(STAD) PADA MATERI AJAR TANAH DAN BATUAN. Umi Kustinah

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA PADA MATERI PEMBENTUKAN TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

PROSIDING ISBN :

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas V SDN 1 Balukang

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar SITI ROSIDAH NIM. A.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

Frekuensi Persentase Rata-rata Selang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. PSKGJ - Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran (Sanjaya: 2009: 59). Pada penelitian tindakan kelas ini

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Madrasah tempat berlangsungnya penelitian terletak di Jalan Basuki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

Taofikoh NIP MTs Negeri Kendal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

INOVASI KOOPERATIF MODEL STAD MATERI POKOK MEMAHAMI KEPUTUSAN BERSAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

Eva Nursanti Guru SD Negeri 20 Sinapa Piliang. Abstract. Key Word: Learning result, cooperative s learning STAD'S type, Science, Elementary School

5. Siswa menerangkan kembali penjelasan kelompoknya kepada teman yang belum memahami materi 6. Guru meminta siswa mengerjakan latihan-latihan yang

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKANN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI PECAHAN KELAS IV SD NEGERI 129/I SIMPANG RANTAU GEDANG

Transkripsi:

Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18, No. 1, Januari 2017 ISSN 2087-3557 SD Negeri 3 Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah penerapan model Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan kerangka kerja Scientific dalam meningkatkan proses dan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart dengan tahapan menyusun rancangan tindakan, pelaksanaan tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan masing-masing terdiri dari 3 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran. Teknik pengumpulan data berupa teknik tes dan non tes. Teknis tes berupa soal evaluasi sedangkan teknik non tes berupa lembar observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan rata-rata hasil aktivitas serta belajar guru dan siswa. Rata-rata aktivitas guru siklus I mencapai 70,25%, pada siklus II mencapai 86,37%. Rata-rata aktivitas siswa siklus I mencapai 39%, pada siklus II mencapai 76%. Pada kondisi awal nilai rata-rata 71,21 dengan persentase ketuntasan 15,5%. Pada siklus I melalui penerapkan model STAD dengan kerangka kerja Scientific rata-rata siswa meningkat menjadi 72,45 dengan persentase ketuntasan 52,5%. Pada pebelajaran siklus II nilai rata-rata siswa 80,00 dengan persentase ketuntasan 90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran 2017 Didaktikum Kata Kunci: Student Teams Achievement Divisions (STAD); Kerangka Kerja Scientific; Hasil Belajar; IPA PENDAHULUAN Mata pelajaran IPA merupakan salah satu pelajaran yang bagi siswa dipandang sulit.karena banyak kata-kata asing,dan juga banyak permasalahan yang bersifat umum yaitu dari segi mental kurangnya tanggung jawab dan kesungguhan untuk belajar terutama mata pelajaran IPA. Menurut Hendro Darmojo dan Jenny R.E. Kaligis (1991) IPA adalah dari segi istilah yang digunakan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu artinya suatu pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar artinya pengetahuan yang benar menurut tokoh ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional masuk akal atau logis diterima oleh akal sehat, sedangkan objektif artinya sesuai dengan objek, sesuai dengan kenyataannya, atau sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera. IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Prihantoro dalam Trianto, 2010). 73

