1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. berdasarkan adanya hiperglikemia (Ganong & McPhee, 2010). Diabetes mellitus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit Diabetes Melitus yang dapat disingkat dengan DM.Menurut American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Prevalensi penyakit diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. penyakit masyarakat serta andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan insulin atau keduanya(ada,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan prevalens penyakit ini terus

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit heterogen yang didefinisikan berdasarkan adanya hiperglikemia (Ganong & McPhee, 2010). Diabetes mellitus menurut Corwin (2009), adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolut insulin atau penurunan relatif insensitifitas sel terhadap insulin. Menurut American Diabetes Association (ADA) (2010), diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-7 dari 10 negara besar di dunia dengan diabetes melitus tertinggi. Populasi penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 5,8% atau sekitar 8,5 juta penduduk dengan rentang usia 20-79 tahun. Proporsi jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 masih didominasi oleh kaum perempuan dengan total sebesar 4,9 juta penderita atau lebih besar dari pada laki-laki yakni sebesar 3,6 juta penderita. Diperkirakan pada tahun 2035 dengan asumsi tanpa adanya perbaikan, angka diabetes mellitus di Indonesia akan meningkat sebesar 165% pada masing-masing jenis kelamin (IDF, 2013). Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013, penderita diabetes mellitus diperkirakan akan terus bertambah dari tahun ke tahun sebanyak 347 juta orang. Pada stadium awal, diabetes mellitus tidak menimbulkan masalah 1

2 yang serius pada kesehatan, namun apabila tidak segera ditangani dapat merusak jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Diabetes mellitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, ulkus kaki dan retinopati diabetik (WHO, 2013). Berdasarkan data Riskesdas pada tahun (2013) menunjukkan prevalensi nasional penyakit diabetes mellitus adalah 1,5%. Sumatera Barat memiliki prevalensi total diabetes mellitus sebanyak 1,3% dimana Sumatera Barat berada diurutan 14 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Jumlah penderita diabetes mellitus di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, harapan hidup bertambah, urbanisasi yang merubah pola hidup tradisional ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang. Diabetes mellitus perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Darmono, 2007). Penderita diabetes mellitus banyak dalam rentang usia 56-64 tahun dengan prevalensi sebesar 4,8% (Kemenkes, 2013). Penderita diabetes mellitus apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan berbagai macam komplikasi, baik akut maupun kronik. Salah satu komplikasi kronik yang serius dan paling ditakuti adalah ulkus diabetikum (Waspadji, 2007). Sebagian besar perawatan diabetes mellitus terkait dengan ulkus diabetikum, disamping itu ulkus diabetikum memiliki angka kematian dan angka amputasi masih tinggi, masing-masing sebesar 32,5% dan 23,5%. Pada pasien diabetes mellitus yang menjalani amputasi, ditemukan data bahwa nasib penderita diabetes mellitus paska amputasi masih

3 sangat buruk, sebanyak 14,3 % akan meninggal dalam setahun paska amputasi dan sebanyak 37% akan meninggal 3 tahun paska amputasi (Waspadji, 2007). Penelitian Decroli (2008) dalam Adabiah (2014) mengatakan bahwa sebagian besar penderita ulkus diabetikum datang di ruang rawat inap bagian penyakit dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang dengan kategori ulkus derajat 3 yaitu sebanyak 21 orang (55%), yaitu infeksi yang telah mengenai jaringan subkutis, otot dan dapat lebih dalam sampai ke tulang dengan tanda-tanda infeksi lokal yang jelas serta eritema dengan ukuran lebih dari 2 cm. Data dari Rekam Medik RSUP. DR. M. Djamil pada tahun 2015 jumlah pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum yang dirawat di ruang penyakit dalam sebanyak 63 orang, tahun 2016 menjadi 79 orang dan pada tahun 2017 yang dirawat dari bulan Januari-Agustus sebanyak 66 orang. (Medical Record RSUP DR. M. Djamil, 2017). Penderita diabetes mellitus yang mengalami ulkus diabetikum mengalami kendala dalam berbagai hal salah satunya adalah penurunan kualitas hidup. Kualitas hidup merupakan persepsi psikologis individu tentang hal-hal nyata dari aspek- aspek dunia (Rapley, 2003). Penurunan kualitas hidup pada pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum bisa dikarenakan sifat penyakit yang kronik yaitu ulkus diabetikum sehingga dapat berdampak pada pengobatan dan terapi yang sedang dijalani (Rahmat, 2010). Kualitas hidup pasien diabetes mellitus dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu faktor demografi yang terdiri dari usia dan status pernikahan, kemudian faktor medis yang meliputi dari lama

