BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup manusia. Selain untuk dikonsumsi air juga digunakan hampir disemua aktivitas manusia dalam sehari-hari. Namun disamping itu air juga dapat berdampak buruk bagi manusia itu sendiri. Karena air dapat menjadi salah satu sarana yang membawa berbagai macam zat kimia ke dalam tubuh manusia yang nantinya akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Hal ini bisa disebabkan karena masuknya berbagai bahan kimia yang sangat berbahaya dan beracun meskipun dalam konsentrasi yang masih rendah seperti bahan pencemar logam-logam berat : merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), Arsen (As), dan sebagainya (Triyanti, 2011). United State Environmental Protection Agency (USEPA) mendata ada 13 elemen logam berat yang merupakan elemen utama pencemar yang berbahaya, namun logam berat merkuri bersama timbal dan kadmium dikenal sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia dikarenakan tingkat keracunannya yang sangat tinggi walaupun pada konsentrasi rendah (Rezazee, dkk, 2005). Logam berat pada umumnya mempunyai sifat toksik dan berbahaya bagi organisme hidup. Secara langsung maupun tidak langsung toksisitas dari polutan itulah yang kemudian menjadi pemicu terjadinya pencemaran pada lingkungan. Salah 1
2 satu logam berat yang akan bersifat toksik terhadap manusia jika terkontaminasi ke lingkungan adalah kadmium (Supriatno, 2009). Kadmium adalah logam berat yang bersifat toksik terhadap manusia. Kadmium yang berada di lingkungan dapat mengkontaminasi makanan dan perairan, apabila dikonsumsi oleh manusia dan masuk kedalam tubuh maka akan terakumulasi di ginjal dan dapat mengganggu aktifitas ginjal. Ginjal memiliki peranan penting dalam penentuan tinggi rendah tekanan darah. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatis di dalam tubuh (Sigarlaki, 2009). Penelitian Charlena (2004) menyatakan bahwa efek langsung pada jaringan yang terkena atau terpapar kadmium akan menyebabkan kematian (nekrosis) pada lambung dan saluran pencernaan, kerusakan pembuluh darah, perubahan degenerasi pada hati dan ginjal. Perubahan degenerasi ginjal akan berpengaruh pada kerusakan dan ketidakmaksimalan kerja ginjal, sehingga terjadi perubahan pengaturan volume darah. Ginjal memainkan peran besar dalam menentukan tekanan darah. Hasil penelitian tentang Analisa Kandungan Kadmium Air Sumur Gali Masyarakat di Sekitar TPA Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa semua sampel air sumur gali mengandung kadmium. Dari hasil pengamatan karakteristik fisik air sumur gali terdapat 16 sumur yang memenuhi syarat kesehatan dan ada 14 air sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Dari hasil pemeriksaan laboraturium ditemukan bahwa 30 sampel air sumur gali mengandung kadmium melebihi baku mutu yang ditetapkan berdasarkan PerMenkes No 416/Menkes/Per/IX1990 yaitu 0,005 mg/l. Rata-rata kandungan pada
3 air sumur gali yang berjarak <200 m adalah 0,374 ppm dan kandungan kadmium pada air sumur gali yang berjarak >200 m adalah 0,346 ppm (Nainggolan,2011). Penelitian yang telah dilakukan oleh Ashar (2015) untuk melihat efek asupan kadmium yang terkandung dalam air melalui asupan oral terhadap dampaknya pada ginjal melalui pengukuran biomarker efek yaitu kadmium dalam urin, beta 2 mikroglobulin (B2MG) urin dan albuminurin menunjukkan sebanyak 67 orang (90,5%) terpajan pada air sumur dengan kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu, sebanyak 12 orang (16,2%) memiliki kandungan kadmium urin yang telah melewati nilai ambang batas, dan sebanyak 43 orang (58,1%) memiliki kandungan B2MG urin yang telah melewati nilai ambang batas, serta 3 orang (4,1%) mengalami albuminuria. Ada hubungan yang signifikan antara kadmium dari air sumur, kadmium urin dengan B2MG urin. Pencemaran air sumur yang digunakan sebagai air minum terjadi akibat air lindi dari TPA yang merembes masuk kedalam tanah dan bercampur dengan air tanah sampai pada jarak 200 meter ataupun mengalir di permukaan tanah dan bermuara pada aliran air sungai. Secara langsung air tanah atau air sungai tersebut akan tercemar (Mahardika, 2010). Sehubungan dengan itu dikhawatirkan air sumur masyarakat di daerah TPA Namo Bintang tercemar dari air lindi yang mengandung kadmium juga digunakan sebagai air minum, yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air sumur di daerah tersebut. Menurut aturan Depkes (1995) sumur gali harus ditempatkan jauh dari sumber pencemar. Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur dan diperkirakan
