BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan penelitian kuantitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dalam penelitian ini adalah 2 bulan yaitu bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyusunan metode dalam pengumpulan data, penyusunan instrumen, hingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka. Kemudian data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

BAB III METODE PENELITIAN. nasabah bank umum yang diambil secara acak di DIY. pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KAP yang terdapat di Daerah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikatakan metode kuantitatif karena penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang melaporkan

28 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Maka variabel

BAB III METODE PENELITIAN. individu atau mahasiswa yang menggunakan layanan mobile banking yang ada di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kerumitan. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah sistem e-filling, sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret sampai Juni 2014 dan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah karyawan di lingkungan PT Surya Toto Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. akan pembeli yang ingin membeli HandPhone, Sehingga dalam setiap harinya Visitel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki usaha kecil menengah yang berada di wilayah Kabupaten Sleman.

BAB III. penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan metode statistik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di beberapa UMKM yang berada di jakarta barat.

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Daerah (SKPD) yang ada di pemerintah kabupaten/kota se-provinsi Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digambarkan lewat angka simbol, kode dan lain-lain. Data itu perlu dikelompokkelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di DKI Jakarta. Penelitian ini dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian bulan Maret sampai bulan April 2015.

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Yang menjadi objek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian explanatory research dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian Objek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah intensi whistleblowing pada PNS. Penelitian ini akan berfokus pada PNS yang bekerja di kecamatan pada Kota Jakarta Timur. Berdasarkan dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian akan terbatas pada masalah-masalah mengenai intensitas moral dalam intensi whistleblowing, khususnya potential harm dan social pressure. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Juli sampai Agustus 2018. B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti. Hubungan ini bersifat sebab akibat (kausal), yang mengakibatkan adanya variabel bebas dan terikat (Sugiyono, 2010). Sumber data pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diberikan langsung dari pemberi data. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner ke PNS yang bekerja di Kecamatan pada Kota Administrasi Jakarta Timur. Sebelum disebarkan, kuisioner atau instrumen penelitian diuji validitas dan realibilitasnya terlebih dahulu. Setelahnya, barulah kuisioner disebarkan ke sampel penelitian ini. Ketika data telah terkumpul, maka data dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Pada akhirnya, akan 32

33 dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. C. Populasi dan Sampling Populasi merupakan generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010). Populasi penelitian ini adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Kecamatan pada Kota Administrasi Jakarta Timur. Kota Administrasi Jakarta Timur dipilih karena Kota Administrasi Jakarta Timur memiliki jumlah kecamatan yang paling banyak jika dibanding dengan kota administrasi lain di Provinsi DKI Jakarta. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik convinience sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Sugiyono, 2010). D. Teknik Pengumpulan Data atau Operasionalisasi Variabel 1. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer karena data diberikan secara langsung oleh sumber data kepada pengumpul data. Data tersebut dihimpun dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner atau

34 angket. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengukur nilai variabel yang sedang diteliti. 2. Operasionalisasi Variabel a. Variabel Dependen Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat (Sugiyono, 2010). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intensi whistleblowing. 1) Definisi Konseptual Near dan Miceli (1985) mendefinisikan whistleblowing sebagai pengungkapan informasi oleh anggota organisasi (aktif atau non-aktif) terhadap tindakan ilegal dan tidak sah dibawah kendali manajemen, yang mampu memberikan kerugian kepada organisasi. Seseorang yang mengungkapkan informasi tindakan ilegal disebut whistleblower. Intensi whistleblowing adalah keinginan seseorang untuk mengungkapkan informasi mengenai tindakan malpraktik atau ilegal yang ada di tempat kerjanya. 2) Definisi Operasional Schultz (1993) melihat intensi whistleblowing dari komponen-komponen berikut ini. a) Tanggung jawab untuk melakukan whistleblowing, b) Dampak negatif yang akan diterima sebagai konsekuensi pelaporan (personal cost), dan c) Kemungkinan untuk melakukan whistleblowing.

