puluhan orang sekaligus pada waktu yang sama dan tidak ada yang dirugikan antara masing-masing orang. Sedangkan,non eksklusif adalah jika seseorang tidak perlu membayar untuk menikmati manfaat barang publik. Seperti udara, semua orang bebas untuk menggunakannya. Begitupun jalan provinsi, semua orang bebas untuk menggunakan jalan provinsi tanpa harus membayar. Sedangkan yang disebut dengan private goods (barang private) adalah banrang yang memiliki sifat rival consumption dan eksklusif, artinya barang tersebut tidak dapat dinikmati secara bersama tanpa meniadakan manfaat dan untuk mengkonsumsi barang tersebut diperlukan syarat, seperti harus membayar. Misalkan, handphone, mobil pribadi, rumah pribadi, dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel klasifikasi barang di bawah ini: