BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI KELUARGA NELAYAN DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta memberikan informasi tentang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan

(Elisabeth Riahta Santhany) ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keakraban. persahabatan yang terjalin dengan baik, meliputi orang-orang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SISWA

A. LATAR BELAKANG Perselingkuhan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang sangat tabu dan menyakitkan sehingga wajib dihindari akan tetapi, anehnya hal

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. matang dari segi fisik, kognitif, sosial, dan juga psikologis. Menurut Hurlock

BAB I PENDAHULUAN. jaringan sosial. Jaringan sosial itu sendiri terdiri dari berbagai macam media sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

I. PENDAHULUAN. Perkawinan didefinisikan sebagai suatu ikatan hubungan yang diakui secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melainkan juga mengikat janji dihadapan Tuhan Yang Maha Esa untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB III SINTESIS MAKNA TEKSTURAL DAN STRUKTURAL. selanjutnya dalam studi fenomenologi adalah penggabungan secara intuitif

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis korelasi Product

BAB IV GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Teknologi yang semakin

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS CINTA DAN KETERBUKAAN DIRI DENGAN KOMITMEN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DENGAN KECENDERUNGAN BERSELINGKUH PADA ISTRI

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. rentang usia dewasa awal. Akan tetapi, hal ini juga tergantung pada kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Pengertian dari pacaran itu sendiri adalah hubungan pertemanan antar lawan

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SUAMI ISTRI (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan sampai merinding serta menggetarkan bahu ketika mendengarkan kata

SUSI RACHMAWATI F

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keinginan untuk mencintai dan dicintai oleh lawan jenis. menurut

Level 2 Pelajaran 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah semua data yang telah diperoleh peneliti. Selain itu, juga

BAB III GAMBARAN SUBJEK DAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, sebagai kehendak Sang pencipta yang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

Bagan 2. Konflik Internal Subyek. Ketidakmampuan mengelola konflik (E) Berselingkuh

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi suka duka hidup di dunia bersama sama. Setelah akad nikah

BAB II PROFIL INFORMAN

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Subjek Penelitian Kuantitatif. Tabel 4.1 Gambaran Usia dan Lama Perkawinan

TIPS MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG HARMONIS DARI KANG MASRUKHAN. Tahukah anda bahwa untuk membangun sebuah Rumah Tangga yang harmonis

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. matang baik secara mental maupun secara finansial. mulai booming di kalangan anak muda perkotaan. Hal ini terjadi di

BAB II PENGALAMAN KOMUNIKASI PADA HUBUNGAN PERNIKAHAN DENGAN PRIA YANG BERUSIA LEBIH MUDA DALAM BUDAYA PATRIARKI

BAB I PENDAHULUAN. (Papalia, 2009). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 1 pasal 1

PEDOMAN WAWANCARA. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyesuaian dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara

BAB V PEMBAHASAN MASALAH

KECEMASAN PADA WANITA YANG HENDAK MENIKAH KEMBALI

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERNIKAHAN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL PASCA PERCERAIAN ANTARA WANITA BEKERJA DAN WANITA TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

KOMITMEN PERNIKAHAN PADA PASANGAN SUAMI ISTRI YANG SUAMINYA MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dengan wanita yang bertujuan untuk membangun kehidupan rumah tangga

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya senantiasa membutuhkan orang lain.kehadiran orang lain bukan hanya untuk

Hubungan Religiusitas dengan Kepuasan Pernikahan pada Individu yang Menikah Melalui Ta aruf

BAB I PENDAHULUAN. satunya ditentukan oleh komunikasi interpersonal suami istri tersebut. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal, merupakan periode selanjutnya dari masa remaja. Sama

