BAB I PENDAHULUAN. penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang memperjualbelikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. International Yearbook of Industrial Statistics 2016, industri manufaktur di

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang pada akhir-akhir ini menarik minat para investor. Tujuan semua investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di era globalilasi seperti sekarang, banyak masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Tangga, Dan Sub Sektor Peralatan Rumah Tangga. Berdasarkan Sektor Industri Barang Konsumsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi media pertemuan antar investor dan perusahaan-perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. modal didalam mendorong kinerja operasionalnya agar perusahaan tetap berjalan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan tersendiri di bidang bisnis dan memaksa pemimpin-pemimpin perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi nasional suatu negara sangat memengaruhi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Industri makanan dan minuman mendapat peluang yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan sarana diperjualbelikannya berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara, karena pasar modal memiliki fungsi sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN Hubungan Nilai Tukar Riil dengan Indeks Harga Saham Gabungan

PENGARUH CURRENT RATIO

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bursa saham (stock market) adalah mekanisme surat surat berharga yang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. dana yang produktif dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan komponen penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. sementara investor pasar modal merupakan lahan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang semakin pesat pula. Perkembangan tersebut juga dibarengi dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan investasi disebut sebagai investor (Salim, 2010: 223). Investasi

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat atau sarana bertemunya permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang memperjualbelikan surat-surat berharga berupa obligasi atau saham baik yang diterbitkan oleh pemerintah atau pihak swasta. Keberadaan pasar modal di Indonesia menambah alternatif investasi bagi para investor untuk menanamkan kelebihan dana yang dimiliki diantaranya berupa saham. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:5), saham (stock) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Ada banyak sektor industri yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, salah satunya adalah industri barang konsumsi yang cukup mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Industri barang konsumsi merupakan salah satu sektor industri yang cukup menarik. Sektor ini tergolong sebagai sektor yang stabil dan selalu bertumbuh seiring dengan meningkatnya penduduk. Hal ini dikarenakan produk konsumsi merupakan produk yang selalu dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Adapun subsektor industri barang konsumsi yaitu industri 1

2 makanan dan minuman, industri kosmetik dan keperluan rumah tangga, industri rokok, industri farmasi, dan industri peralatan rumah tangga. Fenomena yang terjadi menunjukkan setahun terakhir (2016), indeks harga saham (IHSG) turun sekitar 13,4%, sedangkan indeks saham-saham sektor konsumsi hanya turun 6,8%. Sektor ini menjanjikan penguatan 10% hingga 15% pada tahun 2016. Penguatan ini ditopang oleh penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) di awal tahun, pelemahan harga komoditas dan naiknya pertumbuhan ekonomi (http://investasi.kontan.co.id/). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penguatan konsumsi rumah tangga masih menjadi penyebab pertama pertumbuhan ekonomi nasional 5,02% pada 2016. Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan bahwa dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menguat dan tumbuh positif (https://www.antaranews.com/). Dari segi pertumbuhan industri makanan dan minuman masih tertinggi dari sektor lain https://ekbis.sindonews.com/). Industri makanan dan minuman menjadi penyumbang terbesar sektor nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Porsinya dalam PDB hingga kuartal III 2016 mencapai 33,6% dengan nilai Rp 192,69 triliun. Adapun pertumbuhan industri nonmigas keseluruhan sebesar 4,71%. Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi menyebut nilai investasi industri makanan dan minuman mencapai Rp 61 triliun, meningkat tajam dibanding tahun 2015 sebesar Rp 43 triliun (https://katadata.co.id/). Peningkatan investasi ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah banyak yang tertarik menanamkan dananya pada perusahaan sektor industri barang konsumsi. Semakin banyak orang yang ingin membeli

3 saham, maka harga saham akan cenderung tinggi, sebaliknya jika semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka harga saham akan cenderung menurun. Berikut adalah gambar grafik rata-rata harga saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016: Rp5.800 Rp5.600 Rp5.400 Rp5.200 Rp5.000 Rp4.800 Rp4.600 Rp4.400 Rata-Rata Harga Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Rp5.425 Rp4.909 2014 2015 2016 Rp5.670 Rata-Rata Harga Saham Gambar 1.1 Grafik Rata-Rata Harga Saham pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016 Berdasarkan gambar 1.1 menunjukkan rata-rata harga saham perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2016 mengalami fluktuasi. Tahun 2014 harga saham berada di kisaran harga Rp 5.425,-. Tahun 2015 harga saham mengalami penurunan sebesar Rp 516,- menjadi Rp 4.909,-. Tahun 2016 harga saham mengalami kenaikan sebesar Rp 761,- menjadi Rp 5.670,-. Aktivitas investasi menjadi hal yang menarik bagi masyarakat bisnis. Tujuan investasi dalam berbagai bidang dan jenis perusahaan pada dasarnya

4 adalah untuk menganalisis harga saham yang berguna untuk memilih saham yang bisa menghasilkan return terbaik dan resiko terkecil atas investasinya. Investor membutuhkan banyak informasi keuangan perusahaan untuk berinvestasi yang nantinya berguna dalam penentuan kebijakan penanaman modalnya. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik (superior performance) menggunakan informasi keuangan untuk mengirimkan sinyal ke pasar (Spence, 1973). Sinyal yang dikirimkan berupa laporan keuangan, laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain (Suciati dan Yuliastuti Rahayu, 2017). Darmadji dan Fakhrudin (2011:102) menyatakan bahwa harga saham merupakan harga yang terjadi di bursa pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik ataupun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat. Harga saham juga dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal itu dimungkinkan karena tergantung dengan permintaan dan penawaran antara pembeli dengan penjual saham. Harga saham suatu perusahaan mencerminkan nilai perusahaan di mata masyarakat, apabila harga saham suatu tinggi, maka nilai perusahaan di mata masyarakat juga baik dan begitu juga sebaliknya. Pergerakan harga saham disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Alwi (2008:87) menyatakan bahwa faktor internal meliputi pengumuman tentang pemasaran, produksi dan penjualan, pengumuman pendanaan, pengumuman badan direksi manajemen, pengumuman

