PENGARUH DOSIS NITROGEN DAN PUPUK KANDANG SAPI FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.)

dokumen-dokumen yang mirip
STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (560) :

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN PUPUK HAYATI BIOTAMAX TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GARUT

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

Pengaruh BAP ( 6-Benzylaminopurine ) dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

PENGARUH BIOURINE SAPI DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA KROP (Lactuca sativa L.)

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 13, No. 2, Oktober 2014

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan *Corresponding author : ABSTRACT

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar,

ABSTRACT. APLIKASI BEBERAPA JENIS COMPOST TEA TERHADAP PERUBAHAN JUMLAH MIKROORGANISME TANAH INCEPTISOL, PRODUKSI DAN KUALITAS SAWI (Brassica juncea)

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Terhadap Frekuensi Pemberian Pupuk Organik Cair dan Aplikasi Pupuk NPK

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

PENAMPILAN FENOTIPE BAYAM MERAH AKIBAT DARI PEMBERIAN PUPUK UREA DAN URINE SAPI

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.2, April 2017 (35):

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

PENGARUH BERBAGAI MACAM BAHAN ORGANIK DAN PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

Pengaruh Penunasan dan Pemberian Pupuk NPK Phonska Terhadap Produksi Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq)

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

Respons Pemberian Pupuk Hayati pada Beberapa Jarak Tanam Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae var. acephala)

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

Pengaruh Dosis dan Cara Pemberian Pupuk.I Putu Wisardja 130

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK MAJEMUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERONG UNGU (Solanum melongena L.)

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN PUPUK UREA DAN SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L,) Alumni Fakultas Pertanian 2)

PENGARUH VARIETAS KACANG TANAH DAN WAKTU TANAM JAGUNG MANIS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADA SISTEM TUMPANGSARI

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

Potential Rhizobium and Urea Fertilizer to Soybean Production (Glycine max L.) on The Former Rice Field

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMUPUKAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

Jurnal Cendekia Vol 11 No 3 Sept 2013 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 13 No 1 Jan 2015 ISSN:

ABSTRAK. Oleh. Mitra Suri. Penanaman tomat memerlukan teknik budidaya yang tepat. Aplikasi pemberian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

THE EFFECT OF AZOLLA AND N FERTILIZER APLICATION ON RICE FIELD (Oryza sativa L.) VARIETY INPARI 13

ISSN: AGRINEÇA, VOL. 12 NO. 1 JANUARI 2012 PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR DAN DOSIS URIN KELINCI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL BROCOLI

PENGARUH JARAK TANAM DAN FREKUENSI PENYIANGAN GULMA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

PENGARUH PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NPK MUTIARA 16:16:16 TERAHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)

RESPONS BAWANG MERAH TERHADAP PEMUPUKAN ORGANIK DI LAHAN KERING (Respond of Onion to Organic Fertilizer in Dry Land)

Agrium, Oktober 2013 Volume 18 No 2

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Transkripsi:

