BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Analisis Laporan Keuangan Sebagai Bahan Pertimbangan Dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ), dan koperasi. Agar

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA) di kawasan ASEAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan standar akuntansi yang dikhususkan bagi industri perbankan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi era pasar bebas dan globalisasi, baik sebagai perantara antara

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Heny Syahroini Harahap, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. dari penjualan asset perusahaan maupun pinjaman kredit ke bank. Rata-rata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ikhwan Al-Shafa, 2014

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara memiliki peranan cukup penting, bahkan. dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia seperti negara berkembang lainnya, sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan bank pada masa sekarang memegang peranan penting, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis dan keberadaannya sangat mutlak dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 4/7/PBI/2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia, dunia bisnis merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan. Salah satu dari lembaga-lembaga keuangan tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak didukung oleh peran perbankan dalam membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakatdalam bentuk kredit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. penghimpun (funding) dan penyalur (lending) dana atau disebut sebagai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap dunia usaha. Setiap waktu selalu terjadi banyak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA Bank

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia tidak terlepas dari peranan Pemerintah yang memberikan kesempatan pada pihak swasta untuk mengembangkan diri seluas-luasnya selama tidak menyimpang dari sasaran Pembangunan Nasional. Sasaran Pembangunan Nasional adalah pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk meningkatkan dunia usaha, salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah memperbesar volume usaha dengan jalan penambahan modal usaha. Penambahan modal ini dapat diperoleh dengan meminjam pada pihak lain seperti Bank. Peranan bank sebagai agen pembangunan (Agent of Development), yaitu sebagai lembaga yang bertujuan mendukung pelaksanaan Pembangunan Nasional, mempunyai kegiatan utama yaitu menghimpun (Funding) dan menyalurkan dana (Lending). Kegiatan penyaluran dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana, dimana salah satunya dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan penggunaan kredit sebagai alat pembiayaan, maka terlihat pula perkembangan yang sama pesatnya didalam bidang perbankan. Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian, maka perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Sehingga dana yang diperlukan untuk suatu kegiatan usaha dapatlah disebut juga sebagai faktorfaktor produksi lainnya seperti sumber tenaga kerja, peralatan mesin-mesin, bahan baku atau bahan penolong, kemampuan teknologi, manajemen dan lain-lain sebagai suatu sumber ekonomi. Oleh karena itu hubungan antar pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian ataupun pertumbuhan dengan suatu kegiatan usaha 1

2 dari perusahaan dengan eksistensi perkreditan mempunyai koefisien korelasi yang sangat erat, baik bersifat negatif maupun dalam sifatnya yang positif. Sedangkan apabila ditinjau dari sisi lain yaitu dari sudut pandang perbankan atau lembaga keuangan yang menyediakan sumber dana yang berbentuk perkreditan tersebut, maka kredit akan mempunyai suatu kedudukan yang sangat istimewa, terutama pada negara-negara yang sedang berkembang sebab antara volume permintaan akan dana jauh lebih besar dari penawaran dana yang ada di masyarakat. Akibat selanjutnya akan dapat dilihat bahwa pendapatan bunga dari kredit akan merupakan komponen yang dominan dibandingkan dengan pendapatan jasa-jasa perbankan lainnya. Dan sebaliknya akan berlainan apabila kita lihat pada neraca dan laporan perhitungan laba rugi pada bank-bank di negara maju komponen pendapatan bunga sudah mempunyai kedudukan yang seimbang dengan pendapatan jasa-jasa perbankan lainnya. Namun walaupun demikian diakui bahwa sektor perkreditan merupakan kegiatan yang penting dari suatu industri perbankan baik di negara-negara yang sedang berkembang maupun pada negara-negara yang telah maju, karena Kredit sebagai salah satu sumber dana yang penting dari setiap jenis kegiatan usaha. Dalam suatu kegiatan usaha selalu muncul adanya suatu risiko. Risiko munculnya pemberian kredit adalah adanya kredit macet yang akan menimbulkan kinerja perusahaan menurun. Kredit macet terjadi apabila kredit yang diberikan bank pada pihak swasta atau nasabah lain tidak dapat dilunasi pada waktunya baik pokok pinjaman maupun bunga yang ditetapkan, sehingga dapat menekan dan mengurangi kinerja profitabilitas bank. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh faktor manajemen bank dalam melakukan analisis kredit yang tidak akurat, faktor pengawasan kredit yang lemah dan analisis laporan keuangan yang tidak cermat. Kredit macet dalam jumlah besar akan berpengaruh terhadap kinerja bank tersebut. Dengan adanya kredit macet kegiatan bank akan terhambat sebab keuntungan utama suatu bank diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Selain itu dampak psikologis yang

