BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance. Prinsip-prinsip Good Corpotrate Governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi kinerja perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada pertengahan tahun 1997, yang melanda sebagian besar wilayah dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan para pemegang saham (shareholder) saja dan juga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. internal terhadap penerapan good corporate governance, maka penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif ditambah dengan adanya ekonomi ASEAN. Ekonomi ASEAN tersebut

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan publik besar dan kantor akuntan publik (KAP) besar pada

BAB I PENDAHULUAN. beragam, mulai dari munculnya perusahaan-perusahaan pesaing, perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi di telinga kita. Pada negara maju, GCG sudah lama menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance mulai meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak dapat dipungkiri lagi, dalam tatanan ekonomi global tuntutan terciptanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawakan, kondisi ini disebut Good Corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian di Indonesia. BUMN

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT INDONESIA ASAHAN ALUMINIUM (PERSERO) NOMOR : PC-07/05/2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Tiap jenis perusahaan menghasilkan sesuatu yang menarik konsumen untuk. dalam perusahaan yang dapat merusak kepercayaan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan Good Corporate Governance di beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Good Corporate Governance mulai mengemuka. Hal ini menyebabkan

INTERNAL AUDIT CHARTER

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Institute of Internal Auditors (IIA) audit internal dalam Sawyer s et al

1.1. Dasar/ Latar Belakang Penyusunan Piagam Audit Internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan sehat. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ekonomi di

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

I. PENDAHULUAN. 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan;

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah good corporate governance atau dikenal dengan GCG menjadi

BAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. kecil, pimpinan perusahaan dapat mengawasi secara langsung kinerja di

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB II KERANGKA TEORI. American Accounting Association mendefenisikan sebagai proses. kepada pihak yang berkepentingan (Sawyer et al, 2005:8).

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

BAB I PENDAHULUAN. intensive merupakan kunci utama bagi Indonesia agar mampu bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

PERTEMUAN 2: CAKUPAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. dibawah pemerintahan disebut dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance yang diterbitkan

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak tuntutan publik agar terciptanya tata kelola yang baik, agar

BAB 5 PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis mengenai Penerapan Good Corporate Governance

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang semakin pesat, tidak terkecuali BUMN. Para pelaku bisnispun dihadapkan pada berbagai macam permasalahan yang beragam, mulai dari maraknya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) serta berbagai kecurangan, fenomena ekonomi dunia yang dapat membahayakan perusahaan, dan munculnya pesaing dari dalam negeri juga perusahaan dari luar negeri (asing). Berdasarkan kondisi tersebut, perlu kiranya setiap perusahaan khususnya BUMN berusaha meningkatkan kesadaran untuk menerapkan Good Corporate Governance guna meningkatkan tantangan-tantangan tersebut.sundayani (2013) Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah untuk semua stakeholder. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama: pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, kedua: kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap kinerja perusahaan. Djokosantoso (2005) GCG menjadi salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. GCG merupakan sistem dimana perusahaan dikenadalikan dan dikelola. Sistem governance antara lain mengatur mekanisme pengambilan keputusan pada tingkat atas organisasi. Corporate Governance mengatur hubungan antara dewan komisaris, direksi, dan manajemen perusahaan agar terjadi keseimbangan dalam pengelolaan organisasi. Wardoyo (2010) 1

2 Pemerintah melalui kementrian Negara BUMN mulai memperkenalkan konsep Good Corporate Governance ini di lingkungan BUMN, sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja BUMN yang memilki nilai asset yang demikian besar untuk mendukung pencapian penerimaan dan pendapatan Negara, sekaligus menghapus berbagai bentuk praktek inefisiensi, korupsi, kolusi, nepotisme, dan penyimpangan lainnya untuk memperkuat daya saing BUMN menghadapi pasar global. Sundayani (2013) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah salah satu pelaku ekonomi dengan misi yang dimilikinya saat ini menghadapai tantangan kompetisi global dunia usaha yang semakin besar. BUMN diharapkan mampu menaikan efisiensi sehingga menjadi unit usaha yang sehat dan memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus peka terhadap setiap perkembangan yang terjadi dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan dunia usaha, sehingga profesionalisme BUMN disegala bidang terus meningkat, baik dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan maupun dalam bidang pengendalian dan pengawasan. Wardoyo (2010) BUMN memiliki peran dan wewenang yang sangat besar dalam menggerakan perekonomian suatu Negara yang diharapkan akan mampu mendukung terhadap upaya perwujudan kesejahteraan sosial, karena semua ekonomi, potensi sumber daya alam, dan faktor-faktor produksi yang ada, dikuasi oleh Negara dan dialokasikan pengelolaannya oleh Negara kepada organisasi, badan usaha, dan individu untuk kesejahteraan rakyatnya. Agar harapan ini dapat diwujudkan, maka upaya serius diperlukan dalam mengoptimalkan keberadaan BUMN sebagai pilar ekonomi di Indonesia.Sundayani (2013) Dewasa ini, masyarakat sangat menuntut transparansi atas pengelolaan sumber daya keuangan perusahaan pemerintah (BUMN/BUMD).Tetapi pada realitasnya semua itu belum memenuhi standar yang berlaku dalam pengelolaan keuangannya. Coordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran, Uchok Sky Khadafi mengatakan bahwa berdasarakan hasil