PENGARUH DOSIS NITROGEN DAN PUPUK KANDANG SAPI FERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI (Brassica juncea L.) Made Suarsana 1, Putu Sri Wahyuni 1 dan Kadek Dody Ariawan 2 email: made.suarsana@unipas.ac.id 1 Staf edukatif Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti Singaraja 2 Alumni Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti Singaraja Abstract: The aim of the study was to determine the effect of nitrogen fertilizer doses, administration of cow manure fermented with biological fertilizer "Biota MaxTM" and its interaction with the growth and yield of mustard greens. This experiment was carried out in Banjar Dinas Gambuh, Selat Village, Sukasada District, Buleleng Regency, with altitude of ± 300 m above sea level in May to July 2013. The experiment was conducted with factorial Randomized Block Design (RBD) with two factors. The first factor, giving a dose of nitrogen (N) fertilizer, which is NO: Without N fertilizer 0 kg. Ha-1 or 0 kg. Plot-1, N1: With N fertilizer at a dose of 45 kg. Ha-1 or 9 g. 1, N2: With N fertilizer at a dose of 90 kg. Ha-1 or 18 g. Plot-1, and N3: With N fertilizer at a dose of 135 kg. Ha-1 or 27 g. Plot-1. The second factor is the provision of cow manure fermented with Biota MaxTM (P) biofertilizer with three levels of treatment, namely P0: Without cow manure, P1: Provision of Biota MaxTM biofertilizer without fertilizer, and P2: Provision of cow manure fermented with Biota MaxTM biological fertilizer. Thus there were 12 combination treatments of each treatment repeated three times. The results showed that the best canopy dry weight was given at 90 kg.ha-1 (N2) nitrogen fertilizer, which was 7.56 g, significantly different (p <0.01) or significantly 44.27% compared to the lowest dry canopy oven weight with no nitrogen fertilizer 0 kg. ha-1 (N0). The relationship between nitrogen fertilizer dose and canopy oven dry weight showed a quadratic relationship, namely yaitu = -0.0003x2 + 0.0474x + 5.1382, with R2 = 0.6563. The administration of cow manure fermented with biological fertilizer "Biota MaxTM" (P2), gave the heaviest oven dry weight of 7.95 g, very significantly different (p <0.01) or significantly weighed 48.67% compared to lowest canopy dry weight without giving cow manure (P0). The interaction between the two treatments had a significant effect (p <0.05) on the growth and yield of mustard greens. Keywords: Nitrogen fertilizer, cow manure, fermentation, biological fertilizer, mustard greens Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk nitrogen, pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Percobaan ini telah dilakukan di Banjar Dinas Gambuh, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, dengan ketinggian tempat ± 300 m dari atas permukaan laut pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok ( RAK) faktorial dengan dua faktor. Faktor pertama, pemberian dosis pupuk nitrogen (N), yaitu N 0: Tanpa pupuk N 0 kg.ha -1 atau 0 kg.petak -1, N 1: Dengan pupuk N pada dosis 45 kg.ha -1 atau 9 g.petak -1, N 2: Dengan pupuk N pada dosis 90 kg.ha -1 atau 18 g.petak -1, dan N 3: Dengan pupuk N pada dosis 135 kg.ha -1 atau 27 g.petak -1. Faktor kedua adalah pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P) dengan tiga tingkat perlakuan, yaitu P 0: Tanpa pupuk kandang sapi, P 1: Pemberian pupuk kandang sapi tanpa pupuk hayati Biota Max TM, dan P 2: Pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM. Dengan demikian terdapat 12 perlakuan kombinasi masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil percobaan menjukkan, berat kering oven tajuk terbaik diberikan pada dosis pupuk nitrogen 90 kg.ha -1 (N 2), yaitu seberat 7,56 g, berbeda sangat nyata (p<0,01) atau secara nyata lebih berat 44,27% dibandingkan dengan berat kering oven tajuk terendah dengan tanpa pupuk nitrogen 0 kg.ha -1 (N 0). Hubungan antara dosis pupuk nitrogen dan berat kering oven tajuk menunjukan hubungan kuadratik, 1

yaitu Ŷ =-0.0003x 2 + 0.0474x + 5.1382, dengan R 2 = 0.6563. Pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM (P 2), memberikan berat kering oven tajuk terberat yaitu 7,95 g, berbeda sangat nyata (p<0,01) atau secara nyata lebih berat 48,67% dibandingkan dengan berat kering oven tajuk terendah dengan tanpa pemberian pupuk kandang sapi (P 0). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Kata kunci : Pupuk nitrogen, pupuk kandang sapi, fermentasi, pupuk hayati, sawi PENDAHULUAN Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu sayuran daun yang banyak digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Jumlah penduduk Indonesia yang makin bertambah serta meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi menyebabkan bertambahnya permintaan akan sayur-sayuran,termasuk sawi. Menurut Rukmana (1994) luas panen tanaman sawi dan petsai adalah 35.868 ha atau 4,35% dari luas panen sayuran nasional, dengan produksi 322.164 ton atau 7,23% dari produksi sayur nasional. Ditinjau dari aspek ekonomi dan bisnis, sawi layak diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi dan peluang pasar internasional yang cukup besar. Tanah tempat penelitian tanaman sawi ini, memiliki kandungan unsur nitrogen yang rendah yaitu N- Total 0,16%, dan kandungan organik sangat rendah yaitu C- Organik 0,42% (CSR/FAO dalam Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983). Untuk mengatasi permasalahan ini, upaya untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi, maka dapat digunakan pengaruh dosis pupuk nitrogen dan pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM. Fungsi nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah sebagai berikut: untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, dapat menyehatkan pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun, meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Kartosapoetra dan Sutedja, 2006). Tanaman akan tumbuh dengan lambat bilamana kekurangan nitrogen, tampak kurus, kerdil dan berwarna pucat dibanding dengan tanaman sehat. Kekurangan nitrogen membatasi produksi protein dan bahan-bahan penting lainnya dalam pembentukan sel-sel baru. Kecepatan pertumbuhan tanaman berjalan sebanding dengan suplai nitrogen (Hasibuan, 2008). Hasil penelitian Swartini (2007) menyatakan bahwa pemberian dosis 90 kg.ha -1 memberikan hasil tertinggi terhadap hasil berat basah ekonomi per hektar yaitu sebesar 46,74 ton.ha -1. Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintesis (Sumarni dan Hidayat, 2005). Pupuk oganik seperti pupuk kandang sapi memiliki komposisi unsur hara yang terdiri dari mineral dan air. Kotoran padat mengandung nitrogen 0,40%, fosfor 0,20%, kalium 0,10%, dan air 85%. Sedangkan cairnya mengandung nitrogen 1,00%, posfor 0,50%, kalium 1,50%, dan air 92% (Lingga dan Marsono, 2006). Dengan kemajuan dibidang mikrobiologi, sekarang ini telah diterapkan teknologi baru yang mempercepat proses dekomposisi pupuk kandang dengan bantuan mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman. Anonim (2010) menyatakan pupuk hayati mengandung mikroorganisme hidup yang membantu ekspansi akar dan meningkatkan pertunasan benih. Secara alami pupuk hayati Biota Max TM 2

