Mentimun SNI 7784:2013

dokumen-dokumen yang mirip
SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Susu segar-bagian 1: Sapi

Terasi udang SNI 2716:2016

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Air demineral SNI 6241:2015

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Sosis ikan SNI 7755:2013

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Bambu lamina penggunaan umum

Air mineral SNI 3553:2015

Semen portland komposit

Air mineral alami SNI 6242:2015

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Kulit masohi SNI 7941:2013

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Siomay ikan SNI 7756:2013

Biji kakao AMANDEMEN 1

Mutu karkas dan daging ayam

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Bakso ikan SNI 7266:2014

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009

Analisis kadar abu contoh batubara

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Cara uji berat jenis aspal keras

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

BEDAH SNI PRODUK UNGGULAN DAERAH

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Pupuk kalium klorida

Spesifikasi aspal emulsi kationik

SNI PANGAN SEKARANG INI A BASRAH ENIE

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Produksi bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii) Bagian 1: Metode lepas dasar

Baja tulangan beton SNI 2052:2014

Cara uji daktilitas aspal

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

Cara uji penetrasi aspal

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Embrio ternak - Bagian 1: Sapi

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

SNI Standar Nasional Indonesia

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 3: Benih

Bibit sapi perah holstein indonesia

Cara uji sifat tahan lekang batu

Pupuk urea amonium fosfat

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

Rambu evakuasi tsunami

Bibit babi Bagian 4 : Hampshire

Minyak terpentin SNI 7633:2011

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Pupuk SP-36 SNI

Jahe untuk bahan baku obat

Semen cair babi SNI 8034: Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Mentimun ICS 67.080.20 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Pengkelasan... 2 5 Persyaratan mutu... 3 6 Ketentuan mengenai ukuran... 3 7 Ketentuan mengenai toleransi... 4 8 Ketentuan mengenai penampilan... 4 9 Penandaan atau pelabelan... 4 10 Kontaminan... 5 11 Metode pengambilan contoh... 5 12 Metode uji... 5 Bibliografi... 6 Tabel 1 - Syarat mutu mentimun... 3 Tabel 2 - Kode ukuran berdasarkan panjang... 3 Tabel 3 - Toleransi... 4 BSN 2013 i

Prakata Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan sayuran yang memiliki nilai komersial yang tinggi di Indonesia dan pasarnya cukup luas dan beragam, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern seperti pasar swalayan, restoran dan hotel. Hal ini menunjukkan komoditas mentimun sudah dikonsumsi secara merata dan memiliki daya saing dibandingkan komoditas sayuran lainnya. Dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut maka mentimun yang dihasilkan harus memenuhi standar yang diterima konsumen secara luas, baik di pasar dalam negeri maupun pasar global. Standar ini mengadopsi secara modifikasi dari ASEAN Standard for cucumber yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia sehingga selaras dengan standar internasional. Bagian yang dimodifikasi, pada standar ini adalah pada bagian acuan normatif, istilah dan definisi, ketentuan mengenai mutu, ukuran, toleransi, penampilan, penandaan, pelabelan, kontaminasi, metode pengambilan contoh, metode uji dan bibliografi. Standar ini telah dirumuskan oleh Panitia Teknis (PT) 65-03 Pertanian dan telah dibahas dalam rapat teknis dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 9 November 2011 yang dihadiri oleh anggota Panitia Teknis. Standar ini juga telah melalui jajak pendapat pada tanggal 9 Februari 2012 sampai dengan 9 april 2012 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2013 ii

1 Ruang lingkup Mentimun Standar ini menetapkan ketentuan tentang syarat mutu dan metode uji pada mentimun (Cucumis sativus L.). Standar ini berlaku untuk varietas komersial mentimun dari famili Cucurbitaceae yang dipasarkan untuk konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Mentimun untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar ini. 2 Acuan normatif Untuk acuan normatif tidak bertanggal berlaku edisi terakhir (termasuk revisi dan atau amandemennya). SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan. SNI 2896, Cara uji logam dalam makanan. SNI 4866, Cara uji arsen dalam makanan. SNI 7313, Batas maksimum residu pestisida hasil pertanian. SNI 7387, Batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan. SNI 7388, Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. Bacteriological Analytical Manual (BAM) chapter 5 Salmonella. Bacteriological Analytical Manual (BAM) chapter 4 Enumeration of Escherichia Coli and Coliform Bacteri. CODEX STAN 1-1985, Amd 2010, Codex general standar for the labelling of prepackaged food. CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004, Recommended international code of practice for packaging and transport of tropical fresh fruit and vegetables. CAC/RCP 53-2003, Code of hygienic practice for fresh fruits and vegetables. OECD, 2005, Guidance on objective tests to determine quality of fruits and vegetables and dry and dried produce. Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, 2006. 3 Istilah dan definisi 3.1 utuh mentimun sempurna tidak cacat (kecuali memar) yang mempengaruhi penampilan umum 3.2 cacat kerusakan fisik pada mentimun BSN 2013 1 dari 6

3.3 tampilan segar keadaan fisik mentimun yang tidak menunjukkan keriput akibat berkurangnya kandungan air 3.4 kompak (firm) mentimun segar yang tidak mengalami perubahan fisik dan fisiologis 3.5 layak konsumsi mentimun tidak busuk atau rusak 3.6 bersih mentimun bebas dari kotoran dan benda asing lainnya 3.7 bebas dari hama dan penyakit mentimun tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan penyakit 3.8 bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang ekstrim mentimun bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang mencolok dalam penyimpanan 3.9 bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal mentimun bebas dari penyimpanan pada lingkungan yang mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia mentimun 3.10 bebas dari aroma dan rasa asing mentimun bebas dari aroma dan rasa selain khas mentimun 3.11 pengkelasan penggolongan mentimun berdasarkan mutu dengan mempertimbangkan toleransi yang ditentukan 3.12 kode ukuran penggolongan mentimun berdasarkan panjang mentimun 4 Pengkelasan Mentimun diklasifikasi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu: - Kelas super; - Kelas 1; - Kelas 2. BSN 2013 2 dari 6