35 b. Variabel Independen Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi dan menjadi penyebab adanya variabel terikat (Sugiyono, 2010). Variabel independen dalam penelitian ini merupakan dimensi dari intensitas moral, yaitu potential harm dan social pressure. 1) Potential harm a) Definisi Konseptual Potential harm adalah faktor intensitas moral yang menggambarkan seberapa besar kerugian (manfaat) yang diperoleh akibat suatu tindakan (Singhapakdi, 1996). Selain itu, Chen dan Lai (2014) mendefinisikan potential harm sebagai persepsi kerugian yang ditimbulkan oleh tindakan pelanggaran terhadap organisasi atau lingkungan sekitarnya. b) Definisi Operasional Singhapakdi (1996) menyatakan bahwa potential harm terdiri dari empat komponen, yaitu: i. Besaran konsekuensi, yaitu jumlah kerugian atau manfaat yang diperoleh korban dari sebuah tindakan moral. ii. Probabilitas efek, yaitu fungsi bersama dari kemungkinan bahwa sebuah tindakan akan benar-benar terjadi dan akan menyebabkan kerugian (manfaat). iii. Kesegeraan temporal, yaitu jangka waktu antara sebuah tindakan moral dengan konsekuensinya.

36 iv. Konsentrasi efek, yaitu jumlah orang yang dipengaruhi oleh tindakan yang dilakukan. 2) Social pressure a) Definisi Konseptual Social pressure adalah faktor intensitas moral yang menggambarkan tekanan yang datangnya berasal dari masyarakat dan orang terdekatnya (Singhapakdi, 1996). b) Definisi Operasional Singhapakdi (1996) menyatakan bahwa social pressure terdiri dari dua komponen, yaitu: i. Konsensus sosial, yaitu tingkat kesepakatan atau persetujuan sosial bahwa tindakan tersebut benar atau salah. ii. Kedekatan, yaitu kedekatan (sosial, budaya, psikologis atau fisik) yang III.1. dimiliki seorang agen moral terhadap korban. Jika disimpulkan, maka operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel Tabel III. 1 Kisi-kisi Kuisioner Variabel Indikator Sumber Pernyataan Intensi 1. Tanggung jawab Schultz (1993) dan 1 whistleblowing untuk melakukan Ghani (2013) (Y) whistleblowing, 2. Dampak negatif 2 yang akan diterima sebagai konsekuensi pelaporan (personal cost), dan 3. Kemungkinan untuk 3, 4

37 Variabel Indikator Sumber Pernyataan melakukan whistleblowing. Potential harm 1. Besaran Shawver et.al. 5 (X1) konsekuensi, (2015) 2. Probabilitas efek, 6 3. Kesegeraan 7 temporal, dan 4. Konsentrasi efek. 8 Social pressure (X2) 1. Konsensus sosial, dan Chen & Lai (2014) dan Shawver et.al. (2015) 2. Kedekatan. 10 Sumber: Data diolah oleh penulis (2018) 9 Sebuah skenario singkat, digunakan untuk mengukur seluruh variabel. Dalam skenario tersebut, responden diposisikan menjadi seorang karyawan yang menghadapi sebuah tindakan yang patut dipertanyakan. Skenario ini dibuat agar responden mendapatkan gambaran yang lebih riil, sehingga lebih mudah dalam menjawab pernyataan. Skenario yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus suap pengadaan. Jenis kecurangan pengadaan ini merupakan kecurangan yang sering terjadi di pemerintahan (ICW, 2017). Instrumen dan skenario pada penelitian ini dapat dilihat dalam Lampiran 4 halaman 76. Seluruh variabel pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Skala Likert 1 sampai 5. Skala ini mempunyai tingkatan dari sangat positif sampai sangat negatif. Tingkatantingkatan tersebut dapat berupa kata-kata:

38 Tabel III. 2 Skala Likert Penilaian Skor Sangat Setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Netral (N) 3 Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2010). E. Teknik Analisis Data Setelah data dari responden terkumpul, maka peneliti akan menganalisis data. Menurut Sugiyono (2010), kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data, mentabulasi data, menyajikan data tiap variabel, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji kualitas data, dan uji asumsi klasik. Masing-masing teknik akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu data melalui ratarata, standar deviasi, maksimum, dan minimum (Ghozali, 2001). Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan data sampel, tanpa ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi di mana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2010).

