PERBEDAAN JENIS PEKERJAAN IBU DENGAN KUANTITAS PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SEMARANG UTARA )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Semarang Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Galoeh Putri Eka PJ 1. Rachmanida N 2. Laras Sitoayu 3 ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

MEDIKOLEGAL KEBUTUHAN PENGADAAN RUANG LAKTASI DI BADAN USAHA MILIK NEGARA ( Studi di Kota Semarang ) LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGANPEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA UMUR 6-12 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADURAKSA KABUPATEN PEMALANG

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

Disusun Oleh : NOVIC ISMAN J PROGRAM FAKULTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEHADIRAN IBU DI KELAS IBU HAMIL DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

ANALISIS PENGARUH ASPEK HUKUM, PERAN BIDAN DAN HAK ANAK TERHADAP PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN DAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TIDAK ASI EKSKLUSIF TERHADAPPERKEMBANGAN ANAK USIA 3-12 BULAN SKRIPSI

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI TEMPAT KERJA DENGAN PELAKSANAAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

Transkripsi:

PERBEDAAN JENIS PEKERJAAN IBU DENGAN KUANTITAS PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SEMARANG UTARA ) Winarning Dinanti 1, Ani Margawati 2 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang: Air susu ibu bermanfaat bagi kesehatan bayi karena mengandung gizi tinggi serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. Data Dinas Kesehatan Kota Semarang menyatakan cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2014 adalah 64,7%, hal ini belum mencapai target nasional yaitu 80 %. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jenis pekerjaan ibu dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif. Metode: Desain penelitian ini adalah studi cross sectional yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan didapatkan 40 orang, yaitu ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik dan PNS yang memiliki balita di Kecamatan Semarang Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara dengan intrumen berupa kuesioner. Hasil: Teknik analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat ( uji chi square dan uji Fisher). Penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik dan PNS dengan pemberian ASI eksklusif ( p=0,197 ), frekuensi pemberian ASI dalam sehari (p=0,327) dan lamanya pemberia ASI (p=0,322). Hal yang menjadi faktor lain yaitu pendidikan,pengetahuan,perilaku, dukungan suami, pendapatan juga tidak terdapat perbedaan dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif. Simpulan: Jenis pekerjaan ibu antara buruh pabrik dan PNS tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif. Kata kunci : ASI, jenis pekerjaan ( buruh pabrik, PNS ) ABSTRACT DIFFERENCE OF MOTHER'S JOB TYPE WITH QUANTITY OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING. ( A CASE STUDY IN THE DISTRICT SEMARANG UTARA ) Background: Breast milk was beneficial for the health of baby because it contained high nutrition and could protect the baby from infection. Health Office in Semarang City stated coverage of exclusive breastfeeding in 2014 was 64.7%, it had not reached the national target yet,it was 80%. Aim: This study aimed to know the differences between type of mother's job and quantity of exclusive breastfeeding. Methods: This study was a cross sectional study conducted with quantitative approach. Samples were taken by using purposive sampling and got 40 votes, that was mothers who work in factory and civil servants who have baby in the District of Semarang Utara who fullfill the inclusion and exclusion criteria. Data were collected with interviews using questionnaire instruments. Results: The analysis technique was being used is univariate analysis and bivariate analysis (chi-square test and Fisher's exact test). This study showed no differences between mothers 1370

