BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 377/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan menyatakan bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai sumber daya, baik oleh pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat tersedia pelayanan kesehatan yang efisien, bermutu, dan terjangkau. Hal ini memerlukan dukungan, komitmen, kemauan, dan etika disertai semangat pemberdayaan yang memprioritaskan upaya kesehatan. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Contohnya penggunaan komputer sebagai salah satu sarana penunjang dalam sistem informasi dapat memberikan hasil yang lebih untuk output sebuah sistem, tentunya bila sistem di dalamnya telah berjalan dengan baik (Ekowati, 2003). Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat, maka metoda-metoda baru dalam bidang keamanan atau security juga dihasilkan. Metoda-metoda baru di bidang security baik terhadap keamanan transmisi data maupun content atau isi dari data terus dikembangkan untuk menghadapi serangan-
serangan yang ditimbulkan sebagai dampak negatif dari pesatnya perkembangan teknologi informasi. Pengolahan data dan informasi secara cepat, tepat dan efisien adalah hal penting yang dibutuhkan bagi lembaga atau instansi, yaitu salah satunya adalah lembaga instansi rumah sakit (Sanjoyo, 2008). Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia (Aditama, 2006). Sebagai salah satu institusi pelayanan umum, rumah sakit membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat dan andal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Dengan lingkup pelayanan yang begitu luas, tentunya banyak sekali permasalahan kompleks yang terjadi dalam proses pelayanan di rumah sakit. Banyaknya variabel di rumah sakit turut menentukan kecepatan arus informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dan lingkungan rumah sakit (Handoyo, 2008). Pengelolaan data di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan suatu sistem informasi di rumah sakit. Pengelolaan data secara manual mempunyai banyak kelemahan, selain membutuhkan waktu yang lama, keakuratannya juga kurang dapat diterima, karena kemungkinan kesalahan sangat besar. Dengan dukungan teknologi informasi yang ada sekarang ini, pekerjaan pengelolaan data dengan cara manual dapat digantikan dengan suatu sistem informasi dengan menggunakan komputer. Selain lebih cepat dan mudah, pengelolaan data juga menjadi lebih akurat (Handoyo, 2008).
Menurut surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.159b/MENKES/PER/II/1988 tentang rumah sakit, pelayanan kesehatan di rumah sakit berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan pelayanan penunjang medik. Menurut Roomer (1981) yang dikutip oleh Azwar (1996), pelayanan rawat jalan tampak berkembang lebih pesat dibandingkan dengan pelayanan rawat inap. Peningkatan angka utilitasi pelayanan rawat jalan di rumah sakit dua sampai tiga kali lebih tinggi dari peningkatan angka utilitasi pelayanan rawat inap. Sesuai dengan perkembangan yang dialami, maka pada saat ini berbagai bentuk pelayanan rawat jalan banyak diselenggarakan. BLU Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu dari banyak rumah sakit di Sumatera Utara yang pencatatan pasiennya masih secara manual. Dengan pencatatan secara manual banyak kelemahan-kelemahan yang ditemukan diantaranya sering ditemukan nomor ganda, ketika pasien berobat ulang dan lupa membawa kartu berobat sehingga akan menyulitkan petugas dalam pencarian status pasien. Prosedur administrasi yang sederhana, mudah dan cepat merupakan salah satu peningkatan pelayanan kepada pasien. Pelayanan pertama dari meja depan/pendaftaran pasien sangat perlu diperhatikan, semakin cepat dalam mencari data pasien lama maupun pembuatan daftar bagi pasien baru akan berpengaruh pada cepatnya layanan medis yang diinginkan oleh pasien/konsumen rumah sakit. Berdasarkan kondisi di atas, sangatlah tepat jika rumah sakit menggunakan sisi kemajuan komputer, baik piranti lunak maupun piranti kerasnya dalam upaya
mempermudah pengolahan data pasien khususnya pasien rawat jalan yang sebelumnya dilakukan secara manual. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan Sistem Pendaftaran Pasien Rawat Jalan di BLU Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara adalah sering ditemukan nomor ganda, ketika pasien berobat ulang dan lupa membawa kartu berobat sehingga akan menyulitkan petugas dalam pencarian status pasien. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Membuat sistem pendaftaran pasien rawat jalan dalam upaya mempermudah pengolahan data dengan menggunakan program komputer di BLU Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Membuat form identitas pasien. b. Membuat form identitas dokter. c. Membuat kartu berobat pasien. d. Membuat form kunjungan pasien. e. Membuat report per hari kunjungan pasien rawat jalan. f. Membuat report per bulan kunjungan pasien rawat jalan. g. Membuat report per tahun kunjungan pasien rawat jalan h. Membuat report per hari kunjungan pasien berdasarkan poli tujuan. i. Membuat report per bulan kunjungan pasien berdasarkan poli tujuan. j. Membuat report per bulan kunjungan pasien berdasarkan jenis pasien.
1.4 Manfaat 1.4.1 Memberikan kemudahan kepada petugas maupun pasien dalam pendaftaran pasien rawat jalan. 1.4.2 Mempermudah dan memperlancar kerja petugas dalam pengolahan data pasien yang lebih efektif dan efisien. 1.4.3 Mencegah terjadinya duplikasi nomor rekam medis pada saat pendaftaran pasien rawat jalan.