BAB IV ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI KELUARGA NELAYAN DESA PALANG KECAMATAN PALANG KABUPATEN TUBAN A. Analisis Komunikasi Suami-Istri Nelayan Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Ketika mengacu kepada pengertian komunikasi dan mengacu kepada pengertian Self disclosure yakni pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan individu tersebut. ditambah Konsep yang lebih jelas dikemukakan oleh DeVito, (1986), yang mengartikan self disclosure sebagai salah satu tipe komunikasi dimana, informasi tentang diri yang biasa dirahasiakan diberitahu kepada orang lain. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi yang diutarakan tersebut haruslah informasi baru yang belum pernah didengar orang tersebut sebelumnya. Hendaknya ketika melakukan komunikasi antar keluarga (suamiistri) juga menerapkan konsep tersebut. Melihat fenomena sistem kerja nelayan di desa Palang kecamatan Palang Kabupaten tuban yang menghabiskan waktu dilaut lebih banyak dari pada waktu berkumpul dengan keluarga, maka komunikasi seharusnya dapat dilakukan dengan porsi yang sering dan dalam durasi lama. Dapat dikatakan bahwa tidak terjadi komunikasi pada saat suami melakukan pelayaran untuk menagkap ikan dengan sistem ngebok yang periodik dilakukan selama kurang lebih satu minggu dengan waktu mendarat selama 3-4 81

82 hari. Komunikasi tersebut tidak terjadi karena memang media untuk mempermuda jalannya komunikasi masih belum dipergunakan (memadai). Dengan tidak adanya komunikasi antara suami dan istri pada saat suami melakukan pelayaran bukan berarti tidak ada pembahasan terkait hal ini. Bentuk Komunikasi yang bisa dibilang dengan istilah sambung rasa masih tetap bisa dilakukan. Berdasarkan ungkapan tersebut dapat tercermin dari pernyataan bapak sugiono denga istilah jowo (dungo-dinungo) read: saling mendoakan dimana perasaan mereka tetap saling terkait. Keterkaitan perasaan yang dapat terjadi di hati, perasaan dan pikiran oleh para keluarga nelayan (suami-istri) adalah berkat istilah yang penting dalam menjalin hubungan adalah komunikasi. Dalam membangun komunikasi tersebut memang tidak mudah begitu saja menghasilkan tujuan komunikasi yakni salah satunya knowing each other mengetahui satu sama lain. Adapun dalam teori self disclosure, cara-cara untuk mencapai tujuan diatas, dapat dilakukan dengan caracara berikut; 1. Expression Kadang-kadang individu membicarakan perasaannya untuk pelampiasan. Mengekspresikan perasaan adalah salah satu alasan untuk penyingkapan diri. 2. Self Clarification Dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman dengan orang lain, individu mungkin mendapat self-awareness dan pemahaman yang lebih baik. Bicara kepada teman mengenai masalah dapat membantu individu untuk mengklarifikasi pikirannya tentang situasi yang ada.

83 3. Social Validation Dengan melihat bagaimana reaksi pendengar pada pengungkapan diri yang dilakukan, individu mendapat informasi tentang kebenaran dan ketepatan pandangannya. 4. Social Control Individu mungkin mengungkapkan atau menyembunyikan informasi tentang dirinya, sama seperti arti dari kontrol sosial. Individu mungkin menekan topik, kepercayaan atau ide yang akan membentuk pesan yang baik pada pendengar. Dalam kasus yang ekstrim, individu mungkin dengan sengaja berbohong untuk mengeksploitasi orang lain. 5. Relationship Development Banyak penelitian yang menemukan bahwa kita lebih disclosure kepada orang dekat dengan kita, seperti : suami/istri, keluarga, sahabat dekat. Penelitian lain mengklaim bahwa kita lebih disclosure pada orang yang kita sukai daripada orang yang tidak kita sukai. Kita lebih sering untuk terbuka kepada orang yang sepertinya menerima, memahami, bersahabat, dan mendukung kita. Terkait dengan cara-cara menuju pendekatan tersebut ketika ditanyakan kepada setiap informan memiliki jawaban tersendiri mengenai proses pembentukan kedekatan dan keberadaan kedekatan mereka saat ini, adapun data tersebut adalah : Sugiono sukinem Expression Self Clarification Social Validation Social Control Relationship Development 1 37