memperbaiki populasi mikroorganisme di dalam tanah. Pupuk hayati Biota Max TM dapat membantu fermentasi pupuk kandang, mendekomposisi pupuk kandang, dan menguraikan pupuk anorganik agar cepat tersedia bagi tanaman. Keunggulan pupuk hayati Biota Max TM adalah memiliki bakteri dan jamur yang menguntungkan, yaitu diantaranya Bacillus subtili, Bacillus laterosporus, Bacillus lhiceniformus, Bacillus megaterium, Bacillus pumilus, Paenibacillus polymyxa, Trichoderma harzianum, Trichoderma viride, Trichoderma koningii, Trichoderma polysporum. Bakteri Bacillus sp. berfungsi membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman. Mikroba selulotik menghasilkan enzim selulonase yang berguna dalam proses pembusukan bahan organik (Tiens International, 2008). Selanjutnya menurut Imas dkk., (1989) Trichoderma memiliki kemampuan merombak atau mengomposkan serasah tanaman secara cepat (1-1,5 bulan). Selain itu dapat menghambat penyakit yang disebabkan oleh jamur pathogen melalui pembentukan hydrogen sianida. Disamping itu, jamur agen merupakan jasad hidup yang berasal dari tanah, saat diaplikasikan kembali ke tanah sebagai habitat aslinya, maka tidak menimbulkan efek residu bagi lingkungan dan makhluk hidup lainnya sehingga berdampak positif untuk periode yang cukup lama (Badraka, 2000). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil sawi, dosis pupuk pupuk hayati Biota Max TM terhadap pertumbuhan dan hasil sawi, dan interaksi dari kedua perlakuan. BAHAN DAN METODE Percobaan ini telah dilakukan di Banjar Dinas Gambuh, Desa Selat, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, dengan ketinggian tempat ± 300 m dari atas permukaan laut. Kegiatan ini telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2013. Bahan yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari benih sawi varietas Tosakan, pupuk nitrogen (Urea), pupuk kandang sapi, tablet pupuk hayati Biota Max TM, dan pestisida organik,sedangkan alat-alat yang digunakan meliputi: traktor, plastik semai, sabit, cangkul, gembor, meteran, tali, ajir, hand sprayer, timbangan, oven, dan alatalat tulis. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok ( RAK) yang disusun secara faktorial dengan dua faktor. Faktor I adalah pemberian dosis pupuk nitrogen (N) dengan empat tingkat perlakuan, yaitu: N0: Tanpa pupuk N 0 kg.ha -1 atau 0 kg.petak -1. N1: Dengan pupuk N pada dosis 45 kg.ha -1 atau 9 g.petak -1. N2: Dengan pupuk N pada dosis 90 kg.ha -1 atau 18 g.petak -1. N3: Dengan pupuk N pada dosis 135 kg.ha -1 atau 27 g.petak -1. Faktor kedua adalah pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P) dengan tiga tingkat perlakuan, yaitu: P0: Tanpa pupuk kandang sapi. P1: Pemberian pupuk kandang sapi tanpa pupuk hayati Biota Max TM. P2: Pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM. Dengan demikian terdapat 12 perlakuan kombinasi. Dimana masingmasing perlakuan diulang 3 kali, sehingga seluruhnya terdapat 36 unit perlakuan dan unit-unit perlakuan dalam setiap ulangan dilakukan secara acak. Pengamatan terhadap variabel pertumbuhan dan hasil tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali setelah tanam. 3

Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), luas daun per tanaman (cm 2 ), berat basah tajuk (g), berat kering oven tajuk (g), berat basah akar (g), berat kering oven akar (g), berat basah total per tanaman (g), berat kering oven total per tanaman (g ), dan berat basah hasil ekonomi per hektar (ton.ha -1 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dosis pupuk nitrogen berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap semua parameter tinggi tanaman, luas daun, berat basah tajuk, berat kering oven tajuk, berat basah akar, berat basah total per tanaman, berat kering oven total per tanaman, dan berat basah hasil ekonomi per hektar. Tetapi hanya berpengaruh nyata (p<0,05) pada berat kering oven akar. Perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap semua parameter tinggi tanaman, luas daun, berat basah tajuk, berat kering oven tajuk, berat basah akar, berat kering oven akar, berat basah total per tanaman, berat kering oven total per tanaman, dan berat basah hasil ekonomi per hektar. Interaksi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dan pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM berpengaruh tidak nyata (p 0,05) terhadap, berat basah akar, berat kering oven akar, dan berat basah hasil ekonomi per hektar, tetapi berpengaruh nyata (p<0,05) pada berat kering oven tajuk, dan pada berat kering oven total per tanaman, sampai berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap tinggi tanaman pada umur 35 hst, luas daun pada umur 35 hst, berat basah tajuk, dan pada berat basah total per tanaman. Tabel 1.Pengaruh dosis pupuk nitrogen dan pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM terhadap tinggi tanaman dan luas daun sawi Perlakuan Dosis pupuk nitrogen (N) Tinggi tanaman 35 hst (cm) Luas daun 35 hst (cm 2 ) 0 kg/ha (N 0) 37,87c 186,24c 45 kg/ha (N 1) 40,63b 197,49bc 90 kg/ha (N 2) 43,88a 271,47a 135 kg/ha (N 3) 42,21ab 220,51b BNT 5% 2,02 24,6 Pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P) (P 0) 38,36c 196,50b (P 1) 40,43b 202,22b (P 2) 44,65a 258,07a BNT 5% 1,75 21,30 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada uji BNT 0,05 4

Tinggi tanaman (cm) Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2) yaitu 43,88 cm, atau secara nyata lebih tinggi 15,87% dibandingkan dengan tinggi tanaman pada dosis 0 kg.ha -1 (N0) (Tabel 1). Tinggi tanaman terbaik diberikan pada pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM (P2) memberikan tinggi tanaman tertinggi yaitu 44,65 cm, atau secara nyata lebih tinggi 16,40% dibandingkan kontrol (P0). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata (p<0,01). Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (N2P2), yang menghasilkan tinggi tanaman sebesar 45,53 cm, tetapi berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan antara dosis 45 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N1P2) yaitu sebesar 44,87 cm, dosis 0 kg N.ha -1 dengan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (N0P2) yaitu sebesar 43,97 cm, dosis 135 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang Max TM (N3P2) yaitu sebesar 44,23 cm, dan berbeda tidak nyata dengan dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi tanpa pupuk hayati Biota Max TM (N2P1) yaitu sebesar 41,97 cm (Tabel 2). Tabel 2.Kombinasi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap tinggi tanaman umur 35 hst (cm). Perlakuan P0 P1 P2 Rerata N N0 31.03 f 38.60 de 43.97 abc 37.87 c N1 37.37 e 39.67 de 44.87 ab 40.63 b N2 44.13 bcd 41.97 abcd 45.53 a 43.88 a N3 40.90 cde 41.50 bcd 44.23 abc 42.21 ab Rerata P 38.36 c 40.43 b 44.65 a Tabel 3.Kombinasi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap luas daun umur 35 hst (cm 2 ). Perlakuan P0 P1 P2 Rerata N N0 107.13 e 188.47 d 263.13 Bc 186.24 C N1 189.13 d 182.20 d 221.13 bcd 197.49 Bc N2 267.73 b 220.80 bcd 325.87 A 271.47 A N3 222.00 bcd 217.40 cd 222.13 bcd 220.51 B Rerata P 196.50 b 202.22 b 258.07 A Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) 0,05 5

