ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SD NEGERI 22 IV KOTO AUR MALINTANG Oleh: OSI ZEDDA YANTI NPM : 121001341131 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2017
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SD NEGERI 22 IV KOTO AUR MALINTANG Disusun Oleh: OSI ZEDDA YANTI NPM : 121001341131 Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebagai Syarat Mengeluarkan Nilai Tugas Akhir Skripsi Padang, Januari 2017 Pembimbing I Pembimbing II Dra. Pebriyeni, M.Si Yulfia Nora, S.Pd., M.Pd.
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI MODEL PAIR CHECKS DI SD NEGERI 22 IV KOTO AUR MALINTANG Osi Zedda Yanti 1, Pebriyeni 2, Yulfia Nora 1 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2) Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail : osizeddayanti@gmail.com Abstract This research in the wake of the low learning outcomes Civics students in class V SDN 22 IV Koto Aur Malintang. The purpose of this study was to describe the increase in class V student's ability to understand the material and an increase in responsibility and discipline in learning civics through a pair models check in SDN 22 IV Koto Aur Malintang. The subjects were fifth grade students of State Elementary School 22 IV Koto Aur Malintang. Total Sabjek Research 24 Students. PTK type of research is done in two cycles. Research instruments used were observation sheet teacher activity, cognitive assessment, assessment of affective domain. Based on the results of the study in the first cycle and IIdapat known to increase student learning outcomes. The ability of students to understand the learning material in the first cycle with the average value is 64.17 percentage gain completeness 33% increased to 82.5 by the percentage of completeness 87.50% in cycle II. Rate affective students in the first cycle average of 71 by the percentage of completeness 54% increase to 90 to 88% the percentage of completeness. This means the target indicators of success in research is successful and the implementation of learning with models Pair checks went well. Based on the results of the assessment it can be concluded that in learning civics through the model can improve the checks Pair Student Results Class V SDN 22 IV Koto Aur Malintang. Therefore, it is suggested that the teacher can apply the model Pair checks well in teaching civics in different materials. Keywords: Student learning outcomes, pair Checks, learning Civics
Pendahuluan Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh. Menurut Sagala (2009:2) Ilmu pendidikan disebut juga pedagogik,yang merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu Pedagogics pedagogics sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu Pais yang artinya anak,dan again yang artinya membimbing. Menurut pedagogik mempunyai dua arti: (1) peraktek, cara seseorang mengajar, dan (2) ilmu pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan metode mengajar,membimbing, dan mengawasi pelajaran yang disebut juga pendidikan. Dari pengertian itu dapat disimpulkan bahwa penddidikan mengandung pengertian bimbingan yang diberikan kepada anak yaitu bimbingan tentang suatu mata pelajaran yang diberikan oleh guru pada peserta didik secara formal. Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan hasil observasi pada pada tanggal 13 Februari 2016 pada saat pembelajaran PKn SK 3. Memahami Kebebasan berorganisasi, KD.3.3 Menampilkan peran serta dalam memilih organisasi di sekolah. di SDN 22 IV Koto Aur Malintang ditemukan bahwa pada pembelajaran PKn guru belum menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi, pada saat pembelajaran guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, dan tidak menggunakan media pembelajaran. Guru cendrung menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Dalam proses pembelajaran guru jarang menggunakan media. Kurangnya tanggug jawab dan disiplin dalam pembelajaran Pkn. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn dari 24 siswa hanya 10 (41,66%) siswa yang memenuhi KKM Pada saat pembelajaran tersebut ditemukan bahwa masih ada beberapa siswa melakukan aktivitas lain di dalam kelas yang tidak berhubungan dengan proses pembelajaran seperti siswa meminta izin saat
