IMPLEMENTASI PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL BRAIN BASED LEARNING

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH METODE BERBASIS PROYEK MEMANFAATKAN POTENSI LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MTs

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu

JETIS PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan menguraikan hasil penelitian pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB III METODE PENELITIAN

Eva Nuraisah 1, Riana Irawati 2, Nurdinah Hanifah 3. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen adalah melakukan pengukuran sebagai hasil eksperimen terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Metode Brainstroming

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

Gambar 3.1. Nonequivalent Groups Pretest-Posttets

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O (Sugiyono, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan dua kelas sebagai sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas. Desain pada penelitian ini berbentuk:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. M. Gilar Jatisunda 1)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain Kelompok

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS MATEMATIS SISWA SMP

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi perlakuan. Tabel 1. Desain Penelitian

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SMP NEGERI 1 RAWAMERTA

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

MODEL KEGIATAN LABORATORIUM BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA PEMBELAJARAN GELOMBANG DAN OPTIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PROBLEM-BASED LEARNING MENINGKATKAN HIGHER-ORDER THINKING SKILLS SISWA KELAS VIII SMPN 1 DAHA UTARA DAN SMPN 2 DAHA UTARA

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SEKOLAH DASAR Ading Muslihudin SDN Suganangan Kuningan ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan berawal dari kenyataan rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sekolah dasar. Kondisi ini dapat dilihat dari kemampuan siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang bersifat non rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Brain Based Learning dengan siswa yang mengikuti metode pembelajaran pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen dengan Quasy Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa sekolah dasar di Desa Suganangan dengan sampel siswa kelas V SDN Suganangan dan SDN Suganangan yang masing-masing berjumlah 5 orang dan 4 orang. Berdasarkan hasil perhitungan, setelah dilakukan uji hipotesis menggunaka n uji t diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa yang mengikuti strategi Brain Based Learning lebih baik dibanding siswa yang mengiktu metode pembelajaran konvensional. Kata Kunci: Brain Based Learning, Kemampuan pemecahan masalah

PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan dari jenjang pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dalam dunia pendidikan dapat selalu berkembang secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien dan efektif. Jadi, jelaslah bahwa guru hendaknya mampu menciptakan suasana semedikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucura n ceramah guru tentang pengetahuan. (Hasbullah, 0). Pendidikan matematika memiliki posisi yang strategis dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui kemampuan matematika diharapkan dapat terbentuk generasi muda Indonesia yang memiliki sifat-sifat mampu mengidentifikasi masalah serta mampu menyusun strategi pemecahannya. Kemampuan tersebut merupakan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Nahdi (08: 5) kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu kemampuan yang masih menjadi perhatian dalam pembelajaran matematika. Kemampuan pemecahan masalah dapat dikatakan sebagai suatu keterampilan dasar atau kecakapan hidup (life skill) yang harus dimiliki, karena setiap manusia harus mampu memecahkan masalahnya sendiri. pemecahan masalah merupakan kegiatan yang penting dalam pembelajaran matematika, karena kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh dalam suatu pembelajaran matematika pada umumnya dapat ditransfer untuk digunakan dalam memecahkan masalah lain. Mengimplementasikan kemampuan pemecahan masalah sebagai tujuan pendidikan sangat dibutuhkan dalam memperoleh pengetahuan yang dapat diterapkan serta membantu siswa agar terlatih dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan nyata siswa (Yang, 0). Namun kemampuan siswa di Indonesia dalam pemecahan masalah masih rendah, hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai siswa dari Indonesia yang hampir seluruhnya dibawah rata-rata international. Hasil studi TIMSS tahun 05 mengungkapkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-45 dari 50 peserta dengan rata-rata skor 397. Hasil studi PISA pada tahun 05 juga menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan matematis siswa, di mana Indonesia hanya berada pada peringkat ke-6 dari 69 negara dengan skor 386. Refleksi dari hasil TIMSS dan PISA menunjukkan masih sisiwa siswa di Indonesia kurang terlatih Indonesia dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik yang sama dengan soal-soal pada TIMSS dan PISA, yaitu soal-soal pemecahan masalah. Matematika sebagai mata pelajaran wajib di setiap jenjang pendidikan dituntut harus mampu mengembang kemampuan pemecahan masalah para siswanya, termasuk siswa sekolah dasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Nahdi (07: 7) yang menjelaskan bahwa kemampuan memecahkan masalah merupakan salah satu tujuan yang diharapkan diperoleh siswa setelah memperoleh pembelajaran matematika. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah guru perlu menentukan sebuah model pembelajaran yang relevan dengan materi ajar yang akan disampaikan. Sebuah model pembelajaran yang membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan yang