Luas daun per tanaman (cm 2 ) Luas daun terlebar diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu 271,47 cm 2, atau lebih lebar dibandingkan dengan luas daun tanaman pada dosis 0 kg.ha -1 (N0) (Tabel 3). Pertumbuhan luas daun terbaik diberikan pada pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM (P2) memberikan luas daun tanaman terlebar yaitu 258,07 cm 2, atau lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (P0). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata (p<0,01). Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N2P2), yang menghasilkan luas daun sebesar 325,87 cm 2 (Tabel 3). Berat basah tajuk (g) Berat basah tajuk terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 151,14 g atau secara nyata lebih berat 48,67% dibandingkan dengan berat basah tajuk pada dosis 0 kg.ha -1 (N0) yaitu sebesar 101,66 g (Tabel 4). Berat basah tajuk terberat diperoleh pada pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P2), yaitu seberat 163,35 g atau secara nyata lebih berat 58,41% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 103,12 g (Tabel 4). Interaksi kedua perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap berat basah tajuk ( Tabel 1). Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N2P2), yang menghasilkan berat basah tajuk seberat 186,23 g, tetapi berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan antara dosis 45 kg N.ha -1 dengan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (N1P2) yaitu seberat 171,16 g (Tabel 7). Berat kering oven tajuk (g) Berat kering oven tajuk terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 7,56 g atau secara nyata lebih berat 44,27% bila dibandingkan dengan berat kering oven tajuk terendah dengan tanpa pupuk nitrogen 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 5,24 g ( Tabel 4). Berat kering oven tajuk terberat diperoleh pada pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P2), yaitu seberat 7,95 g atau secara nyata lebih berat 48,04% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 5,37 g ( Tabel 6). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05). Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan dosis 45 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang Max TM (N1P2), yang menghasilkan berat kering oven tajuk seberat 8,61 g, tetapi berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan antara dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N2P2) yaitu seberat 8,53 g, perlakuan dosis 0 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N0P2) yaitu seberat 7,52 g, perlakuan dosis 90 kg N.ha -1 dengan tanpa pupuk kandang sapi (N2P0) yaitu seberat 7,35 g, dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan dosis 135 kg N.ha - 1 dengan pupuk kandang sapi yang Max TM (N3P2) yaitu seberat 7,16 g (Tabel 6). 6

Tabel 4. Pengaruh dosis pupuk nitrogen dan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap berat basah tajuk, berat kering oven tajuk, dan berat basah akar tanaman sawi Perlakuan Berat basah tajuk (g) Berat kering oven tajuk (g) Berat basah akar (g) Dosis pupuk nitrogen (N) 0 kg/ha (N 0) 101,66c 5,24c 5,7c 45 kg/ha (N 1) 131,04b 6,42b 7,13b 90 kg/ha (N 2) 151,14a 7,56a 9,07a 135 kg/ha (N 3) 132,02b 6,58b 6,98b BNT 5% 16,74 0,9 1,09 Pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P) (P 0) 103,12c 5,37b 5,99b (P 1) 120,44b 6,02b 6,54b (P 2) 163,35a 7,95a 9,14a BNT 5% 14,5 0,78 0,94 Tabel 5.Kombinasi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap berat basah tajuk (g). Perlakuan P0 P1 P2 Rerata N N0 45.92 g 107.89 Def 151.17 bc 101.66 C N1 103.74 f 118.21 Def 171.16 ab 131.04 B N2 138.28 cde 128.91 Cdef 186.23 a 151.14 A N3 124.49 cdef 126.75 Cdef 144.83 bcd 132.02 B Rerata P 103.11 c 120.44 B 163.35 a 7

