PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A- MATCH DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA. Mirah

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

Tukini. SD Negeri Jembayat 02 Received : September 2017; Accepted : February Abstrak

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 2 Panau Pada Mata Pelajaran PKn

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

Penerapan Metode Discovery Learning pada Materi Sistem Pencernaan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Labuan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PROSIDING ISBN :

Action Research Literate ISSN : Vol. 1, No 1 Desember 2017

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX- 3 SMP NEGERI I SECANGGANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DI SMP NEGERI 7 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Putri Aditia Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

JEMBER TAHUN PELAJARAN

Annan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Deliwani Br Purba Guru SMP Negeri 1 Bangun Purba Surel :

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar MULYANI A54A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat Penelitian : Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Karangwangkal Kecamatan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI TEBING TINGGI

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATERI IPS MELALUI METODE MAKE A MATCH SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 SRINGIN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

Oleh: Tety Roosliana SMA Negeri 1 Kauman-Tulungagung Kata Kunci: pembelajaran kooperatif, tipe Teams Games Tournaments (TGT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menerapkan model pembelajaran make a match. Elliot (Zainal

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENGGUNAAN MULTI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 01 MUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kemampuan Menghitung Luas Bangun Datar dan Segi Banyak Melalui Pendekatan Quantum Learning

Peningkatan Kedisiplinan dan Hasil Belajar IPA pada Materi Klasifikasi Benda Melalui Discovery Learning Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Tolitoli

Universitas Muhammadiyah Purwokerto. J l Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto Telp. (0281)

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Dedi Kurniawan ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IX-H SMP NEGERI 1 BALONGBENDO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS DALAM UPAYA DALAM MATERI AJAR PENGGABUNGAN FOTOGRAFI DIGITAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDK Ogomojolo Pada Materi Perjuangan Bangsa Indonesia Sebelum Kemerdekaan Melalui Metode Resitasi

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Transkripsi:

ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A- MATCH DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SMP Negeri 1 Talang Kab. Tegal Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match. Hasil penelitian tindakan kelas menunjukkan bahwa pada siklus I sejumlah 38,23% dengan kriteria motivasi belajar tinggi, meningkat menjadi 67,64%, dengan demikian ada peningkatan 29,41% dibulatkan menjadi 29% dengan kriteria motivasi belajar sangat tinggi pada siklus II. Sedangkan rata-rata hasil belajar pada siklus I = 75 dengan persentase ketuntasan belajar klasikal 76,47 %, kemudian meningkat menjadi 88 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal = 94,11% pada siklus II. Dengan demikian ada peningkatan rata-rata = 13 dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal = 17,64 %. Kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelas adalah Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A- Match dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 Tahun Pelajaran 2016 /2017. 2017 Didaktikum Kata Kunci: Bahasa Indonesia; Hasil belajar; Kooperatif Tipe Make A- Match; Motivasi siswa. PENDAHULUAN Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Dengan demikian di dalam pengajaran pun guru selalu ingin menemukan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan agar memberikan semangat belajar siswa. Seorang guru dituntut untuk bisa mengadopsi dan melaksanakan model-model pembelajaran. Model pembelajaran adalah strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar,sikap belajar di kalangan siswa,mampu berpikir kritis,memiliki keterampilan sosial, dan pencapaian hasil pembelajaran yang optimal (Isjoni,2008:146). Pendidikan bertugas untuk menyiapkan peserta didik agar dapat mencapai peradaban yang maju melalui perwujudan suasana belajar yang kondusif, menarik dan mencerahkan, serta proses pendidikan yang kreatif. Namun realita menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia masih mengalami berbagai permasalahan yang salah satunya adalah rendahnya mutu lulusan pendidikan belum seperti yang kita harapkan. Salah satu sebab rendahnya mutu lulusan adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran selama ini masih terlalu berorientasi terhadap penguasaan teori melalui hafalan dalam semua bidang studi yang menyebabkan motivasi belajar siswa kurang dan hasil belajar siswa rendah. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi pada guru (teacher oriented) cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan, serta pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan menjadi kurang optimal ( Depdiknas, 2006 : 33 ). Keadaan ini menjadikan motivasi dan hasil belajar siswa berkurang. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A- MATCH DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA 1

Kenyataan di atas juga terjadi pada pembelajaran Bahasa Indonesia, masih banyak pembelajaran Bahasa Indonesia yang belum dilaksanakan secara optimal atau kurang menarik dan membosankan, yang menyebabkan motivasi dan hasil belajar siswa berkurang. Pembelajaran Bahasa Indonesia kurang dirasakan maknanya oleh kalangan siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga motivasi siswa untuk mempelajari materi bahasa Indonesia sangat rendah. Banyak guru Bahasa Indonesia yang masih terbiasa dengan cara mengajar monoton, yang berakibat peserta didik akan bosan dan tidak berminat pada pelajaran bahasa Indonesia karena mereka tidak dirangsang untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar ( Isjoni, 2008 : 147 ). Situasi pembelajaran Bahasa Indonesia di atas juga terjadi di SMP Negeri 1 Talang, Kabupaten Tegal, siswa dalam proses belajar mengajar terlihat pasif, kurang berminat dan kurang adanya motivasi. Pembelajaran masih bersifat verbalistis. Akibat dari semua itu adalah motivasi dan hasil belajar siswa rendah. Kondisi ini dibuktikan motivasi belajar siswa rendah yaitu dari sejumlah 34 siswa yang motivasi belajar tinggi 22 siswa, sedangkan 12 siswa rendah. Begitu pula hasil belajar siswa yaitu ulangan harian rendah yang telah dilaksanakan dari 34 siswa hanya 22 siswa atau 64,70 % yang mencapai nilai KKM yaitu 75 sedangkan 12 siswa ( 35,29 %) lainnya belum mencapai KKM.Sungguh suatu hal yang sangat memprihatinkan, mengingat mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Permasalahan di atas salah satu sebabnya adalah belum efektifnya proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih berorientasi pada penuntasan materi yang terdapat dalam kurikulum dengan pertimbangan untuk menyiapkan peserta didik menghadapi ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan ujian sekolah, dan mengabaikan proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Padahal ukuran profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya (Sugiyanto, 2007 : 1 ). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Talang kabupaten Tegal. Kelas VII E dipilih berdasarkan pertimbangan rata-rata hasil belajar Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar rendah, dari 34 siswa hanya 12 siswa atau 35,29 % motivasinya rendah sedangkan 22 siswa atau 64,70 % motivasi belajarnya tinggi. Begitu pula hasil belajar siswa belum tuntas,dari 34 siswa 22 siswa atau 64,70 % yang mencapai dan melampaui nilai KKM yaitu 75 sedangkan 12 siswa atau 35,29 % belum mencapai KKM. Penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai bulan September hingga Desember 2016 di SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal pada siswa kelas VII E semester 1 tahun pelajaran 2016/2017. Subjek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2016 / 2017 berjumlah 34 siswa terdiri dari siswa putra 16 orang dan siswa putri 18 orang. Siswa kelas VII E dijadikan subjek penelitian didasarkan pertimbangan sebagai berikut : pertama, siswa kelas VII E memiliki motivasi belajar yang masih rendah pada saat pembelajaran awal jika dibandingkan dengan kelas VII lainnya, kedua, hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII E ketuntasan belajar klasikal pada pembelajaran kondisi awal belum tercapai yaitu baru mencapai 64,70% padahal kriteria ketuntasan belajar klasikal yang telah ditetapkan guru pada awal Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah 85%. 2

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setiap akhir siklus, dan alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa soal tes bentuk pilihan ganda. Sedangkan teknik non tes berupa lembar pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu observer dan lembar angket yang ditujukan pada siswa serta dokumentasi yang berupa data tentang catatan siswa yaitu identitas siswa antara lain daftar nama siswa kelas VII E serta nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dengan rincian sebagai berikut: Data angket tentang motivasi belajar yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup yang artinya peneliti memberikan pernyataan sebanyak 17 item disusun berdasarkan pada indikator yang telah ditetapkan. Tiap item pernyataan terdiri dari 4 (empat) pilihan jawaban yaitu: selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah. Tabel 02. Penskoran Angket Nomor Pernyataan 1 s.d 17 Alternatif Jawaban Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah Jumlah Skor Maksimum 68 Skor yang diberikan 4 3 2 1 Maksimum Skor 4 Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa secara individu adalah: X = Σ perolehan skor per siswa 4 Dengan kriteria: No. Skor Perolehan Kriteria 1. 56-68 Motivasi belajar sangat tinggi 2. 43 55 Motivasi belajar tinggi 3. 30 42 Motivasi belajar cukup 4. 17 -- 29 Motivasi belajar rendah Data tentang penerapan model Kooperatf Tipe Make A-Match akan terlihat saat pembelajaran berlangsung, dengan dibantu lembar observasi yang disiapkan peneliti dan diisi oleh observer akan memantau aktivitas siswa dan juga reaksi siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti adalah : a. Lembar Pengamatan Siswa b. Lembar Pengamatan Guru Hasil belajar diukur dengan instrumen tes yang berbentuk soal pilihan ganda dengan 4 opsi jawaban yaitu: a, b, c, atau d, berjumlah 20 soal, selanjutnya hasil tes diberi skor angka dan dimasukkan pada daftar nilai, dengan demikian nilai dapat dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal, kemudian dicari skor rata-rata dalam satu kelas. Rumus untuk mencari persentase hasil belajar siswa atau ketuntasan belajar adalah: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A- MATCH DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA 3