84 Herman Lastri Didik via Expression Self Clarification Social Validation Social Control Relationship Development 1 17 Expression Self Clarification Social Validation Social Control Relationship Development 1 5 Ket : Usia pernikahan (tahun) Walaupun proses tersebut telah dapat dilakukan walau usia pernikahan 5 tahun sekalipun pasti kadar ketiganya proporsinya tidak ssama. Dalammenjalankan proses-proses diatas,menurut Devito (1986) ada beberapa faktor yang mempengaruhi Self disclosure yang perlu diperhatikan oleh keluarga nelayan desa palang yakni : 1. Menyingkapkan diri kepada orang lain Secara umum Self Disclosure adalah hubungan timbal balik. Dyadic effect dalam pengungkapan diri menyatakan secara tidak langsung bahwa dalamproses ini terdapat efek spiral (saling berhubungan), dimana setiappengungkapan diri individu diterima sebagai stimulus untuk penambahanpengungkapan diri dari yang lain.dalam hal ini, pengungkapan diri antar kedua individu akan semakin baik jika pendengar bersikap positif dan menguatkan. Secara umum, individu cenderung menyukai orang lain yang mengungkapkan cerita rahasianya pada jumlah yang kira-kira sama. ketiga keluarga nelayan telah menerapkan ini. Membicarakan cerita suka dan

85 duka. Berkeluh kesah dan memberikan motivasi. meminta dan saling berbagi saran. 2. Ukuran audiens Pengungkapan diri, mungkin karena sejumlah ketakutan yang dirasakan oleh individu karena mengungkapkan cerita tentang diri sendiri, lebih sering terjadi dalam kelompok yang kecil daripada kelompok yang besar.dengan pendengar lebih dari satu seperti monitoring sangatlah tidak mungkin karena respon yang nantinya bervariasi antara pendengar. Alasan lain adalah jika kelompoknya lebih besar dari dua, pengungkapan diri akan dianggap dipamerkan dan terjadinya pemberitaan publik. Tak lama kemudian akan dianggap hal yang umum karena sudah banyak orang yang tahu. Ukuran audiens dalam kasus (suami-istri) hanya berjumlah satu audiens saja sehingga keterbukaan itu perlu dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Bapak didik yang menceritakan bahkan sebelum menikah dengan istrinya mengenai alasannya bercerai sehingga keterbukaan telah terbentuk bahkan sebelum menikah. Walaupun kedalam hubungan saat itu masih belum terlalu dalam. 3. Topik Topik mempengaruhi jumlah dan tipe pengungkapan diri. Menemukan bahwa pengungkapan diri mengenai uang, kepribadian dan fisik lebih jarang dibicarakan daripada berbicara tentang rasa dan minat, sikap dan opini, dan juga pekerjaan. Hal ini terjadi karena tiga topik pertama lebih sering dihubungkan dengan self-concept seseorang, dan berpotensi melukai orang tersebut. Topik dalam pernikah yang dibicarakan jelas merupakan

86 kepentingkan dua pihak seperti; urusan ekonomi, anak, masa depan, rumah tangga, sex yang memungkinkan terbentuk kedekatan hubungan dan kedalaman hubungan suami-istri. Yang mana topik mengenai kepribadian sudah merupakan ranah yang bisa dibicarakan. 4. Valensi Nilai (kualitas positif dan negatif) pengungkapan diri juga berpengaruh secara signifikan. Pengungkapan diri yang positif lebih disukai daripada pengungkapan diri yang negatif. Pendengar akan lebih suka jika pengungkapan diri orang lain yang didengarnya bersifat positif. Mengatakan positif dan negatif yang dimiliki kepada pasangan sudah dilakukan oleh ke tiga pasangan nelayan diatas. Seperti Didik, sebelum ia menikah dengan istri yang kedua (istriya sekarang), dan masih dengan istri yang pertama, ia cerai dengan alasan saat ia pergi melaut, istrinya mencari pacar lagi, padahal semua kebutuhan sudah di penuhinya, kabar kegagalan pernikahan didik sebelumnya ini, sudah menjadi konsumsi keluarga baru didik. Berbeda lagi degan Ibu Sukinem, Ibu ini mengungkapkan bahwa ia memiliki usia yang lebih tua dari pada suaminya dan suaminya sudah mengetahui serta menerima hal itu. 5. Seks Banyak penelitian mengindikasikan secara umum, bahwa wanita lebih terbuka daripada pria tapi keduanya membuat disclosure (penyingkapan) negatif yang hampir sama dari segi jumlah dan tingkatannya terkait seks.

