PENINGKATAN PEMBENTUKAN POLONG DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) DENGAN PEMBERIAN NITROGEN PADA FASE REPRODUKTIF

dokumen-dokumen yang mirip
PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

Jimy Eko Julianto. 1) Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. 2) Dr. Ir. Agung Nugroho, SU. 2)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI(Glycine max (L.)Merill) ARTIKEL ILMIAH RITA SARI

PENGARUH MULSA ORGANIK PADA GULMA DAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) VAR. GEMA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

PENGARUH JARAK TANAM DAN DEFOLIASI DAUN PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

PENGARUH PUPUK KANDANG DAN Crotalaria juncea L. PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

UPAYA PENINGKATAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DENGAN PEMUPUKAN BOKASHI DAN Crotalaria juncea L.

THE EFFECT OF DAY HARVEST AND APLICATION DOSAGE OF POTASSIUM FERTILIZER ON GROWTH AND QUALITY OF SWEET CORN (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA JERAMI PADI PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.)

PENGARUH DOSIS PUPUK MAJEMUK NPK DAN PUPUK PELENGKAP PLANT CATALYST TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.

Upaya Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max) Melalui Aplikasi Mulsa Daun Jati Dan Pupuk Organik Cair.

PENGARUH PENCACAHAN BERBAGAI MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN dan HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.)

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI POLONG SEGAR EDAMAME VARIETAS RIOKO PADA EMPAT JENIS PUPUK

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

PYRACLOSTROBIN ROLE IN IMPROVING EFFICIENCY NITROGEN FERTILIZER AND EFFECT ON QUALITY OF YIELD SEEDS CORN (Zea mays L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

PENGARUH WAKTU PENGENDALIAN GULMA DAN DOSIS PEMUPUKAN NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH MACAM BAHAN ORGANIK DAN INOKULUM RHIZOBIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

PENGARUH PEMUPUKAN N, P, K PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI (Oryza sativa L.) KEPRAS

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia yang memiliki sumber

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BIOAKTIVATOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

KORELASI PERTUMBUHAN ORGAN VEGETATIF DENGAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max, (L) Merill)

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

BAHAN METODE PENELITIAN

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENGARUH JUMLAH PEMBERIAN AIR TERHADAP RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TEMBAKAU (Nicotiana tabaccum L.)

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

THE EFFECT OF THE KINDS OF FERTILIZER AND WEED CONTROL TIME ON GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays saccharata)

JURNAL SAINS AGRO

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

Volume 10 Nomor 2 September 2013

THE EFFECT OF SOIL CONDITIONER FROM LUMPUR LAPINDO ON THE GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glicyne max L. Merrill)

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) VARIETAS LINDA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK UREA

PENGARUH APLIKASI LEGIN DAN PUPUK KOMPOS TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS JERAPAH

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

PENGARUH DOSIS PUPUK N, P, K DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAPPERTUMBUHAN DAN HASIL WIJEN (Sesamum indicum L.)

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

PENGARUH PENGAPURAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

Widyana Rahmatika 1 1) Agriculture Faculty of Kadiri Islamic University

TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

AGROVIGOR VOLUME 2 NO. 1 MARET 2009 ISSN

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN MULSA ORGANIK PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril)

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

PENGARUH PEMBERIAN KAPUR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA TIPE KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

GROWTH AND YIELD RESPONSE SWEET CORN (Zea mays L. saccharata) IN INTERCROPPING SYSTEM WITH MUNG BEAN (Vigna radiata L.)

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

TANGGAP BEBERAPA VARIETAS KEDELAI TERHADAP PEMUPUKAN DI LAHAN KERING [THE RESPONSES OF SEVERAL SOYBEAN VARIETIES ON FERTILIZATION ON DRYLAND]

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG MANIS PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

OPTIMALISASI PRODUKSI KACANG TANAH DAN JAGUNG PADA POLA TANAM TUMPANGSARI DENGAN PERLAKUAN DEFOLIASI JAGUNG

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK BIOURIN SAPI DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.)