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pembelajaran yang mempelajari tentang berbagai fenomena alam selain itu IPA dapat diuji kebenarannya. Fenomena alam tersebut dapat ditangkap oleh panca indera manusia, sehingga manusia terkhusus siswa dapat mengamatinya secara langsung dan memungkinkan siswa belajar dari alam langsung. Beberapa guru kurang memberikan inovasi dan penyesuiaan dengan karakteristik dari siswa pada model pembelajaran yang dilakukan, tentu itu bertentangan dengan Permendikbud 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Seperti permasalahan yang ditemukan oleh peneliti kelas 5 SDN 3 Kaloran Kabupaten Temanggung, kebanyakan siswa masih kesulitan dalam mata pelajaran yang didalamnya membahas tentang hal-hal pengetahuan yang luas seperti IPA dan IPS. Terbukti bahwa hasil ulangan IPA KD: Mengidentifikasi proses pembentukan tanah karena pelapukan pada tahun 2012/2013 nilai rata-rata 54,44, sedangkan pada tahun 2013/2014 nilai rata-ratanya 57,50. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perlu dicari solusi untuk mengatasinya. Sebelum tindakan lebih lanjut langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah penyebab rendahnya kompetensi memahami pembentukan tanah karena pelapukan tersebut. Kondisi awal pelaksanaan pembelajaran IPA pada kelas V SD Negeri 03 Kaloran Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa kurangnya rasa tanggungjawab dan kesungguhan siswa untuk belajar mata pelajaran IPA dan guru cenderung menggunakan model yang sama, beberapa guru kurang memberikan inovasi dan penyesuaian dengan karakteristik dari siswa pada model pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu: 1) Bagaimana penerapan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran? 2) Apakah peningkatan hasil pembelajaran melalui model STAD dengan kerangka kerja Scientific dapat meningkatkan hasil belajar IPA secara signifikan pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran? Sesuai dengan penjabaran dari perumusan masalah, maka dapat dikemukakan tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1) Menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran, 2) Meningkatkan hasil belajar IPA tentang tanah dan batuan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific pada siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran. Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan satu sistem belajar kelompok yang di dalamnya siswa di bentuk ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang secara heterogen. Menurut Ibrahim (2000) model pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Slavin dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana diterapkan di mana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang bersifat heterogen, guru yang menggunakan STAD mengacu kepada belajar kelompok yang menyajikan informasi akademik baru kepada siswa menggunakan presentasi verbal atau teks. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa dalam hal ini model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model yang paling sederhana untuk diterapkkan pada siswa. Menurut Suyatno (2009) tipe STAD adalah metode pembelajaran kooperatif untuk pengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Tipe STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Slavin dalam Isjoni, 2009). Sementara menurut (Slavin, 2008) mengemukakan bahwa pembagian kelompok yang memperhatikan keragaman siswa dimaksudkan supaya siswa dapat menciptakan kerja sama yang baik, sebagai proses menciptakan saling percaya dan saling mendukung. 74 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18. No. 1 (2017)

Syarat lain dari model belajar kooperatif tipe STAD adalah jumlah anggota pada setiap kelompok sebaiknya terdiri dari 4-5 orang. Jumlah anggota yang sedikit dalam setiap kelompok memudahkan siswa berkomunikasi dengan teman sekelompok. Pentingnya pembagian kelompok seperti ini didasarkan pada pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika masalah itu dipelajari bersama. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah pembelajaran yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Kaloran, Kabupaten Temanggung pada semester genap tahun ajaran 2014 / 2015. Subjek penelitian diikuti oleh siswa kelas lima yang berjumlah 19 siswa. Adapun siswa laki-laki sebanyak 9 anak dan siswa perempuan berjumlah 10 anak. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan kelas berbentuk proses pengkajian bersiklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Tahap perencanaan merupakan tahap untuk menyusun dan menentukan rencana tindakan. Tahap tindakan adalah tahap untuk merealisasikan rencana tindakan yang telah disusun. Tahap observasi adalah tahap untuk melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.pada tahap refleksi, hasil pengamatan akan diolah untuk kemudian diputuskan apakah tindakan akan dihentikan atau dilanjutkan pada sikus berikutnya. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu dari bulan Februari sampai dengan Mei 2015. Pada bulan Februari dipergunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian. Perencanaan lain terkait dengan penelitian dilakukan peneliti pada bulan Maret, seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di SDN 03 Kaloran pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pada bulan Maret minggu ke-4 peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I, dilanjutkan pelaksanaan siklus II pada bulan April minggu pertama. Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi oleh guru observer dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan penelitian. Selanjutnya pada bulan April minggu ke-2 sampai dengan bulan Mei peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian. Sumber data primer diperoleh dari nilai ulangan harian, dan dari pengamat teman sejawat. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator. Dilihat dari bentuk data ada dua macam data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data hasil belajar merupakan data kuantitatif, sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa merupakan hasil data kualitatif. Dilihat dari banyaknya data ada 6,yaitu data kondisi awal tentang aktifitas belajar siswa dan hasil belajar siswa,data siklus I tentang aktifitas belajar dan hasil belajar IPA,serta siklus II tentang aktivitas belajar dan hasil belajar IPA.Data kondisi awal tentang hasil belajar ada di daftar nilai sebelum diadakan penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa teknik yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran khususnya pada pokok bahasan proses pembentukan tanah. Selain itu pengumpulan data juga dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran menggunakan model STAD berbantuan media gambar. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal evaluasi 75

