Anggrek pot Bagian 2: Phalaenopsis hibrida

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Kulit masohi SNI 7941:2013

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Bambu lamina penggunaan umum

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Semen portland komposit

Susu segar-bagian 1: Sapi

Air demineral SNI 6241:2015

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Biji kakao AMANDEMEN 1

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Tuna dalam kemasan kaleng

Bibit sapi perah holstein indonesia

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Cara uji daktilitas aspal

Analisis kadar abu contoh batubara

Bibit sapi potong - Bagian 3 : Aceh

Air mineral SNI 3553:2015

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Terasi udang SNI 2716:2016

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Rambu evakuasi tsunami

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Air mineral alami SNI 6242:2015

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Cara uji sifat tahan lekang batu

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Bibit sapi potong Bagian 6: Pesisir

Bibit sapi potong - Bagian 2: Madura

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji geser langsung batu

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Semen cair babi SNI 8034: Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Cara uji berat jenis aspal keras

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Pupuk kalium klorida

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

SNI 0123:2008. Standar Nasional Indonesia. Karton dupleks. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) - Bagian 2: Metode longline

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Sosis ikan SNI 7755:2013

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji penetrasi aspal

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Anggrek pot Bagian 2: Phalaenopsis hibrida ICS 65.020.01 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Spesifikasi... 2 5 Pengkelasan... 2 6 Persyaratan mutu... 2 7 Ketentuan mengenai toleransi... 4 8 Metode pengambilan contoh... 4 9 Metode uji... 4 10 Pengemasan... 5 11 Pengemasan untuk pengiriman... 5 12 Penandaan dan pelabelan... 5 Bibliografi... 6 BSN 2014 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) ini disusun berdasarkan usulan dari pemangku kepentingan karena adanya diversifikasi produk anggrek pot Indonesia agar dapat diterima di pasar domestik maupun internasional. Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis (KT) 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis. Perumusan terakhir dilakukan dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 12 November 2013 yang dihadiri oleh anggota Komite Teknis dan pemangku kepentingan lainnya. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 17 Februari 2014sampai dengan 17 April 2014 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2014 ii

Pendahuluan Anggrek pot Phalaenopsis hibrida atau anggrek bulan merupakan salah satu komoditas anggrek yang dikenal dengan keindahan dan keelokan bunganya. Jenis anggrek ini memiliki permintaan pasar yang cukup tinggi dan relatif stabil dengan nilai ekonomis, sehingga berpotensi untuk dikembangkan baik di pasar domestik maupun internasional. Anggrek Phalaenopsis hibrida dikembangkan sebagai tanaman pot dan bunga potong. Dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap produk yang berkualitas, maka diperlukan SNI Anggrek pot Phalaenopsis hibrida sebagai pedoman untuk mendapatkan produk yang sesuai standar. Oleh karena itu, perlu disusun suatu standar yang dapat memenuhi permintaan konsumen baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri dan diterima secara luas oleh konsumen. BSN 2014 iii

1 Ruang lingkup Anggrek pot Bagian 2: Phalaenopsis hibrida Standar ini menetapkan ketentuan mengenai spesifikasi, klasifikasi, mutu, toleransi, pengambilan contoh, metode uji, pengemasan, penandaan dan pelabelan, pada anggrek Phalaenopsis hibrida dalam pot. 2 Acuan normatif Acuan normatif tidak bertanggal berlaku edisi terakhir (termasuk revisi dan atau amandemennya SNI 0428, Pengambilan contoh padatan. 3 Istilah dan definisi Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini digunakan. 3.1 anggrek pot tanaman anggrek hidup yang ditanam dalam wadah antara lain berupa pot, papan pakis dan batok/sabut kelapa 3.2 anggrek seedling benih hasil perbanyakan generatif atau vegetatif yang ditanam di dalam pot individu atau komunal 3.3 anggrek remaja tanaman anggrek yang sudah mencapai ukuran medium namun belum pernah berbunga 3.4 anggrek dewasa tanaman anggrek yang mencapai ukuran maksimum dan sudah berbunga atau pernah berbunga 3.5 pengkelasan mutu penggolongan berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi yang ditentukan 3.6 Phalaenopsis tipe standar kelompok jenis Phalaenopsis yang didominasi oleh turunan amabilis dengan diameter bunga minimum 8 cm BSN 2014 1 dari 6

3.7 Phalaenopsis tipe multiflora kelompok jenis Phalaenopsis yang didominasi oleh turunan equestris dengan diameter bunga 4 cm - 7 cm 3.8 Phalaenopsis tipe novelty kelompok jenis Phalaenopsis diluar turunan amabilis dan equestris 3.9 tangkai rangkaian bunga yang terdiri dari sejumlah kuntum bunga 3.10 bentangan daun jarak antara 2 (dua) ujung daun terluar yang sempurna dan simetris 3.11 umur tanaman waktu pertumbuhan tanaman yang dihitung dan dicatat sejak keluar dari botol kultur perbanyakan tanaman 4 Spesifikasi 4.1 Berdasarkan umur, anggrek Phalaenopsis hibrida terdiri dari 3 (tiga) kategori yaitu : - Anggrek seedling, - Anggrek remaja, - Anggrek dewasa. 4.2 Anggrek Phalaenopsis hibrida dewasa terdiri dari 3 (tiga) tipe yaitu : - Tipe standar - Tipe multiflora - Tipe novelty 5 Pengkelasan Anggrek pot phalaenopsis hibrida seedling dan remaja mempunyai 1 (satu) kelas mutu, sedangkan Phalaenopsis hibrida dewasa terbagi atas 4 kelas mutu, yaitu : - Mutu super, - Mutu 1, - Mutu 2, - Mutu 3. 6 Persyaratan mutu 6.1 Persyaratan umum Anggrek Phalaenopsis hibrida pot minimum harus memenuhi : BSN 2014 2 dari 6

