12 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Nardiansyah (2006) meneliti dengan judul pengaruh Profitabilitas (Return On Investment) terhadap arus Kas (Cash Flow) pada PT. Sucofindo (Persero) Cabang Madya Bandung. Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa Profitabilitas (Return On Investment) berpengaruh terhadap Arus Kas (Cash Flow) pada PT. Sucofindo (Persero) Cabang Madya Bandung. Hasil Penelitian dari Comiskey, Eugene E, Mulford, Charles W (1992-1993) dengan judul Understand the reasons behind changes in cash flow yang dijadikan sampel adalah perusahaan K-Swis dan divisi Penjualan Crwon Crafts inc. Dengan hasil penelitian bahwa perubahan pada arus kas disebabkan perubahan pada faktor fundamental, profitabilitas dan efisiensi perusahaan. B. Pengertian Profitabilitas Menurut Samosir (2001:32), Profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang diperlukan didalam mengelola usahanya secara efektif. Rianto (2002: 331) menyebutkan bahwa rasio profitabilas adalah rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan. Rasio Profitabilitas merupakan bagian dari alat dalam mengukur prestasi keuangan perusahaan. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban tentang efektifitas manajemen perusahaan (Sawir, 2003:18). Dengan kata lain, rasio ini
13 digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang ingin dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Rasio yang digunakan adalah : 1. Return On Total Assets Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. secara keseluruhan semakin besar (ROA) suatu perusahaan, Semakin Besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi pengunaan aset. 2. Return on Total Capital Equity Untuk menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penggunaan modal yang ditanamkan pada perusahaan yang bersangkutan. C. Pengertian Arus Kas Arus Kas adalah suatu proses dimana dimana terjadi aliran aliran kas masuk dan aliran kas keluar akibat operasi perusahaan (Henderson dan Maness dalam Tulasi, 2006 : 49). Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula likuiditasnya.tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment dalam kas dan berarti pula bahwa perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas. (Munawir, 2004:158).
14 D. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Arus Kas Menurut Munawir (2004:159), Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari : 1. Hasil pewujudan investasi jangka panjang aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (Ingtangible Assets) : atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan Penambahan kas. 2. Adanya Penerimaan Kas karena sewa, Bunga / dividen dari investasi. 3. Penjualan atau adanya emisi Saham maupun adanya penambahan adanya penambahan modal oleh pemilik Perusahaan dalam bentuk kas. 4. Adanya Penurunan/Berkurangnya Aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya penerimaan kas, dan adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan pembayaran. Arus Kas Keluar dapat disebabkan adanya transaksi-transaksi sebagai berikut : 1. Pembelian Saham/Obligasi sebagai investasi jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap lainnya. 2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan. 3. Pelunasan/pembayaran anggaran hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. 4. Pembelian Barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor,
15 pembayaran sewa bunga, Premi Asuransi, Advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian. 5. Pengeluaran kas untuk denda denda. E. Pembagian Arus Kas Arus Kas dapat dibagi menjadi tiga yaitu (IAI: 2004): 1. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. (SAK, 2002:22). Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas operasi pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih. Berikut ini adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi : a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa. b. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lainnya. c. Pembayaran kas kepada karyawan.
16 d. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya. e. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi. f. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. 2. Arus kas yang berasal dari aktivitas investasi. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (SAK, 2002:22). Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi: a. Pembayaran Kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan Peralatan, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain. c. Perolehen saham atau instrumen keuangan perusahaan lain. d. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
17 e. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts. 3. Arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (SAK, 2002:22). Pengukapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan: a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya. b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan. c. Penerimaan kas dari emisi obligasi pinjaman, wesel, hipotik dan pinjamannya. d. Pelunasan Pinjaman. e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayan (Finance lease ).
18 F. Manfaat Arus Kas Menurut (Prastowo dalam Tulasi, 2006:50) informasi arus kas bermanfaat untuk Mengevaluasi perubahaan aktiva bersih, strukur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), serta untuk mengevaluasi kemampuan dalam menentukan waktu dan jumlah arus kas sesuai kondisi perusahaan. 1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. 2. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi perusahaan karena meniadakan pengaruh perlakukan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. 3. Membandingkan antara taksiran dengan realisasi arus kas terutama dalam menentukan tingkat laba dan arus kas bersih akibat perubahan harga. 4. Sebagai dasar bagi manajemen dalam menentukan kebijakan deviden. 5. Bagi investor dan kreditor, sebagai dasar untuk menilai kinerja manajemen dan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen, hutang dan bunga, khususnya dengan kas dari aktivitas operasi. G. Pengertian Perusahaan Konstruksi Menurut Undang Undang RI N0 18/1999 tentang jasa konstruksi. jasa konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya. untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
19 Jenis usaha jasa konstruksi terdiri dari : 1. Usaha perencanaan konstruksi memberikan layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian - bagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan Dokumen kontrak kerja konstruksi. 2. Usaha pelaksanaan konstruksi memberikan layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagianbagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. 3. Usaha pengawasan konstruksi memberikan layanan jasa pengawasan baik keseluruhan maupun sebagian pekerjaan pe1aksanaan konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan akhir hasil konstruksi.