39 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Menurut Ghozali (2001), uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Apabila pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur, maka kuisioner tersebut valid. Dalam penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan pearson corellation yaitu dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pernyataan-pernyataan. Apabila pearson corellation yang diperoleh memiliki signifikansi di bawah 0,05 maka butir pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2001). Selain itu, uji validitas juga dapat dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. Sebuah pernyataan dikatakan valid apabila pearson correlation atau r hitung memiliki nilai yang lebih besar daripada nilai r tabel. b. Uji Reliabilitas Ghozali (2001) menyatakan bahwa realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner atau instrumen dapat dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut tetap menghasilkan data yang sama ketika digunakan berkali-kali (Sugiyono, 2012). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan menggunakan uji statistik Cronbach Alfa. Sebuah instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki Cronbach Alfa lebih besar dari 0,60.

40 3. Uji Asumsi Klasik Untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Pada penelitian ini, uji asumsi klasik dilakukan dengan melakukan uji normalitas, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan memiliki distribusi normal (Ghozali, 2001). Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Penelitian ini melakukan uji normalitas dengan analisis grafik dan statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat histogram, jika histogram tersebut membentuk gambar lonceng atau bell-shaped curve, maka suatu model dapat dikatakan normal. Selain itu, normal probability plot juga digunakan untuk melihat apakah suatu model berdistribusi normal. Apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, maka model regresi berdistribusi normal. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (Suliyanto, 2011). Jika hasil uji menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka suatu model dikatakan lulus asumsi normalitas. b. Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2001), uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (independen).

41 Model regresi yang baik adalah model yang tidak menunjukkan adanya korelasi atau hubungan diantara variabel bebas. Jika terdapat korelasi di antara variabel bebas, maka koefisien regresi tidak dapat diestimasi (Nachrowi dan Usman, 2006). Ketika hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10 dan nilai tolerance > 0.10 atau 10%, maka tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas pada suatu model (Ghozali, 2001). c. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan varians pada residual atau error dalam suatu model (Nachrowi dan Usman, 2006). Keadaan dimana semua residual memiliki varians yang sama, disebut homoskedastis. Sebaliknya, heterokedastis adalah suatu keadaan dimana terdapat perbedaan varians dalam masing-masing residual. Model regresi yang baik adalah model homokedastis. Terdapat dua metode untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas, yaitu metode analisis grafik dan metode statistik (Suliyanto, 2011). Metode analisis grafik dilakukan menggunakan grafik scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, maka terdapat masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sebaliknya jika scatterplot menyebar secara acak, maka tidak terdapat masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sementara, metode statistik dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Uji Glejzer, yang dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Ghozali, 2001). Jika signifkansinya kurang dari 0,05 maka terdapat varians yang berbeda dalam residualnya (heteroskedastis).

42 4. Analisis Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan analisis linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang jumlahnya dua atau lebih terhadap satu variabel dependen (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Persamaan regresi dalam penelitian ini dibuat berdasarkan persamaan berikut. IW = α + β 1 PH + β 2 SP + e Keterangan: IW = Intensi whistleblowing PH = Potential harm SP α = Social pressure = Konstanta β 1, β 2 = Koefisien regresi e = Error 5. Uji Hipotesis Output yang dihasilkan oleh analisis regresi berganda harus diuji statistik untuk menguji hipotesis penelitian ini. Uji statistik tersebut, meliputi: a. Uji Pengaruh Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat (Ghozali, 2001). Uji statistik t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi uji t. Apabila nilai signifikansi uji t > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika

43 nilai signifikansi uji t < 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan terikat. Selain itu, uji t dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Sebaliknya, jika t hitung > t tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. b. Uji Statistik F Uji statistik F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001). Uji statistik f dapat dilakukan dengan menlihat nilai signifikansi uji f. Jika nilai signifikansi uji f < 0,05 maka semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, uji f dapat dilakukan dengan membandingkan nilai f hitung dan f tabel. Apabila nilai f hitung > f tabel, maka semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. c. Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menunjukkan suatu proporsi dari varian yang diterangkan oleh persamaan regresi terhadap varian total (Suharyadi dan Purwanto, 2009). Nilai koefisien determinasi (R 2 ) berkisar antara 0 sampai 1. Nilai R 2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat masih terbatas. Sebaliknya, variabel-

44 variabel bebas hampir mampu menjelaskan informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat ketika nilai R 2 mendekati 1 (Ghozali, 2001).