4 aliran air tanah mengalir ke sumur, maka jarak minimal sumur terhadap sumber pencemar adalah 11 meter. Jika letak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur, maka jarak minimal adalah 10 meter dari sumur. Sumber pencemar dapat berasal dari jamban, air kotor/comberan, tempat pembuangan sampah, kandang ternak dan sumur/saluran resapan. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan di Desa Namo Bintang terdapat 7 dusun dan 2 TPA, yaitu TPA Namo Bintang yang sudah tidak beroperasi dan berjarak tidak jauh dari dusun 1, 4, dan 5 serta TPA Pancur Batu yang berada di sekitar dusun 3 dan 7. Seluruh masyarakat di Desa Namo Bintang menggunakan air sumur untuk keperluan rumah tangga, baik untuk minum, mencuci dan memasak. Berdasarkan latar belakang di atas maka dari itu peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk dapat mengetahui apakah terdapat hubungan kadar kadmium pada air sumur terhadap tekanan darah masyarakat desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016. Sebelumnya telah banyak studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa paparan kronis kadmium meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada populasi umumnya (Satarug et al, 2005). Selain itu, sejumlah besar penelitian yang telah dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa paparan kadmium kronis dapat menyebabkan elevasi pada tekanan darah (Nwokocha et al, 2013). Penelitian yang telah dilakukan oleh Kacar, dkk (2010) pada tikus kelompok eksperimen yang diberi dosis berisi 15 ppm CdCl2 dalam air minum selama 8 minggu untuk mengetahui pengaruh toksisitas kadmium kronis pada
5 tekanan darah dan viskositas plasma, didapatkan tingkat kadmium darah secara signifikan lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen, perubahan tekanan darah sistolik antara minggu yang signifikan ditemukan berkorelasi dengan viskositas plasma. Dapat disimpulkan, toksisitas kadmium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan meningkatnya viskositas plasma. Penelitian ini merupakan studi untuk melihat efek tekanan darah dari asupan kadmium yang terkandung dalam air sumur masyarakat dimana adanya asumsi bahwa asupan kadmium melalui air sumur yang digunakan untuk minum dan memasak dapat berpengaruh terhadap tekanan darah. 1.2 Permasalahan Studi yang telah dilakukan oleh Nainggolan (2010), Ashar dan Santi (2011), dan Ashar (2015) menunjukkan bahwa seluruh sumur yang dijadikan sampel penelitian memiliki kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu lingkungan sesuai yang dipersyaratkan dalam Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 0,005 mg/l. Oleh sebab itu, permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah terjadi gangguan pada tekanan darah masyarakat di Desa Namo Bintang akibat mengkonsumsi air sumur yang diduga telah tercemar kadmium.
6 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan kadar kadmium pada air sumur terhadap tekanan darah masyarakat desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakteristik masyarakat yang mengkonsumsi air yang mengandung kadmium yang meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi, kebiasaan merokok dengan tekanan darah. 2. Untuk mengetahui tekanan darah masyarakat di Desa Namo Bintang. 3. Untuk mengetahui durasi pajanan kadmium serta jumlah asupan kadmium dalam air yang digunakan masyarakat di Desa Namo Bintang untuk minum serta memasak. 4. Untuk mengetahui nilai korelasi antara kadar kadmium dari air sumur terhadap tekanan darah. 1.4 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini apakah ada hubungan antara asupan kadmium melalui air minum dengan tekanan darah. 1.5 Tujuan Penelitian 1. Sebagai informasi mengenai kualitas air sumur yang dikonsumsi oleh masyarakat khususnya kandungan kadmium.
7 2. Memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan berkaitan dengan kandungan kadmium dalam tubuh yang direfleksikan oleh tekanan darah. 3. Memberikan informasi mengenai air sumur yang telah terkontaminasi oleh kadmium dan telah melebihi baku mutu.