Transkripsi:

1458 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 6 No. 7, Juli 2018: 1458 1464 ISSN: 2527-8452 PENINGKATAN PEMBENTUKAN POLONG DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) DENGAN PEMBERIAN NITROGEN PADA FASE REPRODUKTIF ENHANCEMENT OF PODS PRODUCTION AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.) BY APPLYING NITROGEN AT REPRODUCTIVE PHASE Mariana Rezyawaty *), Anna Satyana Karyawati, Ellis Nihayati Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia *)E-mail: marianarezyawaty94@gmail.com ABSTRAK Tanaman kedelai (Glycine max L.) menghasilkan biji yang sering dimanfaatkan oleh manusia. Produksi kedelai pada saat ini belum mencukupi permintaan kedelai. Produksi kedelai dapat ditingkatkan dengan berbagai cara seperti memperluas area budidaya maupun dengan memperbaiki teknik budidayanya seperti pemupukan. Petani kedelai biasanya melakukan pemupukan urea sebanyak dua kali yaitu pada saat awal tanam dan sebelum berbunga. Pemupukan yang telah dilakukan oleh petani tersebut belum mampu meningkatkan hasil panen kedelai, sehingga petani enggan menanam kedelai. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mempelajari peningkatan dosis pemupukan nitrogen pada fase reproduktif terhadap peningkatan jumlah polong dan hasil tanaman kedelai. Penelitian dilaksanakan di Agrotechno Park Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan urea pada fase reproduktif berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan hasil tanaman kedelai. Selain itu pemupukan urea pada fase reproduktif juga mempengaruhi kandungan klorofil dan nitrogen tanaman. Kata Kunci: Kedelai, Urea, Nitrogen, Reproduktif. ABSTRACT Soybean (Glycine max L.) produces a seed that was often consumed by humans. Soybean production in the inadequate demand for soybeans. Soybean production may be enhanced by various means such as expanding the area of cultivation and by improving cultivation techniques such as fertilization. Soybean farmers usually done urea twice, first at the beginning of the planting then before flowering. Fertilization has been done by the farmers have not been able to increase soybean yields, so farmers were reluctant to plant soybeans. Therefore, this research aimed to study increasing doses of nitrogen fertilization on reproductive phase to increase the number of pods and soybean crops. The research was conducted at Agrotechno Park Agriculture Faculty Brawijaya University in Jatikerto Village Kromengan Subdistrict Malang Regency in May until July 2016. This research used randomized block design with four replications. The results showed that giving urea at reproductive phase significantly affect to plant growth and yield of soybean. Giving urea at reproductive phase also affects the chlorophyll and nitrogen content of plants. Keywords: Soybean, Urea, Nitrogen, Reproductive.

1459 Rezyawaty,dkk. Peningkatan Pembentukan Polong... PENDAHULUAN Tanaman kedelai (Glycine max L.) merupakan sumber protein nabati yang rendah kolesterol sehingga kedelai semakin diminati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hasil penelitian Eka, Hanafiah, dan Nuriadi (2015) menyatakan bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2014) kebutuhan kedelai setiap tahunnya 2,3 juta ton biji kering. Tetapi, menurut BPS (2015) pada tahun 2014 produksi kedelai hanya sebanyak 95499 ton biji kering. Produksi kedelai di Produksi kedelai dapat ditingkatkan dengan berbagai cara seperti memperluas areal budidaya maupun dengan memperbaiki teknik budidayanya seperti kegiatan pemupukan yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal. Permadi dan Hayati (2015) menyatakan bahwa unsur hara nitrogen diperlukan tanaman kedelai untuk pertumbuhan. Pemupukan susulan nitrogen bertujuan untuk menyediakan unsur nitrogen sehingga dapat mengurangi defoliasi pada saat fase reproduktif dan daun dapat melakukan fungsinya dengan baik. Pemupukan nitrogen perlu dilakukan beberapa kali sebab Ramadhani, Roviq, dan Maghfoer (2016) menyatakan bahwa unsur hara yang berperan dalam pertumbuhan generatif tanaman adalah unsur N dan P. Unsur N dan P penting pada saat fase reproduktif sebab menurut Hanum (2010) peningkatan nitrogen tanaman akan mempengaruhi laju serapan P, dimana diketahui tanaman membutuhkan N dan P untuk pembentukan bijinya. Waktu pemupukan merupakan salah satu faktor yang penting untuk melakukan pemupukan. Pada umumnya petani memberikan pupuk N tambahan pada saat tanaman kedelai memasuki akhir fase vegetatif. Pemupukan pada akhir fase vegetatif diduga dapat menyebabkan tanaman kekurangan unsur nitrogen pada saat pembentukan dan pengisian polong. Oleh sebab itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mempelajari peningkatan dosis pemupukan nitrogen pada fase reproduktif terhadap peningkatan jumlah polong dan hasil tanaman kedelai. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Agrotechno Park Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang yang berada pada ketinggian ± 330 mdpl, suhu rata-rata harian 27 o C, curah hujan 120 mm/bulan dengan jenis tanah alfisol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2016. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi cangkul, meteran, tugal, gembor, timbangan analitik, papan penelitian, oven, kamera, LAM (Leaf Area Meter), mortar, fial film, cuvet, spektrofotometer, alat tulis, dan alat lainnya. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah benih kedelai varietas Grobogan, pupuk urea dengan dosis 75 kg ha -1, pupuk SP-36 dengan 100 kg ha -1, pupuk KCl dengan dosis 75 kg ha -1, furadan, insektisida dengan bahan aktif Deltrametrin 25 EC, Sipermetrin 50 EC. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan. yang diberikan yaitu N1: dosis urea 25 kg ha -1 yang diaplikasikan pada R1 (29 hst), N2: dosis urea 25 kg ha -1 yang diaplikasikan pada R3 (38 hst), N3: dosis urea 25 kg ha -1 yang diaplikasikan pada R5 (45 hst), N4: dosis urea 50 kg ha -1 yang diaplikasikan pada R1 (29 hst), N5: dosis urea 50 kg ha -1 yang diaplikasikan pada R3 (38 hst), dan N6: dosis urea 50 kg ha -1 yang diaplikasikan pada R5 (45 hst). Parameter pengamatan yang dilakukan terdiri dari parameter pertumbuhan dan parameter hasil tanaman kedelai. Parameter pertumbuhan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, jumlah buku subur, waktu berbunga, bobot basah, bobot kering, kandungan klorofil dan nitrogen tanaman. Sedangkan parameter hasil terdiri dari umur panen, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji kedelai, dan hasil panen per ha. Seluruh data yang diperoleh dianalisis ragam dengan uji F taraf 5%. Apabila hasil analisis tersebut berpengaruh nyata maka akan dilakukan

