FORMAT KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO (KKPR) KKPR-1.1 NAMA ENTITAS

dokumen-dokumen yang mirip
PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN RISIKO DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

PERATURAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN RISIKO DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No.646 4

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

Pedoman pelaksanaan PENYELENGGARAAN kegiatan pengendalian DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH

Perencanaan Stratejik, Pertemuan ke 4

FORMULIR VERIFIKASI SELF IMPROVEMENT KAPABILITAS APIP PADA LEVEL 2 (INFRASTRUCTURE)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

PEDOMAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LlNGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

SOSIALISASI Pedoman MANAJEMEN risiko dan Petunjuk Teknis AUDIT mutu INTERNAL QMS ISO 9001 : 2015 INSPEKTORAT BADAN POM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA ( I K U )

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU TAHUN

Kemendagri REPUBLIK INDONESIA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA

2016, No Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 267, Tamba

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BATANG TAHUN

K A T A P E N G A N T A R

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

3. Kedalaman rencana pemantauan lingkungan hidup

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.21/MEN/2011

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SOPPENG BUPATI SOPPENG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

TAHAPAN PEMERIKSAAN UKL-UPL DAN PENILAIAN PERMOHONAN IZIN LINGKUNGAN

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH TIYUH (RPJM-TIYUH) TAHUN

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

CARA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN & PENGESAHAN DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN LANJUTAN (DPAL) - SKPD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Perubahan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang

HASIL EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI TAHUN No Komponen Bobot Capaian Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Visi Universitas XY pada tahun 2025 adalah menjadi. kecendekiaan. Salah satu misi untuk mewujudkan visi tersebut adalah

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA PEMERINTAH DAERAH

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Continuity Management (ITSCM) akan membahas semua aktivitas yang

SOSIALISASI SPIP BAGI SATUAN TUGAS SPIP BPPT

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang. PT. Surya Pamenang merupakan salah satu perusahaan penghasil kertas

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012

2018, No Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tamb

PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PADANG LAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA SALINAN

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Proses Manajemen Risiko INDENTIFIKASI RISIKO. WITH YOU, WE BUILD PUBLIC TRUST Bersama Anda Membangun Kepercayaan Publik

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi dasar manajemen lainnya yaitu perencanaan dan pelaksanaan.

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PENUTUP PENUTUP

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai kerangka konseptual beserta

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Penilaian Lingkungan Pengendalian CONTROL ENVIRONMENT EVALUATION (CEE)

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 91 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PENGOLAHAN DATA TELEMATIKA KABUPATEN BANTUL

Transkripsi:

LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN RESIKO PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN FORMAT KERTAS KERJA PENILAIAN RESIKO (KKPR) KKPR-1.1 PENYELARASAN TUJUAN KEGIATAN Penyelarasan : Memastikan bahwa sasaran kegiatan telah SMART dan tujuan kegiatan telah selaras dengan visi dan misi Instansi Pemerintah, serta melakukan perbaikan apabila ditemukan adanya kelemahan Nama Kegiatan : Kegiatan yang akan dinilai resikonya A. DATA AWAL No Butir Kegiatan Uraian 1. Sasaran dan Indikator Kegiatan 2. Kegiatan 3. Organisasi 4. Misi 5. Visi Apakah indikator sasaran telah memenuhi kriteria: a. Spesifik Ya/Tidak b. Dapat diukur Ya/Tidak c. Dapat dicapai Ya/Tidak d. Relevan Ya/Tidak e. Terikat Waktu Ya/Tidak

