BAB II KAJIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS Pengertian Evaluasi Beberapa pengertian evaluasi yang dikemukakan oleh para ahli :

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENGEMBANGAN KOLEKSI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN INFORMASI DI DIREKTORAT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian. 1.2 Tujuan

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Pengantar Pengembangan Koleksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II KAJIAN TEORITIS

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PERPUSTAKAAN. Tanggal: 31 Juli Lampiran Surat Keputusan Ketua STMIK KHARISMA Makassar Nomor: Tanggal:

Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah Gatot Subrata

Dasar-dasar Layanan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Lampiran 1 GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PADANGSIDIMPUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

DAFTAR ISI. KATAPENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN...1 BAB IIKEANGGOTAAN... 2 BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN... 3 BAB IVPELAYANAN...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI E-LIBRARY. Dr. Rusman, M.Pd

untuk keperluan studi atau bacaan, studi ataupun rujukan.

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah dan Ketersediaan Koleksi untuk Kebutuhan Pengguna (User)

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

Selain ketiga pendapat di atas, Sutarno (2006 : 35) mengemukakan pendapatnya bahwa:

PENYIANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

PELAYANAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyususn tugas akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROFIL KOLEKSI PERPUSTAKAAN IPB

MENGENAL BAHAN PUSTAKA DAN CARA MENGELOLANYA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Di susun untuk memenuhi mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

SISTEM PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB IV PEMBAHASAN. merupakan layanan yang sangat penting dengan layanan-layanan yang ada di

Perpustakaan perguruan tinggi

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

UNIVERSITAS INDONESIA PEMANFAATAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN KAJIAN WILAYAH AMERIKA OLEH MAHASISWA SEJARAH FIB UI DALAM PENULISAN SKRIPSI

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Perpustakaan Perguruan Tinggi. 2.1.1 Pergertian Perpustakaan Perguruan Tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah sarana penunjang kegiatan akademik dalam rangka membantu pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1994 : 3) perpustakaan perguruan tinggi adalah : unit pelaksana teknis (UPT) perguruan tinggi yang bersama-sama dengan unit lain, turut melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan cara memilih, menyimpan, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 3) menyatakan bahwa perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digu nakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah bagian gedung atau gedung itu sendiri yang memberikan pelayanan teknis untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan memberikan pelayanan informasi kepada sivitas akademika secara maksimal. 2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dengan tujuan untuk menunjang pelaksanaan program perguruan tinggi sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (1994 : 4) disebutkan bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah : 1. Dharma Pertama yaitu pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi mahasiswa dari dosen sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

2. Dharma Kedua yaitu penelitian, dilakukan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi bagi para peneliti. 3. Dharma Ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, diselenggarakan melalui kegiatan mengumpulkan, mengolah menyimpan, menyajikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, perpustakaan berusaha mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan informasi yang dapat menunjang terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan lembaga induknya. Menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 52) dalam Pengantar Ilmu Perpustakaan bahwa secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa, sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. 2. Menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. 3. Menyediakan ruang belajar untuk pemakai perpustakaan. 4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pemakai. 5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi lembaga industri lokal. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah memenuhi dan menyediakan informasi bagi penggunanya sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika perguruan tinggi tempatnya bernaung. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Untuk dapat menunjang kegiatan yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi tempatnya bernaung perpustakaan harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 3) mrnyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi yaitu: 1. Ditinjau dari segi proses pelayanan sesuai dengan tujuannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai lima fungsi yaitu: a. Sebagai pusat mengumpulkan informasi. b. Sebagai pusat pelestarian informasi. c. Sebagai pusat pengelola informasi. d. Sebagai pusat pemanfaatan informasi. e. Sebagai pusat penyebarluasan informasi.