5 Persyaratan mutu 5.1 Persyaratan umum Untuk semua kelas mutu mentimun, persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah: - utuh; - kompak (firm); - penampilan segar - bentuk, warna dan rasa sesuai dengan karakteristik varietas; - layak dikonsumsi; - bersih; - bebas dari kerusakan mekanis dan fisiologi; - bebas dari hama dan penyakit; - bebas dari kerusakan akibat perubahan suhu yang ekstrim; - bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin; - bebas dari aroma dan rasa asing; - apabila terdapat tangkai mentimun tidak boleh lebih dari 2 cm; - mentimun dipanen sesuai karakteristik varietas dan lokasi tanam 5.2 Persyaratan khusus Persyaratan khusus mentimun seperti pada Tabel 1. Kelas mutu Kelas super Kelas 1 Kelas 2 6 Ketentuan mengenai ukuran Tabel 1 - Syarat mutu mentimun Persyaratan Bebas dari penyimpangan bentuk, warna, dan firmness/ kekompakan Terdapat sedikit penyimpangan pada bentuk, warna, dan firmness/kekompakan (yang tidak mempengaruhi penampilan umum dan isi mentimun) Terdapat penyimpangan pada bentuk, warna, dan firmness/kekompakan (yang tidak mempengaruhi penampilan umum dan isi mentimun) Kode ukuran ditentukan berdasarkan panjang mentimun, seperti tercantum pada Tabel 2. Tabel 2 - Kode ukuran berdasarkan panjang Panjang Kode ukuran (cm) 1 > 20 2 >15 20 3 >10-15 4 5-10 BSN 2013 3 dari 6

7 Ketentuan mengenai toleransi Toleransi mutu dan ukuran mentimun seperti pada Tabel 3. Tabel 3 - Toleransi Kelas mutu Toleransi mutu Toleransi ukuran Kelas super 5 % Kelas 1 10 % 10 % Kelas 2 10 % CATATAN Toleransi mutu dan ukuran berdasarkan jumlah atau panjang mentimun tetapi masih memenuhi persyaratan mutu untuk kelas dibawahnya atau persyaratan minimum 8 Ketentuan mengenai penampilan 8.1 Keseragaman Isi setiap kemasan mentimun harus seragam dan berasal dari kawasan tanam, kelas mutu dan ukuran yang sama. Mentimun yang tampak dari kemasan atau yang curah harus mencerminkan keseluruhan isi. 8.2 Pengemasan Mentimun harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi mentimun dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal mentimun. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi mentimun yang dicetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang aman untuk produk pangan. Mentimun dikemas dalam kontainer sesuai CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004. Kemasan harus memenuhi syarat mutu, higienis, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk mempertahankan mutu. Kemasan harus bebas dari bahan dan aroma asing. 9 Penandaan atau pelabelan 9.1 Kemasan konsumen Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus memenuhi standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Amd 2010. Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan harus diberi label yang berisi informasi mengenai nama mentimun dan ditulis sebagai nama varietas. 9.2 Kemasan bukan eceran Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus, serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang menyertai pengiriman barang. Untuk mentimun yang diangkut dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen yang menyertai mentimun. BSN 2013 4 dari 6

Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan: - nama dan varietas mentimun; - nama dan alamat perusahaan eksportir/importir, pengemas dan atau pengumpul; - asal mentimun; - kelas; - ukuran (kode ukuran atau kisaran panjang dalam cm). 10 Kontaminan 10.1 Mentimun harus memenuhi syarat dibawah batas maksimum cemaran logam berat sesuai dengan SNI 7387. 10.2 Mentimun harus memenuhi syarat dibawah batas maksimum residu pestisida sesuai dengan SNI 7313. 10.3 Melon harus memenuhi syarat dibawah batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan sesuai dengan SNI 7388. 10.4 Mentimun harus memenuhi syarat higienis sesuai dengan prinsip dasar higienis makanan (CAC/RCP 53-2003) atau ketentuan lainnya yang relevan. 11 Metode pengambilan contoh Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini sesuai dengan SNI 0428. 12 Metode uji 12.1 Uji visual dan organoleptik Pengujian mutu pada persyaratan umum dilakukan secara visual dan organoleptik. Pengujian organoleptik dalam ketentuan ini sesuai dengan pedoman pengujian organoleptik pada mentimun (OECD, 2005). 12.2 Uji residu pestisida Pengujian residu pestisida dalam ketentuan ini sesuai dengan pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian. 12.3 Uji cemaran logam berat Pengujian cemaran logam berat dalam ketentuan ini sesuai dengan SNI 2896 dan SNI 4866. 12.4 Uji cemaran mikroba Pengujian cemaran mikroba dalam ketentuan ini sesuai dengan BAM chapter 5 Salmonella dan chapter 4 Enumeration of Escherichia Coli and Coliform Bacteria. BSN 2013 5 dari 6

Bibliografi ASEAN STAN 16:2010, Asean standar for cucumber. CAC/GL 21-1997, Principles for the establishment and application of microbiological criteria for food, CAC/GL 50-2004, General guidelines on sampling. CODEX STAN 228-2001, General methods of analysis for contaminants. BSN 2013 6 dari 6