Tabel 6. Kombinasi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap berat kering oven tajuk (g). Perlakuan P0 P1 P2 Rerata N N0 2.93 e 5.28 d 7.52 ab 5.24 C N1 5.12 d 5.52 cd 8.61 a 6.42 B N2 7.35 ab 6.79 bcd 8.53 a 7.56 a N3 6.08 bcd 6.49 bcd 7.16 abc 6.58 b Rerata P 5.37 b 6.02 b 7.95 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) 0,05 Berat basah akar (g) Berat basah akar terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 9,07 g atau secara nyata lebih berat 59,12% bila dibandingkan dengan kontrol 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 5,7 g ( Tabel 4). Selanjutnya berat basah akar terberat diperoleh pada pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P2), yaitu seberat 9,14 g atau secara nyata lebih berat 52,59% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 5,99 g ( Tabel 4). Interaksi antara kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (p 0,05). Berat kering oven akar (g) Berat kering oven akar terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 1,51 g atau secara nyata lebih berat 57,29% bila dibandingkan dengan kontrol 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 0,96 g (Tabel 7). Berat kering oven akar terberat diperoleh pada pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P2), yaitu seberat 1,53 g atau secara nyata lebih berat 48,54% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 1,03 g ( Tabel 7). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata (p 0,05) (Tabel 1). Berat basah total per tanaman (g) Berat basah total per tanaman terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 160,22 g atau secara nyata lebih berat 49,11% bila dibandingkan dengan kontrol 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 107,45 g ( Tabel 9). Berat basah total per tanaman terberat diperoleh pada pada perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM (P2), yaitu seberat 172,56 g atau secara nyata lebih berat 58,25% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 109,04 g ( Tabel 9). Interaksi antara kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) (Tabel 1). Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (N2P2), yaitu seberat 196,32 g, tetapi berbeda tidak nyata dengan kombinasi perlakuan antara dosis 45 kg N.ha -1 dengan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (N1P2) yaitu seberat 180,21 g (Tabel 9). 8

Tabel 7. Pengaruh dosis pupuk nitrogen dan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap berat kering oven akar, berat basah total tanaman per hektar, dan berat basah total per tanaman sawi Perlakuan Berat kering oven akar (g) Berat basah total per tanaman (g) Berat kering oven total per tanaman (g) Berat basah hasil ekonomi per hektar (ton.ha -1 ) Dosis pupuk nitrogen (N) 0 kg/ha (N 0) 0,96a 107,45c 6,20c 13,86c 45 kg/ha (N 1) 1,22ab 137,99b 7,64b 16,49b 90 kg/ha (N 2) 1,51a 160,22a 9,07a 21,38a 135 kg/ha (N 3) 1,24ab 139,00b 7,82b 20,12a BNT 5% 0,37 16,79 0,98 1,48 Pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P) (P 0) 1,03b 109,04c 6,40b 16,06c (P 1) 1,14b 126,91b 7,16b 18,19b (P 2) 1,53a 172,56a 9,49a 19,64a BNT 5% 0,32 14,54 0,85 1,28 Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada uji BNT 0,05 Berat kering oven total per tanaman (g) Berat kering oven total per tanaman terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 9,07 g atau secara nyata lebih berat 46,29% bila dibandingkan dengan kontrol 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 6,20 g (Tabel 9). Berat kering oven total per tanaman terberat diperoleh pada pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (P2), yaitu seberat 9,49 g atau secara nyata lebih berat 48,28% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 6,40 g (Tabel 9). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata (p<0,05).. Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan dosis 90 kg N.ha -1 dengan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (N2P2), yang menghasilkan berat kering oven total per tanaman yaitu seberat 10,26 g (Tabel 9). 9

Tabel 8. Kombinasi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap berat basah total per tanaman (g). Perlakuan P0 P1 P2 Rerata N N0 49.19 f 112.93 e 160.24 bc 107.45 c N1 109.41 e 124.36 de 180.21 ab 137.99 b N2 146.94 cd 137.40 cde 196.32 a 160.22 a N3 130.61 cde 132.94 cde 153.45 bcd 139.00 b Rerata P 109.04 c 126.91 b 172.56 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) 0,05 Berat basah hasil ekonomi per hektar (ton.ha -1 ) Berat basah hasil ekonomi per hektar terberat diperoleh pada pemberian pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 (N2), yaitu seberat 21,38 ton.ha -1 atau secara nyata lebih berat 54,26% bila dibandingkan dengan kontrol 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 13,86 ton.ha -1. Berat basah hasil ekonomi per hektar terberat diperoleh pada pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM (P2), yaitu seberat 19,64 ton.ha -1 atau secara nyata lebih berat 22,29% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 16,06 ton.ha -1 (Tabel 9). Interaksi antara kedua perlakuan menunjukkan pengaruh yang tidak nyata (p 0,05). Tabel 9. Kombinasi antara pengaruh dosis pupuk nitrogen dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM terhadap berat kering oven total per tanaman (g). Perlakuan P0 P1 P2 Rerata N N0 3.38 f 6.24 e 8.99 abc 6.20 c N1 6.16 e 6.73 de 10.01 ab 7.64 b N2 8.80 abc 8.17 bcd 10.26 a 9.07 A N3 7.26 cde 7.51 cde 8.68 abc 7.82 B Rerata P 6.40 b 7.16 b 9.49 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) 0,05 Pembahasan Pengaruh nitrogen Pemberian dosis pupuk nitrogen memberikan pengaruh lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman sawi. Dosis pupuk nitrogen berpengaruh sangat nyata (p<0,01) 10