1460 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 7, Juli 2018, hlm. 1458 1464 dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Parameter tinggi tanaman dilakukan pada 14 hari setelah tanam (hst) sampai 56 hst dengan interval pengamatan 2 minggu sekali. Berdasarkan parameter pengamatan tinggi tanaman menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea pada fase reproduktif tidak berpengaruh nyata pada semua umur pengamatan. Jumlah Daun Parameter tinggi tanaman dilakukan pada 14 hst sampai 56 hst dengan interval pengamatan 2 minggu sekali. Berdasarkan parameter pengamatan jumlah daun menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea pada fase reproduktif tidak berpengaruh nyata pada semua umur pengamatan. Jumlah Buku Subur Parameter jumlah buku subur dilakukan pada 14 hst sampai 56 hst dengan interval pengamatan 2 minggu sekali. Berdasarkan parameter pengamatan buku subur menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea pada fase reproduktif tidak berpengaruh nyata pada semua umur pengamatan. Bobot Basah dan Bobot Kering Parameter bobot basah dan bobot kering dilakukan pada 14 hst sampai 56 hst dengan interval pengamatan 2 minggu sekali. Berdasarkan parameter pengamatan bobot basah dan bobot kering tanaman menunjukkan bahwa pemberian pupuk urea pada fase reproduktif tidak berpengaruh nyata pada semua umur pengamatan. Jumlah Cabang reproduktif tidak berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang tanaman kedelai pada umur pengamatan 28 hst. Tetapi pemberian perlakuan berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang pada umur pengamatan 42, dan 56 hst (Tabel 1.). Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada tanaman yang dipupuk urea pada fase R1 memiliki jumlah cabang yang lebih banyak, tetapi persentase polong isi yang dihasilkan lebih sedikit dan jumlah polong hampanya lebih banyak. Hasil ini didukung oleh pernyataan Kartahadimaja, Wentasari, dan Sesanti (2010) yang menyatakan bahwa jumlah cabang yang lebih banyak ternyata tidak mampu meningkatkan produksi polong. Polong yang tumbuh dari cabang umumnya berbeda kualitasnya dengan polong yang tumbuh dari batang utama. Luas Daun Pemberian pupuk urea pada fase reproduktif berpengaruh terhadap luas daun (Tabel 2). Hanum (2010) menyatakan bahwa nitrogen yang berasal dari pupuk urea selanjutnya akan diubah menjadi amonia yang larut dalam air dan kemudian terangkut ke daun. Hal inilah yang diduga mampu meningkatkan parameter luas daun. Mastur (2015) menyatakan bahwa unsur nitrogen meningkatkan indeks luas daun, laju tumbuh relatif, dan laju asimilasi neto. Peranan nitrogen dalam pembentukan daun akan meningkatkan intersepsi cahaya, sehingga menjadi faktor penting dalam mendukung produksi biji melalui pasokan asimilat. Luas daun pada tanaman akan mempengaruhi proses fotosintesis sebab daun merupakan organ yang berperan sebagai source tanaman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman yang memiliki luas daun yang lebih besar akan menghasilkan jumlah polong dan polong isi yang lebih tinggi. Hasil penelitian Hanum (2010) menyatakan bahwa luas daun ini akan berkontribusi terhadap laju asimilasi. Proses fotosintesis menghasilkan metabolit sekunder yang digunakan untuk metabolisme tanaman sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini

Tabel 1 Rerata Jumlah Cabang Kedelai 1461 Rezyawaty,dkk. Peningkatan Pembentukan Polong... Jumlah Cabang pada Berbagai Umur Pengamatan 28 hst 42 hst 56 hst Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 0.62 1.87 bc 1.87 ab Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 0.50 1.50 ab 1.50 a Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 0.50 1.50 ab 1.50 a Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 0.50 2.00 c 2.12 b Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 0.37 1.12 a 1.50 a Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 0.37 1.50 ab 1.50 a BNT 5% tn 0.52 0.41 Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama,tidak berbeda nyata pada Tabel 2 Rerata Luas Daun Kedelai Luas Daun (helai) pada Berbagai Umur Pengamatan 14 hst 28 hst 42 hst 56 hst Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 33.66 145.05 706.06 804.22 ab Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 30.89 168.27 708.10 799.99 ab Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 27.17 204.83 780.49 809.52 b Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 26.15 144.80 757.66 769.54 a Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 27.34 122.08 835.34 895.14 c Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 26.92 136.83 791.20 806.66 b BNT 5% tn tn tn 34.71 Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama,tidak berbeda nyata pada menjelaskan bahwa asimilat hasil dari fotosintesis digunakan untuk pembentukan polong. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Manshuri (2011) yang menyebutkan bahwa daun yang telah berkembang sempurna berfungsi sebagai source yaitu menghasilkan asimilat melebihi yang diperlukan dan kelebihan karbohidrat yang dihasilkan ditranslokasikan ke organ lain. Waktu Berbunga Waktu berbunga tanaman kedelai ditandai dengan munculnya bunga pertama pada batang utama. Waktu munculnya bunga pada setiap perlakuan terjadi pada hari yang sama yaitu pada 29 hst. Waktu pembungaan tanaman kedelai pada setiap perlakuan tidak mengalami perbedaan. Waktu berbunga tidak dipengaruhi oleh perlakuan sebab pada saat berbunga, tanaman belum mendapatkan perlakuan. Jumlah Klorofil Rata-rata kandungan klorofil kedelai sebelum pemberian perlakuan (28 hst) dan setelah pemberian pupuk urea (56 hst) disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan hasil pengukuran klorofil dapat diperoleh informasi bahwa setelah pemberian perlakuan pemupukan urea pada fase reproduktif menyebabkan peningkatan kandungan klorofil. Hasil penelitian ini didukung oleh Sonbai, Prajitno, dan Syukur (2013) yang menyatakan bahwa peningkatan kadar klorofil menunjukkan bahwa pupuk nitrogen anorganik (urea) yang diberikan mampu diserap oleh akar tanaman dan dimanfaatkan untuk membentuk klorofil lebih banyak. Umur Panen reproduktif tidak berpengaruh nyata terhadap umur panen tanaman kedelai.