KB = N x 100% n Keterangan: KB = Ketuntasan Belajar N = Jumlah siswa yang mendapat nilai 75 n = Jumlah seluruh siswa Penelitian ini dikatakan berhasil bila ada indikasi meningkatkan motivasi belajar yang tinggi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar. Indikator capaian motivasi belajar yang tinggi adalah jika jumlah skor 43 55. Dan hasil belajar siswa pada penelitian ini mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Indikator capaian pada ketuntasan belajar perorangan ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar sama atau di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 75 atau (KKM = 75) sedangkan ketuntasan belajar klasikal ditetapkan jika jumlah siswa yang telah tuntas belajar perorangan dalam satu kelas telah mencapai sama atau di atas 85%. Penelitian ini bertujuan memecahkan permasalahan yang dihadapi guru yang pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan model rancangan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Model action research menurut Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari empat komponen yaitu: planning, Implementing, Observing, dan Reflecting. Tahap1: Menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilaksanakan. Tahap 2: Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Tahap 3: Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Tahap 4: Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi, sebagaimana tampak pada gambar di bawah ini : Siklus I Planning Implementing Observing Siklus II Reflecting Planning Reflecting Implementing Observing Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklu dilakukan empat tahapan penelitian. Secara garis besar dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: 4

Tabel Tahapan Penelitian Siklus Tahapan Uraian I 1.Perencanaan a. Menyusun RPP siklus I b. Menyiapkan bahan ajar c. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran d. Menyusun lembar pengamatan e. Menyusun angket untuk penelitian f. Menyusun soal tes akhir pembelajaran siklus I 2.Tindakan a. Guru membuka pelajaran b. Guru menjelaskan model pembelajaran yang dipergunakan c. Menerapkan metode Kooperatif Tipe Make A-Match d..memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. e. Guru dan siswa bersama-sama melakukan penarikan kesimpulan f. Siswa mengerjakan tes evaluasi akhir siklus I. 3.Pengamatan a.melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan b. Observer mencatat semua kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung 4.Refleksi a.melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan tiap pertemuan b.melakukan diskusi dengan observer berkaitan hasil dari temuan dalam pelaksanaan tindakan c.mencatat kelemahan dalam siklus I dan selanjutnya menyusun perbaikan untuk pelaksanaan siklus II II 1.Perencanaan 2.Tindakan 3.Pengamatan 4.Refleksi a. Menyiapkan RPP b. Menyiapkan bahan ajar c. Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran d. Menyiapkan soal tes akhir pembelajaran a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai catatan hasil refleksi siklus I b. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menindaklanjuti hasil temuan tentang kekurangan guru pada siklus I a. Melakukan observasi sesuai format yang telah disiapkan b. Observer mencatat semua kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung a. Melakukan evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan tiap pertemuan b. Melakukan diskusi dengan observer berkaitan hasil dari temuan dalam pelaksanaan tindakan c. Mencatat kejadian dalam siklus II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A- MATCH DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA 5

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah pelaksanaan penelitian, tampak adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Dari penelitian diperoleh hasil motivasi belajar siswa 38,23% merupakan kriteria motivasi belajar sangat tinggi pada siklus I dan meningkat menjadi 67,64% pada pembelajaran siklus II. Hal ini membuktikan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017 mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan yang peneliti capai dalam penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A- Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017 mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar. Demikian pula pada hasil belajar siswa, terlihat adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa yang semula 22 siswa atau 64,70% yang mencapai nilai KKM yaitu 75, meningkat menjadi 26 siswa atau 76,47% pada siklus I, kemudian meningkat menjadi 32 siswa atau 94,11% pada siklus II. Dari data tersebut menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017 mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar dengan diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017. Besarnya peningkatan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017 yaitu mengalami peningkatan motivasi belajar kriteria sangat tinggi yang semula 38,23% pada siklus I dan meningkat menjadi 67,64% dengan demikian ada peningkatan 29,41% pada pembelajaran siklus II. Demikian pula hasil belajar Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A- Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017 mengalami peningkatan yang semula 22 siswa atau 64,70% yang mencapai nilai KKM yaitu 75, meningkat menjadi 26 siswa atau 76,47% pada siklus I,kemudian meningkat menjadi 32 siswa atau 94,11% ada peningkatan 17,64% pada siklus II. Hal tersebut sesuai dengan tujuan yang peneliti capai dalam penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar dengan diterapkannya model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II, secara umum terlihat dari sikap antusias siswa. Semula siswa hanya menerima materi dari guru saja, tetapi dengan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match siswa menjadi lebih termotivasi dan mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini mencerminkan bahwa hipotesis dari penelitian ini tercapai. Peningkatan motivasi belajar siswa diiringi pula dengan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa ini diukur menggunakan tes tertulis. Tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal 6