terhadap semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat basah tajuk, berat kering oven tajuk, berat basah akar, berat basah total tanaman per hektar, berat basah total per tanaman, berat kering oven total per tanaman, dan berat basah hasil ekonomi per hektar. Tetapi hanya berpengaruh nyata (p<0,05) pada berat kering oven akar. Hasil analisis regresi menunjukkan hubungan antara dosis nitrogen dengan berat basah tajuk diperoleh persamaan Ŷ = -0.006x 2 + 1.0553x + 100.16, dengan R 2 = 0.7601. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen pada dosis 87,94 kg.ha -1 memberikan hasil tertinggi terhadap berat basah tajuk yaitu seberat 151,14 g atau secara nyata lebih berat 48,67% bila dibandingkan dengan berat basah tajuk terendah dengan tanpa pupuk nitrogen 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 101,66 g (Tabel 6). Berpengaruhnya dosis pupuk nitrogen terhadap berat basah tajuk juga berpengaruh terhadap berat kering oven tajuk pada dosis 79 kg.ha -1. Hasil analisis regresi menunjukkan hubungan antara dosis nitrogen dengan berat kering oven tajuk diperoleh persamaa Ŷ = - 0.0003x 2 + 0.0474x + 5.1382, dengan R 2 = 0.6563. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk nitrogen pada dosis 79 kg.ha -1 memberikan hasil tertinggi terhadap berat kering oven tajuk yaitu seberat 7,56 g atau secara nyata lebih berat 44,27% bila dibandingkan dengan berat kering oven tajuk terendah dengan tanpa pupuk nitrogen 0 kg.ha -1 (N0), yaitu sebesar 5,24 g ( Tabel 6). Hal ini disebabkan pemberian dosis yang tepat dapat menyediakan unsur hara nitrogen yang diperlukan tanaman sawi untuk pertumbuhan. Untuk mendapat efisiensi pemupukan yang optimal, pupuk harus diberikan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman. Bila tanaman diberikan pupuk terlalu banyak, maka larutan tanah terlalu pekat sehingga dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman. Sebaliknya bila diberikan terlalu sedikit, maka pengaruhnya tidak akan tampak. Tanaman sawi yang dilaksanakan pada tanah sawah. Dosis pemupukan masing-masing tanaman yang berbedabeda. Berat basah tajuk (g) 200 160 120 80 40 0 y = -0,006x 2 + 1,0553x + 100,16 R² = 0,7601 0 45 90 135 Dosis N (kg.ha -1 ) Gambar 1. Hubungan antara dosis pupuk nitrogen dengan berat basah tajuk. 11