pembelajaran berlangsung, berbicara dengan teman dan tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan. Setelah observasi proses pembelajaran di kelas peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas V Ibu Dawinar SDN 22 IV Koto Aur Malintang, bahwa hasil belajar afektif dalam tanggung jawab dan disiplin juga masih rendah. Dari 24 siswa hanya 9 siswa yang disiplin dan bertanggung jawab dalam pembelajaran PKn dengan persentase 37,50%. Berkaitan dengan prestasi belajar siswa. situasi pembelajaran tersebut berdampak terhadap hasil belajar sebagaimana dapat dilihat pada hasil ulangan (UH) 1, nilai yang di capai siswa kurang memuaskan. Nilai ulangan harian (UH) 1 PKn semester dua berada di bawah kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 75, hanya 41.66% siswa yang tuntas, yaitu dari 24 siswa hanya 10 siswa yang tuntas dan selebihnya belum tuntas dan pada aspek afektif siswa hanya sebesar 37,50% yang tuntas. Berdasarkan permasalahan yang ditemui, perlu adanya upaya memperbaiki proses pembelajaran. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebu dapat dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pair checks. Shoimin (2014:119) Tipe pembelajaran pair checks adalah model pembelajaran di mana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. Model pembelajaran ini bertujuan meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide,pikiran dan pendapatnya. Berdasarkan uraian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran PKn Melalui Model Pair Check di SDN 22 IV Koto Aur Malintang. Menurut Gagne (dalam Susanto, 2014:1), Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan. Terjadi interaksi antara guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengertan Pendidikan Kewarganegaraan ini diharapkan mampu membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik. Menurut soemantri (dalam Susanto, 2014:226), warga negara yang baik adalah warga yang tahu, mau, dan mampu berbuat baik. Adapun menurut Winantaputra (dalam Susanto, 2014:226), warga negara yang baik adalah yang mengetahui, menyadari, dan
melaksanakan hak dan kewajibanya sebagai warga negara yang baik. Pengertian tentang oleh Nawawi (dalam Susanto, 2014:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Shoimin (2014:119) Tipe pembelajaran pair check (pasangan mengecek) merupakan model pembelajaran di mana siswa saling berpasangan dan menyelesaikan persoalan yang diberikan. model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menuangkan ide, pikiran, pengalaman dan pendapatnya dengan benar dengan model pair checks memungkinkan bagi siswa untuk saling bertukar pendapat dan memberikan saran. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu usaha yang dilakukan individu atau kelompok yang menginginkan perubahan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu. Menurut Arikunto (2012:), PTK merupakan suatu pengamatan pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 22 IV Koto Aur Malintanng Kenagarian III Koto Aur Malintang Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. 3. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 22 IV Koto Aur Malintanng Kenagarian III Koto Aur Malintang Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat., dengan jumlah siswa 24 orang. Subjek penelitian ini heterogen dilihat dari kemampuannya, yakni ada sebagian siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. 4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016, terhitung waktu perencanaan sampai pembuatan laporan hasil penelitian di SDN 22 IV Koto Aur Malintanng Kenagarian III Koto Aur Malintang Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat. 5. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada disain PTK yang dirumus
Arikunto (2012:16), yang terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. a. Tahap Perencanaan - Menyusun rencana pembelajaran (RPP). - Menyiapkan materi dan Lembar Kerja Siswa (LKS) - Lembar pengamatan penilaian afektif - Menyusun lembar observasi aktivitas guru. - Menyusun soal tes. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan - Siswa dibagi kedalam 6 kelompok yang terdiri dari 4 orang. - Siswa dalam kelompok dibagi menjadi berpasangan, patner A dan Patner B pada kedua pasangan. - Guru memberikan setiap pasangan sebuah LKS untuk dikerjakan. - Guru memberikan kesempatan kepada patner A untuk mengerjakan soal nomor 1 dan patner mengamati dan memberi motivasi. - Selanjutnya bertukar peran patner B mengerjakan soal nomor 2 dan patner A mengamati dan memeberi motivasi. - Setelah soal diselesaikan, pasangan tersebut mengecek hasil pekerjaan mereka dengan pasangan lain yang satu kelompok dengan mereka. - Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (persamaan pendapat atau menyelesaikan soal). Guru memberikan (reward). - Langkah nomor 3,4,5 dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4. c. Tahap Pengamatan Pengamatanakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah tindakan yang berupa perilaku yang dimunculkan oleh siswa pada setiap pembelajaran dan pengaruhnya dalam proses pembelajaran, Pengamatan juga mencangkup hasil belajar siswa. d. Tahap Refleksi Refleksi diadakan setiap satu tindakan berakhir.dalam tahap ini guru dan peneliti mengadakan diskusi kelompok terhadap tindakan yang baru dilakukan. Hal-hal yang didiskusikan adalah: (1) Menganalisis tindakan yang baru dilakukan, (2) Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan tindakan yang dilakukan, dan (3) Melakukan interferensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang diperoleh.
