EFEKTIVITAS PENYULUHAN TENTANG SEKS PRANIKAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUMBANG

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

Nuzulia Rahayu 1, Yusniwarti Yusad 2, Ria Masniari Lubis 2 ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: MUJIASIH

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SMA BERBASIS AGAMA DAN SMA NEGERI DI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki jumlah remaja sebesar 43,5 juta jiwa (usia 10-

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH DI SMA N I PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Sebesar 63,4 juta jiwa diantaranya

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWI KELAS VIII DI SMP NEGERI 28 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Pengembangan Modul Bimbingan dan Konseling Untuk Pencegahan Perilaku Seksual Pranikah Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

Jurnal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, pp

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKS PRANIKAH SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN PADA SISWA KELAS XI DI SMA N 2 NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA 2014

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

PENDIDIKAN SEKS MELALUI PEER COUNSELOR TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA DI SMK ISLAM WIJAYA KUSUMA JAKARTA SELATAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS DI SMK KESEHATAN JURUSAN FARMASI KABUPATEN KONAWE TAHUN 2017

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

Keywords: Level of knowledge, HIV-AIDS, Counseling

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 CANGKRINGAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP MENGENAI SEKS PRANIKAH PADA SISWA-SISWI KELAS X JURUSAN KIMIA INDUSTRI SMK N 1 PANJATAN KULON PROGO

Pengaruh Penyuluhan Dalam Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Pengurus Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa UHAMKA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI STIKES X TAHUN 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: YASINTA NOVITA SARI

RABIATHUL IRFANIAH NIM I

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Remaja dalam Mencegah Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di SMA Muhammadiyah 1 Banjarmasin Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA DEWASA MUDA DI KARTASURA. Oleh :

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRA NIKAH YANG BERESIKO KEHAMILAN TAK DIINGINKAN DI SMK DI SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA DENGAN INTENSI SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Oleh karena itu, orang dewasa merupakan individu yang. bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2004).

PENGARUH PEMBERIAN KIE TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. di jalanan termasuk di lingkungan pasar, pertokoan, dan pusat-pusat. keluarga yang berantakan dan ada masalah dengan orang tua.

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PENYULUHAN TENTANG SEKS PRANIKAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA Kadek Widiantari Ni Putu Sintya Devita Sari Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : diantari808@gmail.com Abstrac: The effectiveness of counseling about premarital sex on youth knowledge and attitude. This study aimed to know the effectiveness of counseling about premarital sex on youth knowledge and attitude at SMP Negeri 1 Sukawati in 2017. This study used analytic comparative method with one group pretest-posttest design, with total sample as much as 73 people. Questionnaire was used as instrument that consist of knowledge and attitude. This study used simple random sampling technique and used Wilcoxon to process data with 95% confidence interval. Based on the result of the study, it was found that there was significant difference of knowledge and attitude in adolescent before and after given counseling or could be interpreted that counseling was effective to increase knowledge and attitude with p-value = 0,00 with significance level (p <0,05). Abstrak : Efektivitas Penyuluhan Tentang Seks Pranikah Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui Efektivitas Penyuluhan tentang Seks Pranikah terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMP Negeri 1 Sukawati Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode analitik analitikkomparatif dengan rancangan one group pretest-posttest, dengan jumlah sampel sebanyak 73 orang. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari pengetahuan dan sikap. Tekhnik yang digunakan adalah simple random sampling serta pengolahan datanya menggunakan Wilcoxon dengan interval kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap secara bermakna pada remaja antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan atau dapat diartikan bahwa penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dengan p-value =0,00 dengan tingkat signifikansi (p<0,05). Kata Kunci : Penyuluhan, Seks Pranikah, Pengetahuan, Sikap Remaja Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, dalam masamasa ini terdapat rasa ingin tahu yang besar pada remaja, terutama terhadap masalah seksual dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis (BKKBN, 2012) Faktor yang perlu di perhatikan pada masa remaja yaitu kecenderungan untuk melakukan seks pranikah. Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan. Remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang dimulai dari berpegangan tangan, cium kening, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral seks dan bersenggama (sexual intercourse) (Sarwono, 2010). Menurut data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) didapatkan bahwa, sebanyak 32% remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya, Bandung) sudah pernah berhubungan seksual pranikah dan terdapat 62,7% remaja kehilangan perawan saat masih duduk di bangku SMP. bahkan 21,2% 37

