PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATEMATICS EDUCATION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PADA SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

IMPLEMENTASI STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP 1 KARAWANG TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, deskripsi

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume II Nomor 1, Desember 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

ANALISIS KESALAHAN SISWA KELAS IX-G DI SMP NEGERI 3 CIMAHI DALAM MENYELESAIKAN SOAL PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PADA MATERI LINGKARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

MODEL MEANS ENDS ANALYSIS DAN DIRECT INTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN GENERATIF

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENDEKATAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBANTUAN SOFTWARE FOCUSKY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PESERTA DIDIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN OPEN-ENDED DENGAN SETTING KOOPERATIF TIPE NHT

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Scaffolding Untuk Pencapaian Kemandirian Belajar Siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

Vol. 3 No. 3(2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 : Hal Neka Amelia Putri 1), Yarman 2), Yusmet Rizal 3) Abstract

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK MELALUI PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

1), 2)

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 1, hal. 7-12, September 2015

Dewi Septeryana Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

PENERAPAN MODEL TREFFINGER PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematik Peserta Didik yang Menggunakan Model Creative Problem Solving (CPS)

Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA, Vol 7 Nomor 3, hal 38-47

ABSTRACT. Keyword : Student s Learning Outcome, Cooperative Learning, Group Investigation

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA SMP KELAS VII

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : Pendekatan pembelajaran Matematika (PBM), Pemecahan Masalah Matematika, Komunikasi matematik.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENCAPAIAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMK

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA DALAM MATA KULIAH PROGRAM LINIER

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE BELAJAR BERAWAL DARI PERTANYAAN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SMP NEGERI 1 RAWAMERTA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KENDARI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN RELASIONAL DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TESIS

Transkripsi:

Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif Volume 2, No. 1, Januari 2018 ISSN 2614-221X (print) ISSN 2614-2155 (online) PEMBELAJARAN RME (REALISTIC MATEMATICS EDUCATION) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK PADA SISWA SMP Wahyu Hidayat 1, Koentri Jayanti 2, Ilfa Febrina Nurismadanti 3, Muhammad Zulfikar Ikhsanuddin Akbar 4, Kholifia Ayuning Pertiwi 5, Pusparini Rengganis 6 IKIP Siliwangi, Jalan Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi 1 wahyu@ikipsiliwangi.ac.id, 2 koentrijayanti26@gmail.com, 3 ilfafebrinan00@gmail.com, 4 zulfikar160497@gmail.com, 5 @kholifiapertiwi452@gmail.com, 6 pusparinirengganis@gmail.com, Abstract This research aims to look at the difference in the ability of mathematical creative thinking in students, through Realistic Mathematical Education learning or RME and through conventional learning. The research design used was an experiment, namely in the form of a test of the ability of creative thinking. The population in this study of Junior High School students throughout the country, namely in West Bandung Regency. Sample research VIII grade i.e. in one of the Junior High School in West Bandung chosen at random and selected class A (grade experiment) that uses learning Realistic Mathematics Education (RME) and class B (grade control) that uses regular or conventional learning. The research results showed that the p-value of 0.000 < critical limits. Thus, the ability of mathematical creative thinking of the students who got the learning with Realistic Mathematics Education better than the students who got conventional learning. Keywords: Realistic Mathematic Education (RME), The ability of creative thinking Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematik pada siswa, melalui pembelajaran Pendidikan Matemaik Realistik atau RME dan melalui pembelajaran konvensional. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen, yaitu berupa tes kemampuan berpikir kreatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Sampel penelitian yaitu siswa kelas VIII di salah satu SMP di Bandung Barat yang dipilih secara random dan dipilih kelas A (kelas eksperimen) yang menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dan kelas B (kelas kontrol) yang menggunakan pembelajaran biasa atau konvensional. Hasil penelitian menunjukan bahwa p value sebesar 0,000 < batas kritis. Maka, kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang mendapat pembelajaran dengan RME lebih baik dari pada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Realistic Mathematic Education (RME), Kemampuan Berpikir kreatif How to cite: Hidayat, W., Jayanti, K. Nurismadanti, I. L., Akbar, M. Z. I., Pertiwi, K. A., & Rengganis, P. (2018). Pembelajaran RME (Realistic Matematics Education) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik pada siswa SMP. JPMI Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif, 2 (1), 41-50. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh di sekolah, sedangkan pendidikan nonformal dapat 41