who work as factory workers and civil servants with exclusive breastfeeding (p = 0.197), the frequency of breast-feeding in a day (p = 0.327) and duration of breastfeeding, (p = 0.322). The others factor are education, knowledge, behavior, husband support and revenue were also no difference in the quantity of exclusive breastfeeding. Conclusion: The type of mother's job between factory workers and civil servants, there were no significant difference in the quantity of exclusive breastfeeding. Keywords: Breastfeeding Milk, the type of jobs (factory workers, civil servants) PENDAHULUAN Air susu ibu (ASI) bermanfaat bagi kesehatan bayi karena mengandung gizi yang cukup serta dapat melindungi bayi dari penyakit infeksi. 1,2 WHO merekomendasikan ASI eksklusif diberikan sejak awal kehidupan bayi sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkan sampai umur 24 bulan. 3 Pemberian ASI eksklusif yaitu hanya memberikan ASI selama 6 bulan tanpa ada tambahan makanan, minuman atau buah-buahan lainnya termasuk air putih. 1 Prevalensi untuk cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan di indonesia yaitu pada tahun 2014 sebesar 52,3 %, maka secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif belum mencapai target nasional yaitu 80 %. 4,5 Di Semarang sendiri prevalensi untuk cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan tahun 2014 sejumlah 8.536 bayi atau 64,7% dari 13.195 bayi. 6,7 Menurut WHO dan UNICEF bayi yang diberikan ASI Eksklusif akan bisa bertahan hidup 14,6 kali daripada yang tidak diberikan ASI Eksklusif. 3 Hal tersebut sesuai dengan tujuan MDGs untuk menurunkan angka kematian bayi dengan target 23 kematian per 1000 kelahiran hidup sampai tahun 2015, namun sampai tahun 2015 angka kematian bayi masih jauh dari target MDGs. 8 Walaupun pemberian ASI Eksklusif banyak manfaatnya bagi bayi dan ibu, namun dalam praktik lapangan banyak ibu yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif dikarenakan status bekerja, terutama yang bekerja lebih dari 7 jam per hari. 2 Hal tersebut sering menjadi alasan ibu untuk tidak bisa memberikan ASI eksklusif kepada anaknya, kebanyakan alasannya adalah cuti bulan yang diberikan hanya sebentar tidak sampai 6 bulan atau ditempat kerja tidak disediakan waktu untuk menyusui bayi dan tidak terdapat ruang untuk tempat menyusui. 2 Adapun alasan lainnya adalah karena tidak keluarnya ASI di hari-hari pertama, kurangnya pengetahuan, dukungan keluarga dll. 2 Masih banyak tempat kerja yang tidak menyediakan ruang untuk menyusui terutama buruh yang bekerja di pabrik dan perusahaan. 9 Walaupun tempat kerja negeri sudah banyak yang menyediakan tempat pojok laktasi namun kebanyakan ibu tidak memanfaatkannya dengan baik dengan alasan malas karena anaknya 1371

yang rewel dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya manfaat pemberian ASI eksklusif. 9 Oleh karena itu peran industri sangat mendukung dalam mensukseskan program ASI Ekslusif terutama dukungan pemberian fasilitas menyusui di tempat kerja. 9 Adanya perbedaan pemberian ASI eksklusif dengan pekerjaan ibu dibuktikan dari penelitian yang menunjukkan adanya hubungan pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar. 10 Berdasarkan penelitian lain juga menunjukkan hasil studi alasan utama menghentikan ASI eksklusif adalah takut berat badan naik dan ibu yang kembali bekerja. 11 Dari latar belakang masalah yang sudah dijelaskan peniliti ingin meneliti perbedaan jenis pekerjaan ibu dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif. METODE Penelitian observasional analitik studi cross sectional menggunakan data ibu yang bekerja sebagai PNS dan buruh pabrik yang mempunyai balita dan terdaftar di posyandu Kecamatan Semarang Utara. Kriteria inklusi penelitian ini adalah ibu usia 20-40 tahun bekerja sebagai PNS dan buruh pabik yang mempunyai balita usia 6-24 bulan di Kecamatan Semarang Utara. Kriteria Eksklusi penelitian ini adalah ibu yang memiliki indikasi medis sehingga tidak bisa memberika ASI dan bayi yang memiliki indikasi medis sehingga tidak bisa diberi ASI. Sampel diambil dengan purposive sampling dan berdasarkan rumus besar sampel didapatkan minimal 17 sampel. Dalam penelitian ini mengambil masing-masing 20 kelompok PNS dan 20 kelompok buruh pabrik. Variabel bebas penelitian ini adalah jenis pekerjaan ibu yang terdiri dari pegawai buruh pabrik dan PNS. Variabel terikat penelitian ini adalah kuantitas ASI eksklusif. Pada kedua kelompok penelitian dilakukan pengolahan dan analisis data secara studi analitik mengenai perbedaan jenis pekerjaan ibu sebagai PNS dan buruh HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan masing-masing 20 ibu bekerja sebagai PNS dan buruh pabrik mempunyai balita yang memenuhi kriteria penelitian. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi kelompok umur responden yang jumlah terendah adalah responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 16 responden. Data tingkat pendidikan menunjukkan bahwa jumlah tertinggi adalah responden yang berpendidikan sarjana sebanyak 19(47,5%) responden 1372