berbentuk pilihan ganda disetiap siklusnya, sementara itu teknik nontes dalam penelitian ini ialah observasi dan dokumentasi yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Prasiklus Kegiatan prasiklus adalah kegiatan yang dilakukan sebelum penelitian. Pada kegiatan prasiklus, peneliti melakukan tes awal. Tes awal atau pre-test digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum penelitian tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan. Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pra siklus Rentang Nilai Frekuensi Presentase 53 63 1 5,2 % 64 74 15 79,4 % 75 85 3 15,4 % Jumlah Siswa 19 100 % Nilai Rata-rata 71,21 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 55 Berdasarkan Tabel 1, Sebanyak 16 siswa dari total keseluruhan 19 siswa masih belum tuntas dalam mata pelajaran IPA, hanya ada 3 siswa yang berhasil tuntas dengan perolehan nilai melebihi KKM 75. Dari tabel tersebut diketahui perolehan nilai siswa pada rentang nilai antara 53-63 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 64-74 sejumlah 15 siswa dengan persentase 79,4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 75-85 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15,4% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (Pra Siklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 55. Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut: Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Pra Pembelajaran 1 2 Kegiatan Awal 4 2, 3 5 Kegiatan Inti Pembelajaran 7, 8 5, 9, 10 6 11 Penutup 13 11,12 14 8 TOTAL 4 8 2 26 Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah serta hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang masih dalam kriteria kurang, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan kerangka kerja Scientific sebagai upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. 76 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18. No. 1 (2017)

Siklus I Perencanaan dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan perencanaan diawali dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyiapkan lembar observasi, menyiapkan bahan diskusi dan menyiapkan soal berbentuk tes pilihan ganda untuk evaluasi siklus I. Kegiatan perencanaan dilakukan secara kolaboratif oleh guru dan peneliti. Pelaksanaan siklus pertama dilakukan selama dua pertemuan. Pertemuan pertama digunakan sebagai penerapan model pembelajaran STAD sedangkan pertemuan kedua dilakukan post-test siklus I. Post-test siklus I dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi menu dan ikon pada perangkat lunak pengolah presentasi. Berikut adalah data hasil belajar siswa pada siklus I: Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I Rentang Nilai Frekuensi Persentase 42 52 1 5,2 % 53 63 4 21,2 % 64 74 4 21,2 % 75 85 6 31,2 % 86 96 4 21,2 % Jumlah Siswa 19 100 % Nilai Rata-rata 72,47 Nilai Tertinggi 87 Nilai Terendah 47 Tabel 3 menjelaskan distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari kondisi awal, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 72,47. Hasil belajar IPA pada Siklus I siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran, pada rentang nilai 42-52 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 53 63 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 64-74 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 75-85 sejumlah 6 siswa dengan persentase 31,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 86-96 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,2%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan Siklus I dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific yaitu 87, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 47. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4. Hasil observasi aktifitas belajar siswa siklus I Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 Jumlah Skor Pra Pembelajaran 1 3 Kegiatan Awal 4 3 2 9 Kegiatan Inti 5, 6, 9 7, 8 12 Pembelajaran Pendekatan/ Strategi 10, 12, 13, 11 23 pembelajaran 14, 15, 16, 17 Penutup 18, 19, 21 20 13 TOTAL 5 14 2 60 77

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa Siklus I pertemuan kedua adalah 60 skor. Siklus II Perencanaan pada siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama. Siklus II dilaksanakan selama dua pertemuan. Post-test siklus II dilaksanakan setelah dua pertemuan dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran. Post-test siklus II dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi. Berikut adalah hasil belajar siswa siklus II. Tabel 5. Kondisi Kompetensi siswa siklus II Rentang Nilai Frekuensi Persentase 69 74 2 10,4 % 75 80 11 58, 3 % 81 86 2 10,4 % 87 92 3 15,6 % 93 98 1 5,3 % Jumlah 19 100 % Nilai Rata-rata 80 Nilai Tertinggi 97 Nilai Terendah 70 Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan Siklus II dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific menjadi 97, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 70 yang semula pada Siklus I hanya 47. Ketuntasan belajar siswa pada Siklus II dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 2 siswa atau 10% dari total 19 siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75) sebanyak 17 siswa dengan persentase 90% dari total 19 siswa. Hasil ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada Siklus II tersebut sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti, diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari 80%. Tabel 6. Hasil Observasi aktifitas Belajar Siswa Siklus II Aspek yang Diamati Skor Penilaian Jumlah 1 2 3 4 Pra Pembelajaran 1 4 Kegiatan Awal 2, 3 4 10 Kegiatan Inti Pembelajaran 5, 6, 9 7, 8 17 Pendekatan/ Strategi pembelajaran 10, 14, 15, 17 11, 12, 13, 16 28 Penutup 20 18, 19, 21 15 TOTAL 10 11 74 Skor Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa Siklus II pertemuan kedua adalah 74 skor. Berdasarkan pengamatan dari observer pada Siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran Siklus II sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus II sesuai dengan Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas 78 Vol. 18. No. 1 (2017)

rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi Siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang diamati sudah mengalami peningkatan, 2) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific terlihat dari respon positif siswa yang mulai tumbuh selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan menanggapi jawaban, diketahui diantara indikator penilaian aktivitas siswa terlihat bahwa indikator nomor 18 yaitu siswa juga sudah berani menyampaikan tanggapan sudah dilakukan oleh siswa dengan sangat baik dengan memperoleh skor 4, 3) Siswa dapat bekerjasama dengan baik dan berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran, terlihat dari adanya peningkatan perolehan skor pada indikator nomor 16 yaitu siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan kerja kelompok dan pengerjaan kuis. Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan Siklus I sudah dapat diatasi dengan baik melalui upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi Siklus I yang kemudian diterapkan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus II, diantaranya: 1) Peneliti telah melakukan diskusi bersama untuk membahas mengenai langkahlangkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, 2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga di dalam guru menyampaikan materi sudah terstruktur dengan baik, guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa, terbukti dengan hasil perolehan skor pada indikator hasil observasi guru nomor 13 yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa guru telah melakukan tindakan tersebut dengan sangat baik, 3) Dalam pelaksanaan pembelajaran guru senantiasa memberikan bimbingan bagi siswa, instruksi yang diberikan oleh guru lebih diperjelas sehingga siswa tidak kebingungan dan canggung dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Selain itu siswa juga dapat berpartisipasi dan melakukan kerjasama dengan baik untuk menciptakan situsi belajar yang kondusif, hasil tersebut diketahui dari perolehan skor indikator hasil observasi guru nomor 20 yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa guru telah melakukan tindakan tersebut dengan sangat baik dan indikator nomor 16 pada hasil obervasi siswa yang telah mencapai skor maksimal menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan sangat baik, 4) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa seperti bintang, bolpoin atau penggaris untuk siswa yang berhasil melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik, dibuktikan dengan adanya peningkatan skor pada aspek pemberian penghargaan pada siswa yang telah dilakukan oleh guru dengan baik. SIMPULAN Berdasarkan analisis tindakan pada Bab IV mengenai hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kelas 5 SDN 03 Kaloran maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dalam pembelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan proses pembentukan tanah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 Semester II SDN 03 Kaloran Tahun Pelajaran 2014/2015. Melalui kerja kelompok dan pengerjaan kuis serta cara belajar yang menyenangkan dalam model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific berdampak pada meningkatnya antusias siswa di dalam proses pembelajaran, siswa juga menjadi aktif dan berani menyampaikan gagasan, interaksi yang terjadi antara siswa dengan siswa lebih akrab, siswa dapat bekerja sama dengan baik melalui percobaan dalam pembelajaran STAD. Suasana belajar yang menyenangkan dalam pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific tersebut mempengaruhi 79

kemampuan siswa dalam memahami setiap materi yang disampaikan oleh guru sehingga hasil belajar IPA yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Diketahui hasil observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan pertama persentase perolehan skor 50%, pertemuan kedua besar persentase perolehan skor meningkat menjadi 60%. Pada Siklus II pertemuan pertama perolehan persentase skor 80% dan pada pertemuan kedua persentase yang diperoleh guru meningkat menjadi 90%. Rata-rata aktivitas guru Siklus I mencapai 70,25%, pada Siklus II rata-rata aktivitas guru 86,37%. Peningkatan juga terlihat pada hasil observasi aktivitas Siswa dibuktikan dengan meningkatnya perolehan persentase skor aktivitas siswa setiap Siklusnya yaitu pada Siklus I pertemuan pertama besar persentase skor aktivitas siswa ialah 60%, pertemuan kedua persentase skor yang diperoleh meningkat menjadi 70%. Pada Siklus II pertemuan pertama perolehan persentase skor aktivitas siswa mencapai 88% dan pertemuan kedua persentase skor naik menjadi 95%.Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa Siklus I mencapai 39%, untuk Siklus II besarnya ratarata skor aktivitas siswa mencapai 76%. Seiring dengan hasil aktivitas guru dan aktivitas siswa yang meningkat tersebut maka berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa yang juga turut meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan nilai siswa kondisi awal hingga pada pelaksanaan tiap Siklusnya yang mengalami peningkatan secara signifikan. Pada kondisi awal mula-mula nilai rata-rata hasil tes IPA siswa 5 SDN 03 Kaloran adalah 71,21 dengan persentase ketuntasan siswa sebesar 15,5%. Kemudian setelah pelaksanaan tindakan Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific, hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari perolehan kondisi awal sebelumnya, nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan Siklus I menjadi 72,47 dengan besarnya persentase ketuntasan 52,5%, kemudian setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada Siklus II nilai rata-rata hasil evaluasi IPA meningkat menjadi 80,00 dengan persentase ketuntasan 90%. Sehingga penerapan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific terbukti dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 Semester II SDN 03 Kaloran Tahun Pelajaran 2014/1015. DAFTAR PUSTAKA Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inofatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pusaka. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 80 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18. No. 1 (2017)