STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK L

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT BETON BERTULANG RANGKA TERBUKA SIMETRIS DI DAERAH RAWAN GEMPA DENGAN METODA ANALISIS PUSHOVER

Studi Assessment Kerentanan Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa Dengan Menggunakan Metode Pushover Analysis

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN. Keandalan Struktur Gedung Tinggi Tidak Beraturan Menggunakan Pushover Analysis

adalah momen pada muka joint, yang berhubungan dengan kuat lentur nominal balok pada hubungan balok. Kolom tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

EVALUASI STRUKTUR DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN ANALISIS PUSHOVER UNTUKMENENTUKAN KINERJA STRUKTUR PADABANGUNAN EKSISTING GEDUNG BETON BERTULANG

EVALUASI BALOK DAN KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

Evaluasi Kinerja Struktur Jembatan akibat Beban Gempa dengan Analisis Riwayat Waktu

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kolom. Kolom termasuk struktur utama yang bertujuan menyalurkan beban tekan

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

PRESENTASI TUGAS AKHIR

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

ANALISA PORTAL DENGAN DINDING TEMBOK PADA RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

Kajian Perilaku Struktur Portal Beton Bertulang Tipe SRPMK dan Tipe SRPMM

EVALUASI KINERJA BANGUNAN GEDUNG DPU WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI DENGAN ANALISIS PUSHOVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah daerah rawan gempa, untuk mengurangi resiko korban

PENGARUH RASIO KEKAKUAN LATERAL STRUKTUR TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH

BAB III METODE ANALISIS

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Perencanaan gedung tahan gempa telah menjadi perhatian khusus mengingat telah banyak terjadi gempa cukup besar akhir-akhir ini. Perencanaa

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Evaluasi Gedung MNC Tower Menggunakan SNI dengan Metode Pushover Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA GEDUNG BERTINGKAT DENGAN ANALISIS PUSHOVER MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS (STUDI KASUS : BANGUNAN HOTEL DI SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

PERBANDINGAN PERUBAHAN KINERJA STRUKTUR RANGKA STRUKTUR BETON BERTULANG DAN BAJA DENGAN DINDING PENGISI

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

BAB 1 PENDAHULUAN. gempa di kepulauan Alor (11 November, skala 7,5), gempa Aceh (26 Desember, skala

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

ANALISIS PUSHOVER PADA BANGUNAN DENGAN SOFT FIRST STORY

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KEANDALAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI TIDAK BERATURAN MENGGUNAKAN PUSHOVER ANALYSIS PADA TANAH MEDIUM

ANALISIS KAPASITAS NOMINAL PENAMPANG DAN KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN MATERIAL NON- LINEAR ABSTRAK

ANALISIS KINERJA GEDUNG BERTINGKAT BERDASARKAN EKSENTRISITAS LAY OUT DINDING GESER TERHADAP PUSAT MASSA DENGAN METODE PUSHOVER

PERILAKU STRUKTUR BAJA TIPE MRF DENGAN BEBAN LATERAL BERDASARKAN SNI DAN METODE PERFORMANCE BASED PLASTIC DESIGN (PBPD)

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan analisis non-linier yang sederhana namun dapat

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

KAJIAN PENGGUNAAN NONLINIEAR STATIC PUSHOVER ANALYSIS DENGAN METODA ATC-40, FEMA 356, FEMA 440 DAN PERILAKU SEISMIK INELASTIC TIME HISTORY ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

T I N J A U A N P U S T A K A

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Secara keseluruhan, kesimpulan dari studi yang dilakukan adalah :

Cipta Adhi Prakasa dan Sjahril A. Rahim. ABSTRAK

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB I PENDAHULUAN. Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik yang sering disebut juga Ring of Fire, karena sering

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. gawang apabila tanpa dinding (tanpa strut) dengan menggunakan dinding (dengan

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

STATIC NONLINEAR PUSHOVER ANALYSIS UNTUK PERFORMANCE BASED DESIGN PADA GEDUNG PASCASARJANA FAKULTAS MIPA UGM NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB III METODE ANALISA STATIK NON LINIER

EVALUASI KINERJA SEISMIK GEDUNG TERHADAP ANALISIS BEBAN DORONG

Assessment Kerentanan Bangunan Beton Bertulang Pasca Gempa

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan pada Gedung X, bangunan gedung bertingkat yang