dan jumlah terendah adalah responden yang berpendidikan SD-SLTP sebanyak 6(15%) responden. Data pendapatan didapatkan responden yang pendapatannya di atas UMR (>1.900.000) sebanyak 30(75%) responden. Data berdasarkan paritas didapatkan jumlah tertinggi adalah paritas yang baru satu kali sebanyak 17(42,5%). Data berdasarkan dukungan suami didapatkan jumlah terbanyak adalah ibu yang mendapat dukungan penuh dari suami untuk menyusui sebanyak 34(82,9%) responden. Data tingkat pengetahuan menunjukkan jumlah tertinggi adalah responden yang pengetahuan tentang ASI sudah baik sebanyak 29(72,5%). Data berdasarkan perilaku menyusui didapatkan jumlah tertinggi adalah responden yang perilakunya masih kurang dalam menyusui sebanyak 23(57,5%) responden. Data berdasarkan tersedianya ruang laktasi di tempat kerja didapatkan jumlah tertinggi adalah tempat kerja yang sudah tersedia ruang laktasi sebanyak 24(60%) responden. Data berdasarkan frekunsi menyusui dalam sehari didapatkan jumlah tertinggi adalah responden yang menyusui >8 kali dalam sehari sebanyak 25(62,5%) responden. Data berdasarkan lamanya pemberian ASI eksklusif didapatkan jumlah tertinggi adalah responden yang memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan sebanyak 24(60%) responden dan jumlah terendah adalah responden yang memberikan ASI eksklusif selama 2-4 bulan sebanyak 6 (15%) responden. Data berdasarkan diberikan ASI eksklusif didapatkan jumlah tertinggi adalah responden yang telah memberikan ASI eksklusif sebanyak 24(60%) responden. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi (n) Persen (%) Umur 20-30 Tahun 31-40 Tahun Pendidikan SD-SLTP SMA-Akademi Sarjana Pendapatan <1.900.000 >=1.900.000 16 24 6 15 19 10 30 40 60 15 37,5 47,5 25 75 1373

1 2 3 atau lebih Paritas Dukungan Suami Mendukung Penuh Terserah Ibu Kurang Baik Kurang Baik Buruh Pabrik PNS Tidak ada Ada Pengetahuan Perilaku Pekerjaan Ruang Laktasi Menyusui dalam sehari <=8 kali >8 kali Lama Pemberian ASI 0-2 bulan 2-4 bulan 4-6 bulan Tidak Ya Eksklusif ASI Eksklusif 17 10 13 34 6 11 29 23 17 20 20 16 24 15 25 10 6 24 16 24 42,5 25 32,5 82,9 14,6 27,5 72,5 57,5 42,5 50 50 40 60 37,5 62,5 25 15 60 40 60 1374

Perbedaan pendidikan responden dengan kuantitas pemberian ASI Eksklusif Ditunjukkan pada tabel 2 telah dilakukan uji analisis statistik antara pendidikan responden dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai p>0,05 (p= 0,668) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara pendidikan responden dengan pemberian ASI eksklusif, sedangkan di tabel 3 dapat dilihat perbedaan antara pendidikan dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari diperoleh nilai p>0,05 (p=1,00) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara pendidikan dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. Pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan wawasan sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan pola pemerian ASI. 13 Tabel 2. Perbedaan pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif Tidak ASI ASI Total CI 95% PR P Eksklusif Eksklusif Rendah 3 50 3 50 6 100 0,283-9,235 1,615 0,668 (<=SMP) Tinggi 13 38,2 21 61,8 34 100 (>=SMA) Total 16 40 24 60 40 100 Tabel 3. Perbedaan pendidikan responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari <=8 kali >8 kali Total CI 95% PR P Rendah 2 33,3 4 66,7 6 100 0,129-5,05 0,808 1,00 (<=SMP) Tinggi 13 38,2 21 61,8 34 100 (>=SMA) Total 16 37,5 24 62,5 40 100 1375