3 akan terjadi adalah menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank. Salah satu upaya yang dilakukan untuk dalam rangka memperkecil dan menghindari terjadinya masalah dikemudian hari, sudah seharusnya pihak bank melakukan analisis kredit terlebih dahulu secara tepat dan akurat terhadap pihakpihak yang mengajukan permohonan pemberian kredit dan terus mengevaluasi dalam rangka melakukan penilaian kelayakan pemberian kredit tersebut. Penilaian kinerja dari suatu perusahaan digunakan untuk membantu menafsirkan data bisnis. Apalagi bagi perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal suatu bursa efek memiliki kewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada publik. Kinerja perusahaan dapat dilihat dalam bentuk laporan keuangan yang disajikan secara komparatif (comparative financial statements), angka-angka yang tercantum pada laporan keuangan selama beberapa tahun muncul berdampingan dalam kolom-kolom vertikal. Format ini tentunya akan membantu para pemodal dalam mengidentifikasi dan megevaluasi perubahan dan rasio secara signifikan. Suatu evaluasi keuangan yang sering dipakai dan diketahui secara umum adalah analisis rasio dengan menilai tingkat likuiditas, aktivitas, solvabilitas dan profitabilitas suatu perusahaan. Menilai kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan membandingkannya dari waktu ke waktu atau membandingkannya dengan perusahaan pesaingnya yang bergerak dalam bidang yang sama. Hal ini tentu saja berguna bagi investor untuk menilai kinerja perusahaan sebagai bahan pertimbangan penanaman modal investasi tersebut. Kinerja masa lalu sering merupakan indikator yang baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Analisis Kredit Terhadap Kinerja Bank. 1.2 Identifikasi Masalah Arti penting sektor perkreditan membuat kerja bank semakin berhati-hati dalam mengelola modalnya yang sebagian besar untuk pinjaman kredit kepada nasabah atau pengusaha. Untuk menghindari adanya suatu kredit bermasalah atau

4 terburuk dari suatu kredit maka diperlukan analisis kredit yang menyeluruh terhadap calon nasabah sebelum pada pengambilan keputusan pemberian kredit disetujui. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap penilaian kinerja bank. Mengingat sangat luasnya aspek yang mungkin dihubungkan dengan judul diatas, maka masalah yang akan dibahas secara garis besarnya dapat di identifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah Bank melaksanakan analisis kredit terhadap debitur secara efektif. 2. Bagaimana kinerja bank berdasarkan standar Bank Indonesia. 3. Bagaimana pengaruh analisis kredit terhadap kinerja bank. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan dengan maksud untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai pengaruh keputusan pemberian kredit terhadap kinerja Bank Rakyat Indonesia Cabang Majalengka, dan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan kredit, analisis yang dilakukan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, dan laporan keuangan bank. Tujuan penelitian ini adalah: 1. Dengan adanya penelitian ini akan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kegiatan operasional bank terutama pelaksanaan analisis kredit terhadap nasabah, apakah efektif atau tidak. 2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja bank berdasarkan standar BI. 3. Untuk mengetahui pengaruh analisis kredit yang dilakukan bank terhadap kinerja bank. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Widyatama.

5 Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Penulis dan Pembaca Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai bagaimana analisis kredit dilakukan oleh bank terhadap nasabahnya untuk menilai kinerja bank. 2. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan baik berupa saran atau koreksi, sehingga dapat membantu memecahkan suatu masalah yang mereka hadapi dan dapat menjadi suatu sumbangan pemikiran. 3. Bagi Pihak lain khususnya di Lingkungan Perguruan Tinggi. Melalui karya ilmiah yang disusun ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan dapat dijadikan suatu referensi di masa yang akan datang. 1.5 Kerangka Pemikiran Pengertian Bank menurut Undang-Undang no.10 Tahun 1998 tentang Perbankan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Tugas pokok suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat atau pengusaha yang memerlukannya. Hal ini berarti peranan kredit operasi bank sangat besar. Disamping sebagian besar bank masih mengandalkan sumber pendapatan utamanya dari operasi perkreditan sehingga untuk mendapatkan margin yang baik diperlukan pengelolaan kredit secara efektif dan efisien. Keuntungan yang utama tersebut diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spred based. Besarnya keuntungan bank ditentukan oleh besarnya kredit yang disalurkan.