Berat kering oven tajuk (g) 10 8 6 4 2 0 y = -0,0003x 2 + 0,0474x + 5,1382 R² = 0,6563 0 45 90 135 Dosis N (kg.ha -1 ) Gambar 2. Hubungan antara dosis pupuk nitrogen dengan berat kering oven tajuk. Pengaruh pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM Perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat basah tajuk, berat kering oven tajuk, berat basah akar, berat kering oven akar, berat basah total tanaman per hektar, berat basah total per tanaman, berat kering oven total per tanaman, dan berat basah hasil ekonomi per hektar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P2) memberikan berat basah tajuk tertinggi 163,35 g atau secara nyata lebih berat 58,41% bila dibandingkan dengan berat basah tajuk terendah dengan tanpa pemberian pupuk kandang sapi (P0), yaitu sebesar 103,12 g ( Tabel 6), begitu juga dengan pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (P2) memberikan berat kering oven tajuk tertinggi 7,95 g atau secara nyata lebih berat 48,04% bila dibandingkan dengan kontrol (P0), yaitu sebesar 5,37 g (Tabel 6). Peningkatan berat basah tajuk dan berat kering oven tajuk pada tanaman sawi pada perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (P2), disebabkan oleh ketersediaan unsur hara dalam pupuk pupuk hayati Biota Max TM yang diperlukan tanaman sawi cukup memadai. Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dan alami daripada bahan pembenah buatan/sintesis (Sumarni dan Hidayat, 2005). Untuk meningkatkan kecepatan dekomposisi bahan organik diperlukan mikroorganisme yang mampu mendekomposisi bahan organik tersebut sehingga kesuburan tanah menjadi meningkat. Terbukti pupuk hayati Biota Max TM mampu meningkatkan kesuburan tanah. Hal ini dibuktikan dengan pemberian pupuk kandang sapi yang Max TM berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat basah tajuk, berat kering oven tajuk, berat basah akar, berat kering oven akar, berat basah total tanaman per hektar, berat basah total per tanaman, berat kering oven total per tanaman, dan berat basah hasil ekonomi per hektar. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Perlakuan dosis pupuk nitrogen berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Dosis pupuk nitrogen terbaik adalah 90 kg.ha - 1 (N2) yang menghasilkan berat kering oven tajuk 7,56 g. Hasil analisis regresi 12

pengaruh pemberian pupuk nitrogen terhadap berat kering oven tajuk menunjukkan pengaruh bersifat kuadratik dengan persamaan Ŷ = - 0.0003x 2 + 0.0474x + 5.1382, R 2 = 0.6563, sehingga dosis optimal 79 kg N.ha -1. 2. Perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati BiotaMax TM berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Perlakuan terbaik diberikan oleh perlakuan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (P2) dengan dosis 0,28 g.125 kg -1 pupuk kandang sapi, yang menghasilkan berat kering oven tajuk yaitu seberat 7,95 g. 3. Kombinasi antara dosis pupuk nitrogen dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil sawi. Kombinasi terbaik diberikan pada perlakuan pupuk nitrogen dosis 90 kg.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N2P2), yang menghasilkan berat kering oven total per tanaman yaitu seberat 10,26 g. Saran-saran 1. Untuk mendapatkan berat kering oven tajuk tanaman sawi terbaik, disarankan menggunakan dosis pupuk nitrogen 79 kg N.ha -1 (N2). 2. Untuk penggunaan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil sawi, sebaiknya menggunakan pupuk pupuk hayati Biota Max TM (P2). 3. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi terbaik, disarankan menggunakan kombinasi pupuk nitrogen dosis 79 kg N.ha -1 dengan pupuk kandang sapi yang difermentasi dengan pupuk hayati Biota Max TM (N2P2). DAFTAR PUSTAKA Badraka, IB. 2000. Penggunaan Trichoderma sp Dalam Pengendalian Penyakit Layu Fusarium Pada Tanaman Hortikultura. (Panduan Pengendalian OPT). LHP Celuk Gianyar. Dinas Pertanian Pangan Bali. BiotaMax TM. 2012. BiotaMax Soil Probiotic.http://www.biotamax.co m/ BiotaMax.html. Diakses tanggal 23 April 2013. Jam 12:45:20 WITA. CSR/FAO. 1983. Kriteria penilaian sifatsifat kimia tanah ( Staf Pusat Penelitian Tanah)http://bebasbanjir2015.word press.com/04-konsep-konsep dasar/klasifik asi-kemampuanlahan/ Diakses tanggal 23 April 2013. Jam 13:15:20 WITA. Hasibuan, B. E. 2008. Pupuk dan Pemupukan. FP. Universitas Sumatera Utara. Medan. Lingga, P. dan Marsono. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penerbit: Penebar Swadaya, Anggota IKAPI Jakarta. Rukmana, R.,1994. Bertanam Kubis. Penerbit kanisius. Yogyakarta. Sumarni, N. dan Achmad Hidayat. 2005. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayur. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Swartini, NLP. 2007. Pengaruh Jarak Tanam Dan Dosis Pupuk Nitrogen Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi ( Brassica juncea L.) Di Desa Banyuning. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti. Singaraja (tidak dipublikasikan). 13