Perbedaan pengetahuan responden dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif Ditunjukkan pada tabel 4 telah dilakukan uji analisis statistik untuk melihat perbedaan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Didapatkan nilai p>0,05 ( p=0,728) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif. Ditunjukkan pada tabel 5 dapat dilihat perbedaan antara pendidikan dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari diperoleh nilai p>0,05 (p=0,716) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara pendidikan dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. Pengetahuan merupakan alat yang digunakan untuk mengukur keberhasilan. Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. Ibu yang memiliki pengetahuan kurang cenderung memiliki perilaku yang kurang baik dalam tingkah lakunya. 14 Tabel 4.Perbedaan pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif Tidak ASI ASI Total CI 95% PR P Eksklusif Eksklusif Kurang 5 45,5 6 54,5 11 100 0,335-5,552 1,364 0,728 Baik 11 37,9 18 62,1 29 100 Total 16 40 24 60 40 100 Tabel 5.Perbedaan pengetahuan responden dengan frekuensi pemberian ASI eksklusif <=8 kali >8 kali Total CI 95% PR P Kurang 5 45,5 6 54,5 11 100 0,386-6,501 1,583 0,716 Baik 10 34,5 19 65,5 29 100 Total 15 37,5 25 62,5 40 100 Perbedaan perilaku responden dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif Pada tabel 6 ditunjukkan hasil analisis statistik untuk melihat perbedaan perilaku responden dengan pemberian ASI eksklusif. Didapatkan nilai signifikan p<0,05 (p=0,000)) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara perilaku responden dengan pemberian ASI 1376

esklusif. Sedangkan pada tabel 7 dapat dilihat perbedaan antara perilaku dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari diperoleh nilai p>0,05 (p=0,364)),maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antar perilaku responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. Tabel 6.Perbedaan perilaku responden dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif Tidak ASI ASI Total CI 95% PR P Eksklusif Eksklusif Kurang 15 65,2 8 34,8 23 100 3,341-269,3 30,00 0,000 Baik 1 5,9 16 94,1 17 100 Total 16 40 24 60 40 100 Tabel 7.Perbedaan perilaku responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari <=8 kali >8 kali Total CI 95% PR P Kurang 10 43,5 13 56,5 23 100 0,488-6,978 1,846 0,364 Baik 5 29,4 12 70,6 17 100 Total 15 37,5 25 62,5 40 100 Perbedaan pendapatan responden dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif Pada tabel 8 dapat dilihat analisis statistik untuk melihat perbedaan pendapatan responden dengan pemberian ASI eksklusif. Didapatkan nilai signifikan p>0,05 (p=0,159) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara pendapatan responden dengan pemberian ASI eksklusif. Sedangkan pada tabel 9 dapat dilihat perbedaan antara pendapatan responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari diperoleh nilai p>0,05 (p=0,135) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara pendapatan responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) 2011 tentang pemberian ASI eksklusif menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara pemberian ASI eksklusif 1377

