KARAKTER MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA i
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/ atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/ atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). ii
KARAKTER MENENTUKAN MASA DEPAN BANGSA Santo Budiono Penerbit PT Elex Media Komputindo iii
Karakter Menentukan Masa Depan Bangsa Ditulis oleh Santo Budiono Editor: Freddy Ferry M. Pandiangan Copy Editor: Yulian Masda (ima@elexmedia.id) 2018 Santo Budiono Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia - Jakarta Anggota IKAPI, Jakarta 718061816 ISBN: 978-602-04-8684-0 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan iv
Daftar Isi Sekapur Sirih... vii Bab 1 Pendahuluan... 1 Bab 2 Karakter dan Permasalahannya... 11 Bab 3 Jati Diri... 99 Bab 4 Pancasila sebagai Dasar Negara dan Jati Diri Bangsa... 113 Bab 5 Kondisi Bangsa Indonesia... 147 Bab 6 Menumbuhkan Karakter dan Jati Diri... 197 Bab 7 Karakter Bangsa Pejuang... 211 Bab 8 Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945... 291 Bab 9 Karakter Para Pemimpin Mencapai Sukses Menentukan Masa Depan Bangsa... 303 Bab 10 Tindakan di Luar Karakter... 373 Bab 11 Pembentukan Karakter... 383 Bab 12 Pendidikan Karakter... 407 Daftar Pustaka... 426 Profil Penulis... 431 v
PENDAHULUAN BAB 2 KARAKTER DAN PERMASALAHANNYA 11
Proses pembentukan karakter merupakan proses interaksi yang sangat kompleks antara sifat-sifat mulia yang bersifat terberi atau given. Para ilmuwan menyebutnya kumpulan corak sifat khas yang mutlak ada pada manusia, dan sifat-sifat atau nilai-nilai yang sengaja ditanamkan dalam rangka pendidikan karakter, yang berkembang dan berubah karena banyaknya varian. 12
KARAKTER DAN PERMASALAHANNYA Untuk memberikan gambaran lebih menyeluruh, berikut uraian singkat pengertian karakter yang diambil dari berbagai sudut pandang dan pendapat. Bilamana terjadi banyak pengulangan, itu karena kesamaan substansi yang dibicarakan. ASAL KATA KARAKTER KARAKTER, sebagai Tanda Pembeda Sebagian kalangan berpendapat bahwa secara sederhana karakter didefinisikan sebagai rangkaian sifat kejiwaan yang khas dan relatif tetap pada seseorang, yang menunjukkan kualitas seseorang, dan menjadi ciri khas yang membedakannya dengan orang lain. Karakter seseorang terekspresikan dalam cara orang tersebut berperilaku, bertindak, dan bereaksi terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekeliling dirinya serta sangat dipengaruhi lingkungannya. Karakter atau Character, yang berasal dari bahasa Yunani Kharakter, mulanya dipakai untuk menandai sisi satu koin atau mata uang logam. Karakter lazimnya menjadi satu tanda pembeda yang membedakan satu hal dengan hal lainnya, dan selanjutnya digunakan untuk membedakan kumpulan kualitas yang dimiliki seseorang dari kualitas orang lain. Character juga berarti kharassein, yaitu engrave atau mengukir. Membentuk karakter diibaratkan mengukir di atas batu permata atau besi yang keras. Dengan istilah kharassein 13
dapat dipastikan bahwa membentuk karakter bukanlah masalah mudah, diperlukan waktu, fokus, dan kesabaran serta pola yang akan diukir untuk menghasilkan kualitas karakter tertentu. Karakter inilah yang akan memberikan ciri khas bagi pemiliknya, yang tidak mudah luntur dan cenderung bersifat tetap. Jadi, tidaklah mudah melakukan pendidikan karakter kepada kelompok orang yang sudah dewasa karena masing-masing individu sudah memiliki warna karakter yang relatif mapan. Namun, pendidikan karakter masih bisa dilakukan dengan memengaruhinya secara langsung maupun tidak langsung melalui pendidikan dan pelatihan, pembiasaan serta keteladanan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang sebelum memegang posisi jabatan tertentu, selain memberikan keterampilan tugas juga menanamkan nilai-nilai, norma, dan etika yang harus diikutinya untuk melaksanakan tugas nanti. Pendidikan dan pelatihan semacam itu antara lain diberikan kepada para calon pegawai negeri, calon tentara, calon anggota DPR, calon duta besar, dan seterusnya. Itulah salah satu bentuk pendidikan dan pelatihan karakter, sehingga orang yang telah dilatih dan dalam dirinya ditanamkan norma/nilai diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang akan dihadapinya. Namun, segala upaya tersebut baru akan berhasil baik dengan satu syarat yang tidak mudah, yaitu apabila seseorang yang dididik dan dilatih itu mampu dan bertekad untuk berubah. Perubahan memang mudah diucapkan, tetapi tidak mudah 14
