FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

Volume VI Nomor 4, November 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan lainnya ( Samuel, 2012). Menurut Friedman, (2008) juga

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN RESIKO BUNUH DIRI DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI POLIKLINIK RS JIWA DAERAH PROPSU MEDAN

PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH. Kata Kunci : harga diri rendah, pengelolaan asuhan keperawatan jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN GANGGUAN JIWA YANG MENGALAMI RAWAT INAP ULANG

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MINUM OBAT DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

SKRIPSI PENGARUH FREKUENSI PEMBINAAN DAN INTERAKSI PSIKORELIGIUS KELUARGA TERHADAP JANGKA WAKTU KEKAMBUHAN SKIZOFRENIA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. yang sering juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kondisi maladaptif pada psikologis dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

JURNAL PSIKOLOGI JAMBI p-issn : VOLUME 2, NO 2, OKTOBER 2017 e-issn :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri. Kehidupan yang sulit dan komplek mengakibatkan bertambahnya

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh gangguan jiwa. Skizofrenia adalah penyakit yang menyebabkan. yang mengakibatkan perilaku psikotik, gangguan dalam memproses

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar Negara Republik. gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

PENGARUH PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KUALITAS HIDUP KLIEN SKIZOFRENIA DI KLINIK KEPERAWATAN RSJ GRHASIA DIY

BAB 1. PENDAHULUAN. Stres adalah satu dari konsep-konsep sentral psikiatri, walaupun istilah ini

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN WAHAM DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN GANGGUAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL SEMBADRA RSJD SURAKARTA

MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. sehat, maka mental (jiwa) dan sosial juga sehat, demikian pula sebaliknya,

Jurnal Husada Mahakam Volume III No. 5, Mei 2013, hal FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA DURASI KEKAMBUHA PASIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab yang sering disampaikan adalah stres subjektif atau biopsikososial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum dan Karakteristik Responden Penelitian

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

Scanned by CamScanner

GAMBARAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL PASIEN ISOLASI SOSIAL SETELAH PEMBERIAN SOCIAL SKILLS THERAPY DI RUMAH SAKIT JIWA. Sukma Ayu Candra Kirana

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Psychiatric Association,1994). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut yang disertai dengan perilaku mengamuk yang tidak dapat dibatasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN HALUSINASI DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RSJD SURAKARTA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

Transkripsi:

Jurnal Perawat Indonesia, Volume 1No 2, Hal 58-62, November 2017 e-issn 2548-7051 Jurnal Persatuan Perawat Perawat Indonesia, Nasional Volume Indonesia 1 NoJawa 2, Hal6-10, TengahMei 2018Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKAMBUHAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA Emilia Puspitasari 1 1 Akademi Keperawatan Widya Husada Semarang ummu_kifah@yahoo.com Abstrak Kekambuhan merupakan salah satu permasalah an yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa, Kekambuhan yang dialami pasien gangguan jiwa. pasien skizofrenia mengalami kekambuhan berulang..banyak faktor yang memperngaruhi atau menyebabkan kekambuhan, seperti pola asuh, kepatuhan minum obat dan faktor sosial ekonomi pasien. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kekambuhan pasien. Analisis dilakukan pada 13 klien. Hasil didapatkan mayotitas penyebab kambuh dikarenakan putus obat, kepribadian tertutup, dan kegagalan. penelitian ini merekomendasikan perlu upaya mengatasi faktor faktor yang dapat mengakibatkan kekambuhan. Kata Kunci: Pola Asuh, Ekspresi Emosi Keluarga, Kekambuhan, Skizofrenia Abstract Recurrence is one of the problems that often occurs in patients with mental disorders, recurrences experienced by psychiatric patients. Schizophrenic patients experience recurrent recurrence.. many factors affect or cause recurrence, such as parenting, medication adherence and socioeconomic factors of the patient. The study aims to determine the factors that influence patient recurrence. Analysis was carried out on 13 clients. The results showed that the major causes of relapse were due to drug withdrawal, closed personality, and failure. this study recommends the need to overcome factors that can cause recurrence. Keywords: Parenting Pattern, Expression of Family Emotion, Recurrence, Schizophrenia Pendahuluan Klien dengan gangguan jiwa mempunyai banyak permasalahan. Lora, dkk, (2011), menjelaskan tentang banyaknya permasalahan yang dialami oleh klien dengan gangguan jiwa diantaranyapenurunan kualitas hidup, masalah sosial, dan pekerjaan. Skizofrenia adalah pola penyakit psikiatri yang memiliki sindroma klinis dari berbagai keadaan psikopatologis yang sangat mengganggu, melibatkan proses pikir, emosi, gerakan dan tingkah laku. Skizofrenia merupakan gangguan kronik dengan konsekwensi fisik, sosial dan ekonomi. Skizofrenia merupakan bagian dari masalah dalam kesehatan masyarakat yang berpengaruh pada sebagaian besar orang dan kerugian ekonomi diseluruh dunia(välimäki et al., 2012). Kerugian secara ekonomi yang diakibatkan oleh gangguan jiwa diperkirakan 33 milyar dolar di Amerika Serikat pada tahun 1990. Kebanyakan biaya tersebut dihubungkan dengan konsekwensi gejala psikosis yang mengalami relaps / kekambuhan (Sena, Santos-Jesus, Miranda-Scippa, Quarantini, & Oliveira, 2003). Hasmilah (2009) lebih lanjut menjelaskan bahwa klien dengan gangguan jiwa mengalami kekambuhan 4,15%. Kaunang (2015), sebanyak 23,7% pasien skizofrenia mengalami kekambuhan berulang.. banyak faktor yang memperngaruhi atau menyebabkan kekambuhan, seperti pola asuh, kepatuhan minum obat dan faktor sosial ekonomi pasien. Ketidak patuhan dikaitkan dengan program terapi/ pengobatan, karakteristik pasien, lingkungan dan pemberi pelayanan. Stressor sosial berupalingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan, ekonomi, akses pelayanan dan problem interaksi interpersonal(simanjuntak, 2008)Berdasarkan uraian di atas penulis ingin menggambarkan tentang asuhan keperawatan mengetahui faktor faktor 58

yang mempengaruhi kekambuhan pasien di Metode Metode yang digunakan adalah study kasus pada 13 pasienyang dirawat Diruang ruang Bratasena RSMM Bogor. Bratasena RSMM Bogor. Data diambil menggunakan data pengkajian. Hasil Tabel 1 Karakteristik klien Pendidikan, Pekerjaan (n:13) Demografi dan Karakteristik Jumlah Presentase (%) Pendidikan a. Tinggi b. Rendah Pekerjaan a. Tidak kerja b. Bekerja Tingkat Ekonomi a. Rendah b. Tinggi 5 8 10 3 12 1 38 62 77 23 92 8 Tabel1 menjelaskan tentang karakteristik klien yang dirawat di ruang bratasena RSMM Bogor. Klien lebih banyak berpendidikan rendah sebanyak 62%, dengan status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 77 %, dan dengan tingkat ekonomi rendah sebanyak 92%.Tabel 2 menjelaskan tentang karakteristik klien yang dirawat di ruang bratasena RSMM Bogor berdasar diagnosis medis klien. Diagnosa medis klien yang paling banyak adalah skizofrenia Paranoid. Tabel 2 Diagnosis Medis Klien (n:13) Skizofrenia Paranoid 10 76 Psikotik akut 2 15 Skizohebrifenik 1 7 Tabel 3. Karakteristik Klien Berdasar riwayat putus obat (n:13) Karakteristik jml Persentase (%) Putus obat 11 85 Kasus baru 2 15 Tabel 3 menjelaskan tentang karakteristik RSMM Bogor berdasar kepatuhan minum obat. Data menunjukan sebanyak 85 % klien mengalami putus obat 59