42 Hidayat, Jayanti, Akbar, Pertiwi, & Rengganis, Pembelajaran RME terhadap diperoleh dimana saja (sekolah, rumah, atau lingkungan sekitar). Saat di sekolah, perlu adanya pengembangan kemampuan-kemampuan pada diri siswa. Salah satu kemampuan yang sangat penting sehingga harus dikembangkan yaitu kemampuan berpikir kreatif matematik. Arifin & Purwasih (Andiyana, Maya, & Hidayat, 2018) mengemukakan bahwa dilihat dari pengkategorian bidang ilmu pengetahuan, mata pelajaran matematika tergolong ke dalam ilmu pasti yang lebih banyak membutuhkan berpikir kreatif dari pada hapalan. Dengan berpikir kreatif siswa dapat mengetahui adanya permasalahan-permasalahan dan akan dapat dengan mudah mengkomunikasikan atau mengungkapkan apa yang siswa pikirkan. Sejalan dengan pendapat (Choridah, 2016) sekolah adalah salah satu tempat dimana peserta didik menimba ilmu pengetahuan, mengembangkan seluruh bakat serta keterampilan yang dimilikinya, dan tempat untuk menyalurkan ide-ide brilian sebagai bagian dari proses berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah satu hal yang sangat penting dalam masyarakat modern, karena dapat membuat manusia menjadi lebih luwes secara mental, terbuka dan mudah menyelaraskan dengan beragam situasi dan persoalan (Hidayat, 2012). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Wijayanti (2017) siswa mengalami masalah prestasi belajar yang kurang memuaskan, yaitu terlihat dari hasil belajar yang dibawah KKM. Hal ini dikarenakan: (1) Dalam pembelajaran siswa cenderung pasif dan tidak berani bertanya; (2) Apabila diberikan soal, hanya siswa tertentu yang termotivasi untuk mengerjakan soal; (3) Apabila terdapat permasalahan yang bersifat abstrak, siswa belum bisa menghubungkan pada hal kongkrit yang ada disekitar lingkungan siswa; (4) Siswa hanya mengerjakan soal dengan jawaban yang sama tidak berani mencoba dengan cara lain. Dari masalah tersebut siswa terlihat kurang berminat dalam belajar matematika, sehingga kreativitas siswa pun kurang terbentuk dan berkembang. Oleh karena itu, dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, guru hendaknya menciptakan pembelajaran yang kondusif. Dari permasalahan tersebut, Sumarmo, Hidayat, Zukarnaen, Hamidah, & Sariningsih, (2012) mengemukakan bahwa pengembangan kemampuan berpikir matematik tingkat tinggi seharusnya lebih diutamakan untuk inti matematika yang esensial dan disertai dengan materi ajar dan kontribusi guru yang sesuai dengan kebutuhan siswa, salah satunya dengan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME). Menurut Wijaya (Indraningtias & Wijaya, 2017), matematika merupakan suatu bentuk aktivitas manusia melandasi pengembangan Pendidikan Matematika Realistik (RME). Dari peryataan tersebut terlihat bahwa matematika tidak dberikan secara langsung begitu saja melainkan siswa harus dapat mengkontruksi sendiri pengetahuannya, melalui masalah yang bersifat kontekstual. Dalam proses pembelajaran realistic mathematics, pembelajaran diawali dengan sesuatu yang nyata agar siswa dapat turut aktif dalam pembelajaran secara bermakna. Siswa dituntut untuk membangun pengetahuan dengan kemampuannya sendiri. Pembelajaran matematika harus difokuskan pada pengaplikasian yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki siswa. Peran guru hanya sebagai seorang fasilitator dan pembimbing dalam proses rekonstruks konsep pembelajaran matematika. Menurut (Hadi, 2017), dalam PMR (RME) siswa tidak dapat dipandang sebagai botol kosong yang harus diisi dengan air. Siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk menemukan kembali konsep matematika dengan bantuan guru, yaitu dengan menyelesaikan berbagai masalah kontekstual diawal pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan mengkaji tentang perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang menggunakan pembelajaran RME dengan siswa yang menggunakan pembejaran konvensional. Penelitian ini berfokus pada materi Statistika di SMP Kelas VIII.

Volume 2, No. 1, Januari 2019 pp 41-50 43 METODE Peneltian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif, sedangkan metode yang digunakan yaitu eksperimen. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kabupaten Bandung Barat merupakan populasi dari penelitian ini. Sampel yang digunakan diambil secara acak dan kemudian terpilih kelas A (kelas eksperimen) yang menggunakan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dan kelas B (kelas kontrol) yang menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan yaitu berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif matematik sesuai dengan indikator. Prosedur pengumpulan data yang direncanakan peneliti adalah tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data setelah melaksanakan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan dua cara yaitu observasi dan tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini menggunakan dua perlakuan yaitu perlakuan terhadap kelas eksperimen yang mendapatkan RME dan kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika antara siswa yang mendapatkan pembelajan dengan RME dengan yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui perbandinggan kemampuan berpikir kreatif, maka kelas eksperimen diberikan pembelajaran RME dan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvesional pada materi Statistika. Setelah pemberian pembelajaran Statistika selesai, diberikan tes akhir (Posttest), dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematik yang dimiliki oleh kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data sebagai berikut: Nila i Tabel 1. Uji Normalitas Postes Eksperimen dan Kontrol Kelas Kolmogorov- Smirnov a Shapiro-Wilk Statisti Statisti df Sig. Df Sig. c c Kesimpulan 1,00,133 29,199,951 29,195 Berdistribusi Normal 2,00,180 36,005,948 36,088 Tidak berdistribusi Normal Berdasarkan tabel 1 diatas, dengan menguji uji kolmogrov-smirnov diperoleh nilai signifikasi postes kelas eksperimen 0,199 karena 0,05 maka H0 diterima, ini berarti nilai postes kelas eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan nilai signifikasi postes kelas kontrol 0,005 karena < α = 0,05 maka H0 ditolak, ini berarti nilai postes kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Dikarenakan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji nonparametrik berupa uji Mann Whitney untuk menunjukkan apakah H0 diterima atau tidak.

