BAB I PENDAHULUAN. akan membawa perekonomian ke era terbelakang. Sistem pembayaran dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perantara dibidang keuangan (financial intermediary) semakin meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dimana untuk mencapai tujuan tersebut perlu memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. disuatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan Negara yang. lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. NIM, BOPO, CAR, LDR, NPL, size, dan diversifikasi terhadap profitabilitas

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. oleh bank dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu yang pendek dan jangka waktu yang panjang. Investasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan terdiri dari lembaga keuangan bank dan non bank. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1997 terjadi krisis moneter di Indonesia, banyak bank-bank yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibiayai, perbankan lebih memilih mengucurkan dana untuk kredit ritel dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga atau badan usaha yang saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

Kegiatan- kegiatan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah department of store, yang merupakan organisasi jasa atau pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai lembaga perantara

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative, maupun instrumen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut baik perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang begitu pesat perkembangannya menyebabkan dampak terhadap muncul

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN. setelah dua tahun sebelumnya sempat mengalami goncangan akibat krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi seperti jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

ANALISIS KOMPARATIF RESIKO KEUANGAN PT. BANK SYARIAH MANDIRI DAN PT. BANK MEGA

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem keuangan merupakan salah satu kreasi yang paling krusial dalam masyarakat modern dewasa ini. Tidak dapat dibayangkan, ketiadaan sistem keuangan akan membawa perekonomian ke era terbelakang. Sistem pembayaran dan intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya sistem keuangan. Tugas utama sistem keuangan dalam perekonomian modern adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutuhkan dana untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa serta melakukan investasi dalam bentuk peralatan-peralatan baru sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standart kehidupan. Sistem keuangan dapat diartikan sebagai kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, peraturan-peraturan, dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditetapkan, dan jasa-jasa keuangan (financial services) dihasilkan serta ditawarkan keseluruh bagian dunia. (Rose, 2000). Sistem perbankan merupakan salah satu yang termasuk didalam sistem keuangan, yang pada dasarnya merupakan tatanan perekonomian dari suatu negara yang memiliki peran utama dalam menyediakan fasilitas jasa keuangan. Peranan perbankan selain sebagai lembaga penghimpun dana dari masyarakat, Bank juga merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan. Bank mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian yaitu sebagai perantara dibidang keuangan yang memenuhi kebutuhan masyarakat maupun pemerintah dan diharapkan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. Perkembangan bank di suatu negara dapat dijadikan sebagai tolok ukur kemajuan dari negara tersebut. Bank mempunyai fungsi sebagai penyalur dana, dengan menghimpun dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana dan menyalurkannya kembali kepada pihak yang membutuhkan dana dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Fungsi sebagai penyedia dana ini menyebabkan pengaruh dominan perbankan terhadap perekonomian dalam hubungannya dengan pendanaan organisasi bisnis atau perusahaan. Dalam praktiknya bank dibagi dalam beberapa jenis. Jika ditinjau dari segi fungsinya bank dikelompokan menjadi tiga jenis, yaitu: Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank sentral merupakan bank yang mengatur berbagai kegiatan yang berhubungan dengan dunia perbankan dan dunia keuangan disuatu negara. Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan ketentuan perundangan, dalam kegiatannya menghimpun dana, dapat menerima tabungan dan deposito berjangka, namun tidak dibenarkan menerima simpanan giro dan tidak diperkenankan memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum, berdasarkan peraturan, dapat menghimpun dana dari masyarakat secara langsung dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito berjangka, lalu menyalurkannya kepada masyarakat terutama dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya. Bank umum dalam kegiatannya memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran. Baik bank umum maupun BPR dapat menjalankan kegiatan perbankan konvensional dan berdasarkan prinsip syariah. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum

pemerintah, bank-bank umum swasta, bank-bank umum asing dan bank umum koperasi. Bank-bank umum pemerintah adalah Bank Negara Indonesia 1946, Bank Tabungan Negara, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Bank Mandiri sebagai bank konvensional yang mempunyai aset bank terbesar, dimana bank ini lahir dari penggabungan empat bank BUMN yaitu Bank Exim, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Penggabungan ini dilakukan Bank Indonesia karena ketidakmampuan bank dalam menghadapi krisis moneter di tahun 1997. Dengan merestrukturisasi bank tersebut, bertujuan agar kinerja Bank Mandiri lebih baik dan dapat membantu menstabilkan perekonomian. Volume usaha bank Mandiri dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Bank Mandiri berfokus pada segmen korporasi, komersial, mikro dan ritel, serta pembiayaan konsumen dengan strategi yang berbeda di setiap bisnisnya dan bersinergi dengan seluruh segmen pasar yang ada. Berdasarkan data yang dikemukakan di Bursa Efek Indonesia total aset Bank Mandiri mengalami peningkatakan setiap tahunnya, Hingga Desember 2012, total aset Bank Mandiri telah mencapai Rp.635,6 triliun, dimana jumlah ini naik dari total aset di tahun 2008 (sebesar Rp.358,4 triliun), atau tumbuh 14,85%. Ini mengukuhkan posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia. Kredit Bank Mandiri juga tumbuh menjadi Rp.388,8 triliun di tahun 2012, meningkat 23,02% dari kredit tahun 2008 yang sebesar Rp.174,4 triliun. Selain menjadi bank pemberi pinjaman terbesar di Indonesia (secara konsolidasi), Bank Mandiri juga merupakan bank penyimpanan