dimiliki dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan nyata sehingga kemampuan pemecahan masalah dan aktivitasnya sesuai dengan apa yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Dengan adanya relevansi antara materi ajar dengan model pembelajaran yang diterapkan serta dapat memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa dapat meningkat. Model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik di atas serta diduga dapat menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah adalah Brain Based Learning (BBL). Menurut Akyurek (dalam Nahdi, 05: 6) BBL adalah pendekatan pembelajaran yang didasarkan pada struktur dan fungsi otak manusia. Berbeda dari metode kurikulum saat ini, pembelajaran berbasis otak menekankan pembelajaran bermakna bukan menghapal. Menurut Gulpinar (005:30), yang membedakan BBL dengan model pembelajaran yang lain adalah BBL memiliki ciri khas pembelajaran yang rileks, pembelajaran yang konstruktivistik, pembelajaran yang menekankan aspek kerjasama antarsiswa, adanya cukup waktu bagi siswa untuk merefleksikan materi yang telah diterimanya, pembelajaran yang bermakna dan kontekstual. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bilal (03: ) bahwa pembelajaran BBL sangat menekankan pada bagaimana siswa dapat belajar lebih bermakna, karena hal ini dapat memperkaya pengalaman siswa. BBL menyediakan pembelajaran yang nyaman bagi siswa serta kesempatan untuk belajar secara lebih bermakna. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen. Peneliti memilih kuasi eksperimen karena pemilihan sampel tidak secara random tetapi menerima keadaan sampel seadanya. Hal ini dikarenakan eksperimen yang menjadikan manusia sebagai objek, seringkali dijumpai kondisi yang kurang memungkinkan peneliti melaksanakan penugasan random yang disebabkan oleh aturan administratif dan disebabkan tidak alaminya situasi kelompok subjek apabila penugasan random dilakukan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD di Desa Suganangan Kuningan pada tahun ajaran 07/08. Dari populasi tersebut selanjutnya peneliti mengambil sampel. Peneliti memilih siswa kelas V SD Negeri Suganangan sebagai kelas eksperimen ( yang memperoleh pembelajaran Model BBL) dan kelas V Suganangan sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh pembelajaran konvensional). Instrumen untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa soal tes matematika, yaitu tes untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Adapun soal tes ini berbentuk soal uraian. Pemilihan bentuk tes uraian ini bertujuan melihat proses pengerjaan yang dilakukan siswa agar dapat diketahui sejauh mana siswa mampu memecahkan masalah matematika yang diberikan. PEMBAHASAN Analisis data awal dilakukan untuk mengetahui apakah Kemampuan sebelum diberi perlakuan sama atau berbeda secara signifikan. Analisis data awal yang dilakukan adalah uji perbedaan rerata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah. Untuk memilih jenis uji perbedaan rerata yang akan dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov a sedangkan untuk uji homogenitas varians menggunakan uji Levene.

Jika kedua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen, maka uji perbedaan rerata menggunakan uji-t. Jika kedua data berasal dari populasi yang berdistribusi normal akan tetapi tidak homogen, maka uji perbedaan rerata menggunakan uji-t. sedangkan jika salah satu atau kedua data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan rerata adalah uji Mann-Whitney.. Analisis Data Pretes a. Uji Normalitas Dalam melakukan uji normalitas, penulis menggunakan bantuan software SPSS 0 dengan Uji Kolmogorov- Smirnov pada taraf signifikansi α = 0,05. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov a. Hasil perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel di bawah ini : Tabel Data Hasil Uji Normalitas Rerata Pretes Pembelajaran Pretes Kolmogorov-Smirnov a N Sig. Ket. Eksp. 4 0,00 Diterima Normal 4 0,00 Diterima Normal : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk Pretes kelas pembelajaran Brain Based Learning 0,00 dan kelas konvensional sebesar 0,00. Nilai signifikansi untuk kedua kelas lebih besar dari = 0,05 maka diterima. Artinya, data nilai Pretes untuk kelas pembelajaran Brain Based Learning maupun kelas konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Karena data pretes Kemampuan untuk kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan melakukan uji homogenitas varians dari kedua kelas eksperimen dan kontrol. Tabel Data Hasil Uji Homogenitas Rerata Pretes Uji Levene Sig. Ket. Eksp. 0,394 Diterima = : Homogen Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji homogenitas varians dari data pretes adalah 0,394. Nilai signifikansi ini lebih besar dari = 0,05, sehingga diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varians dari kedua kelompok adalah homogen.. Uji Perbedaan Rerata Skor Pretes Hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data Pretes untuk kelas Brain Based Learning dan kelas konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan bervarians homogen. Oleh karena itu uji hipotesis perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah awal siswa dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hasil perhitungan uji perbedaan rerata dari dua kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3 Data Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretes Eksp. Sig. Independent T-test 0,35 Ket. Diterima Tidak Terdapat Perbedaan

Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi uji-t dari data pretes adalah 0,35. Nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05, maka diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara awal siswa yang pembelajarannya menggunakan pemebalajaran Brain Based Learning dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. 3. Analisis Data N-gain Analisis data N-gain dilakukan untuk melihat perbedaan peningkatan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Brain Based Learning dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional. Analisis data N-gain dilakukan dengan uji perbedaan rerata. Untuk memilih jenis uji perbedaan rerata yang akan dipakai, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Uji prasyarat yang dimaksud adalah uji normalitas data dan uji homogenitas varians. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov a sedangkan untuk uji homogenitas varians menggunakan uji Levene. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov a. Hasil perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel berikut. Tabel 4 Data Hasil Uji Normalitas Rerata N-gain Kolmogorov-Smirnov a Pembelajaran N Sig. Ket. Eksp. 4 0,054 H N-gain o Diterima Normal 4 0,063 Diterima Normal : data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansi untuk data N-gain kelas yang yang menggunakan pembelajaran dengan Brain Based Learning sebesar 0,054, lebih besar = 0,05 maka diterima. Kemudian nilai signifikansi kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional sebesar 0,063, lebih besar dari = 0,05 maka diterima. Artinya, data N-gain untuk kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Varians Karena data N-Gain Kemampuan untuk kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians dari kedua kelas. Berikut ini disajikan hasil dari perhitungan uji homogenitas: Tabel 5 Data Hasil Uji Homogenitas N-Gain Eksp. : = Uji Levene Sig. Ket. 0,040 Ditolak Tidak Homogen Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi uji homogenitas varians dari data N-gain adalah 0,04. Nilai signifikansi ini lebih besar dari = 0,05, sehingga ditolak. Dapat disimpulkan varians kedua kelompok tidak homogen. c. Uji Perbedaan Rerata Data N-gain Hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data N-gain

kelas dengan pembelajaran Brain Based Learning dan kelas konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan berdasarkan hasil uji homogenitas kedua kelas tersebut menunjukan bahwa varians dari kedua kelas tidak homogen, oleh karena itu uji hipotesis perbedaan N-gain siswa dilakukan dengan menggunakan uji-t. Hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu: Peningkatan kemampuan Kemampuan yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran Brain Based Learning lebih baik daripada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Rumusan hipotesis statistik yang diuji untuk menguji hipotesis yang diajukan: H o H a Keterangan: µ : Rerata skor N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran Brain Based Learning (kelas eksperimen) µ : Rerata skor N-gain Kemampuan Pemecahan Masalah siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional (kelas konvensional) Signifikansi yang dihasilkan uji-t adalah sig. (-pihak). Sedangkan uji-t yang digunakan untuk menguji perbedaan rerata gain Kemampuan Pemecahan Masalah adalah uji satu pihak. Menurut Uyanto (009), nilai sig. (- pihak) = sig. (-pihak). Oleh karena itu, kriteria pengujian yang digunakan adalah jika sig. (-pihak) lebih besar dari = 0,05 maka diterima, untuk kondisi lainnya ditolak. Hasil perhitungan uji perbedaan rerata disajikan pada tabel 6. Tabel 6 Data Hasil Uji Perbedaan Rerata Data N- gain Eksp. H o Sig. Mann-Whitney (-pihak) 0,000 Ket. ditolak H a Diterima Tabel di atas menunjukkan nilai sig. (-pihak) sebesar 0,000 artinya nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan ditolak. Artinya, peningkatan Kemampuan yang memperoleh pembelajaran menggunakan pembelajaran Brain Based Learning secara signifikan lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. SIMPULAN Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran Brain Based Learning lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, G. & Sintawati, M. (03). Strategi Brain-Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa. Dalam Seminar Nasional Matematika dan Aplikasinya. Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta. Akyurek, E. (03). Effects of Brain- Based Learning Approach on

Students Motivation and Attitudes Levels in Science Class. Mevlana International Journal of Educations. (3). hlm. 04-9. Bilal, D. (00). The Effects of Brain- Based Learning on the Academic Achie-vement of Students with Different Learning Styles. Journal of Educational Sciences : Theory & Practice. (0). hlm. 077-03. Gulpinar, M. (005). The Principles of Brain-Based Learning and Constructivist Models in Education. Journal of Educational Science : Theory and Practice. (5). hlm. 99-306. Hasbullah. (0). Dasar dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Based Learning Dan Model Guided Discovery Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol. 4, No., Hal 3-. Uyanto, S. (009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta. Wu-Yuin Hwang, et. al., (007). Multiple Representation Skills and Creativity Effects onmathematical Problem Solving using a Multimedia Whiteboard System, Educational Technology& Society, Vol. 0 No., International Forum of Educational Technology & Society (IFETS),p. 09 Nahdi, Dede Salim & Somantri, Mubarok. (03). Efektivitas Pendekatan Konstruktivisme dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar. Vol, No., Hal 5-9. Nahdi, Dede Salim (05). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Penalaran Siswa Melalui Model Brain Based Learning. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol 3 No. hal 3-. Nahdi, Dede Salim (07). Implementasi Model Pembelajaran Collaborative Problem Solvinguntuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol No. hal 6-5. Nahdi, Dede Salim. (08). Eksperimentasi Model Problem