Tabel 4 Karakteristik Klien Berdasar tipe kepribadian (n:13) Terbuka 2 15 Tertutup 11 85 Tabel 4 menjelaskan tentang karakteristik RSMM Bogor berdasar Tipe kepribadian klien Data menunjukan sebanyak 85 % klien berkepribadian tertutup. Tabel 5 Karakteristik Klien Berdasar pengalaman tidak menyenangkan (n:13) Kehilangan 7 54 Keinginan tidak tercapai 9 69 Kegagalan 11 85 Permasalahan keluarga 6 46 Tabel 5 menjelaskan tentang karakteristik RSMM Bogor berdasar pengalaman tidak menyenangkan klien. Data menunjukan bahwa pengalaman tidak menyenangkanterbanyak adalah kegagalan sebanyak 85 % dan kejadian tidak menyenangkan bisa lebih dari satu kejadian.. Pembahasan Hasil dari studi kasus didapatkan Klien lebih banyak berpendidikan rendah sebanyak 62%, dengan status pekerjaan tidak bekerja sebanyak 77 %, dan dengan tingkat ekonomi rendah sebanyak 92%.Selain hal tersebut diatas tingkat pendidikan dapat mempengaruhi tingkat percaya diri seseorang. Mancuso et.al (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan klien dengan pengetahuan dan harga diri yang dimiliki, dan beberapa diantara klien dengan gangguan jiwa juga sering ditemukan masalah gangguan konsep diri harga diri rendah. Stuart (20 13). Menjelaskan pendidikan merupakan sumber penerapan koping untuk mencegah peningkatan masalah kejiwaan dan mempercepat pemulihanya.. Stuart (2013) menyatakan tingkat pendidikan yang lebih tinggi ditemukan lebih sering menggunakan pelayanan kesehatan. Penjelasan diatas menjelaskan bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi akan mampu menerapkan koping dalam upaya menyelesaikan masalah ketimbang seseorang dengan pendidikan yang rendah salah satunya dalam pengambilan keputusan penggunaan pelayanan kesehatan. Klien yang bekerja maupun tidak bekerja mempunyai risiko untuk memiliki harga diri rendah. Menurut Yoo et al (2011) pekerjaan klien dapat berhubungan dengan harga diri dan efikasi diri yang dimiliki klien yang menderita penyakit kronis, klien yang bekerja cenderung mempunyai efikasi diri yang tinggi dibandingkan dengan klien yang tidak bekerja dan klien yang tidak mempunyai pekerjaan cenderung mempunyai harga diri yang rendah. Menurut Obligasi(2001) dan Cooketal. (2005) klien skizofrenia yang bekerja mempunyai hubungan positif dengan harga diri, mengurangi biaya perawatan kesehatan, mengurangi gejala positif dan negatif, meningkatkan fungsi 60