yang pernah melakukan aborsi (KPAI, 2013). Klinik Kita Sayang Remaja (KISARA) tahun 2013 mencatat sekitar 348 kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), 159 kasus aborsi, 653 kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) dan 268 kasus HumanImmuno Devesiancy Virus/ Aquered Immuno Deficiency Virus(HIV/AIDS) sedangkan tahun 2014 tercatat 165 kasus Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar pada tahun 2014 didapatkan 340 kasus kehamilan yang berumur dibawah 20 tahun. (Kisara, 2014). Hal ini disebabkan oleh karena rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang berujung pada kehamilan yang tidak diinginkan (Kemenkes RI, 2013). Data yang diperoleh dari Perhimpunan Klinik Berencana Indonesia (PKBI) Bali, tercatat jumlah remaja yang mengakses pelayanan dengan kasus KTD pada tahun 2013-2014 sebesar 584 kasus (usia 10-24 tahun) (PKBI, 2014). Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Efektivitas Penyuluhan Tentang Seks Pranikah Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja di SMP Negeri 1 Sukawati Tahun 2017. METODE Jenis penelitian ini adalah analitik komparatif dengan rancangan one group pretest-posttest (Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sukawati. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX yang berjumlah 272 orang. Besar sampel diperoleh dengan rumus dari Taro Yamane dan Slovin, sehingga didapatkan sampel sebanyak 73 orang. (Ridwan, 2007). Tekhnik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuesioner dengan menggunakan pedoman Satuan Acara Penyuluhan (SAP). Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik Wilcoxon HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Tabel Silang Efektivitas Penyuluhan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Kelas IX Tentang Seks Pranikah sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Sumber : Hasil Analisa Data Statistik Tahun 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari 73 responden, terdapat tiga puluh delapan orang (52,1%) memiliki pengetahuan baik tentang seks pranikah sebelum diberikan penyuluhan sedangkan setelah diberikan penyuluhan tujuh puluh satu orang (97,3%) memiliki pengetahuan baik tentang seks pranikah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ardin, dkk, (2011), bahwa penyuluhan dapat mempengaruhi peningkatan nilai skor pengetahuan remaja dengan hasil nilai skor sebelum penyuluhan adalah 27,60 dan setelah diberikan penyuluhan meningkat menjadi 35,00. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu tersedianya informasi yang tersedia, baik dari pendidikan formal maupun non formal (Rahayu dkk, 2013) 38

Tabel 2. Tabel Silang Efektivitas Penyuluhan Terhadap Peningkatan Sikap Positif Remaja Kelas IX Tentang Seks Pranikah sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Pretest Posttest Sikap Frekuensi (f) Persentase (%) Frekuensi (f) Persentase (%) Positif 57 78,1 72 98,6 Negatif 16 21,9 1 1,4 Total 73 100 73 100 Sumber : Hasil Analisa Data Statistik Tahun 2017 Dari 73 responden, lima puluh tujuh orang (78,1%) memiliki sikap positif tentang seks pranikah sebelum diberikan penyuluhan, setelah diberikan penyuluhan ada tujuh puluh dua orang (98,6%) memiliki sikap positif. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Iriani dkk (2006) menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sikap terhadap seks pranikah di kalangan remaja sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan Tabel 3. Hasil Analisa Statistik Wilcoxon Signed Ranks Test Pengetahuan dan Sikap Z Asymp.Sig.(2- tailed) Sikap Post- Pre Sumber : Hasil Analisa Data SPSS Tahun 2017-2,281.023 Z Asymp.Sig.(2- tailed) Pengetahuan Post- Pre -6,033.000 Hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon dengan bantuan program komputer SPSS, diperoleh pengetahuan dengan nilai Z adalah -6,033, dimana nilai Asymp.Sig. (2 tailed) adalah 0,000 (P<0,05) sehingga H0 ditolak, dan diperoleh sikap dengan nilai Z adalah -2,281, dimana nilai Asymp.Sig. (2 tailed) adalah 0,023 (P<0,05). Hal ini berarti bahwa pemberian penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja kelas IX tentang seks pranikah di SMP Negeri 1 Sukawati. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 73 responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik sebelum diberikan penyuluhan sedangkan setelah diberikan penyuluhan hampir seluruhnya memiliki pengetahuan baik. Pada variabel sikap sebelum dan setelah diberikan penyuluhan hampir seluruhnya memiliki pengetahuan yang positif dan terdapat pengaruh signifikan pada pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah penyuluhan tentang seks pranikah. DAFTAR RUJUKAN Ardin, dkk. 2011. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang SeksualPranikah Di SMAN 1 Masohi. Journalilmiah. Fakultas Kesehatan Masyarakat Hasanuddin Makasar BKKBN. (2012). Remaja dan SPN (Seks Pranikah). Jakarta : PT Bia PustakaSarwono Prawirohardjo Iriani, F.dkk. (2006). Perbedaan sikap terhadap hubungan seks pranikah antara remaja yang diberi penyuluhan dan yang tidak diberi penyuluhan kesehatan reproduksi 39

remaja. Jurnal Psikologi: Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara Kementerian Kesehatan RI. 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI Kita Sayang Remaja (KISARA). (2014) : Laporan Kejadian Kasus KTD dan IMS (2010-2014) KPAI. 2013. Pacaran Pertama Anak Indonesia Umur 12 Tahun gaya hidup. 20 November 2016. Notoatmodjo. (2012). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta PKBI. (2014). Macam-macam Perilaku Seksual. Bali Rahayu, N.dkk. (2013) Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (Pkpr) Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Seks Pranikah Di Sman 1 Lubuk Dalam Kabupaten Siak Sri Indrapura. Jurnal Ilmiah: Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Ridwan. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung :Alfabeta. Sarwono, S. W., (2010). Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers 40

41