44 Hidayat, Jayanti, Akbar, Pertiwi, & Rengganis, Pembelajaran RME terhadap Tabel 2. Uji Homogenitas Varians Postes Eksperimen dan Kontrol Levene Statistic df1 df2 Sig. Based on Mean 1,090 1 63,300 Nilai Based on Median,874 1 63,353 Based on Median and with adjusted df,874 1 52,175,354 Based on trimmed mean 1,043 1 63,311 Tabel 2, menunjukan hasil uji homogenitas menggunakan metode Levenes s test. Uji Levence digunakan untuk menguji homogenitas varians pada data yang tidak berdistribusi normal. Nilai uji Levenes s test ditunjukkan pada baris nilai Based On Mean, yaitu dengan Sig (p value) 0,300 > 0,05 yang berarti varians kedua kelompok sama atau yang disebut homogen. Maka, syarat homogenitas telah terpenuhi. Terakhir kita akan menguji hiptotesis yaitu dengan uji Mann Whitney U test. Tabel 3. Uji Hipotesis Mann Whitney Postes Kelas N Mean Rank Sum of Ranks 1,00 29 44,95 1303,50 Nilai 2,00 36 23,38 841,50 Total 65 Tabel 3, di atas menunjukkan Mean Rank atau rata-rata peringkat tiap kelompok. Tabel 4. Test Statistics Nilai Mann-Whitney U 175,500 Wilcoxon W 841,500 Z -4,596 Asymp. Sig. (2- tailed),000 Tabel 4, menunjukkan nilai U sebesar 175,5 dan nilai W sebesar 841,5. Apabila dikonversiikan ke nilai Z maka besarnya -4,596. Nilai sig atau P value sebesar 0,000 < batas kritis 0,05 maka H0 ditolak. Karena H0 ditolak maka HA diterima dan berarti terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok.

Volume 2, No. 1, Januari 2019 pp 41-50 45 Pembahasan Salah satu jawaban siswa kelas ekserimen dan kelas kontrol pada nomor 1, dengan mengidentifikasi ukuran data (Median, Mean, dan Modus) yang mendapat skor terbesar, disajikan pada gambar 1a dan 1b. Gambar 1a. Jawaban Siswa Kelas Ekserimen Gambar 1b. Jawaban siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional. Pada gambar 1a, jawaban salah satu siswa kelas ekserimen yang mendapatkan pembelajaran RME (Realistic Matematics Education), siswa tidak memiliki kesulitan untuk menentukan nilai Mean (rata-rata), Median, dan Modus. Untuk menentukan jawaban paling besar dan memberikan alasan dari jawabannya pun tidak memiliki kesulitan serta menjawab secara sistematik. Sedangkan pada gambar 1b, jawaban salah satu siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional, dalam menjawab dan menentukan nilai Mean (ratarata), Median siswa tidak memiliki kesulitan. Namun, pada saat menjawab dan menentukan nilai Modus mereka mengalami kesulitan, dalam menjawab nilai modus mereka salah dalam menghitung banyak masing-masing data. Untuk menentukan jawaban paling besar dan memberikan alasan dari jawabannya tidak mengalami kesulitan tetapi karena nilai Modusnya yang salah maka jawabannya tidak sistematik.