ANALISIS DINAMIK STRUKTUR GEDUNG DUA TOWER YANG TERHUBUNG OLEH BALOK SKYBRIDGE

ANALISIS STATIK NON-LINER PUSHOVER PADA OPTIMALISASI DESAIN GEDUNG PENDIDIKAN BERSAMA FKUB DENGAN VARIASI KONFIGURASI BRESING BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

Transkripsi:

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BANGUNAN BERBENTUK L Riki Febriano Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas, Padang, febriano.riki@yahoo.co.id Nidiasari Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas, Padang, nidia@ft.unand.ac.id Jati Sunaryati Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Andalas, Padang, jati@ft.unand.ac.id Abstrak Perencanaan struktur bangunan gedung tidak beraturan umumnya didasarkan pada analisis dinamis elastis yang merupakan analisa yang paling sederhana. Pada penelitian ini direncanakan suatu gedung tidak beraturan berbentuk L dengan perencanaan menggunakan standar gempa terbaru SNI 1726-2012 yang berlokasi di kota Padang dengan jenis tanah sedang. Dari hasil analisis dinamis elastis, respons struktur terhadap beban gempa telah memenuhi persyaratan bahwa struktur gedung yang direncanakan tersebut aman terhadap beban gempa ditinjau dari perioda alami struktur yang berada diantara batas maksimum dan minimum, jumlah ragam partisispasi massa telah melebihi minimal 90%, simpangan antar lantai tidak melebihi batas simpangan yang diizinkan. Untuk mengetahui kinerja dari struktur yang direncanakan, maka perlu dilakukan suatu analisis yang memperlihatkan perilaku struktur pada saat inelastis. Dilakukan analisis pushover dimana beban gempa yang diberikan secara incremental sehingga struktur melewati batas elastisnya. Hasil analisis pushover didapatkan nilai daktilitas struktur sebesar 2,43 dan kinerja gedung yang direncakan termasuk level immediate Occupancy yang berarti tidak tidak terjadi kerusakan yang berarti pada struktur. Kata Kunci: respon struktur, analisis dinamis, analisis pushover, kinerja gedung 1. PENDAHULUAN Respons struktur akibat gempa sangat dipengaruhi oleh bentuk bangunan itu sendiri. Bangunan dengan bentuk beraturan, sederhana, dan simetris akan berperilaku lebih baik terhadap gempa dibandingkan dengan bangunan yang tidak beraturan (Pauly dan Priestley, 1992). SNI 03-1726-2012 menyatakan bahwa struktur bangunan yang memiliki sudut dalam adalah salah satu konfigurasi bangunan yang dapat mengkategorikan suatu gedung menjadi struktur beraturan ataupun tidak beraturan. Untuk mengetahui respons struktur akibat gempa,maka perlu dilakukaan analisis beban gempa yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, Perencanaan struktur bangunan gedung tidak beraturan umumnya didasarkan pada analisa dinamik elastis yang merupakan analisa yang paling sederhana. Analisa ini tidak mampu memperhitungkan cadangan kekuatan yang ada pada struktur mulai dari terbentuknya sendi plastis pertama hingga keruntuhan yang sebenarnya. Sehingga evaluasi yang dapat memperkirakan kondisi inelastis bangunan pada saat gempa terjadi diperlukan untuk mendapatkan jaminan bahwa kinerja gedung memuaskan saat gempa Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 240