- Wadah yang digunakan memiliki aerasi dan drainase yang baik; - Media tanam yang digunakan bersih dan bersifat porous; - Pertumbuhan vegetatif tanaman relatif seragam sesuai jenis hibridanya; - Bebas dari kerusakan fisik pada tanaman; - Kondisi tanaman sehat dan bebas organisme pengganggu tanaman (OPT). 6.2 Persyaratan khusus 6.2.1 Anggrek Phalaenopsis hibrida seedling dan remaja Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida seedling dan remaja ditampilkan pada Tabel 1. Tabel 1 - Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida seedling dan remaja Parameter Satuan Anggrek seedling Anggrek remaja Individu Komunal Umur tanaman bulan 6-8 3 - <6 >8-12 Bentangan daun cm 10-15 7 - <10 >15-22 Jumlah daun helai 4 4 4 minimum CATATAN Persyaratan mutu anggrek seedling dan anggrek remaja berlaku untuk seluruh tipe 6.2.2 Anggrek Phalaenopsis hibrida tipe standar Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida tipe standar ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2 - Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida tipe standar Parameter Satuan Kelas mutu Super I II III Umur tanaman bulan >30 22-30 22-30 22-30 Jumlah daun helai 8 4-6 4-6 3 Jumlah bunga kuntum >15 11-15 6-10 6-10 6.2.3 Anggrek Phalaenopsis hibrida tipe multiflora Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida tipe multiflora ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 - Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida tipe multiflora Parameter Satuan Kelas mutu Super I II III Umur tanaman bulan >30 22-30 22-30 22-30 Jumlah daun helai 10 6-8 6-8 4-5 Jumlah tangkai tangkai 2 2 2 1 Jumlah kuntum minimum kuntum 18 14 10 6 3 dari 6

6.2.4 Anggrek Phalaenopsis hibrida tipe novelty Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida tipe novelty ditampilkan pada Tabel 4. Tabel 4 - Persyaratan mutu anggrek Phalaenopsis hibrida tipe novelty Parameter Satuan Kelas mutu Super I II III Umur tanaman bulan >30 24-30 24-30 24-30 Jumlah daun helai 10 6-8 6-8 4-5 Jumlah tangkai tangkai 3 2 2 1 Jumlah kuntum minimum kuntum 9 6-8 4-5 2-3 7 Ketentuan mengenai toleransi Toleransi mutu dari semua kelas mutu maksimum 5 % dari persyaratan minimum. 8 Metode pengambilan contoh Pengambilan contoh sesuai dengan SNI 0428 dan dilakukan sebelum proses pengemasan. Tanaman anggrek Phalaenopsis yang diambil untuk dianalisa adalah sebanyak akar pangkat dua. Contoh diambil oleh petugas pengambil contoh yang kompeten. 9 Metode uji 9.1 Pengujian persyaratan umum 9.1.1 Pengujian untuk seluruh persyaratan umum dilakukan secara visual di lokasi pengemasan dan dilakukan oleh petugas yang kompeten. 9.1.2 Tanaman anggrek yang tidak sesuai dengan persyaratan umum dipisahkan dan dihitung persentasenya sebagai batas maksimum toleransi. 9.2 Penentuan umur tanaman Penentuan umur tanaman dilakukan dengan cara melihat catatan umur tanaman. 9.3 Penentuan jumlah daun Penentuan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya daun yang sehat. 9.4 Penentuan jumlah tangkai Penentuan jumlah tangkai dilakukan dengan cara menghitung banyaknya tangkai dalam satu pot. BSN 2014 4 dari 6

9.5 Penentuan jumlah kuntum Penentuan jumlah kuntum dilakukan dengan cara menghitung total kuntum bunga dalam satu pot. 9.6 Penentuan bentangan daun Penentuan bentangan daun dilakukan dengan cara menghitung jarak antara dua ujung daun yang terluar dan simetris. 10 Pengemasan Tanaman anggrek harus dalam kondisi tidak basah sebelum dibungkus. Kertas pembungkus yang digunakan dapat menyerap air, tidak mudah sobek dan tidak terlalu tebal. 11 Pengemasan untuk pengiriman Tangkai bunga dibungkus dengan kertas pembungkus, agar bunga tidak rusak. Tanaman disusun dengan menyesuaikan panjang dan volume kemasan/tempat angkut, yang mempunyai aerasi yang baik dan terlindung dari cahaya matahari. 12 Penandaan dan pelabelan Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan informasi tentang : - Nama dagang dan atau nama silangan ; - Nama dan alamat perusahaan produsen asal; - Kelas mutu; - Jumlah tanaman. 5 dari 6

Bibliografi AOS Judging Committee 2002. Handbook on Judging and Exhibition 11th Ed., American Orchid Society, Florida, United States. Sweet. H.R. 1980. The Genus Phalaenopsis. Orchid Digest Inc., California, United States. BSN 2014 6 dari 6