46 Hidayat, Jayanti, Akbar, Pertiwi, & Rengganis, Pembelajaran RME terhadap Salah satu jawaban siswa kelas ekserimen dan kelas kontrol pada nomor 2, dengan mengidentifikasi mencari nilai x yang sudah diketahui datanya, disajikan pada gambar 2a dan 2b. Gambar 2a. Jawaban siswa kelas ekserimen Gambar 2b. Jawaban siswa kelas kontrol Pada gambar 2a, jawaban salah satu siswa kelas ekserimen tidak memiliki kesulitan untuk menentukan x gabungan, untuk mencari nilai x nya. Dalam menuliskan diketahuinya sudah tepat (dalam menentukan nilai dari n 1, n 2, dan x 1 nya). Sedangkan pada gambar 2b, salah satu siswa kelas kontrol mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan nomor 2. Dalam penyelesaiannya, siswa sudah mencoba menjawab dengan benar tetapi rumus yang digunakan tidak tepat, sehingga membuat jawaban siswa menjadi salah dan siswa tidak menyelesaikan pengerjaannya. Salah satu jawaban siswa kelas Ekserimen dan kelas kontrol pada nomor 3, dengan mengidentifikasi sebuah data yang harus diubah menjadi berbagai macam diagram yang di ketahui seperti diagram garis, diagram batang dan diagram lingkaran, disajikan pada gambar 3a, 3b, 3c, 3d dan 3e.

Volume 2, No. 1, Januari 2019 pp 41-50 47 Gambar 3a. Jawaban siswa kelas Ekserimen yang mengerjakan menggunakan diagram batang. Gambar 3b. Jawaban siswa kelas Ekserimen yang mengerjakan menggunakan diagram garis..

48 Hidayat, Jayanti, Akbar, Pertiwi, & Rengganis, Pembelajaran RME terhadap Gambar 3c. Jawaban siswa kelas Ekserimen yang mengerjakan menggunakan diagram lingkaran. Gambar 3d. Jawaban siswa kelas Kontrol yang mengerjakan menggunakan diagram batang.

Volume 2, No. 1, Januari 2019 pp 41-50 49 Gambar 3e. Jawaban siswa kelas Kontrol yang mengerjakan menggunakan diagram garis. Pada gambar 3a, 3b, dan 3c jawaban salah satu siswa kelas Ekserimen tidak memiliki kesulitan untuk menentukan diagram batang (gambar 3a), dan diagram garis (gambar 3b). Pada diagram lingkaran (gambar 3c), masih terdapat banyak kesulitan yaitu pada cara menghitung besar sudut dan presentase yang salah dan kurang tepat sehingga menghasilkan diagram lingkaran yang salah. Sedangkan pada gambar 3d, dan gambar 3e, jawaban salah satu siswa kelas Kontrol, dalam menjawab pertanyaan nomor 3 ini, tidak ada kesulitan. Karena waktu yang tidak cukup membuat diagram batang dan diagram garisnya tidak rapi atau dalam menentukan jarak antara 1 angka ke angka lainnya tidak sama dan rentang amgkanya juga tidak sama. Di sisi lain, siswa kelas kontrol memiliki kemampuan berpikir kreatif untuk mencantumkan tabel sehingga mempermudah pengerjaan soal nomor 3. Untuk siswa kelas kontrol tidak ada yang mengerjakan diagram lingkaran, karena kesulitan dalam menghitung besar sudut dan presentase. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan maka, dapat di simpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pembelajaran RME (Realistic Matematics Education) lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa dengan pembelajaran RME (Realistic Matematics Education) mendapatkan rata-rata nilai postes lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Selain itu, perbedaan pencapaian kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberikan pembelajaran RME dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional adalah siswa yang diberikan pembelajaran RME lebih baik dalam menerapkan rumus yang sudah dipelajari ke dalam soalsoal dibandingkan dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional. siswa yang diberikan pembelajaran RME lebih baik dalam menerapkan aturan-aturan yang berlaku dalam penyelesaian soal-soal matematika, seperti dalam pembuatan diagram batang, diagram garis, dan diagram lingkaran dibandingkan dengan siswa yang diberikan pembelajaran konvensional.

50 Hidayat, Jayanti, Akbar, Pertiwi, & Rengganis, Pembelajaran RME terhadap DAFTAR PUSTAKA Andiyana, M. A., Maya, R., & Hidayat, W. (2018). Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP Pada Materi Bangun Ruang. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(3), 239-248. Choridah, D. T. (2016). Peran Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kreatif serta Disposisi Matematis Siswa SMA. Infinity Journal, 2(2), 194 202. Hadi, S. (2017). Peer Review: Pendidikan Matematika Realistik-Teori, Pengembangan dan Implementasinya. Hidayat, W. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Kooperatif Think-Talk-Write (TTW). In Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Indraningtias, D. A., & Wijaya, A. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Materi Bangun Ruang Sisi Datar Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan Matematika-S1, 6(5), 24 36. Sumarmo, U., Hidayat, W., Zukarnaen, R., Hamidah, M., & Sariningsih, R. (2012). Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif Matematik (Eksperimen terhadap Siswa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Strategi Think-Talk-Write). Jurnal Pengajaran MIPA, 17(1), 17-33. Wijayanti, S. (2017). Penggunaan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas Dalam Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas X. 7 SMA Negeri 1 Pulokulon. MAGISTRA, 28(95).