87 Namun dalam ranah rumah tangga perbincangan seks merupakan perbincangan yang sudah bisa dilakukan namun ini juga mempertimbangkan nilai ke 4 valensi yang mengarah kepada hal positif sehingga terbentuk kearah yang harmonis. 6. Ras, kewarganegaraan, dan umur Terdapat perbedaan ras dan kebangsaan dalam pengungkapan diri. Murid kulit hitam lebih jarang mengungkapkan diri mereka dibandingkan murid kulit putih. Murid di USA lebih sering disclose (mengungkapkan diri daripada kelompok yang sama di Puerto Rrico, Jerman, Inggris dan di Timur Tengah. Juga terdapat perbedaan frekuensi pengungkapan diri dalam grup usia yang berbeda. Pengungkapan diri pada teman dengan gender berbeda meningkat dari usia 17-50 tahun dan menurun kembali. Dalam bahasan ini yang diperhatikan adalah budaya sebelumnya sang istri. Namun melihat kepada ketiga pasangan nelayan yang merupakan sesama tetangga desa maka topik ini bisa sedikit dikesampingkan. 7. Penerimaan hubungan (Receiver Relationship) Seseorang yang menjadi tempat bagi individu untuk disclose mempengaruhi frekuensi dan kemungkinan dari pengungkapan diri. Individu cenderung disclosure pada individu yang hangat, penuh pemahaman, memberi dukungan dan mampu menerima individu apa adanya. Kehangatan dalam hubungan suami-istri hendaknya tetap dilakukan seperti mengajak jalan-jalan seperti bapak didik, mebantu istri berjualan seperti bapak sugiono, dan membantu mengurus pekerjaan istri.

88 Data berdasarkan pendekatan etnografi terkait komunikasi suami istri nelayan Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban terkait pemberian panggilan sayang, menunjukkan bahwa terdapat kedalaman dalam hubungan yang mereka bangun sehingga keterbukaan satu sama lain jelas telah berlangsung, hal ini juga dibenarkan dalam analisis terkait cara-cara untuk mencapai tujuan komunikasi dalam menjalin hubungan pernikahan seperti Expression, Self Clarification, Social Validation, Social Control, dan Relationsip Defelopment yang sudah berlangsung baik di ketiga pasangan dalam subjek penelitian ini. walaupun usia pernikahan masih berlangsung selama 5 tahun, seperti yang dialami oleh Didik dan Via. Yang kedua, terkait penggunaan kata verbal yang digunakan oleh masyarakat desa Palang dalam hal ini di mulai dari kebiasaan istri yang menanyakan penghasilan setelah pulang dari berlayar. 2. Analisis Keterbukaan suami-istri Nelayan Desa Palang a. Keterbukaan Kelurga Sugiono dan Sukinem berdasarkan Jendela Johari Data keterbukaan Bapak sugiono ORANG LAIN S A Y A Quadrant 1 : ARENA tenang, matang, ramah, berani, hemat, semangat, suka membantu. TIDAK Quadrant 2 : BUTA Menerima

89 Quadrant 3 : Quadrant 4 : TIDAK TERTUTUP / RAHASIA GELAP / MISTERI Ceria Cerdas Data keterbukaan Ibu Sukinem ORANG LAIN S A Y A Quadrant 1 : ARENA ramah, hemat, semangat, suka membantu, menerima, ceria TIDAK Quadrant2 : BUTA Berani Quadrant 3 : Quadrant 4 : TIDAK TERTUTUP / RAHASIA GELAP / MISTERI tenang, matang Cerdas Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa keterbukaan Sugiono pada Quadrant 1 sangat luas, karena dalam tabel terisi banyak hal yang diketahui oleh Sugiono dan Isrinya diantaranya, tenang, matang, ramah, berani, hemat, semangat, dan suka mebantu. Pada Quadrant 2 yakni hal yang tidak diketahui oleh sugiono namun diketahui oleh istrinya ialah sugiono merupakan seorang yang menerima. Pada quadrant 3 yakni hal yang diketahui Sugiono namun istrinya tidak mengetahui tentang dirinya ialah cerdas. Dan pada kuadran 4 yakni hal yang sama-sama tidak diketahui oleh Sugiono dan istrinya ialah ceria.