3 analisis hasil audit BPK tahun 2005-2011, ditemukan 24 BUMN yang berpotensi sebagai lembaga Negara yang korup. Potensi kerugian Negara yang bisa disebabkan adalah Rp 4,9 trilyun dan US$ 350 juta ujar Uchok dalam materi yang dikirimkan kepada Tempo, Ahad, 15 Juli 2012.Uchok melanjutkan, dari 24 perusahaan plat merah tersebut, perusahaan yang paling tinggi potensi terkorupnya adalah PT. Telekomuikasi Indonesia. Berdasarkan analisis FITRA (Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran), potensi penyimpangan anggaran yang merugikan Negara oleh PT. Telekomunikasi Indonesia mencapai Rp 12 milyar dan US$ 130 juta. Di bawah itu ada PT Rajawali Nusantara Indonesia yang memiliki potensi penyimpangan anggaran senilai Rp 904,85 milyar, sementara itu di posisi ke tiga ada perusahaan publik PT Jasa Marga dengan potensi penyimpangan sebesar Rp 650 milyar.suhendi (2014) Selain itu baru-baru ini terdapat fenomena jika PT Pertamina merugikan Negara sebesar Rp 1,3 trilyun dengan cara menggelapkan bahan bakar minyak yang dilakukan dari tahun 2008 hingga tahun 2013. Praktik ini melibatkan karyawan Pertamina Region I Tanjung Uban Riau. Dapat dilihat dari fenomena-fenomena yang ada bahwa penerapan pengawasan didalam maupun diluar masih sangat minim. Bayangkan saja dimulai dari tahun 2008 hingga tahun 2013 fenomena tersebut baru terungkap pada bulan September 2014.Dapat dilihat bahwa pedoman Good Corporate Governance belum dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan BUMN yang meliputi transparansi dalam hal penerimaan tender dan bukti-bukti transaksi yang tidak bisa dikatakan valid, pertanggungjawaban dalam segi pengelolaan dan pengoperasian kegiatan perusahaan masih belum sesuai dengan peraturan yang berlaku khususnya di Indonesia dan juga segi independensi dimana masih adanya benturan kepentingan antara pihak perusahaan dan staff karyawan yang melakukan kecurangan dengan menggelapkan Bahan Bakar Minyak.(Suhendi, dalam Muda, 2014) Pada sektor BUMN, tidak dilaksanakan Good Corporate Governance dan keterlibatan pejabat negara atau birokrasi dalam manajemen telah menyebabkan

4 kinerja BUMN tidak berkembang, bahkan sering di identikan sebagai unit usaha yang tidak efisien. Kontribusi BUMN terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat relative kecil, tingkat return yang dihasilkan dibawah cost capital perbankan. Selain itu BUMN juga belum sepenuhnya dapat menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi bagi masyarakat dengan harga yang terjangkau serta belum mampu berkompetisi dalam persaingan bisnis secara global. Mishardi (2002) Kasus audit umum yang dialami oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI), kasus ini menunjukkan bagaimana proses tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan dan bagaimana peran dari tiap-tiap organ pengawas dalam memastikan penyajian laporan keuangan tidak salah saji dan mampu menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kasus PT. KAI berawal dari perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris, khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang ada. Beberapa hal yang direfentifikasi turut berperan dalam masalah pada laporan keuangan PT. KAI Indonesia: 1. Auditor internal tidak berperan aktif dalam proses audit, yang berperan hanya auditor Eksternal. 2. Komite audit tidak ikut serta dalam proses penunjukkan auditor sehingga tidak terlibat proses audit. 3. Manajemen (tidak termasuk auditor eksternal) tidak melaporkan kepada komite audit dan komite audit tidak menanyakannya. 4. Adanya ketidakyakinan manajemen akan laporan keuangan yang telah disusun, sehingga ketika komite audit mempertanyakan manajemen merasa tidak yakin. (sumber: http://www.kompasiana.com/www.hendri.com/permasalahan-isu-audit) Adanya fenomena mengenai buruknya implementasi Good Corporate Governance tersebut, diharapkan mulai dari sekarang semua perusahaan melakukan upaya untuk mulai mengimplemantasikan Good Corporate Governance guna