dengan tingkat pengeluaran perkapita, semakin tinggi pengeluaran perkapita semakin menurun pemberian ASI eksklusif baik di kelompok 0-2 bulan, 2-4 bulan maupun 4-6 bulan. Tabel 8.Perbedaan pendapatan responden dengan pemberian ASI eksklusif Tidak ASI ASI Total CI 95% PR P Eksklusif Eksklusif <UMR 6 60 4 40 10 100 0,686-3,00 0,159 >UMR 10 33,3 20 66,7 30 100 13,118 Total 16 40 24 60 40 100 Tabel 9.Perbedaan pendapatan responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari <=8 kali >8 kali Total CI 95% PR P <UMR 6 60 4 40 10 100 0,791-15,47 3,500 0,135 >UMR 9 30 21 70 30 100 Total 15 37,5 25 62,5 40 100 Perbedaan dukungan suami responden dengan kuantitas pemberian ASI eksklusif Pada tabel 10 dapat dilihat hasil analisis statistik untuk melihat perbedaan dukungan suami responden dengan pemberian ASI eksklusif. Didapatkan nilai signifikan p>0,05 (p=1,00) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara dukungan suami responden dengan pemberian ASI esklusif. Sedangkan pada tabel 11 dapat dilihat perbedaan antara dukungan suami responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari diperoleh nilai p>0,05 (p=0,654) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik antara dukungan suami responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. Dukungan suami merupakan faktor pendukung dalam keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan suami ini merupakan suatu kegiatan yang bersifat emosional maupun psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI. Hal ini berkaitan dengan pikiran, perasaan dan sensasi yang dapat memperlancar produksi ASI. 15 1378

Tabel 10.Perbedaan dukungan suami responden dengan pemberian ASI eksklusif Tidak ASI ASI Total CI 95% PR P Eksklusif Eksklusif Terserah Ibu 2 33,3 4 66,7 6 100 0,115-0,714 1,0 Dukungan 14 41,2 20 58,8 34 100 4,451 Suami Total 16 40 24 60 40 100 Tabel 11.Perbedaan dukungan suami responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari <=8 kali >8 kali Total CI 95% PR P Tesrserah Ibu 3 50 3 50 6 100 0,386-6,501 1,583 0,654 Dukungan 12 35,3 22 64,7 34 100 suami Total 15 37,5 25 62,5 40 100 Perbedaan jenis pekerjaan responden dengan kuantitas pemberian ASI Eksklusif Pada tabel 12 dapat dilihat hasil analisis statistik untuk melihat perbedaan ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik dan PNS dengan pemberian ASI eksklusif. Didapatkan nilai signifikan p>0,05 (p=0,197) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara jenis pekerjaan responden ( Buruh pabrik dan PNS ) dengan pemberian ASI esklusif. Sedangkan pada tabel 13 dapat dilihat perbedaan antara dukungan suami responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari diperoleh nilai p>0,05 (p=0,327) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik pekerjaan ibu sebagai buruh pabrik dan PNS dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. Pada tabel 14 dapat dilihat cakupan pemberian ASI eksklusif selama 0-2 bulan,2-4 bulan, dan 4-6 bulan masing-masing adalah PNS ( 30%, 50%, 58,3%) dan buruh pabrik ( 17,5%, 50%, 41,7% ). Dari hasil uji kolmogorov-smirnov didapatkan nilai p>0,05 (p=0,322) 1379

yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pekerjaan ibu sebagai buruh pabrik dan PNS dengan lamanya pemberian ASI saja. Hasil informasi yang didapatkan dari responden alasan memberikan ASI eksklusif pada usia 0-2 bulan dikarenakan produksi ASI yang kurang dan anggapan kalau bayi menangis berarti bayi lapar sehingga ibu menyimpulakan untuk memberikan tambahan makanan lainnya. Sedangkan alasan memberikan ASI saja pada usia 2-4 bulan dikarenakan cuti bulan kerja yang sudah berakhir dan pada usia 4-6 bulan dikarenakan produksi ASI yang sudah berhenti. Tabel 12.Perbedaan Jenis pekerjaan responden dengan pemberian ASI eksklusi Tidak ASI ASI Total CI 95% PR P Eksklusif Eksklusif Buruh Pabrik 10 50 10 50 20 100 0,638-8,538 2,333 0,197 PNS 6 30 14 70 20 100 Total 16 40 24 60 40 100 Tabel 13.Perbedaan jenis pekerjaan responden dengan frekuensi pemberian ASI dalam sehari <=8 kali >8 kali Total CI 95% PR P Buruh Pabrik 9 45 11 50 20 100 0,520-7,007 1,909 0,327 PNS 6 30 14 70 20 100 Total 15 37,5 25 62,5 40 100 Tabel 14.Perbedaan jenis pekerjaan responden dengan lamanya pemberian ASI ekskludif Buruh Pabrik PNS Total CI 95% P 0-2 bulan 7 30 3 70 10 100 0,387-0,413 0,322 2-4 bulan 3 50 3 50 6 100 4-6 bulan 10 41,7 14 58,3 24 100 Total 20 50 20 50 40 100 Kelemahan penelitian adalah waktu yang dilakukan pada penelitian ini lebih lama tidak sesuai dengan proposal yang telah diajukan dikarenakan proses wawancara dilakukan dengan mewawancarai ibu bekerja satu persatu dengan mengunjungi rumah per rumah. 1380

