I. PENDAHULUAN. September 2012) 1 Devita Wisata Kuliner Kota Bogor. (diakses 28

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah dan Perkembangan Restoran Martabak Air Mancur

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN MARTABAK AIR MANCUR, KOTA BOGOR

IV. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN BISNIS WARUNG MINI. Disusun Oleh : Shandy Eksani Putra ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI REGULER

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Martabak Sarang Semut, Peluang Usaha Baru. Bisnis Makanan

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

PELUANG BISNIS KULINER

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota tujuan wisata. Oleh karena itu, bisnis-bisnis

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF. dapat dibagi menjadi makanan berat dan juga makanan ringan atau bisa juga

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN :

USAHA AYAM BAKAR UNTUK MELENGKAPI TUGAS INDIVIDU NIM :

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era Modern ini, sesuatu yang praktis sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Cari Rasa Sumber: Data Perusahaan Cari Rasa

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penghasil devisa negara. Hal

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Salah satu bisnis industri makanan yang terus merangkak naik

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kegemaran masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus bertahan dan bersaing serta mampu memanfaatkan sumber daya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata sebagai sumber pendapatan tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. bisnis restoran cepat saji. Makanan asing yang disajikan oleh restoran-restoran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Restoran Hatsu Tei Bogor memiliki strategi tersendiri dalam. memperkenalkan produk, mengajak pegunjung untuk datang dan menikmati

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

VIII. PENDAPATAN USAHA PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dengan kuliner berbasis franchise, seperti Kentucky Fried, Chicken, Star-Buck yang berasal dari

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman globalisasi sekarang ini, makanan tadisional sudah mulai kurang diminati

(Diferentiated Marketing)

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisiskan sebagai sesuatu

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan bahwa tahun 2013 diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 250

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peringkat yang paling atas bagi kehidupan suatu organisme, terutama

IV. GAMBARAN UMUM. DIY adalah salah satu Provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau

BAB I PENDAHULUAN. mendorong peningkatan daya beli dan kebutuhan berwisata. Waktu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

Peluang Bisnis Gorengan Dengan Modal Kecil

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah makluk sosial dimanapun mereka berada saling membutuhkan satu

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http :// (27 Juli 2009)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan agar tidak hilang ditelan waktu. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang senantiasa harus terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan akan pangan dapat berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang dapat dikonsumsi secara langsung. Tujuannya adalah untuk pemenuhan akan pemberian energi atau tenaga dan memberi kepuasaan terhadap jiwa manusia, yaitu dengan memberikan rasa kenyang. Karena itu kebutuhan akan pangan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Kebutuhan pangan untuk masyarakat sekarang ini dapat menjadi suatu peluang besar bagi pertumbuhan bisnis disektor makanan. Hal ini disebabkan dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang membuat pola konsumsi menjadi berubah, dimana konsumen lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beraktivitas diluar rumah sehingga lebih membutuhkan pola konsumsi yang cepat, praktis, dan sehat. Gaya hidup masyarakat sekarang ini memberikan keanekaragaman selera konsumen yang membuat perkembangan jenis makanan menjadi lebih beragam. Keadaan inilah yang mendorong para pengusaha untuk mengembangkan bisnis dengan membangun tempat-tempat makan atau restoran siap saji, yang biasanya ditemukan dikota-kota besar (Jakarta, Bandung, Bogor, dan lainnya). Kota Bogor merupakan salah satu kota yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata, dimana letaknya diantara j a l u r t u j u a n w i s a t a P u n c a k d a n C i a n j u r, s e h i n g g a b a n y a k w i s a t a w a n d a r i l u a r d a e r a h B o g o r y a n g d a t a n g d a n m e n j a d i k a n K o t a B o g o r s e b a g a i t u j u a n u n t u k w i s a t a k u l i n e r. B e r a g a m j e n i s r u m a h m a k a n d a n r e s t o r a n y a n g t e r d a p a t d i K o t a B o g o r m u l a i d a r i r u m a h m a k a n k h a s s u a t u d a e r a h ( t r a d i s i o n a l ) s a m p a i m a k a n a n k h a s d a r i n e g a r a l a i n. Begitupun dengan 1 Devita. 2005. Wisata Kuliner Kota Bogor. www.library.binus.ac.id.html (diakses 28 September 2012) 1

p e r k e m b a n g a n j e n i s restoran mulai dari, Coffee Shop atau Brasserie, Cafetaria atau Cafe, Canteen, Pizzeria, dan Family Type Restaurant (restoran sederhana yang menyajikan makanan dan minuman) 1. Pertumbuhan restoran dan rumah makan di Kota Bogor akan dapat berdampak terhadap sektor sosial dan ekonomi. Perkembangan jumlah ini dimulai dari tahun 2004-2010 yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Tahun 2004-2010 Tahun Restoran Rumah Makan Total Jumlah % Jumlah % Jumlah % 2004 64-124 - 188-2005 86 34,37 136 9,67 222 18,08 2006 91 5,81 157 15,44 248 11,71 2007 93 2,20 175 11,46 268 8,06 2008 88-5,38 123-29,71 211-21,27 2009 88 0,00 137 11,38 225 6,64 2010 88 0,00 137 0,00 225 0,00 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor 2011 (diolah) Berdasarkan data perkembangan pada Tabel 1 jumlah tempat makan (restoran dan rumah makan) di Kota Bogor mengalami peningkatan, terutama pertumbuhan restoran yang meningkat dengan cepat di tahun 2005 yang kemudian sedikit mengalami penurunan di tahun 2008. Penurunan yang terjadi ini dikarenakan adanya persaingan usaha, selain itu terjadinya kenaikan harga barang termasuk harga bahan pangan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, sehingga sebagian restoran dan rumah makan mengalami gulung tikar. Secara umum perkembangan yang terjadi pada beberapa tahun terakhir mengindikasikan bahwa usaha restoran dan rumah makan di kota Bogor memiliki prospek usaha yang menjanjikan. Berdasarkan kondisi tersebut, para pengusaha mulai berpikir untuk membuka usaha restoran di kota Bogor. Wilayah atau tempat yang menjadi penjualan aneka makanan di Kota Bogor umumnya terdapat di jalan Pajajaran, Taman Kencana, Bantarjati, Suryakencana, dan Sudirman (Air Mancur). Khususnya untuk perkembangan restoran yang menjual makanan camilan tradisional sampai camilan yang modern. 2