Analisa pushover merupakan salah satu komponen performance based seismic design yang memanfaatkan teknik analisa non-linier berbasis komputer untuk menganalisa perilaku inelastis struktur dari berbagai macam intensitas gerakan tanah (gempa), dengan memberikan pola beban statik tertentu dalam arah lateral yang besarnya ditingkatkan secara bertahap ( incremental) sampai struktur tersebut mencapai target displacement tertentu atau mencapai pola keruntuhan tertentu. Bedasarkan hal itu direncanakan suatu struktur beton bertulang dengan layout berbentuk L yang didisain bedasarkan SNI 1726-2012 dan dievaluasi dengan analisis statis non linier (pushover). 2. STUDI PUSTAKA 2.1 Perencanaan Bangunan Tahan Gempa Berbasis Kinerja Dewobroto (2005) menjelaskan p erencanaan bangunan tahan gempa berbasis kinerja merupakan proses yang dapat digunakan untuk perencanaan bangunan baru maupun perkuatan bangunan yang sudah ada, dengan pemahaman yang realistik terhadap resiko keselamatan, kesiapan pakai dan kerugian harta benda yang mungkin terjadi akibat gempa yang akan datang. Proses perencanaan tahan gempa berbasis kinerja dimulai dengan membuat model rencana bangunan kemudian melakukan simulasi kinerjanya terhadap berbagai kejadian gempa. Setiap simulasi memberikan informasi tingkat kerusakan, ketahanan struktur, sehingga dapat memperkirakan berapa besar keselamatan, kesiapan pakai dan kerugian harta benda yang akan terjadi. Perencana selanjutnya dapat mengatur ulang resiko kerusakan yang dapat diterima sesuai dengan resiko biaya yang dikeluarkan. Sasaran kinerja terdiri dari kejadian gempa rencana yang ditentukan (earthquake hazard), dan taraf kerusakan yang diijinkan atau level kinerja ( performance level) dari bangunan terhadap kejadian gempa tersebut. Mengacu pada FEMA-273 (1997) yang menjadi acuan klasik bagi perencanaan berbasis kinerja maka kategori level kinerja struktur adalah; 1. Segera dapat dipakai (IO = Immediate Occupancy), 2. Keselamatan penghuni terjamin (LS = Life Safety), 3. Terhindar dari keruntuhan total (CP = CollapsePrevention). 2.2 Analisis Statis Non Linier (Pushover) Analisis beban statik dorong ( pushover analysis) adalah suatu analisis statik non linier dimana pengaruh gempa rencana terhadap struktur bangunan gedung dianggap sebagai beban-beban statik yang menangkap pada pusat massa masing-masing lantai, yang nilainya ditingkatkan secara berangsur-angsur sampai melampaui pembebanan yang menyebabkan terjadinya pelelehan (sendi plastis) pertama di dalam struktur bangunan gedung, kemudian dengan peningkatan beban lebih lanjut mengalami perubahan bentuk pasca-elastis yang besar sampai mencapai kondisi plastis. Analisis pushover menghasilkan kurva pushover (Gambar 1), kurva yang menggambarkan hubungan antara gaya geser dasar (V) versus perpindahan titik acuan pada atap (D). Pada proses pushover, struktur didorong sampai mengalami leleh disatu atau lebih lokasi di struktur tersebut. Kurva pushover akan memperlihatkan suatu kondisi linier sebelum mencapai kondisi leleh dan selanjutnya berperilaku non-linier serta menunjukkan Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 241

hubungan kurva beban lateral-peralihan oleh peningkatan beban statik sampai pada kondisi ultimit atau target peralihan yang diharapkan Gambar 1. Skematik Analisis Statik Beban Dorong (ATC, 2004) 3. HASIL, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 3.1 Preliminary Design a. Properties beton Mutu Beton : K-350 Elastisitas : 25.332,08 Mpa Poisson Ratio : 0,2 b. Jumlah Lantai : 4 lantai c. Tinggi Bangunan : 14 Meter d. Lebar Bangunan : 16 Meter e. Panjang Bangunan : 32 Meter f. Dimensi Kolom : 1. Kolom 1-2 (50x50 cm) 2. Kolom 3-4 (45x45 cm) g. Dimensi Balok : 45x30 cm h. Tebal pelat lantai : 12 cm i. Fungsi Bangunan : Gedung Perkantoran j. Mutu Tulangan Utama : 400 MPa k. Mutu Tulangan Geser : 240 MPa 3.2 Permodelan Struktur Permodelan struktur dilakukan sesuai dengan Tata Cara PerhitunganStrukturBeton untukbangunangedung(sni 03-2847-2002). Permodelan struktur ini dilakukandengan menggunakan software analisis struktur. Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 242

3.3 Hasil Analisis Pushover a. Skema distribusi sendi plastis Gambar 2. Permodelan Struktur Sendi plastis akibat momen lentur dapat terjadi pada struktur dimana beban yang bekerja melebihi kapasitas momen lentur yang ditinjau. Bedasarkan hasil analisis pushover sendi plastis pertama terjadi padaa step ke 5 terletak pada salah satu ujung balok lantai 1 dan lantai 2 yang ditunjukkan pada gambar 3 hal ini menunjukkan bahwa pada bangunan dengan layout L dengan beban gempa arah X pada bagian itulah bagian kritis pada gedung tersebut. Gambar 3. Distribusi sendi plastis pertama pada balok Hasil akhir analisis pushover pada step ke 20 menunjukkan terjadinya keruntuhan pada struktur ditandai dengan sendi plastis bewarna merah. Besarnya perpindahan 0,1301 m dan gaya geser dasar sebesar 4980,99 kn. Distribusi sendi plastis pada gedung hanya terjadi pada elemen balok dan kolom lantai dasar saja, sehingga tidak terjadi mekanisme tingkat. Hal tersebut sesuai dengan metode perencanaan kolom kuat-balok lemah (strong column weak beam). Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 243