6. Indikator Keberhasilan a. Kemampuan siswa kelas V dalam memahami materi pembelajaran PKn dapat ditingkatkan dari 41,66 % menjadi 80 % dengan menggunakan model pair check. b. Tanggung jawab dan disiplin siswa kelas V pada Pembelajaran PKn dapat ditingkatkan dari 37,50% menjadi 80% dengan menggunakan model pair check Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Dan tes hasil belajar pada akhir siklus. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model Pair checks. Penelitian ini menggunakan instrumen lembar penilaian afektif siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar kerja siswa, dan tes hasil belajar siswa. 1. Kegiatan Guru Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru Persentase rata-rata keberhasilan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran terjadi peningkatan dengan menggunakan penerapan Pair Check. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5: Rata-rata Persentase Aktivitas Guru Dalam Proses Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus I dan Siklus II Siklus Perentase I 75% II 85% Rata-rata 80% Dari analisis data pada tabel 5, dapat dijelaskan bahwa aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dari siklus I ke siklus II meningkat. Hal ini terlihat adanya peningkatan persentase pelaksanaan proses pembelajaran dari siklus I yaitu 75% menjadi 85% pada siklus II. Hal ini disebabkan karena guru sudah mampu mengusai pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran PKn dengan model Pair Check. 2. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Data hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan diperoleh melalui tes hasil belajar diakhir siklus. Dalam hal ini terlihat peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II pada tabel berikut 6. Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II Siklus Jumlah Siswa Yang Tuntas Persentase siswa yang telah tuntas (%) Jumlah Siswa Yang Belum Tuntas Persentase siswa yang belum tuntas (%) I 8 33% 16 67% II 21 87,50% 3 12,50% Dari analisis data tabel 6, hasil belajar siswa dalam 2 siklus, terlihat bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 8 orang siswa (33%). Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar ada 21 orang siswa (87,50%). Dengan demikian dapat disimpulkan, persentase ketuntasan
belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena guru sudah mampu menguasai pembelajaran dalam melaksanakan proses pembelajaran melalui model Pair Check. 7. Hasil Belajar Ranah Afektif Siswa Siklus I dan II Siklus Nilai Rat-rata Jumlah siswa yang sudah mencapai KKM Jumalah Persentase Ketuntasan I 71 13 54% II 90 21 88% Dari analisis data tabel 7, hasil belajar siswa Aspek Afektif dalam 2 siklus, terlihat bahwa pada siklus I, siswa yang tuntas belajar ada 13 orang siswa (54%). Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas belajar ada 21 orang siswa (88%). Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan 1. Kemampuan pemahaman siswa dapat meningkat melalui model pembelajaran Pair Check pada pembelajaran PKn di kelas V SDN 22 IV Koto Aur Malintang, dengan persentase ketuntasan 33% dengan rata-rata 64,17 pada siklus I, meningkat pada siklus II dengan persentase ketuntasan 87,50% dengan rata-rata 82,5. 2. Kemampuan afektif dapat meningka melalui model pembelajaran Pair Check pada pembelajaran PKn di kelas V SDN 22 IV Koto Aur Malintang, dengan persentase ketuntasan 54% dengan rata-rata 71 pada siklus I, meningkat pada siklus II dengan persentase ketuntasan 88% dengan rata-rata 90. B. Saran 1. Guru yang melaksanakan pembelajaran melalui model Pair Check dapat dijadikan salah satu pendekatan alternatif dalam pelaksanaan pembelajaran PKn. 2. Guru membiasakan siswa untuk 74 belajar secara diskusi kelompok agar siswa dapat mengeluarkan pendapat dan bertanya secara aktif dan terpantau oleh guru. 3. Siswa membiasakan diri dalam belajar menghubungkan materi belajar dengan konteks dalam kehidupan kesehariannya mereka 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah pengetahuan yang nantinya bermanfaat setelah mengajar di sekolah dasar, dalam penggunaan model Pair Check dalam proses pembelajaran dengan lebih efisien dan efektif
DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakata: Pustaka Pelajar Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Shoimin Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Sudjana, Nana.2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.