1462 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 7, Juli 2018, hlm. 1458 1464 Jumlah Polong reproduktif berpengaruh nyata terhadap jumlah polong setiap tanaman kedelai pada saat panen. Rata-rata jumlah polong kedelai disajikan pada Tabel 4. Pemupukan pada fase reproduktif berpengaruh nyata terhadap komponen hasil panen yaitu jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, dan bobot polong. Hasil yang diperoleh tersebut berhubungan dengan salah satu parameter pertumbuhan pada tanaman kedelai yaitu luas daun. Semakin luas daun suatu tanaman maka hasil fotosintat yang dihasilkan dan ditranslokasikan akan semakin banyak dengan catatan daun tersebut tidak saling ternaungi.. Tabel 3 Kandungan Klorofil Daun Kedelai Klorofil Total Klorofil a Klorofil b (mg/l) 28 hst 56 hst 28 hst 56 hst 28 hst 56 hst Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 12.00 26.68 5.75 7.75 17.75 34.43 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 13.06 21.32 5.50 5.21 18.15 26.53 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 10.69 17.11 3.06 3.91 13.76 21.03 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 12.30 16.79 3.10 3.76 15.41 20.55 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 11.07 16.60 2.95 3.48 14.02 20.08 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 13.10 14.85 2.98 3.21 16.09 18.07 Tabel 4 Rerata Jumlah Polong, Jumlah Polong Isi, dan Polong Hampa Kedelai Jumlah Polong Kedelai Jumlah Polong Isi Kedelai Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 29.87 ab 19.92 a 9.95 b Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 37.55 c 27.87 c 9.67 b Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 25.90 a 20.07 a 5.82 a Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 31.12 abc 22.25 ab 8.87 b Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 33.52 bc 25.72 bc 7.80 ab Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 32.12 abc 24.27 abc 7.85 ab BNT 5% 6.78 5.52 2.17 Jumlah Polong Hampa Kedelai uji BNT 5%; tn = tidak berbeda nyata; hst = hari setelah tanam Tabel 5. Rerata Bobot Polong, Bobot Biji, dan Bobot 100 Biji Bobot Polong Per Tanaman Kedelai (g) Bobot Biji Per Tanaman Kedelai (g) Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 24.37 a 13.32 25.22 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 32.05 b 15.30 26.17 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 24.80 a 13.67 25.80 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 27.62 a 13.72 25.15 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 28.42 a 14.85 26.90 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 27.87 a 13.62 24.40 BNT 5% 4.85 tn tn Bobot 100 Biji Kedelai (g)

Tabel 6 Rerata Hasil Panen Kedelai 1463 Rezyawaty,dkk. Peningkatan Pembentukan Polong... Hasil Panen Hasil Panen (gr/0,4 m 2 ) (t.ha -1 ) Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 133.25 2.66 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 153.00 3.06 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 136.75 2.73 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 137.25 2.74 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 148.50 2.97 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 136.25 2.72 BNT 5% tn tn Tabel 7 Rerata Nitrogen pada Tanaman dan Tanah N Tanaman (56 hst) N Tanah (79 hst) Urea 25 kg.ha -1 pada saat R1 2.98 0.10 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R3 3.37 0.10 Urea 25 kg.ha -1 pada saat R5 3.46 0.11 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R1 3.39 0.09 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R3 3.59 0.09 Urea 50 kg.ha -1 pada saat R5 3.05 0.09 BNT 5% tn tn Selain itu juga terdapat pengaruh dari ketersediaan unsur hara yang berperan dalam pengisian biji sehingga dapat mempengaruhi hasil. Hanum (2010) menyatakan bahwa peningkatan nitrogen tanaman akan mempengaruhi laju serapan fosfor, dan berakibat pada laju pengisian biji. Nitrogen dan fosfor berperan dalam proses pengisian polong kedelai sehingga akan berpengaruh terhadap jumlah polong isi dan polong hampa tanaman kedelai Bobot Polong, Bobot Biji Per Tanaman, dan Bobot 100 Biji Kedelai reproduktif berpengaruh nyata terhadap bobot polong per tanaman kedelai pada saat panen. Rata-rata bobot polong total kedelai disajikan pada Tabel 5. Tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot biji per tanaman dan bobot 100 biji kedelai. Pemupukan urea pada saat R3 menyebabkan bobot polong yang lebih tinggi. Hasil Panen bahwa pemberian perlakuan dosis pupuk dengan waktu pemupukan pada fase reproduktif tidak berpengaruh nyata terhadap hasil panen. Rerata hasil panen disajikan pada Tabel 6. Analisis Nitrogen Tanaman dan Tanah Analisis nitrogen pada tanah dilakukan setelah semua tanaman dipanen (79 hst). Sedangkan analisis nitrogen pada tanaman dilakukan pada saat 56 hst. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian perlakuan dosis pupuk urea pada fase reproduktif tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah nitrogen di jaringan tanaman. Rerata hasil analisa nitrogen disajikan pada Tabel 7. Kandungan klorofil pada tanaman juga berhubungan dengan nitrogen pada jaringan tanaman. Pemberian pupuk urea pada fase reproduktif dapat meningkatkan kandungan nitrogen pada jaringan tanaman. Valinejad, Vaseghi, dan Afzali (2013) menyatakan bahwa pemupukan nitrogen pada fase pembungaan (R1) dan fase pembentukan polong (R3) tidak banyak berpengaruh