terbesar di Indonesia dengan dana pihak ke tiga sebesar Rp.482,9 triliun di tahun 2012. Meningkat sebanyak14,33% dari tahun 2008 yaitu sebesar Rp.289,1 triliun (www.bankmandiri.co.id). Salah satu momen penting adalah suksesnya Bank Mandiri melakukan rights issue pada Februari 2011 untuk memperkuat permodalan bank. Dengan ini, modal Bank Mandiri telah mencapai Rp.62,7 triliun, meningkat dari tahun ke tahun dan menjadi bank pertama di Indonesia yang meraih gelar Bank Internasional, sesuai dengan Banking Architecture atau Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Selain Bank Mandiri Konvensional di Indonesia terdapat juga Bank Syariah Mandiri, yaitu Bank Mandiri yang menjalankan fungsinya berdasarkan prinsipprinsip syariah. Bagi perbankan konvensional, keuntungan diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan, dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Sedangkan bagi yang berdasarkan prinsip syariah, keuntungan bukan diperoleh dari bunga melainkan dari sistem bagi hasil. Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah kedua yang berdiri di Indonesia setelah Bank Muamalat Indonesia. Secara khusus perkembangan Bank Syariah Mandiri sangat pesat, berdasarkan laporan keuangan Bank Syariah Mandiri dapat dilihat jumlah aset yang dimilikinya pada periode tahun 2008-2012 yaitu sebesar Rp.17,06 triliun di tahun 2008 naik menjadi Rp.54,23 triliun di tahun 2012 atau naik rata-rata 34,04% per tahun, pembiayaan yang disalurkan tahun 2008 dari Rp.13,278 triliun meningkat menjadi Rp.43,45 triliun ditahun 2012 atau naik rata-rata 34,05% per tahun, dan dana pihak ketiga dari Rp.14,89 triliun ditahun 2008 meningkat

menjadi Rp.47,41 triliun di tahun 2012 atau naik rata-rata 34,41% (www.syariahmandiri.co.id). Bank Mandiri merupakan bank terbesar di Indonesia dalam jumlah pinjaman aset dan deposit. Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam. Sedangkan Bank Syariah Mandiri merupakan bank syariah kedua yang di buka setelah Bank Muamalat yang merupakan bank BUMN pertama yang menggunakan istilah dual banking dimana bank-bank islam dapat berdampingan dengan bank-bank konvensional. Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri memiliki perbedaan yang terletak pada landasan falsafah yang dianutnya. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh aktivitasnya sedangkan bank konvensional justru kebalikannya. Sistem bagi hasil yang diterapkan dalam produk-produk perbankan syariah menyebabkan bank tersebut relatif mempertahankan kinerjanya dan tidak terlalu terpengaruh oleh tingkat suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah dari bank konvensional (Rindawati: 2007). Berikut disajikan data rasio keuangan dari Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2008 hingga tahun 2012.

Tabel 1.1 Rasio Keuangan Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri Rasio (%) Bank Syariah Mandiri Bank Mandiri 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 CAR 12.66 12.39 10.6 14.57 13.85 15.7 15.6 14.7 15.34 15.48 LDR 89.12 83.07 82.54 84.06 93.86 56.89 59.15 65.4 71.65 77.66 BOPO 78.71 73.76 74.97 76.44 73.00 73.65 70.71 65.63 67.22 63.93 ROE 46.21 44.2 63.58 64.84 68.09 22.74 30.07 34.86 25.57 27.23 ROA 1.83 2.23 2.21 1.95 2.25 2.69 3.13 3.63 3.37 3.55 Sumber: www.syariahmandiri.co.id dan www.bankmandiri.co.id Dari Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan dari rasio keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri. Dari segi permodalan, Bank Mandiri lebih unggul daripada Bank Syariah Mandiri. Sedangkan dari segi likuiditas, Bank Syariah Mandiri lebih unggul daripada Bank Mandiri dan lebih memenuhi standar peraturan BI yaitu antara 85%-110%. Dari segi BOPO tidak terdapat perbedaan yang cukup besar antara Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri. Namun dari segi ROE Bank Syariah Mandiri lebih unggul dibandingkan dengan Bank Mandiri yang artinya kinerja Bank Syariah Mandiri dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba lebih baik dibanding Bank Mandiri, sedangkan dengan rasio ROA Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri tidak terdapat perbedaan yang cukup besar. Dalam beberapa hal baik bank konvensional maupun bank syariah memiliki persamaan yaitu dalam bidang teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, syarat-