4 menderita dan komplikasi yang dialami dan faktor psikologis yang terdiri dari kecemasan (Raudatussalamah & Fitri, 2012). Penelitian kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum oleh Roni (2012) dengan hasil bahwa pasien diabetes mellitus yang mengalami ulkus diabetikum di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru memiliki tingkat kualitas hidup rendah, hal ini terlihat dari kondisi responden yang mengalami ulkus diabetikum tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa dan membutuhkan bantuan dalam melakukan kegiatan seperti biasanya dan luka ulkus diabetikum juga mengeluarkan aroma yang kurang menyenangkan hal-hal seperti ini dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hasil penelitian Syarif (2013) menunjukkan secara umum kualitas responden berada pada kategori kurang. Ditinjau dari dimensi kesehatan fisik, kualitas hidup responden berada pada kategori kurang (75,8%), disebabkan karena kondisi sakit yang mereka alami dan kelelahan menyebabkan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, nyeri pada ulkus juga menyebabkan pola tidur mereka terganggu. Ditinjau dari dimensi kesehatan psikologis, kualitas hidup responden berada pada kategori baik (51,5%), disebabkan karena mereka sudah dapat menerima perubahan fisik yang saat ini mereka alami. Ditinjau dari dimensi hubungan sosial, kualitas hidup responden berada pada kategori baik (90,9%), dikarenakan keeratan sistem kekerabatan, tradisi dan interaksi sosial masyarakat Aceh yang masih terjaga dengan baik dan dari dimensi lingkungan, kualitas hidup responden berada pada kategori kurang (57,6%). menunjukkan bahwa faktor ekonomi berpengaruh besar terhadap

5 kualitas hidup. Orang dengan ekonomi tinggi akan merasa senang menjalani hidup dan begitu pula pada kondisi sebaliknya. Hasil penelitian Nasiriziba (2015) mengatakan umur, pekerjaan, status perkawinan, derajat luka dan status ekonomi adalah faktor mempengaruhi kualitas hidup. Hasil penelitian Tri Utami (2014) menyatakan bahwa adanya hubungan yang bermakna faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum antara lain umur, komplikasi yang dialami dan kecemasan, sedangkan yang tidak ada hubungan yaitu status pernikahan dan lama menderita. Faktor-faktor tersebut dapat memberikan dampak negatif dan mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus. Selanjutnya penelitian Sari, dkk (2011) menyatakan bahwa faktor jenis kelamin, usia, lama menderita, pendidikan, status pernikahan, dan pekerjaan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat DR. M. Djamil Padang pada tanggal 19 Juni 2017 didapatkan informasi bahwa perawat hanya lebih memperhatikan bagaimana keadaan fisik dari pasien diabetes mellitus sendiri, dan lebih berfokus tentang pencegahan, keteraturan diet, aktivitas fisik, kontrol gula darah, obat-obatan serta pemenuhan dimensi lingkungan, sementara bagaimana pemenuhan dimensi lainnya masih kurang diperhatikan, hal ini berkaitan dengan tinggi atau rendahnya kualitas hidup pasien, untuk itu perlu untuk diketahui apa saja yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hasil wawancara dengan sembilan orang pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum didapatkan 2 orang pasien penderita diabetes mellitus

6 mengatakan sudah bosan dengan penyakit yang dideritanya, 2 orang lainnya mengatakan tidak bisa lagi beraktifitas seperti sedia kala karena disebabkan faktor umur, 2 orang pasien mengatakan cemas akan sakit yang dideritanya karna mengingat akan dilakukan tindakan amputasi, dan 2 orang mengatakan khawatir akan kemungkinan komplikasi yang lebih berat, dan tidak semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari dikarenakan dengan penyakit yang sudah lama dideritanya serta komplikasi dari penyakitnya, sementara 1 orang mengatakan tetap menikmati hidupnya selama ini dan 6 orang dari 9 responden mengatakan mereka datang dalam keadaan luka stadium lanjut atau derajat luka dua atau lebih. Berdasarkan studi pendahuluan diatas kondisi penyakit diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum yang dialami pasien menimbulkan berbagai jenis masalah fisik dan psikologis yang bermuara pada kualitas hidup. Menurunnya kualitas hidup penderita diabetes mellitus dengan ulkus berdampak terhadap pencegahan penyakit diabetes mellitus tersebut yang beresiko terhadap penurunan kualitas hidup. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di RSUP DR. M. Djamil Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalah penelitian adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di ruang penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

7 1.3 Tujuan Penelitian 2. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di RSUP DR. M. Djamil Padang. 3. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik responden terhadap pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di RSUP DR. M. Djamil Padang 2017 meliputi: usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi. b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum meliputi: lama menderita, komplikasi yang dialami, derajat luka dan kecemasan. c. Mengetahui gambaran kualitas hidup terhadap pasien penyakit diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di RSUP DR. M. Djamil Padang 2017. d. Mengetahui hubungan karakteristik responden yang meliputi: usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi terhadap kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017. e. Mengetahui hubungan lama menderita, komplikasi yang dialami, derajat luka dan kecemasan terhadap kualitas hidup pasien diabetes

8 mellitus dengan ulkus diabetikum di RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017. 1.4 Manfaat Penelitian 2. Bagi RSUP DR. M. Djamil Padang Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi atau data dasar dalam memberikan pelayanan keperawatan, khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien penyakit diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum secara lebih komprehensif dan berkualitas. 3. Bagi Pendidikan Ilmu Keperawatan Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan sehingga penelitian ini dapat diajukan dan dikembangkan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya ilmu dalam keperawatan, serta dapat digunakan sebagai dasar bagi penelitian selanjutnya yang berfokus pada efektifitas keluarga terhadap kemampuan perawatan diri pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum dan hubungannya dengan kualitas hidup.