BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas. Menurut The Seventh Report of The Joint National

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Proses menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua.

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. 1


BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak ditemukan di Indonesia maupun di dunia. Penderita hipertensi

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI. Anik Supriani

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatnya taraf hidup dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA BERUSIA 50 TAHUN KE ATAS ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan degenerasi progresif sistem organ dan jaringan. 1 Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

PENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENURUNAN DENYUT NADI PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. pula kelompok lanjut usia (lansia) di masyarakat (Sudiarto, 2007). Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penuaan adalah suatu proses yang mengubah seorang dewasa sehat

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (KLU), lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan derajat kesehatan baik secara alamiah maupun akibat penyakit (KEMENKES, 2014). Seseorang yang usianya menuju pada fase lansia biasanya akan merasakan perubahan-perubahan bertahap pada dirinya. Perubahan yang terjadi pada setiap individu tidak selalu sama namun, secara pelan dan bertahap seorang lansia akan mengalami kemunduran dan penurunan baik kondisi fisik maupun mentalnya (BKKBN, 2014). Data yang diperoleh dari KEMENKES (2014) menunjukkan bahwa dari 10 penyakit tersering yang diderita kelompok lansia nampak jenis penyakit yang mendominasi adalah golongan penyakit yang tidak menular, penyakit kronik dan degeneratif, terutama golongan penyakit kardiovaskular. Hipertensi menjadi urutan pertama dengan prevalensi menurut kelompok umur 55-66 tahun sebanyak (45.9%), 65-74 tahun sebanyak (57.6%) dan 75 tahun keatas sebanyak (63.8%). Jauh lebih tinggi dibanding penyakit jantung koroner dengan prevalensi kelompok umur 55-66 tahun sebanyak (2.8%), 65-74 tahun sebanyak (3.6%) dan 75 tahun keatas sebanyak (3.2%). Sebagian besar masyarakat di negara maju dan berkembang di dunia mengalami hipertensi dengan prevalensi sekitar sepertiga populasi orang dewasa. Tingginya prevalensi hipertensi di masyarakat saat ini didorong oleh dua fenomena yaitu

peningkatan usia populasi dan pertumbuhan prevalensi obesitas, yang banyak terlihat dan berkembang dinegara-negara yang maju (Weber et al., 2013). Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan dalam arteri lebih tinggi dari seharusnya, belum diketahui secara pasti penyebab dari kasus tekanan darah tinggi (AHA, 2015). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang tidak normal (lebih dari 120/80 mmhg) di arteri. Faktor risiko dari penyakit hipertensi akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah, retina dan sistem saraf pusat. Hipertensi sering disebut "silent killer" karena umumnya tidak menunjukkan gejala sampai komplikasi serius yang berkembang (Siyad, 2011). Hipertensi menjadi penyakit yang sangat berkaitan dengan lansia yang diakibatkan oleh perubahan fisiologi yang terjadi yaitu diantaranya seperti penurunan sistem imun, penebalan katup jantung, kekakuan pada katup jantung, kemampuan kontraktilitas jantung menurun, elastisitas pembuluh darah berkurang dan efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi berkurang. Umumnya lansia terkena hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat (Jain, 2011). Populasi umum kejadian tekanan darah tinggi tidak terdistribusi secara merata. Hipertensi pada usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria namun, setelah terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun) tekanan wanita semakin meningkat hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding pria (Shadine, 2010). Metode untuk menurunkan hipertensi diantaranya dengan pharmacologic yaitu mengkonsumsi obat antihypertensive salah satunya golongan obat diuretics selain 2