6 Bank adalah business. Business yang berdagang dalam kredit dan uang. Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Jadi bisnis utama dari suatu bank adalah kredit atau kepercayaan sehingga dikatakan pula bahwa bank merupakan lembaga kepercayaan. Sebagaimana diketahui bahwa usaha bank yang paling besar dalam memberikan kontribusi terbesar sebagai sumber penghasilan bank barasal dari penyaluran dana kredit, mengingat : 1. Bahwa bank harus dapat memelihara dan mengembangkan kepercayaan timbale balik; 2. Bahwa pos pinjaman yang diberikan merupakan pos aktiva terbesar dalam neraca bank; 3. Bahwa perkreditan memberikan kontribusi penghasilan terbesar bagi sebagian besar bank; 4. Bahwa risiko yang ditanggung dalam penyaluran kredit cukup besar; 5. Bahwa bank merupakan perantara (financial intermediary) antara masyarakat dan surplus dana dengan pihak yang kekurangan dana. Pasal 29 ayat 2 Tahun 1998, menyatakan bahwa : Bank Indonesia memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsif kehati-hatian. Maka untuk memungkinkan semakin kecilnya masalah-masalah kredit, keputusan pemberian kredit sangat perlu dikaji lebih intensif dalam analisis kredit terhadap calon nasabah karena akan mempengaruhi kegiatan operasional perbankan secara keseluruhan. Semakin besarnya volume pembangunan dan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, semakin besar pula peranan yang dilakukan oleh bank, baik dari segi pengarahan dana maupun khususnya dari segi arah volume kredit yang diberikan atau disalurkan. Transaksi kredit yang diberikan berupa penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammeminjam antara bank dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam untuk

7 melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Hal yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan note purchase agreement (NPA), dan kredit dalam proses penyelamatan. Secara ekonomi kredit dapat diartikan sebagai pemindahan daya beli dari satu tangan ke tangan lainnya, dan atau penciptaan daya beli. 1. Pemindahan Daya Beli Adanya kredit (source of fund) pada umumnya terkumpul dari sekian banyak tabungan atau simpanan dari masyarakat yang bersedia menyisihkan penghasilannya tidak untuk dikonsumsi melainkan untuk ditabung ke bank. Pada umumnya penabung kurang mengetahui untuk apa daya beli atau uang tabungan mereka dipergunakan. Oleh karena itu, mereka mempercayakan uang mereka pada bank, yang nantinya akan memerlukannya. Bank yang akan bertanggung jawab atas keamanan uang tersebut. Dalam hal ini kredit diartikan sebagai pemindahan daya beli. 2. Penciptaan Daya Beli Dari sisi kreditor kredit merupakan penciptaan daya beli, karena dengan adanya fasilitas yang diterimanya, para peminjam atau pengusaha telah mempunyai rencana untuk apa kredit tersebut dipergunakan, untuk investasi atau modal kerja. Dalam pemberian fasilitas kepada nasabahnya, bank dihadapkan pada suatu masalah yang kompleks sehingga penelitian mengenai analisis kredit sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan operasional bank dalam menilai keberhasilan kinerja bank itu sendiri baik dari segi kualitatifnya, yaitu penilaian terhadap bank dalam membina hubungan baik dengan nasabahnya maupun dari segi kuantitatifnya, yaitu dalam laporan keuangan bank. Selain itu juga karena kredit bersifat kasuasitis, artinya masing-masing (calon) debitur mempunyai permasalahan yang sangat spesifik berbeda secara materiil antara satu nasabah dengan nasabah lain.