B. SASARAN DAN TUJUAN YANG DISELARASKAN No Butir Kegiatan Uraian (1) (2) (3) 1. Sasaran Kegiatan 2. Kegiatan PETUNJUK PENGISIAN A. DATA AWAL Kolom Uraian diisi dengan : 1. Sasaran Kegiatan : Indikator sasaran kegiatan sebagaimana tertera dalam DPA dan/atau dokumen lain. Apabila terdapat ketidak sesuaian uraian sasaran dalam beberapa dokumen dimaksud, ungkapkan seluruhnya. Pilihya atau tidak sesuai dengan kriteria yang terpenuhi. Apabila terdapat perbedaan sasaran antar dokumen, maka penilaian kriteria dilakukan terhadap masing-masing sasaran. 2. Kegiatan : kegiatan sesuai konteksnya (strategis, organisasional atau operasional) 3. Organisasi : unit organisasi 4. Misi : Misi yang terkait dengan kegiatan yang bersangkutan 5. Visi : Visi pada instansi pemerintah yang bersangkutan, diisajikan penilaian resiko dilaksanakan pada level Pemerintah Daerah B. SASARAN DAN TUJUAN YANG DISELARASKAN Kolom Uraian diisi dengan : 1. Sasaran Kegiatan : Indikator sasaran kegiatan yang telah disesuaikan dengan kriteria SMART. Penyelarasan dilakukan dengan mengidentifikasi kriteria yang belum terpenuhi kemudian kriteria tersebut baik secara tersirat atau tersurat dinyatakan dalam sasaran kegiatan. 2. Kegiatan : kegiatan yang telah diselaraskan dengan misi dan visi instansi pemerintah dan dikaitkan dengan sasaran yang telah diselaraskan

KKPR-1.2 PEMAHAMAN PROSES BISNIS (BUSINESS PROCESS) Pemahaman Proses Bisnis : 1. Mengidentifikasi alir, prosedur, formulir, Instrumen pengendalian lainnya, dan peraturan yang relevan 2. Menjadi dasar berfikir dalam identifikasi resiko Nama Kegiatan : A. PROSES BISNIS 1. Bagan Alir 2. Prosedur 3. Prosedur Pengendalian yang ada 4. Formulir dan Instrumen pengendalian lainnya

B. DATA KEGIATAN No Elemen Uraian 1. Anggaran 2. RuangLingkup 3. Waktu 4. Lokasi 5. Input 6. Output 7. Pihak Terkait 8. Ketentuan/Peraturan yang relevan 9. Sarana dan Prasarana

PETUNJUK PENGISIAN : A. PROSES BISNIS 1. Bagan Alir : Tuangkan bagan alir yang menggambarkan proses operasional atas kegiatan yang akan dinilai resikonya 2. Prosedur : Uraikan urutan langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan 3. Formulir dan Instrumen pengendalian lainnya : Sebutkan formulir yang digunakan dalam proses operasional dan pengendalian yang telah ada B. DATA KEGIATAN (Optional) 1. Anggaran : Sebutkan jumlah anggaran atas kegiatan tersebut 2. RuangLingkup : Sebutkan area yang menjadi batasan kegiatan tersebut 3. Waktu : Sebutkan batasan waktu pelaksanaan kegiatan 4. Lokasi : Sebutkan tempat berlangsungnya kegiatan 5. Input : Sebutkan input kegiatan 6. Output : Sebutkan output kegiatan 7. PihakTerkait : Pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan 8. Ketentuan/Peraturan yang relevan : Sebutkan ketentuan yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan 9. SaranadanPrasarana : Sebutkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Catatan : Data Optional berarti hanya diisi jika relevan dengan resiko yang akan diidentifikasi

KKPR-1.3 IDENTIFIKASI KELEMAHAN PENGENDALIAN INTERN Identifikasi : Menginventarisasi kelemahan pengendalian intern berdasarkan hasil Diagnotic Assessment berupa Area of Inprovement (AOI)/temuan BPK/ APIP/ informasi pengelola lainnya dan menentukan pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan Nama Kegiatan : No AOI/Temuan Referensi SC dan Pengaruh Kelemahan terhadap BPK/APIP HC pencapaian tujuan (1) (2) (3) (4) (5) PETUNJUK PENGISIAN : Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Cantumkan hasil Diagnostic Assessment/temuan BPK/ APIP/ informasi pengelola lainnya Kolom (3) : Cantumkan nomor laporan Diagnostic Assessment/ hasil pemeriksaan BPK/ hasil pengawasan APIP atau sumber data lainnya Kolom (4) : Tentukan kategori yaitu Soft Control (SC) dan Hard Control (HC) atau keduanya Kolom (5) Berikan uraian pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan

KKPR-2.1 PERUMUSAN STRUKTUR ANALISIS RESIKO Perumusan : Dimilikinya kerangka pikir sebagai dasar mengidentifikasi dan menganalisis resiko dengan merumuskan sumber resiko dan dampaknya serta menganalisis pihak yang terkena dampak Nama Kegiatan : No Sumber Uraian Dampak Pihak yang terkena (1) (2) (3) (4) PETUNJUK PENGISIAN : Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Uraikan sumber resiko berasal (internal : SDM, metode, dana, material, Sarana dan prasarana; eksternal; ipoleksosbudhankam) Kolom (3) : Uraikan areal dampak-dampak yang terkait dengan pencapaian tujuan Kolom (4) : Sebutkan pihak-pihak yang terkena dampak (misalnya : masyarakat, Pemerintah) Catatan : Jika sumber tidak dapat dikaitkan langsung dengan dampak, maka pengisiannya dapat dilakukan dengan membuat daftar terpisah

KKPR-2.2 PERUMUSAN KRITERIA PENILAIAN RESIKO Perumusan : Mengidentifikasi kriteria sebagai acuan dalam analisis resiko dengan merumuskan sumber resiko dan dampaknya serta yang meliputi skala dampak dan skala kemungkinan Nama Kegiatan : A. SKALA DAMPAK Skala dan Definisi Level Dampak No Kategori Indikator Sangat Kecil Sedang Kecil 1 2 3 (1) (2) (3) (4) Finansial Jumlah < 1 juta 1-10 Kerugian juta Besar 4 Sangat Besar 5 B. SKALA KEMUNGKINAN No Tingkat Kemungkinan Penjelasan (1) (2) (3)

PETUNJUK PENGISIAN : A. SKALA DAMPAK Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) Kolom (3) : Isi dengan kategori dampak (finansial, operasional, kinerja, dll) misalnya sesuai dengan aspek kegiatan berdasarkan proses operasionalnya : Isi dengan indicator dari masing-masing kategori (kerugian financial, waktu pelaksanaan kegiatan, ketepatan waktu atau mutu, dll) sehingga akan menjadi kata kunci ketika melakukan analisis resiko Kolom (4) : Tetapkan skala yang akan digunakan (dapat menggunakan skala 3, 4, atau 5), kemudian definisikan level dampaknya sesuai dengan kategorinya masing-masing B. SKALA KEMUNGKINAN Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Sebutkan definisi atau penyebutan kemungkinan untuk masingmasing tingkat sesuai dengan skala kemungkinan yang dipilih Kolom (3) : Isilah dengan frekuensi atau rata-rata kejadian dalam satu tahun atau periode lainnya sesuai dengan siklus kegiatan

KKPR-3.1 PENYUSUNAN DAFTAR RESIKO Penyusunan : Tersusunnya daftar resiko yang memuat peristiwa, pemilik, penyebab, pengendalian yang sudah ada, dan sisa resikonya Nama Kegiatan : DAFTAR RESIKO KIR*) Pernyataan Resiko Pemilik Penyebab Pengendalian yang ada Sumber U/C Uraian (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) *) KIR : Kode Identitas Resiko

PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR RESIKO : Kolom (1) : Berikan Kode Indentitas Resiko (KIR) atau nomor urut resiko sesuai dengan urutan peristiwa resiko berdasarkan proses bisnisnya Kolom (2) : Identifikasi kejadian atau peristiwa yang mungkin terjadi dalam menjalankan proses bisnis yang berdampak merugikan terhadap pencapaian tujuan instansi pemerintah Kolom (3) : Berikan keterangan para pemilik resiko atas peristiwa yang diidentifikasi Kolom (4) : Isi dengan sumber penyebab resiko, misalnya : perilaku manusia, teknologi, kesehatan dan keselamatan kerja, ekonomi, ketaatan pada peraturan, politik, bangunan, peralatan, lingkungan, keuangan, kejadianalam Kolom (5) : Tentukan U (Uncontrollable) atau C (Controllable) bagi pemilik resiko Kolom (6) : Berikan uraian secara singkat pengaruh penyebab terhadap resiko Kolom (7) : Sebutkan jenis pengendalian (kebijakan/sop) yang sudah ada dan nyatakan memadai atau tidak Kolom (8) : Isilah sisa resiko yang ditentukan berdasarkan penilaian atas peristiwa resiko yang berhasil diidentifikasi dihadapkan dengan pengendalian yang sudah ada dengan kriteria sebagai berikut : - SisaResiko = Peristiwa Resiko Dalam hal pengendalian yang ada belum dapat menghilangkan resiko yang ada - Sisa Resiko = Tidak Ada Dalam hal pengendalian yang ada sudah sepenuhnya dapat menghilangkan resiko yang ada

KKPR-3.2 PENYUSUNAN STATUS DAN PETA RESIKO Penyusunan : Menetapkan status resiko yang memuat informasi tentang tingkat dan status atas sisa resiko serta membuat gambaran posisi status/tingkat dari masing-masing resiko secara visual sesuai dengan areanya sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan Nama Kegiatan : A. STATUS RESIKO KIR Pernyataan Resiko Kemungkinan Dampak Uraian Nilai Uraian Nilai Tingkat Resiko Penjelasan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

B. PETA RESIKO Tingkat Dampak Tingkat Kemungkinan Sangat Sangat Kecil Sedang Besar Kecil besar Uraian Kemungkinan 1 2 3 4 5 Sangat sering 5 Sering 4 Cukup sering 3 Jarang 2 Sangat jarang 1 PETUNJUK PENGISIAN : A. STATUS RESIKO Kolom(1) : Isi kode sesuai dengan Kode Identitas Resiko (KIR) dalam Daftar Resiko yang masih mempunyai sisa resiko. Kolom(2) : Pernyataan Resiko diisi dengan sisa resiko sebagaimana tertuang dalam Daftar Resiko. Kolom(3) : Tuliskan referensi kemungkinan berdasarkan kategori skala kemungkinan yang sesuai untuk sisa resiko yang dinilai (lihat KKPR-2.2 B). Kolom (4) : Tentukan nilai kemungkinannya sesuai dengan skala kemungkinan dengan skala kemungkinan yang dibuat atau disepakati (KKPR-2.2 B). Kolom (5) : Tuliskan referensi dampak berdasarkan kategori skala dampak yang sesuai untuk sisa resiko yang dinilai (lihat KKPR-2.2 A). Kolom (6) : Tentukan nilai dampaknya sesuai dengan skala dampak yang dibuat atau disepakati (KKPR-2.2 A). Kolom (7) : - Tentukan tingkat resiko yang nilainya merupakan hasil perkalian kolom (4) dengan kolom (6). - Lakukan pengurutan dari nilai tingkat resiko terbesar menuju tingkat resiko terkecil (descending atau dari Z ke A). Kolom (8) : Berikan penjelasan atau penyebutan atas tingkat resiko tersebut (misalnya: tinggi, sedang, atau rendah). B. PETA RESIKO Gambarkan status masing-masing sisa resiko dalam diagram diatas dengan menempatkan masing-masing kode register atau nomor urut pada bidang atau area yang sesuai. BUPATI BIREUEN, ttd SAIFANNUR