itu, dapat ditangani dengan non-pharmacologic yaitu memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dalam memanajemen penyakitnya, seperti pengurangan berat badan, pembatasan konsumsi garam dan moderasi dalam penggunaan alkohol dapat menjadi faktor berkurang atau menurunnya tekanan darah dan meningkatkan efek dari terapi obat. Olahraga yang teratur juga dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Siyad, 2011). Aktifitas olahraga akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja lebih optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran didalam tubuh (Agustiana & Prabowo, 2012). Jenis olahraga atau latihan yang bisa dilakukan lansia salah satunya yaitu senam tai chi. Tai Chi atau dikenal juga dengan tai chi chuan, dikembangkan awalnya sebagai seni bela diri dari abad ke-17 dan telah dipraktekkan selama berabad-abad di Cina, sebagai latihan untuk seluruh populasi umum termasuk lansia (Zheng et al., 2015). Gerakan tai chi menggabungkan antara aktivitas fisik yang lembut dengan unsur-unsur meditasi, kesadaran tubuh, citra dan mengatur pola pernapasan (Yeh et al., 2008). Manfaat tai chi diantaranya yakni menurunkan nyeri, meningkatkan keseimbangan dan menurunkan resiko jatuh, menurunkan tekanan darah, meningkatkan kapasitas aerobik, meningkatkan kualitas hidup, mengurangi stress dan meningkatkan kualitas tidur (Kuramoto, 2006). Komponen gerakan tai chi yang terdiri dari body mind soul bread apabila dilakukan secara teratur terbukti dapat meningkatkan pelepasan dari hormon noradrenalin melalui urin, kadar kortisol menurun, serta aktivitas dari saraf simpatis juga menurun hal tersebut berefek positif pada jantung berupa denyut jantung yang 3

lebih stabil dan tekanan darah turun menjadi normal dikarenakan aktivitas dari saraf simpatis dan parasimpatis menjadi harmonis dan seimbang. Latihan tai chi dapat pula meningkatakan antioksidan di dalam tubuh untuk menghilangkan radikal bebas dan menstabilkan tekanan darah (Sutanto, 2013). Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2017 di Puskesmas Junrejo Kota Batu, dengan melakukan pengambilan data dan wawancara pegawai bagian poli lansia di puskesmas tersebut, diperoleh data jumlah lansia yang menderita hipertensi di Puskesmas Junrejo tahun 2016 sejumlah 68 lansia laki-laki dan 168 lansia wanita dengan rentan usia 45-70 tahun keatas. Sebulan sekali rutin diadakan senam untuk lansia di Puskesmas Junrejo, namun belum pernah memperoleh terapi untuk menurunkan atau mengurangi tekanan darah yang tinggi dengan senam tai chi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang efektivitas senam tai chi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi di Puskesmas Junrejo Kota Batu. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah efektivitas senam tai chi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi di Puskesmas Junrejo Kota Batu? 4

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan, mengukur dan menganalisis efektivitas senam tai chi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi di Puskesmas Junrejo Kota Batu. 2. Tujuan Khusus a. Mengukur hipertensi pada lanjut usia sebelum dilakukan senam tai chi b. Mengukur hipertensi pada lanjut usia setelah dilakukan senam tai chi c. Menganilisis efektivitas senam tai chi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi di Puskesmas Junrejo Kota Batu. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Bagi Fisioterapis Penelitian dapat dijadikan sebagai pengetahuan bagi profesi fisioterapi untuk memberi pelayanan atau penanganan kepada lanjut usia dan mendorong kemandirian usia lanjut. Sebagai masukan bagi fisioterapis terutama komunitas fisioterapi geriatri untuk meningkatkan perannya dalam memberikan edukasi maupun latihan kepada lansia dalam meningkatkan kualitas hidup lansia 2. Manfaat Bagi Lanjut Usia Penelitian dapat dijadikan sebagai acuan bagi lanjut usia agar dapat meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik melalui kegiatan senam tai chi dan diharapkan sebagai pencegahan komplikasi lanjut dari hipertensi agar tercapainya harapan hidup yang maksimal sesuai dengan kebutuhan lanjut usia. 5

3. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan a. Menambah literatur mengenai efektivitas senam tai chi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi b. Memberikan informasi khususnya pada mata ajar fisioterapi geriatri mengenai efektivitas senam tai chi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi c. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya pengetahuan mahasiswa tentang pemberian latihan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan untuk lanjut usia. 4. Manfaat Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dari memberikan informasi atau gambaran mengenai senam tai chi dan penurunan tekanan darah pada lansia yang menderita hipertensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil kajian pustaka, belum ada peneliti lain sebelumnya yang meneliti hal yang sama, namun telah ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan senam tai chi untuk lanjut usia dan menurunkan tekanan darah pada lanjut usia dengan riwayat hipertensi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya yaitu : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Yeh et al (2008) melalui pencarian literatur di Chinese Medical, China Hospital Knowledge, China National Knowledge Infrastructure, dan China Traditional Chinese Medicine Database dengan judul The Effect of Tai Chi Exercise on Blood Pressure : A systematic 6

Review hasil penelitian ini yaitu didapatkan data dari 26 penelitian yang sama. Sekitar 22 penelitian (85%) melaporkan bahwa terdapat penurunan tekanan darah dengan senam tai. Latihan senam tai chi dapat mengurang tekanan darah dan berfungsi sebagai metode non pharmacologic dalam memanajemen hipertensi secara konvensional. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Zheng et al (2015) melalui pencarian literatur di PubMed, Science Citation Index (SCI), EMBASE, Cochrane Library, Chinese Journal Database (VIP), China National Kowledge Information Database (CNKI) dengan judul The Effect of Tai Chi Training on Cardiorespiratory Fitness in Healthy Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis penelitian ini dilakukan untuk menilai secara sistematis efektivitas tai chi terhadap kebugaran kardiorespirasi pada orang dewasa yang sehat. Hasil tinjauan sistematis menunjukkan bahwa latihan tai chi memiliki efek positif dengan hasil yang besar pada fungsi kardio berupa perubahan pada tekanan darah, denyut jantung, kapasitas paru dan ketahaan kardiorespirasi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Agustiana & Prabowo (2012) di UPT pelayanan sosial lanjut usia Banyuwangi dengan judul Pengaruh Senam Lansia (Tai Chi) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Banyuwangi tahun 2012 penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam lanjut usia (tai chi) terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi. Hasil dari penelitian ini yaitu ada pengaruh yang signifikasi senam lanjut usia (tai chi) terhadap penurunan tekanan darah. 7

4. Penelitian yang dilakukan oleh Hikmaharidha & Hardian (2011) di kelurahan Kembangsari Semarang dan sasana Tai Chi Jogja International Hospital dengan judul Pengaruh Senam Tai Chi Terhadap Tekanan Darah Wanita Berusia 50 Tahun Keatas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan tekanan darah pada wanita berusia 50 tahun keatas yang mengikuti senam tai chi dan yang tidak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik antara kelompok tersebut. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Adenikheir (2014) di RT 02/RW 06 Kel. Sondakan, Laweyan, Surakarta dengan judul Pengaruh Pemberian Senam Tai Chi Terhadap Peningkatan Kapasitas Vital Paru Pada Lanjut Usia penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian senam tai chi terhadap peningkatan kapasitas vital paru pada lanjut usia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan ada pengaruh senam tai chi terhadap kapasitas vital paru pada lanjut usia dan pada kelompok kontrol tidak terjadi peningkatan kapasitas vital paru pada lanjut usia. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah judul, variabel, populasi, sampel dan sampling, lokasi penelitian serta aplikasi latihan. Variable independent dalam penelitian adalah senam tai chi sedangkan variabel dependent penurunan tekanan darah pada lansia dengan riwayat hipertensi. Populasi dalam penelitian adalah lansia di Puskesmas Junrejo Kota Batu sejumlah 68 lansia laki-laki dan 168 lansia wanita dengan rentan usia 45-70 tahun keatas dengan riwayat hipertensi berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas tahun 8

2016. Sampel dalam penelitian adalah lansia yang masuk dalam kriteria inklusi. Teknik sampel (sampling) yang digunakan adalah purposive sampling. Aplikasi latihan menggunakan modifikasi dari senam tai chi yaitu dengan dengan metode chair tai chi. 9

10