2. Ditinjau dari segi program kegiatan perguruan tinggi yang didukung sesuai dengan peranannya, perpustakaan perguruan tinggi mempunyai tiga macam fungsi yaitu: a. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pendidikan dan pengajaran. b. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program penelitian. c. Sebagai pusat pelayanan informasi untuk program pengabdian kepada masyarakat. 3. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, pada setiap fungsi perpustakaan perguruan tinggi tersebut di atas dapat dibedakan dua macam sifat fungsi yaitu: a. Fungsi yang bersifat akademis edukatif. b. Fungsi yang bersifat administratif teknis. Sedangkan menurut Siregar (1998 : 1) menyatakan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi secara umum yaitu: 1. Pusat pengumpulan informasi/bahan pustaka. 2. Pusat pelestarian informasi/bahan pustaka 3. Pusat pengelolaan informasi/bahan pustaka 4. Pusat pemanfaatan informasi/bahan pustaka 5. Pusat penyebarluasan informasi/bahan pustaka 6. Pusat rekreasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah tempat atau wadah untuk mengumpulkan, mengolah bahan pustaka, menyebarluaskan informasi melalui layanan pengguna dan tempat mencari informasi untuk menunjang program Tri Dharma Perguruan Tinggi tempatnya benaung. 2.2. Pengertian Pemanfaatan. Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna atau faedah. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002 : 928) dijelaskan bahwa kata pemanfaatan mengandung arti proses, cara, perbuatan memanfaatkan. Pemanfaatan koleksi buku perpustakaan dapat berarti membaca koleksi di ruang perpustakaan (in library Use) dan meminjam koleksi dari bagian sirkulasi perpustakaan (out library Use). Pemanfaatan koleksi dapat diketahui melalui kajian sirkulasi yang berpusat pada penggunaan ( use studies) atau pada pengguna (user studies) dimana bertujuan untuk mengetahui seberapa besar koleksi yang telah dimanfaatkan dan mengetahui siapa yang memanfaatkan koleksi tersebut.

Pengalaman Trueswell dalam Lancaster (1993 : 67-68), bahwa beliau melakukan pengujian terhadap tanggal sirkulasi terakhir yang dikenal dengan istilah LCD ( Last Circulation Date). Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pemanfaatan koleksi adalah suatu proses, cara yang dilakukan oleh pengguna dalam hal memanfaatkan informasi pada koleksi untuk memenuhi kebutuhan informasinya. 2.3 Koleksi 2.3.1 Pengertian Koleksi Salah satu unsur pokok perpustakaan yang terpenting adalah koleksi, dengan adanya koleksi yang baik dan memadai perpustakaan akan dapat memberikan layanan yang baik kepada pengguna. Beberapa peneliti telah mengemukakan pengertian koleksi dan memberikan defenisi yang hampir sama mengenai pengertian koleksi. Menurut Phillips (1992 : 139) menyatakan bahwa koleksi adalah: kumpulan buku atau bahan pustaka lainnya juga dipakai untuk menyatakan seluruh bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 160) menyatakan bahwa koleksi adalah : sejumlah pustaka tentang suatu perkara tertentu atau jenis tertentu, yang dikumpulkan oleh seseorang atau suatu perpustakaan. Menurut Peraturan RI Nomor 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Searah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam pada pasal 1 menyebutkan bahwa koleksi adalah : kumpulan bahan pustaka, baik tercetak maupun terekam yang disimpan dan dikelola perpustakaan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi adalah semua bahan pustaka yang harus dikumpulkan, diolah, disimpan, dan dikelola perpustakaan atau dengan kata lain koleksi adalah kumpulan bahan pustaka

berupa buku atau koleksi lainya yang disimpan atau dihimpun dengan menggunakan suatu sistem yang berguna untuk dimanfaatkan olah pengguna. 2.3.2 Tujuan Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan bertujuan untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, koleksi perpustakaan tidak hanya disajikan bagi para mahasiswa, pengajar, dan peneliti, tetapi juga masyarakat yang memerlukannya. Perpustakaan memiliki berbagai jenis koleksi hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Sulistyo-Basuki (1993 : 8) yang menyatakan bahwa : Bahan pustaka mencakup karya cetak atau karya grafis seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi dan laporan, karya cetak atau karya rekam seperti piringan hitam, rekaman audio, kaset dan video, bentuk mikro seperti mikrofilm, mikrofis dan mikro opac, karya dalam bentuk elektronik seperti disket, pita magnetik, dan kelongsong elektronik (catridge) yang diasosiasikan dengan komputer. 2.3.3 Fungsi Koleksi Perpustakaan Dalam Buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 34-35) disebutkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Pendidikan Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai relevan. 2. Fungsi penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir. 3. Fungsi Referans Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahanbahan referens di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk penelusuran informasi. 4. Fungsi Umum Perpustakaan perguruan tinggi yang menetapkan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.