Gambar 4. Distribusi sendi plastis step 20 b. Analisa Daktilitas Struktur Selanjutnya variabel yang ditinjau adalah nilai daktilitas struktur. Pengecekan daktilitas struktur dilakukan dengan melakukan analisis pushover terhadap struktur. Beban gempa diberikan pada arah x bangunan. Titik tinjau analisa berada di pusat massa pada atap bangunan. Gambar 5. Distribusi sendi plastis Berdasarkan FEMA 273 titik leleh terjadi pada level IO-LS (Intermediate Occupancy Life Safety ). Nilai daktilitas adalah rasio perpindahan saat maksimum δ max (step19) dan perpindahan saat leleh δ y (step 8) Daktilitas (μ ) = δ max / δ yield (μ ) = 0,1867 / 0,0767 (μ ) = 2,43 Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 244

c. Level Kinerja Struktur Level kinerja ditentukan bedasarkan spektrum kapasitas, dimana dalam metoda spektrum kapasitas proses dimulai dengan menghasilkan kurva hubungan gayaa perpindahan yang memperhitungkan kondisi inelastis struktur. Setelah titik kinerja struktur diketahui maka selanjutnya menentukan tingkat kinerja dari struktur dengan mengacu pada ketentuan ATC-40. Untuk menentukan titik kinerja maka perlu diinputkan data spektrum respon sebagai berikut (Ca = 0,358 dan Cv = 0,599) Hasil analisis memperlihatkan bahwa dengan metode spektrum kapasitas ATC-40 diperoleh yaitu D = 0,107 m, Vt= 1130954,41 kg dan waktu getar alami efektif (Te) diperoleh sebesar 0,907 detik. Bedasarkan ATC-40 level kinerja struktur diperoleh dari ratio drift pada lantai atap terhadap tinggi total gedang. Gambar 6. Titik kinerja struktur Sehingga, Drift ratio = ( D / H ) = 0,,107 / 14 = 0,00764 Maximum In-elastic Drift = (D T D 1 ) / H = ( 0,107 0,0767 ) / 14 = 0,0021 Tabel 3.3 Level Kinerja Bedasarkan ATC-4 Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 245

Berdasarkan ATC-40 struktur termasuk kedalam level immediate occupancy. Apabila terjadi gempa, gedung tidak mengalami kerusakan struktural dan non struktural, sehingga bangunan aman dan dapat langsung dipakai. 4. KESIMPULAN Adapun dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil analisis pushoverdidapatkan nilai daktilitas aktual dari struktur sebesar 2,43. 2. Level kinerja struktur bedasarkan spektrum kapasitas yaitu berada pada level ( immediate occupancy ) yaitu Apabila terjadi gempa, gedung tidak mengalami kerusakan struktural dan non struktural, sehingga bangunan aman dan dapat langsung dipakai 3. Hasil analisis pushover memperlihatkan bahwa sendi plastis pertama terjadi pada balok sesuai dengan prinsip Strong column weak Beam. DAFTAR PUSTAKA Applied Technology Council.(1996). ATC 40 - Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings, Redwood City, California, U.S.A. ASCE.(2000). FEMA 356 - Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation Of Buildings,Federal Emergency Management Agency, Washington, D.C. Badan Standarisasi Nasional. 2012. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung SNI 1726 2012. Jakarta Badan Standardisasi Nasional. 2002. Standar Nasional Indonesia : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002. Bandung : BSN. Dewobroto, Wiryanto. 2005. Sustainability Construction & StructuralEngineering Based on Professionalism. Civil Engineering National Conference.Unika Soegijapranata, Semarang 17-18 Juni. Pauly, T. and Priestley, M. J. N. (1992). Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Buildings. John Wiley & Sons.Inc. New York. Prosiding 2 nd Andalas Civil Engineering National Conference; Padang, 13 Agustus 2015 246