KARAKTER DAN PERMASALAHANNYA dilaksanakan. Mengubah perilaku dan cara berpikir memerlukan komitmen, kemampuan pengendalian diri, dan kesadaran pribadi yang kuat. Itulah pokok permasalahan manusia, yang akan memengaruhi masa depannya. KARAKTER, Setiap Orang Berbeda Satu dengan yang Lain Dari uraian singkat tentang karakter, kita tengarai bahwa setiap orang berbeda satu sama lain. Hal ini dikuatkan oleh berbagai pendapat. Pertama, pandangan filsafat tentang karakter menyatakan bahwa tidak ada dua orang yang cara berpikirnya benar-benar sama. Jalan pikiran seseorang ditentukan oleh sifat pembawaannya, dan memperlihatkan segala ciri yang melekat pada dirinya. Jalan pikiran itulah yang menentukan baik buruknya hasil pemikiran seseorang, sekaligus menjadi pembeda antar-orang per orang. Kedua, diduga ada suatu sifat watak, suatu kumpulan corak yang khas, suatu rangkaian bentuk dinamis yang khas secara mutlak pada manusia. Sifat juga menjadikan seseorang berbeda dengan yang lain. Ketiga, perbedaan juga timbul karena seseorang dengan emosi dan akal pikirannya tidak hanya berhadapan dengan diri dan dunianya, tetapi juga dengan berbagai masalah dan kesukaran. Dia mengolah dirinya, mengangkat dan merendahkan dirinya melalui tindak perilaku dan ucapannya. Dia bersatu sekaligus berjarak dengan dirinya. Setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi berbagai permasalahan dan situasi yang dihadapinya sehingga dampaknya juga berbeda. Hal itu 15
disebabkan oleh perbedaan emosi dan sifat-sifat khas serta berbagai varian sebab yang lain. Manusia hidup tidak hanya mengubah dirinya dalam arus situasi yang konkret, tetapi juga diubah oleh situasi yang berubah itu. Oleh karena itu, karakter juga sering dianggap sebagai kemampuan manusia untuk mengendalikan diri dari pengaruh situasi yang mendorongnya terlibat dalam tindakan buruk atau tercela. Pengendalian diri yang oleh Ronggo Warsito disebut topo broto merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tingkat akhlak mulia atau budi lulur. Sebagian pendapat menyatakan bahwa pengendalian diri saja belum cukup, sebab karakter dan sifat manusia merupakan sesuatu yang sangat kompleks, berkembang, berubah, namun tidak sekaligus mengekspresikan segala kemampuannya, sebab kemampuan terus berkembang seiring perjalanan waktu dan pengalaman manusia. Karakter dan sifat manusia juga tidak terekspresikan dalam cara yang sama di tempat dan waktu yang berbeda akibat banyaknya varian tersebut. Berbagai Pemahaman Karakter Berbagai pemahaman, pengertian, dan teori karakter diberikan oleh berbagai pihak, dan mencakup aspek yang sangat luas. Pemahaman karakter yang dibahas antara lain berhubungan dengan sifat-sifat kejiwaan khas yang membedakan satu orang dengan orang lain. Sifat ini terberi, yakni anugerah dari Allah yang oleh para ilmuwan dinamakan logos atau terang alamiah. Karakter sangat berkaitan 16
KARAKTER DAN PERMASALAHANNYA dengan roh, jiwa, dan raga manusia yang menyatu dalam konsep aku. Aku bukan orang lain sehingga dikatakan bahwa karakter itu adalah siapa sebenarnya kita. Sifat kejiwaan yang terberi merupakan sifat mulia manusia untuk selalu berbuat baik, artinya memiliki kemampuan pengendalian diri untuk tidak berbuat jahat. Itulah sesungguhnya fitrah manusia, anugerah Allah yang tertanam dalam diri manusia. Karakter juga diartikan sebagai orang atau pribadi atau identitas atau entitas yang dimainkan atau dihadirkan dalam karya tulis, seperti novel, fiksi, atau sandiwara dan film. Maksud karakter di sini adalah pemain sandiwara atau film yang memainkan peran yang bukan karakternya sendiri. Karakter terbentuk antara lain oleh interaksi, internalisasi, dan sosialisasi sifat-sifat kejiwaan dengan berbagai faktor kompleks dan dipengaruhi oleh lingkungan, waktu, tempat serta naluri manusia yang cenderung berubah. Sebagian sifat-sifat kejiwaan itu mengendap dalam diri manusia dan cenderung bersifat tetap karena perilaku yang selalu berulang-ulang dan sudah menjadi kebiasaan. Pada prinsipnya, berbagai perbedaan pemahaman di atas mempunyai kesamaan, bahwa karakter berfungsi sebagai pembeda kualitas setiap orang, yang menunjukkan ciri khas orang yang bersangkutan yang terekspresi dalam perilaku, pemikiran, sikap, dan ucapannya. 17
DAFTAR PUSTAKA Profil Penulis Santo Budiono lahir di Malang pada tanggal 20 Maret 1939. Ia lulus dari Akademi Militer (Akmil) jurusan teknik pada tahun 1962. Berbagai pengalaman dalam pendidikan telah dijalaninya mulai dari Kursus Aplikasi Perwira 1963 hingga Lemhannas RI (1986). Pangkat terakhir dalam kedinasan militer adalah Mayor Jenderal TNI. Ia memiliki prinsip yang menguatkannya dalam setiap tugas, yaitu menjalankan tugas sebaik-baiknya dan hidup berkeluarga dalam lindungan Allah Swt. Pria yang memiliki hobi karate, silat, judo, lari, tenis, dan golf ini telah menjalani berbagai penugasan dan jabatan hingga menjadi Direktur Jenderal Perhubungan Darat Departemen Perhubungan Republik Indonesia di era Presiden RI Abdurrahman Wahid. Saat ini, ia diangkat sebagai Ketua Umum Yayasan Jati Diri Bangsa yang bergerak dalam pembangunan karakter bangsa. Visi Yayasan Jati Diri Bangsa, yaitu terbangunnya jati diri dan karakter anak bangsa, agar 431
jati diri bangsa yang tidak lain adalah Pancasila teraktualisasikan secara mantap dalam keseharian kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan semangat yang tidak pernah padam, Santo Budiono masih terus menulis, memberikan ceramah dan pembekalan kepada generasi muda dalam membangun karakter dan berjati diri Pancasila. 432