Berdasarkan fungsi koleksi yang telah dikemukakan diatas perpustakaan harus selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan koleksi yang memadai. 2.3.4 Jenis Koleksi Perpustakaan Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (1979 : 36) disebutkan bahwa yang termasuk komponen keloksi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut: 1. Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun untuk dosen, baik yang diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. 2. Buku referensi, termasuk buku referensi umum, buku referensi bidang studi khusus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan, kamus, ensiklopedia, katalog, buku pegangan dan lain-lain. 3. Pengemban ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar. 4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar, dan lain-lain. 5. Penerbitan perguruan tinggi yaitu penerbitan yang diterbitkan oleh perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung maupun penerbit perguruan tinggi lainnya. 6. Penerbitan pemerintah yaitu penerbitan resmi baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan perguruan tinggi yang bersangkutan. 7. Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus bidang perpustakaan seperti koleksi tentang kebudayaan daerah tertentu, subjek tertentu dan sebagainya. 8. Koleksi bukan buku yaitu berupa koleksi audio visual seperti film, tape, kaset, piringan hitam, video tape, dan sejenisnya. Sedangkan menurut Yulia (1993 : 3) menyatakan bahwa jenis bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan adalah: 1. Karya cetak, seperti buku dan terbitan berseri. 2. Karya non cetak seperti rekaman suara, gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika dan bahan kartografi. 3. Bentuk mikro, seperti microfilm, mikrofis dan mikroopague. 4. Karya dalam bentuk elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis koleksi perpustakaan tidak hanya terpaku pada koleksi buku saja tapi juga terbitan berseri dan audio visual.

2.4 Pengembangan Koleksi. Koleksi perpustakan seharusnya koleksi yang relevan atau sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga perpustakaan harus membangun koleksi yang kuat maksudnya koleksi tersebut ketepatannya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Agar koleksi suatu perpustakaan berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pengguna maka dalam pengembangan koleksi perpustakaan harus dapat meneliti bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Darmono (2001 : 49) dinyatakan bahwa pengembangan koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi yaitu sebagai berikut: 1. Relevansi. Artinya aktifitas pemilihan dan pegadaan terkait dengan program pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada. Berorientasi pada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka. 2. Kelengkapan. Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung dipakai untuk mata pelajaran yang diberikan tetapi juga yang menyangkut bidang ilmu yang berkaitan erat dengan program yang ada dalam kurikulum. Semua komponen koleksi mendapat perhatian yang wajar sesuai dengan tingkat prioritas yang ditentukan. 3. Kemutakhiran. Disamping memperhatikan masalah kelengkapan, kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat dilihat dari tahun terbit. 4. Kerjasama. Unsur-unsur yang terkait dalam pembinaan koleksi harus ada kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini melibatkan semua komponen yang terlibat dalam pembinaan koleksi. Dalam pengembangan koleksi, perpustakaan harus dapat memahami kebutuhan informasi yang dibutuhkan penggunanya. Sehingga apa yang menjadi kebijakan perpustakaan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan pengguna dapat tercapai. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Pergururan Tinggi (2004 : 44) disebutkan bahwa kegiatan pengembangan koleksi meliputi: 1. Menentukan kebijakan umum pengembangan koleksi berdasarkan identifikasi kebutuhan pengguna. 2. Menentukan kewenangan, tugas, dan penanggungjawab semua untur yang terlibat dalam pengembangan koleksi.