dan dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis data tes evaluasi selama siklus I dan siklus II diperoleh data sebagai berikut Tabel Hasil Belajar Siswa Antar No. Indikator Hasil Belajar Siklus I 1. Nilai Rata-rata 75 88 2. Nilai tertinggi 100 100 Siklus II 3. Nilai Terendah 45 70 4 Tuntas Belajar 26 (76,47%) 32 (94,11%) 5. Belum Tuntas Belajar 8 (23,52%) 2 (5,88%) Berdasarkan tabel diatas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa, rata-rata dan ketuntasan belajar klasikal mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Grafik Hasil Belajar Siswa Antar Siklus 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 75 75 88 100 100 100 88 100 45 70 76 94 24 6 45 1 2 3 4 5 70 76% 94% 24 6% Keterangan : 1. Nilai rata-rata 2. Nilai tertinggi = siklus I 3. Nilai terendah = siklus II 4. Tuntas belajar 5. Belum tuntas belajar Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar secara keseluruhan dan peningkatan ketuntasan belajar klasikal dari siklus I ke siklus II. Nilai rata- PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A- MATCH DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA 7

rata keseluruhan dari siklus I yang hanya 75 meningkat pada siklus II menjadi 88 dengan demikian ada peningkatan sebesar13. Selain nilai rata-rata yang meningkat,terjadi peningkatan pula pada ketuntasan belajar klasikal, yaitu pada siklus I hanya mencapai ketuntasan belajar klasikal 76,47%, pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 94,11%.Dengan demikian ada peningkatan sebesar17,64%. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang diajukan dalam bab II dari penelitian ini tercapai. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match selama siklus I dan siklus II terdapat kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan model pembelajaran yaitu Kooperatif Tipe Make A- Match siswa menjadi lebih siap dan antusias mengikuti pelajaran. Siswa dapat belajar dengan aktif karena guru hanya berperan sebagai pembimbing, sehingga siswa yang mendominasi dalam aktifitas pembelajaran. Sedangkan kelemahan pembelajaran model Kooperatif Tipe Make A-Match dalam proses pembelajaran yaitu diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan dan guru memerlukan waktu untuk mempersiapkan alat dan bahan pelajaran yang memadahi serta memerlukan waktu yang lebih banyak, sehingga waktu yang tersedia harus dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran SIMPULAN Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match dapat meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester satu tahun pelajaran 2016/2017.Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match dapat meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas VII E SMP Negeri I Talang Kabupaten Tegal semester satu tahun pelajaran 2016/2017. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Make A-Match untuk mengetahui seberapa besar peningkatan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menelaah struktur dan kebahasaan cerita fantasi yang dibaca dan didengar pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Talang Kabupaten Tegal semester 1 tahun pelajaran 2016 / 2017. DAFTAR PUSTAKA Arikuntoro, S dan Jabar. 2008. Evaluasi program Pendidikan : Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Aqib, Zaenal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung : Yrama Widya Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Depdiknas. 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamzah B. Uno.2008.Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta : PT. Bumi Aksara Isjoni.2010. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kemmis, S dan Mc Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press. Republik Indonesia. 2003 Undang Undang Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekretariat Negara. Sagala, syaiful. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung : Alfabeta. Sardiman, A.M.2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Sudjiman, Panuti dan Dedy Sugono.1991. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta. Sugandi, Ahmad.2004.Teori Pembelajaran.Semarang: UNNES Press Sugiyanto.2007.Model-model Pembelajaran Inovatif: Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ( PLPG ). Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta Sukardi.2007. Metodologi Penelitian Pendidikan : Kopetensi dan Praktiknya. Yogyakarta : Bumi Aksara. Suprijono,Agus,2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.Surabaya : Pustaka Pelajar. Suyitno, A. 2006. Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Makalah Seminar.Semarang : Universitas Negeri Semarang Uno,Hamzah B.dkk.2008.Teori Motivasi dan Pengukurannya: analisis di Bidang Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara.. 8