90 Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa keterbukaan Sukinem pada Quadrant 1 sangat luas, karena dalam tabel terisi banyak hal yang diketahui oleh Sukinem dan Suaminya diantaranya, ramah, hemat, semangat, suka membantu, menerima,dan ceria. Pada Quadrant 2 yakni hal yang tidak diketahui oleh Sukinem namun diketahui oleh Suaminya ialah Sukinem merupakan seorang yang berani. Pada quadrant 3 yakni hal yang diketahui Sukinem namun Suaminya tidak mengetahui tentang dirinya ialah cerdas. Dan pada kuadran 4 yakni hal yang sama-sama tidak diketahui oleh Sukinem dan suaminya ialah tenang dan matang. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sugiono lebih terbuka dari pada istrinya, Sugiono pun lebih bisa menerima sedangkan istrinya lebih emosional, meskipun Sugiono dan Sukinem sama-sama cerdas dalam menghadapi masalah namun sugiono lebih bisa menerima dan mengalah, sedangkan Sukinem lebih bisa dianggap sebagai penentu keputusan karena ia lebih emosional. b. Keterbukaan Kelurga Herman dan Lastri berdasarkan Jendela Johari Data keterbukaan Bapak Herman ORANG LAIN S A Y A TIDAK Quadrant 1 : Quadrant 2 : ARENA BUTA berani, hemat, tenang, matang, semangat, suka ramah membantu

91 Quadrant 3 : Quadrant 4 : TERTUTUP / GELAP / MISTERI TIDAK RAHASIA menerima cerdas, ceria Data keterbukaan Ibu Lastri ORANG LAIN TIDAK S A Y A TIDAK Quadrant 1 : Quadrant 2 : ARENA BUTA tenang, ramah, Berani semangat, suka membantu, menerima Quadrant 3 : Quadrant 4 : TERTUTUP / GELAP / MISTERI RAHASIA cerdas, ceria matang, hemat Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa keterbukaan Herman pada Quadrant 1 cukup luas, karena dalam tabel terisi banyak hal yang diketahui oleh Herman dan Isrinya diantaranya, berani, hemat, semangat, suka membantu. Pada Quadrant 2 yakni hal yang tidak diketahui oleh Herman namun diketahui oleh istrinya ialah sugiono merupakan seorang yang tenang, matang, ramah. Pada quadrant 3 yakni hal yang diketahui Herman namun istrinya tidak mengetahui tentang dirinya ialah menerima. Dan pada kuadran 4 yakni hal yang sama-sama tidak diketahui oleh Herman dan istrinya ialah cerdas dan ceria.

92 Dari tabel keterbukaan Lastri, menunjukkan bahwa keterbukaan Lastri pada Quadrant 1 sangat luas, karena dalam tabel terisi banyak hal yang diketahui oleh Lastri dan Suaminya diantaranya, tenang, ramah, semangat, suka membantu dan menerima. Pada Quadrant 2 yakni hal yang tidak diketahui oleh Lastri namun diketahui oleh Suaminya ialah Lastri merupakan seorang yang berani. Pada quadrant 3 yakni hal yang diketahui Lastri namun Suaminya tidak mengetahui tentang dirinya ialah matang dan hemat. Dan pada kuadran 4 yakni hal yang sama-sama tidak diketahui oleh Lastri dan suaminya ialah cerdas dan ceria. Dari uraian di atas menunjukkan komunikasi Lastri dan Herman sama terbukanya, namun Herman lebih tenang dalam segala hal, sedangkan Lastri lebih emosional, Herman pun lebih bisa menerima dalam segala hal, dan Lastri lebih emosional dalam suatu masalah serta dari keemosionalnya ia dapat lebih hemat, namun keduanya sama-sama cerianya. c. Keterbukaan Kelurga Didik dan Evi berdasarkan Jendela Johari Data keterbukaan Bapak Didik ORANG LAIN S A Y A Quadrant 1 : ARENA matang, berani, hemat, suka membantu, menerima, ceria, ramah TIDAK Quadrant 2 : BUTA semangat