3. Mengidentifikasi kebutuhan akan informasi dari semua anggota sivitas akademika yang dilayani. 4. Memilih dan mengadakan bahan pustaka lewat pembelian, tukar-menukar, hadiah, dan penerbitan sendiri menurut prosedur tertib. 5. Merawat bahan pustaka. 6. Menyiangi koleksi. 7. Mengevaluasi koleksi. Untuk melaksanakan semua kegiatan tersebut, diperlukan anggaran yang memadai, pustakawan yang berdedikasi dan alat bantu pemilihan bahan pustaka yang relevan. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 53) dinyatakan bahwa alat bantu yang biasa digunakan untuk memilih bahan pustaka adalah sebagai berikut : 1. Silabus mata kuliah. 2. Bibliografi. 3. Tinjauan dan resensi. 4. Pangkalan data perpustakaan lain. 5. Sumber-sumber lain dari internet. Tujuan memilih bahan pustaka adalah untuk mengembangkan koleksi perpustakaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pengguna perpustakaan Penyiangan (wedding) juga merupakan kegiatan dari pengembangan koleksi. Koleksi perpustakaan dalam bentuk buku menduduki ruang yang luas dibandingkan dengan jenis koleksi yang lain. Koleksi yang semakin bertambah setiap tahunnya menjadikan ruang koleksi menjadi semakin sempit, sehingga penyiangan perlu dilakukan secara bertahap agar koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 65) menyatakan penyiangan koleksi adalah pemilihan bahan pustaka yang dinilai tidak bermanfaat bagi perpustakaan. Tujuan penyiangan koleksi, antara lain: 1. Membina dan memperbaiki nilai pelayanan informasi oleh perpustakaan. 2. Memperbaiki penampilan dan kinerja perpustakaan. 3. Meningkatkan daya guna dan hasil guna ruang koleksi.

Kebijakan penyiangan sering bersifat relatif. Perpustakaan perlu memiliki kebijakan tertulis tentang penyiangan koleksi yang merujuk kepada peraturan perundang-undangan. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 65) dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan yang perlu disiangi adalah: 1. Bahan perpustakaan yang isinya tidak relevan dengan program perguruan tinggi. 2. Bahan perpustakaan yang isinya sudah usang. 3. Bahan perpustakaan yang sudah ada edisi barunya. 4. Bahan perpustakaan yang isinya tidak lengkap dan tidak dapat dilengkapi atau diganti lagi. 5. Bahan perpustakaan yang jumlah eksemplarnya terlalu banyak. 6. Bahan perpustakaan yang fisiknya sangat rusak. Dalam hal menentukan kebijakan penyiangan, perpustakaan perlu meminta bantuan kepada para ahli dan para pejabat yang berwenang. Bersama dengan pustakawan, mereka menentukan bahan pustaka mana yang perlu dikeluarkan dari koleksi. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 65) dinyatakan bahwa penyiangan koleksi dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menyingkirkan bahan perpustakaan dari tempatnya ke ruang penyimpanan khusus. 2. Menghapus atau memusnahkan pustaka. 3. Menghadiahkan bahan pustaka kepada perpustakaan lain. 4. Menukar bahan pustaka dengan bahan perpustakaan lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan penyiangan koleksi pada perpustakaan sehingga perpustakaan dapat memberikan koleksi yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan. 2.5 Kebijakan Pengembangan Koleksi. Koleksi yang relevan terhadap pengguna berasal dari pemilihan bahan pustaka karena itu diperlukan seleksi terhadap koleksi. Koleksi yang diseleksi dilakukan dibagian pengadaan dan hendaknya koleksi perpustakaan dirumuskan dan disesuaikan dengan kebutuhan sivitas akademika agar perpustakaan dapat secara terencana mengembangkan koleksinya.

Pengadaaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi berpusat pada pengadaan bahan pustaka. Menurut Yulia (1994 : 20-21) menyatakan bahwa ada beberapa cara untuk menilai koleksi perpustakaan yaitu: 1. Membandingkan koleksi perpustakaan dengan senarai standar yang diterbitkan. 2. Membandingkan koleksi perpustakaan dengan koleksi perpustakaan sejenis yang besar. 3. Melakukan kajian beberapa banyak koleksi yang digunakan. 4. Memeriksa koleksi dengan bantuan pakar kepada subjek yang bersangkutan. 5. Mengumpulkan pendapat pemakai. Semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Koleksi yang sudah dipilih akan menjadi prioritas pengadaan dan sudah ditentukan dalam pengembangan koleksi. Dengan demikian arah pengembangan koleksi menjadi jelas. Menurut Darmono (2001 : 58) menyatakan bahwa kebijakan pengembangan koleksi ini penting dilaksanakan dengan tujuan untuk menghindari buku atau jenis lainnya yang sebenarnya kurang bermanfaat bagi pengguna perpustakaan masuk kedalam jajaran koleksi. Kegiatan perpustakaan diarahkan pada pengguna dan kebutuhannya. Oleh karena itu, perpustakaan harus dapat menciptakan suatu kesan bahwa perpustakaan merupakan wadah penyebar informasi. Menurut Philipps (1992 : 119) menyebutkan bahwa ada beberapa kaidah dalam penyebaran informasi, yaitu: 1. Kenalilah pemakai dan kebutuhannya dan sediakan serta sebarkan informasi yang mereka butuhkan. 2. perpustakaan harus dikelola sedemikian rupa sehingga pemakai mau menggunakan koleksi. 3. Menyediakan jasa referensi yang baik. Usahakan koleksi anda tetap baru. Usahakan agar buku-buku yang sering diperlukan tersedia, misalnya buku referensi, peta, buku pegangan dasar dan lain-lain tidak dipinjamkan. Pada Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 44) dinyatakan bahwa kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan pada:

1. Pustakawan. 2. Wakil sivitas akademika. 3. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait. Dalam mengusulkan pembelian bahan pustaka yang berhak adalah: 1. Pustakawan. 2. Tenaga pengajar dan penelitian. 3. Mahasiswa. 4. Pihak atau unsur unit kerja lain, bila diperlukan. Yang berhak melakukan seleksi tahap usulan pembelian bahan pustaka adalah tim seleksi dan yang berhak menetapkan pengadaan bahan perpustakaan yang telah diseleksi adalah kepala perpustakaan (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004 : 45). 2.6 Evaluasi Bahan Perpustakaan. Evaluasi koleksi merupakan kegiatan yang penting dalam kebijakan pengembangan koleksi. Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 67) dinyatakan bahwa evaluasi koleksi adalah : upaya menilai daya guna dan hasil guna koleksi dalam memenuhi sivitas akademika serta program perguruan tinggi. Evaluasi koleksi harus dilaksanakan secara teratur agar koleksi sesuai dengan perubahan dan perkembangan program perguruan tinggi. Menurut Buku Pedoman Perpustakan Perguruan Tinggi (2004 : 67) menyatakan bahwa tujuan evaluasi koleksi dapat dirinci sebagai berikut: 1. Mengetahui mutu lingkup dan kedalaman koleksi. 2. Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perguruaan tinggi. 3. Mengikuti perubahan perkembangan sosial budaya, ilmu dan teknologi. 4. Meningkatkan nilai informasi. 5. Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi. 6. Meyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 67) menyatakan ada dua cara mengevaluasi koleksi, yaitu: secara kuantitatif dan kualitatif. Cara kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data statistik, dan dari data statistik itu dapat diperoleh informasi yang cukup mengenai keadaan koleksi. Cara kualitatif dilakukan dengan cara menguji ketersediaan koleksi terhadap program perguruan tinggi.

2.7 Teknik Untuk Mengukur Keterpakaian/Pemanfataan Koleksi. Untuk mengetahui keterpakaian atau pemanfaatan koleksi dilakukan dengan cara melihat langsung slip pengembalian koleksi tersebut. Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar koleksi yang dimanfaatkan maupun koleksi yang kurang atau tidak dimanfaatkan dapat dilakukan melalui analisis teknik pendekatan yang berpusat pada pengguna dan penggunaan yang bertujuan untuk mengetahui oleh siapa koleksi dimanfaatkan dan koleksi apa yang dimanfaatkan. Menurut Mount Sunt Vincent University dalam Yulvimar (2003 : 11) mengemukakan bahwa ada beberapa teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat keterpakaian koleksi yaitu: 1. Memperhatikan tingkatan judul berdasarkan standar umum, dapat dilihat melalui: a. Katalog perpustakaan. b. Bibliografi subjek. c. Analisis subjek d. Review essays. e. Bibliografi khusus, dan f. Daftar usulan dari staf pengajar. 2. Sistem data perpustakaan. Mencakup keseluruhan judul dalam subjek tertentu berhubungan dengan pengadaan, frekuensi sirkulasi peminjaman, dan statistik silang layan. 3. Menguji secara langsung ke rak. 4. Survey pengguna tentang cakupan, kedalaman, kesesuaian dan kemutakhiran koleksi. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan cara mengukur tingkat keterpakaian koleksi perpustakaan perlu memperhatikan tingkat judul berdasarkan standar umum, sistem data perpustakaan, menguji langsung ke rak serta survey pengguna.