1464 Jurnal Produksi Tanaman, Volume 6, Nomor 7, Juli 2018, hlm. 1458 1464 terhadap kandungan nitrogen tanaman dan tidak berbeda nyata secara statistik. Semakin tinggi kandungan nitrogen di jaringan tanaman maka daun yang berfungsi sebagai source akan tetap hijau sehingga tetap dapat melakukan proses fotosintesis sehingga asimilat yang dihasilkan akan lebih banyak. Kemudian asimilat tersebut akan ditranslokasikan ketika memasuki fase pengisian polong. Jumlah polong isi ini akan mempengaruhi hasil panen kedelai. Hasil penelitian Lemond dan Wesley (2001) menyatakan bahwa 11% peningkatan hasil panen dengan pemupukan nitrogen di akhir musim tanaman dapat menguntungkan secara ekonomi untuk meningkatkan hasil kedelai. KESIMPULAN Pemberian pupuk urea pada fase reproduktif berpengaruh nyata pada parameter jumlah cabang, luas daun, jumlah polong, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, dan bobot polong tanaman. Berdasarkan penelitian ini telah diperoleh hasil bahwa untuk meningkatkan pembentukan polong dan jumlah polong isi tidak perlu dilakukan peningkatan dosis pemupukan urea melainkan waktu yang tepat untuk pemupukan urea tambahan yaitu pada fase pembentukan polong (R3). DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2015. Tanaman Pangan. http://bps.go.id/subjek/view/id/53#sub jekviewtab3 accordion-daftarsubjek3. Diakses pada 21 Desember 2015. Eka, A., D. S. Hanafiah, dan I. Nuriadi.2015. Respon Morfologis dan Fisiologis Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.)Merrill) di Tanah Masam. Jurnal Online Agroekoteknologi 3(2): 507-514. Hanum, C. 2010. Pertumbuhan dan Hasil Kedelai yang Diasosiasikan dengan Rhizobium pada Zona Iklim Kering E (Klasifikasi Oldeman). Bionatura 12(3): 176-183. Kartahadimaja, J., R. Wentasari, dan R. N. Sesanti. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Polong Segar Edamame Varietas Rioko pada Empat Jenis Pupuk. Agrovigor 3(2): 131-137. Lamond, R.E. dan T. L. Wesley. 2001. Inseason Fertilization for High Yield Soybean Production. Better Crops 85(2): 6-11. Manshuri, A. G. 2011. Laju Pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Genotipe Kedelai Berumur Genjah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 30(3): 204-209. Mastur.2015. Sinkronisasi Source dan Sink untuk Peningkatan Produktivitas Biji pada Tanaman Jarak Pagar. Buletin Tanaman Tembakau, Serat, dan Minyak Industri 7(1): 52-68. Permadi, K. dan Y. Haryati. 2015. Pemberian Pupuk N, P, dan K Berdasarkan Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi untuk Meningkatkan Produktivitas Kedelai. Agrotop 5(1): 1-8. Permanasari, I., M. Irfan, dan Abizar. 2014. Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max (L.) Merill) dengan Pemberian Rhizobium dan Pupuk Urea pada Media Gambut. Jurnal Agroekoteknologi 5(1): 29-34. Ramadhani, R. H., M. Roviq, dan M. D. Maghfoer. 2016. Pengaruh Sumber Pupuk Nitrogen dan Waktu Pemberian Urea pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea mays Sturt. var. saccharata). Jurnal Produksi Tanaman 4(1): 8-15. Sonbai, J. H. H., D. Prajitno, dan A. Syukur. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Jagung pada Berbagai Pemberian Pupuk Nitrogen di Lahan Kering Regosol. Ilmu Pertanian 16(1): 77-89. Valinejad, M., S. Vaseghi, dan M. Afzali. 2013. Starter Nitrogen Fertilizer Impact on Soybean Yield and Quality. International Journal of Engineering and Advanced Technology 3(1): 333-337.