93 Quadrant 3 : Quadrant 4 : TERTUTUP / GELAP / MISTERI TIDAK RAHASIA tenang cerdas Data keterbukaan Ibu Via ORANG LAIN S A Y A Quadrant 1 : ARENA tenang, ramah, berani, hemat, semangat, suka membantu. TIDAK Quadrant 2 : BUTA ceria Quadrant 3 : Quadrant 4 : TIDAK TERTUTUP / RAHASIA GELAP / MISTERI menerima cerdas, matang Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa keterbukaan Didik pada Quadrant 1 Sangat luas, karena dalam tabel terisi banyak hal yang diketahui oleh Didik dan Isrinya diantaranya,matang, berani, hemat, suka membantu, menerima, ceria, dan ramah. Pada Quadrant 2 yakni hal yang tidak diketahui oleh Didik namun diketahui oleh istrinya ialah Didik merupakan seorang yang semangat. Pada quadrant 3 yakni hal yang diketahui Didik namun istrinya tidak mengetahui

94 tentang dirinya ialah tenang. Dan pada kuadran 4 yakni hal yang sama-sama tidak diketahui oleh Herman dan istrinya ialah cerdas. Dari tabel keterbukaan Via, menunjukkan bahwa keterbukaan Via pada Quadrant 1 sangat luas, karena dalam tabel terisi banyak hal yang diketahui oleh Via dan Suaminya diantaranya, tenang, ramah, semangat, suka membantu dan hemat. Pada Quadrant 2 yakni hal yang tidak diketahui oleh Via namun diketahui oleh Suaminya ialah Via merupakan seorang yang ceria. Pada quadrant 3 yakni hal yang diketahui Via namun Suaminya tidak mengetahui tentang dirinya ialah matang dan cerdas. Dan pada kuadran 4 yakni hal yang sama-sama tidak diketahui oleh Via dan suaminya ialah Via seorang yang menerima. Kesimpulan dari tabel diatas menunjukkan komunikasinya Didik lebih terbuka dari pada Via, namun Via lebih bisa menerima meskipun ia emosional. Sedangkan Didik lebih tenang namun tetap tanggap dalam segala hal. Dari ketiga pasangan nelayan dengan sistem Ngebok diatas, dilihat dari lama perkawinan, meskipun Didik dan Via baru lima tahun usia perkawinan mereka, tapi mereka tidak kalah keterbukaan komunikasinya dari Sugiono dan Sukinem, sedang kan sukinem dan Sugiono meskipun sudah 37 tahun usia perkawinan mereka namun Sukinam lebih emosional dan dapat dikatakan sebagai penentu keputusan dalam keluarga. Begitu pun Herman dan Lastri, dari usianya yang kalah jauh dari Sugiono dan Lastri yakni 17 tahun, Herman dan Lastri samasama terbukanya dalam berkomunikasi.

95 tika ditanyakan kepada setiap informan memiliki jawaban tersendiri mengenai proses pembentukan kedekatan dan keberadaan kedekatan mereka saat ini, adapun data tersebut adalah : Istri lebih emosional Sama terbuka komunikasinya Suami istri mesra Sugiono sukinem Herman Lastri Didik via Expression Self Clarification Social Validation Social Control Relationship Development 1 37 Expression Self Clarification Social Validation Social Control Relationship Development 1 17 Expression Self Clarification Social Validation Social Control Relationship Development 1 5 Dapat disimpulkan bahwa, jika usia pernikahan semakin lama, maka para istri akan semakin emosional, dikarenakan tambah lamanya usia perkawinan dengan suami yang menjadi seorang nelayan ngebok, maka semakin lama dan seringnya juga ditinggal ke laut. Itulah alasan yang menjadi mengapa semakin lama usia pernikahan, maka semangin emosionalnya para istri. Perkawinan yang malah usianya di tengah-tengah itulah yang komunikasinya seimbang dan terbuka satu sama lain antara suami dan istri seperti Lastri dan Herman usia perkawinan 17 tahun. Sedangkan perkawinan yang usianya masih muda maka lebih harmonisnya keluarga dikarenakan masih belum terlalu lama ditinggal suaminya untuk bekerja di laut. Seperti Didik dan Via, lama pernikahannya masih 5 tahun, otomatis lama

96 mempunyai suami yang bekerja menjadi nelayan masih 5 tahun, dan juga ditinggal untuk pergi berlayar juga masih 5 tahun, dari sini lah, Didik dan Via masih harmonis dalam hubungan komunikasinya.