5 pengambilalihan diversifikasi, pengumuman investasi, pengumuman ketenagakerjaan dan pengumuman laporan keuangan perusahaan. Faktor eksternal meliputi pengumuman dari pemerintah, pengumuman hukum, pengumuman industri sekuritas, gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar serta berbagai isu baik dalam maupun luar negeri. Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan dalam menentukan seberapa besar kebutuhan pendanaan perusahaan dibiayai oleh hutang yang sumbernya berasal dari eksternal perusahaan. Penggunaan hutang tersebut diharapkan perusahaan dapat menghasilkan keuntungan. Adanya keuntungan tersebut maka akan menarik minat para investor serta meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Menurut hasil penelitian dari Ainul Mardhiyah (2018) tentang pengaruh kebijakan hutang terhadap harga saham menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sebaliknya penelitian Dimita H. P. Purba (2017) yang meneliti pengaruh pertumbuhan perusahaan dan kebijakan hutang terhadap harga saham menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Current Ratio (CR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Investor menggunakan Current Ratio (CR) untuk mengetahui apakah saham perusahaan yang mereka beli memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan perusahaan mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Faris, 2017). Tingginya nilai current ratio menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan tinggi. Hal tersebut tentunya akan menarik minat investor

6 untuk berinvestasi. Dengan banyaknya investor yang tertarik untuk berinvestasi maka akan meningkatkan permintaan dan penawaran saham yang kemudian berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi nilai current ratio maka semakin tinggi pula harga saham. Sebaliknya apabila nilai current ratio semakin rendah maka semakin rendah pula harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Sutapa (2018) mengenai pengaruh rasio dan kinerja keuangan terhadap harga saham menyatakan bahwa current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian lain dari Faris Ismail dan Yahya (2017) yang meneliti pengaruh current ratio terhadap harga saham menyatakan bahwa current ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Menurut Fahmi (2015:61) inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang yang secara umum disebabkan oleh turunnya nilai mata uang pada suatu periode tertentu. Inflasi mengakibatkan biaya pada perusahaan meningkat. Apabila peningkatan biaya produksi lebih tinggi daripada peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profit yang akan diperoleh perusahaan akan turun. Jika profit yang diperoleh kecil, maka investor akan enggan menanamkan danya diperusahaan tersebut sehingga harga saham juga akan rendah. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Di samping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Sebaliknya, jika tingkat inflasi suatu negara mengalami penurunan, maka hal ini

7 merupakan sinyal positif bagi investor seiring dengan turunnya risiko daya beli dan risiko penurunan pendapatan riil (Tandelilin, 2010:342). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi inflasi maka semakin rendah harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Taufik dan Suhermin (2017) tentang pengaruh inflasi terhadap harga saham menyatakan bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Penelitian lain dari Kartika Dwi Dian Wijayanti dan Sri Sulasmiyati (2018) yang meneliti pengaruh faktor eksternal terhadap harga saham menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Menurut Mishkin (2010:4) suku bunga (interest rate) adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada akan tidak menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Di samping itu tingkat suku bunga yang meningkat juga menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya pada investasi berupa tabungan ataupun deposito (Tandelilin, 2010:343). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kusuma Wardani dan Devita Fajar Tri Andarini (2016) tentang pengaruh suku bunga terhadap harga saham menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Penelitian lain dari Mohammad Taufik dan Suhermin (2017) tentang pengaruh suku bunga terhadap harga saham menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

8 Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun alasan yang memotivasi peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada perusahaan sektor industri barang konsumsi, karena pada sektor industri barang konsumsi setiap tahunnya mengalami pertumbuhan ekonomi. Selain itu sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu sektor yang cukup diandalkan di Indonesia. Berdasarkan research gap yang ada maka maka judul penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Kebijakan Hutang, Current Ratio (CR), Inflasi, dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan sub bab sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI? 2. Apakah current ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI? 3. Apakah inflasi berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI? 4. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI?

9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan sub bab sebelumnya maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh kebijakan hutang terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 2. Menguji dan menganalisis pengaruh current ratio (CR) terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 3. Menguji dan menganalisis pengaruh inflasi terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 4. Menguji dan menganalisis pengaruh suku bunga terhadap harga saham pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pihak-pihak berikut ini: 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan meningkatkan wawasan mengenai pengaruh kebijakan hutang, current ratio (CR), inflasi, dan suku bunga terhadap harga saham. 2. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bagi para investir yang akan berinvestasi di perusahaan lain.

10 3. Bagi Perusahaan Sebagai gambaran mengenai pengaruh dari kebijakan hutang, current ratio, inflasi, dan suku bunga terhadap harga saham. Selain itu untuk memberikan pengetahuan mengenai rasio keuangan sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya agar dapat diteliti kembali pengaruh kebijakan hutang, current ratio, inflasi, dan suku bunga terhadap harga saham suatu perusahaan dikemudian hari. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalan penyusunan skripsi ini dan untuk memperjelas maksud dan tujuannya, maka sistematika penulisan skripsi dapat melalui tahapan yang selanjutnya akan dijelaskan dalam beberapa bab yaitu sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis dari penelitian.

11 BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai rancangan penelitian, batasan penelitian, identifikasi variabel, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini menjelaskan mengenai gambaran subyek penelitian, analisis data yang terdiri dari statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis serta pembahasan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan. BAB V : PENUTUP Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, dan saran.