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian Perbedaan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Kuantitas Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Semarang Utara didapatkan bahwa : 1. Tidak terdapat perbedaan antara pendidikan, pengetahuan, perilaku, pendapatan, dukungan suami, serta ibu yang bekerja sebagai buruh pabrik dan PNS dengan pemberian ASI eksklusif dan frekuensi pemberian ASI dalam sehari. 2. Selain itu terdapat perbedaan antara perilaku dengan pemberian ASI eksklusif. 3. Tidak terdapat perbedaan antara pekerjaan responden yaitu buruh pabrik dan PNS dengan lamanya pemberian ASI eksklusif. Saran 1. Bagi Ibu Menyusui Diharapkan untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan tidak memberikan MP-ASI dan PASI sebelum bayi berusia 6 bulan serta yakin ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. 2. Bagi Penelian Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian mengenai peran petugas kesehatan kaitannya dengan ASI eksklusif sehingga dapat diketahui apa yang menyebabkan kurang maksimalnya pemberian ASI eksklusif. 3. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) Diharapkan dapat memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif kepada ibu-ibu di wilayah kerjanya supaya ibu-ibu menyusui mengerti manfaat pemberian ASI eksklusif dan bagaimana cara mengatasi kesulitan dalam memberikan ASI eksklusif terutama ibu yang bekerja. Selain itu, memberikan penyuluhan kepada tenaga kesehatan dan kader posyandu agar mendukung ibu-ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. 4. Bagi Pemerintah Diharapkan pemerintah menetapkan peraturan untuk setiap tempat kerja disediakan ruang laktasi untuk menyusui. 1381

DAFTAR PUSTAKA 1. Adriani M, Bambang W. Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta : Kencana Perdana Media Group. 2012. 2. Riordan J, Wambach K. Breastfeeding and human lactation edition 4th. Canada: Jones and Bartlelt Publisher. 2010. 3. World Health Organization. Infant and young child feeding. Switzerland: WHO Press. 2009. 4. Kementrian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia cakupan pemberian ASI eksklusif. Jakarta.2013.95. 5. Kementrian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia cakupan pemberian ASI eksklusif. Jakarta.2014:114. 6. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tentang pemberian ASI eksklusif. 2013:78. 7. Dinas Kesehatan Kota Semarang. Profil Kesehatan Kota Semarang tentang pemberian ASI eksklusif. 2014:79. 8. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. Millenium development goals. Jakarta; 2008. 9. Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu. 2012; 33(2):81 7. 10. Afiliasi P. Laporan hasil survey perlindungan maternitas dan hak-hak reproduksi buruh perempuan komite perempuan. 2014; 1-14. 11. Malitasari R. Menyusui dini dan menyusu dini dan status pekerjaan ibu dengan status pemberian ASI di Jatipuro Karanganyar. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Surakarta; 2013. 12. Perera PJ, Ranathunga N, Fernando MP, Sampath W, Samaranayake GB. Actual exclusive breastfeeding rates and determinants among a cohort of children living in Gampaha district Sri Lanka: a prospective observational study. International Breastfeeding Journal. 2012; 7(1):21. 13. Yolanda D. Hubungan pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI eksklusif di Tarok DIPO Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi. 2014. 14. Syamsianah A, Mufnaetty, Mahardikha M. Hubungan tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu tentang ASI dengan lama pemberian ASI eksklusif pada balita usia 6-24 bulan. 2011. 15. Hani U. Hubungan dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di Puskesmas Pisangan.2014. 1382