syarat untuk memperoleh pembiayaan dan lain sebagainya. Dengan prinsip sistem bagi hasil membuat bank syariah menjadi solusi terhadap negative spread yang dialami oleh bank konvensional, karena konsekuensi dari sistem bunga yang ditetapkan oleh bank konvensional menjadikan bank harus menanggung rugi akibat kegiatan usaha penghimpunan dananya pada saat suku bunga kredit lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga simpanan (dana pihak ketiga yang disimpan di bank). Walaupun seperti yang dilihat keadaan Bank Mandiri Konvensional maupun Bank Syariah Mandiri mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, namun sebenarnya ada berbagai risiko yang harus dihadapi dalam kegiatan operasionalnya. Seperti yang telah diketahui, semakin besar suatu perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapinya. Risiko dan Bank adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan satu sama lainnya, baik bank konvensional maupun bank yang ber opersi dalam prinsip syariah tidak luput dari berbagai macam risiko, tanpa adanya keberanian untuk mengambil risiko maka tidak akan pernah ada bank, dalam artian bahwa bank muncul karena keberanian untuk berisiko dan bahkan bank mampu bertahan karena berani mengambil risiko. Namun jika risiko tersebut tidak dikelola dengan baik, bank dapat mengalami kegagalan bahkan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Menurut Idroes (2008:21), pada dasarnya risiko yang dihadapi dapat dibagi dua kelompok besar, yaitu risiko finansial dan risiko nonfinansial. Risiko finansial terkait dengan berupa hilangnya sejumlah uang akibat risiko yang terjadi. Pada sisi lain, risiko

nonfinansial terkait pada kerugian yang tidak dapat dikalkulasikan secara jelas jumlah uang yang hilang. Kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya risiko dapat berdampak kepada stakeholder yaitu: pemegang saham, karyawan dan nasabah serta berdampak juga kepada perekonomian di suatu negara secara umum. Meningkatnya risiko yang dihadapi oleh perbankan disebabkan oleh semakin pesatnya perkembangan kondisi perbankan dan semakin kompleksnya kegiatan usaha perbankan. Industri perbankan adalah suatu industri yang erat dengan risiko, terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat yang diputar dalam bentuk berbagai investasi seperti kredit, pembelian surat-surat berharga dalam bentuk-bentuk penanaman dana dan lainnya. Perbankan sebagai salah satu bidang usaha yang mendukung perkembangan perekonomian suatu negara dan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sukses tidaknya suatu perbankan dipengaruhi oleh banyak aspek, diantaranya aspek manajemen, pemasaran, sumber daya manusia dan juga kondisi keuangan yang dimilikinya. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008: 7). Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan yang dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing. Laporan keuangan merupakan alat yang paling penting untuk memperoleh informasi sehat atau tidaknya suatu perbankan. Informasi dari laporan

keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi, baik oleh pihak manajemen ataupun dari pihak eksternal. Melalui analisis laporan keuangan pada perbankan dapat menunjukkan tingkat risiko keuangan atau prediksi kebangkrutan perbankan. Kebangkrutan tersebut dapat dihitung dengan menghitung rasio-rasio keuangan sehingga dapat diukur sehat atau tidaknya suatu perbankan. Analisis Z-Score dikembangkan oleh Professor Edward Altman (1968) dengan tujuan untuk mendeteksi apakah suatu perusahaan dalam kondisi diambang kebangkrutan. Oleh karena itu, analisa ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat risiko keuangan suatu perusahaan. Keberadaan Bank Mandiri dalam perekonomian nasional dan daerah sangat penting dalam upaya meningkatkan taraf hidup rakyat melalui penghimpunan dan penyaluran dana terutama usaha kecil dan mikro. Oleh karena itu, berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Komperatif Risiko Keuangan Bank Mandiri Konvensional dan Bank Syariah Mandiri. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaaan risiko keuangan Bank Mandiri Konvensional dengan Bank Syariah Mandiri?

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan risiko keuangan Bank Mandiri Konvensional dan Bank Syariah Mandiri 1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dan lembaga terkait dalam menentukan kebijakan menganalisa mengenai kelangsungan kehidupan perusahaan khususnya perbankan yang di gunakan untuk deteksi dini akan adanya kebangkrutan. 2. Bagi peneliti Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat memperoleh pengetahuan, menambah wawasan dan kemampuan dalam analisis risiko keuangan perusahaan, khususnya perbankan. 3. Bagi pihak lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.