8 Dari perincian diatas dapat disimpulkan bahwa perkreditan merupakan salah satu usaha yang penting bagi dunia perbankan serta dari perkreditan akan memberikan sumbangan pendapatan yang cukup besar pula, namun mempunyai masalah yang cukup rumit. Penyaluran dana dalam bentuk kredit kepada nasabah mengandung risiko tidak kembalinya dana atau kredit yang disalurkan tersebut karena tidak seluruhnya nasabah yang memperoleh kredit mampu mengembalikan kredit dengan baik dan tepat pada waktu yang telah dijanjikan. Risiko kredit, merupakan kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan (default) debitor yang tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian kredit. Risiko pasar, merupakan risiko kerugian dalam nilai portofolio yang diakibatkan oleh fluktuasi yang terjadi. Risiko operasional, merupakan risiko yang langsung maupun tidak langsung diakibatkan oleh kegagalan atas proses-proses yang tidak memadai. Untuk menghindari maupun memperkecil risiko kredit yang terjadi maka bank harus melakukan analisis kredit yang memadai sebelum pada akhrnya membuat suatu keputusan pemberian kredit pada nasabah. Dalam menganalisis suatu perusahaan atau calon nasabah salah satu yang terpenting adalah bidang keuangannya. Untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas tentang perkembangan suatu perusahaan nasabah, perlu diadakan interpretasi dan analisis terhadap data keuangan yang tercantum dalam laporan-laporan keuangan dimana rasio keuangan dapat menjelaskan hubungan antara dua data keuangan dari tahun ke tahun. Dengan melihat data keuangan perusahaan maka bank dapat membuat suatu keputusan pemberian kredit terhadap perusahaan nasabah. Dalam hubungannya dengan keputusan yang diambil oleh bank, adanya efektivitas bank dalam suatu keputusan pemberian kredit terhadap nasabah dalam rangka menjalankan aktivitas operasionalnya, dapat menilai efektivitas keputusan tersebut yang pada akhirnya dapat memberikan informasi mengenai kelemahan dan kekuatan perusahaan calon nasabah.

9 Suatu kinerja dapat digambarkan dalam bentuk laporan keuangan yang menjelaskan setiap hubungan dalam bentuk rasio. Secara umum ada tiga bentuk Laporan Keuangan pokok yang dihasilkan oleh suatu perusahaan : 1. Neraca Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang meliputi asset perusahaan, hutang dan modal. 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi merupakan laporan prestasi perusahaan selama jangka waktu tertentu. Tujuan utama laporan laba rugi adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk menghasilkan keuntungan. 3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas atau laporan perubahan posisi keuangan menyajikan informasi aliran kas masuk atau keluar bersih pada suatu periode, hasil dari kegiatan pook yaitu operasi, investasi dan pendanaan. Untuk mengukur kinerja bank diperlukan suatu tolok ukur. Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio keuangan. Ukuran kinerja bank dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasikan kekurangannya dan kemudian melakukan tindakan untuk memperbaiki kinerja bank atau bahkan meningkatkan kinerjanya. Dan membuat keputusan yang rasional dan tepat sasaran dalam perencanaan kegiatan operasionalnya sehingga tujuan bank dapat tercapai. Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah dengan jumlah lain dan dalam penggunaannya alat analisis berupa rasio. Rasio ini akan menggambarkan kepada pemimpin perusahaan atau bank mengenai keadaan perusahaan atau bank unit pada saat ini bila dibandingkan dengan rasio pada tahun sebelumnya. Setelah dilihat dari keseluruhan penjelasan di atas, maka hipotesa yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa : Analisis Kredit yang dilaksanakan secara memadai dapat berpengaruh dalam mengukur Kinerja Bank. Dengan dalam membuat keputusan pemberian kredit terhadap nasabah

10 perlu dilakukan suatu analisis kredit yang mendalam untuk memastikan bahwa keputusan pemberian kredit terhadap nasabah telah tepat dan sesuai dengan tujuan bank sehingga dapat meningkatkan kinerja bank. 1.6 Metode Penelitian 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriftif yaitu analisis yang menggambarkan masalahmasalah yang diteliti secara sistematik, aktual dan akurat kemudian membandingkan dengan teori-teori yang menunjang, untuk mengumpulkan, mengolah dan menganalisis berbagai macam data sehingga ditarik suatu kesimpulan. Studi kasus merupakan metode yang mengkaji suatu masalah secara mendalam dan menyeluruh selama kurun waktu tertentu, termasuk interaksi dengan lingkungannya. Penulis melakukan studi kasus pada perusahaan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan ini. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Majalengka yang bertempat di Jalan KH Abdul Halim Majalengka, dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2008 sampai dengan selesai.