sosial dan mengalami peningkatan kualitas hidup. Beberapa klien skizofrenia sering mengalami kesulita mempertahankan pekerjaan yang cocok hal ini desebabkan oleh kurangnya keterampilankejuruan dansosialklien skizofrenia hal tersebut yang berpengaruh terhadap konsep diri klien. Friedman, (2010). Menjelaskan tentang karakteristik klien dengan sumber ekonomi rendah kurang dapat untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Stuart (2013), menjelaskan bahwa seseorang dengan penghasilan yang mapan dapat lebih menjaga dirinya dan keluarganya dari gangguan kejiwaan. Penjelasan tersebut menegaskan bahwa tingkat ekonomi berpengaruh terhadap tekanan kebutuhan klien yang dapat meningkatkan stresor klien. Diagnosis medis klien. Diagnosa medis klien yang paling banyak adalah skizofrenia Paranoid. Lora, dkk, (2011), menjelaskan tentang banyaknya permasalahan yang dialami oleh klien dengan gangguan jiwa diantaranyapenurunan kualitas hidup, masalah sosial, dan pekerjaan, sehingga hal tersebut menjadi faktor kekambuhan bagi klien. Hasmilah (2009) lebih lanjut menjelaskan bahwa klien dengan gangguan jiwa mengalami kekambuhan 4,15%. Kaunang (2015), sebanyak 23,7% pasien skizofrenia mengalami kekambuhan berulang. Kepatuhan minum obat. Data menunjukan sebanyak 85 % klien mengalami putus obat. Baiq (2014) menjelaskan klien ada hubungan antara kepatuhan minum obat dengan kejadian kekambuhan pada klien dengan skizofrenia. Obat berfungsi sebagai pengurang atau penghambat gejala positif atau gejala negatif klien dengan skizofrenia. Banyak sekali penderita skizofrenia yang mengalami klinis dan membutuhkan perawatan akibat tidak menuruti penatalaksanaan yang diberikan(ayuso-gutierrez & del Rio Vega, 1997). Menurut kinon et al., kriteria ketidakpatuhan terhadap pengobatanadalah jika ditemukan salah satu keadaan sebagai berikut: (1) Pasien rawat jalan atau rawat inap dalam 72 jam menunjukkan lebih dua episode dari menoak obat yang diresepkan baik secara aktif atau pasif; adanya bukti atau kecurigaan menyimpan atau meludahkan obat yang diberikan; menunjukkan keragu-raguan terhadap obat yang diberikan. (2) Pasien rawat inap dengan riwayat tidak patuh pada pengobatan sewaktu rawat jalan minimal tidak patuh selama 7 hari dalam sebulan. (3)Pasien rawat jalan dengan riwayat ketidakpatuhan yang sangat jelas seperti sudah pernah dilakukan keputusan untuk mengawasi dengan ketat oleh orang lain dalam waktu sebulan. (4) Pasien rawat inap yang mengatakan dirinya tidak dapat menelan obat-obatan walaupun tidak ditemukan kondisi medis yang dapat mengakibatkan hal tersebut. Tipe kepribadian klien Data menunjukan sebanyak 85 % klien berkepribadian tertutup.tipe kepribadian berbanding lurus dengan kemampuan seseorang mengatasi masalah. Tipe kepribadian tertutup sering mengalami kesuliatan dalam beradaptasi dan mengatasi masalah. Azizah (2016) kepribadian introvert memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan responden dengan tipe kepribadian ekstrovert. Data menunjukan bahwa pengalaman tidak menyenangkan terbanyak adalah kegagalan sebanyak 85 % dan kejadian tidak menyenangkan bisa lebih dari satu kejadian.tingginya stresor yang dialami seseorang akan berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mengatasi stress. Ketidak mampuan seseorang untuk mengelola stresor yang ada akan berdampak pada tingkat stress seseorang. Stuart (2013) bahwa faktor psikologis, yang meliputi konsep diri, intelektualitas, kepribadian, moralitas, pengalaman masa lalu, koping dan keterampilan komunikasi secara verbal mempengaruhi perilaku seseorang dalam hubungannya dengan orang lain. Pengalaman masa lalu berupa 61

kehilangan dan kegagalan yang dialami klien mempengaruhi respon individu dalam mengatasi stresornya, klien menjadi tidak percaya diri dalam berhubungan dengan orang lain. Kondisi ini akan membuat individu lebih cenderung merasa rendah diri dan menarik diri dari orang lain dan lingkungannya Simpulan dan Saran Penyebab kambuh dikarenakan putus obat, kepribadian tertutup, dan kegagalan. penelitian ini merekomendasikan perlu upaya mengatasi faktor faktor yang dapat mengakibatkan kekambuhan. Daftar pustaka Azizah (2016) Perbedaan antara tipr kepribadian terbuka dan tertutup dengan tingkat stress pada mahasiswa fakultas hukum universitas muhamadyah surakarta. Diakses 5 Agustus 2016 Nomor 2. Mei 2015. Diakses tanggal 2 Agustus 2016 Mancuso, C.A., Sayles, W., Allegrante, J.P. (2010). Knowledge, Attitude, and Self-Efficacy in Asthma Self- Management and Quality of Life. Journal of Asthma, 47:883 888. DOI: 10.3109/02770903.2010.492540 Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (9 ed.). Missouri: Mosby, Inc. RISKESDAS (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Badan peelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Baiq (2014), Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Prevalensi Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Di Rsj Aceh. Stikes Aisyah Yogyakarta. Diakses tanggal 2 Agustus 2016 Friedman, M.M. (2010). Keperawatan keluarga Riset teori dan praktek. Jakarta: EGC. Hasmilah (2009) Pengaruh Family Psiko Edukasi Terhadap Kekambuhan Klien Dengan Skizofrenia. Universitas Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 2 Agustus 2016. Ireine Kaunang, (2015), Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Prevalensi Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia Yang Berobat Jalan Di Ruang Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Prof Dr. V. L. Ratumbuysang Manado. ejournal keperawatan (e -Kp) Volume 2. 62