5 mencapai sasaran dan tujuan yang hendak ingin dicapai perusahaan. Dalam penerapan Good Corporate Governance peran audit internal yang independen sangatlah penting dan audit internal merupakan kegiatan pemastian dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi perusahaan. (Dzaky dalam dalam Muda, 2014) Menurut The Institut of Internal Auditors (IIA)(2009). Audit internal adalah kegiatan pemastian dan konsultasi yang independen dan objektif yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi mencapai tujuannya melalui pendekatan yang sistematik dan teratur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan tata kelola. Audit internal merupakan bagian dari Good Corporate Governance, dimana didalamnya mencakup pengawasan yang memadai, etika bisnis, independensi, pengungkapan yang akurat dan tepat waktu, akuntabilitas dari seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengelolaan perusahaan, serta mekanisme untuk memastikan adanya tindak lanjut yang seksama jika terjadi pelanggaran dalam perusahaan. Sundayani (2013) Peran audit internal pada perusahaan swasta maupun BUMN sangatlah diperlukan guna membantu pihak manajemen dalam menyelesaikan tanggung jawab mereka secara efektif, dengan memberi mereka analisis, penilaian, saran dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa. Dalam hal ini, manajemen perlu mendelegasikan tugas, tanggung jawab, dan wewenang kepada pihak lain yaitu auditor internal yang berada pada divisi SPI (Satuan Pengawas Intern). Serta Peraturan dan fungsi auditor internal dalam suatu perusahaan digunakan sebagai parameter dan indikator untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governace. Zulkarnain (2010) Begitu juga dari penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa perlunya fungsi audit internal dan pengendalian internal yang kuat secara beriringan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan dari prinsip-prinsip good corporate governance, dimana good corporate governance merupakan tuntutan dari masyarakat dan juga cerminan kinerja

6 suatu perusahaan BUMN di Indonesia.Menurut the Committee of Sponsoring Organization (COSO) mendefinisikan Pengendalian Intern sebagai suatu proses yangdijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain, yang didesain untukmemberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan: Keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efesiensi operasi. Saptapradipta (2006) Baik buruknya Corporate Governanceperusahaan BUMN di Indonesia memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan pengendalian internal pada BUMN. Dengan berfungsinya pengendalian internal dan audit internal serta terwujudnya trasparansi, akuntabilitas, independensi, pertanggungjawaban dan kewajaran maka terwujudlah prinsip Good Corporate Governance yang semakin baik dalam suatu perusahaan. Dengan demikian bahwa keberadaan pengendalian internal dan audit internal sangat penting dalam menciptakan Good Corporate Governance. Dewitasari (2009) Berdasarkan uraian di atas mengingat pentingnya pelaksanaan audit internal dan efektivitas pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance, dan berdasarkan tinjauan penulis terhadap penelitian sebelumnya, untuk itu penulis mencoba meneliti kembali dengan mengambil judul. Pengaruh Pelaksanaan Audit Internal, Efektivitas Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance (GCG) (Survei Pada Perusahaan PT Kereta Api Indonesia). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dan diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian, penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan PT Kereta Api Indonesia. 2. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal, secara parsial terhadap Good Corporate Governance pada PT Kereta Api Indonesia.

7 3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal, secara silmutan terhadap Good Corporate Governance pada PT Kereta Api Indonesia. 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan latar belakang serta indentifikasi masalah tersebut di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba mempelajari dan menilai pengaruh pelaksaan audit internal dan efektivitas pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh pelaksanaanaudit internal, efektivitas pengendalian, penerapan Good Corporate Governance pada PT Kereta Api Indonesia. 2. Untuk mengentahui dan menganlisa seberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal, secara parsial terhadap Good Corporate Governance pada PT Kereta Api Indonesia. 3. Untuk mengetahui dan menganalisaseberapa besar pengaruh pelaksanaan audit internal, efektivitas pengendalian internal, secara simoltan terhadap Good Corporate Governance pada PT Kereta Api Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya: 1. Bagi penulis untuk menambah wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh pelaksanaan audit internal dan efektivitas pengendalian internal terhadap penerapan Good Corporate Governance, selain itu juga sebagai sarana bagi peneliti untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dalam bangku perkuliahan terutama yang berkaitan dengan judul yang peneliti buat.

8 2. Bagi pembaca Dapat memberi tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin lebih menambah wacana pengetahuan khususnya di bidang auditing. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka penulis melakukan penelitian padapt Kereta Api Indonesia Jl. Perintis Kemerdekaan Bandung. Waktu penelitian dilakukan bulan Febuari 2017 sampai dengan Maret 2017.