Salah satu makanan camilan tradisional yang pada awalnya dikembangkan oleh salah satu saudagar India, berhasil memodifkasi tepung terigu menjadi martabak. Camilan martabak ini banyak dijual di pinggir jalan menggunakan gerobak. Seiring dengan berjalannya waktu camilan martabak ini mulai berkembang dan diangkat menjadi konsep makanan kuliner restoran. Salah satu restoran yang menyajikan camilan martabak ini adalah restoran Martabak Air Mancur (MAM) yang terkenal di Kota Bogor dan terletak di jalan Sudirman. Martabak ini dapat dijadikan sebagai makanan cemilan, juga dapat dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) yang mengenyangkan. Seiring dengan perkembangan dunia kuliner, diperlukan pengolahan makanan yang inovatif, menarik, dan unik untuk dapat menarik konsumen. Restoran MAM ini dikenal dengan cita rasa martabak yang nikmat dan lezat. Keunggulan dari MAM ini selain letaknya yang strategis juga sebagai pelopor yang telah berdiri sejak 17 Juli 1993. Menu martabak yang dijual adalah martabak manis dan martabak telur dengan ukuran diameter yang relatif lebih besar dibandingkan martabak pada umumnya, yaitu dengan diameter 28 cm sedangkan martabak lainnya berkisar antara 24-26 cm. Modifikasi berbagai variasi menu martabak manis seperti martabak manis biasa (coklat, kacang, keju), martabak buah (nanas, pisang, strawberry), martabak special Romadhan (martabak kurma), dan ditambahkan juga martabak telur spesial seafood. Keunggulan lainnya dari segi kemasan yang dipergunakan dengan dus dan plastik khusus brand MAM, sehingga sebagai alat mediasi pengiklanan ke masyarakat lainnya baik di dalam maupun diluar Kota Bogor. Keunggulan dan kekuatan yang terdapat di restoran perlu dilakukan strategi yang tepat dalam pengembangan usaha Restoran Martabak Manis MAM agar mampu bertahan dan bersaing untuk menarik hati konsumen. 1.2. Perumusan Masalah Restoran Martabak Air Mancur (MAM) ingin membuat suatu image dari makanan camilan yang biasanya dijajakan di pinggir jalan menggunakan gerobak, menjadi sebuah image makanan yang berkualitas dengan tampilan di sebuah restoran. Penggunaan brand Martabak Air Mancur ini dikarenakan lokasinya yang terletak di jalan Sudirman Bogor. Martabak ini merupakan makanan 3

selingan yang dibuat sebagai makanan ciri khas Kota Bogor. Restoran Martabak Air Mancur ini tidak pernah sepi dari konsumen yang selalu datang setiap harinya, terutama pada hari-hari libur dan diakhir pekan. Tabel 2 menyajikan total pendapatan yang diterima Martabak Air Mancur dari tahun 2006-2011. Tabel 2. Total Penjualan (Omset) MAM dari Tahun 2006-2011 Tahun Pendapatan Kotor / Omset Jumlah (Rp) Pertumbuhan (%) 2006 3.143.688.650-2007 3.341.240.400 6,28 2008 3.807.921.000 13,97 2009 3.606.794.125-5,28 2010 3.640.289.900 0,93 2011 3.944.788.150 8,36 Sumber: Martabak Air Mancur 2012 (diolah) Pada restoran MAM ini untuk total pendapatan yang diperoleh rata-rata setiap harinya minimal dapat mencapai Rp 8.612.846, untuk target yang ditetapkan oleh pihak restoran setiap hari mendapatkan omset sebesar delapan juta. Keadaan ini dapat ditingkatkan lagi dengan memperkuat keunggulan yang dimiliki dan peluang yang dapat dikembangkan oleh restoran. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa persentase pertumbuhan untuk total pendapatannya mencapai titik minus. Keadaan ini menandakan bahwa pihak restoran harus melakukan perbaikan di faktor internal dan mengetahui kondisi faktor eksternalnya. Permasalahan eksternal yang muncul dapat dipicu dengan adanya para pesaing seperti, restoran Martabak Apin, Martabak Bolu Mirah, Martabak Fatmawati, dan Martabak AA Warung Jambu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian strategi pengembangan restoran untuk mengadapinya. Berdasarkan kondisi ini maka permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Martabak Air Mancur? 4

2. Bagaimana strategi prioritas pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Restoran Martabak Air Mancur? 1.3. Tujuan Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah yang terjadi pada restoran Martabak Air Mancur, adapun tujuan penelitian ini untuk : 1. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Martabak Air Mancur. 2. Merumuskan strategi pengembangan usaha yang sesuai untuk diterapkan Restoran Martabak Air Mancur. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Restoran Martabak Air Mancur dapat memberikan masukkan terhadap pemilihan strategi pengembangan usaha yang tepat. 2. Bagi mahasiswa, diharapkan memberikan informasi dan referensi dibidang strategi pengembangan usahan serta sebagai kontribusi untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi penulis adalah pengalaman dalam bidang sosial dan penerapan ilmuilmu yang diperoleh selama kuliah. 5