ANALISIS POLA MAKAN WANITA HAMIL PENDERITA ANEMIA GIZI BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. makin besar dengan adanya anemia 51%, nifas 45%.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang dapat melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA ABSTRAK. Satiti Setiyo Siwi, S.S.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU HAMIL DI BPM NENENG MAHFUZAH, S.Si.T.,M.,M.Kes BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas SDM yang dapat mempengaruhi peningkatan angka kematian. sekolah dan produktivitas adalah anemia defisiensi besi

Dahlia Indah Amareta Jurusan Kesehatan, Prodi Gizi Klinik, Politeknik Negeri Jember ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. makanan pada masa itu menjadi penyebab utama munculnya masalah gizi remaja

BAB I PENDAHULUAN. usia subur. Perdarahan menstruasi adalah pemicu paling umum. kekurangan zat besi yang dialami wanita.meski keluarnya darah saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

Serambi Akademica, Vol. II, No. 2, November 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

Transkripsi:

ANALISIS POLA MAKAN WANITA HAMIL PENDERITA ANEMIA GIZI BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR Disusun Oleh : Mariance Faot 472013010 PROGRAM STUDI GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2018

Pendahuluan Hasil Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI )[4], terdapat kenaikan Angka Kematian Ibu (AKI) yang cukup drastis dari 228 per 100 ribu kelahiran menjadi 359 per 100 ribu kelahiran. Angka Kematian Ibu (AKI) yang sangat tinggi artinya Indonesia berada di posisi terbawah dibandingkan negara-negara lainnya seperti Timor Leste, Myanmar, Bangladesh dan Kamboja. Indonesia kini telah berpredikat terbelakang di Asia dalam melindungi kesehatan Ibu. Salah satu masalah kesehatan ibu yang sering terjadi di dunia adalah masalah kekurangan gizi. Di Indonesia sendiri masalah kekurangan gizi merupakan masalah besar yang berdampak negatif. Masalah kekurangan gizi muncul karena pola makan yang tidak seimbang. Kekurangan gizi terjadi akibat asupan beberapa zat gizi di bawah kebutuhan [7]. Salah satu masalah kekurangan gizi yang sampai sekarang belum tuntas penyelesaiannya adalah anemia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu ibu yang anemia dan 19,7% untuk ibu ibu yang tidak anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu [12]. Masalah anemia merupakan masalah kesehatan yang dihadapi oleh para wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi [14]. Menurut WHO kejadian anemia kehamilan secara global adalah 51%, sedangkan anemia pada wanita secara keseluruhan adalah 35% [1]. Prevalensi anemia gizi besi kehamilan di Indonesia tahun 2008 yaitu sekitar 24,5% [6]. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara langsung menentukan kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat kesehatan. Masalah anemia gizi besi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di Indonesia. Pada wanita hamil, anemia dapat meningkatkan prevalensi kematian dan kesakitan ibu dan bayinya [11]. Anemia gizi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu kurangnya jumlah zat besi dalam makanan, rendahnya penyerapan zat besi, meningkatnya kebutuhan, kekurangan darah, pola makan tidak baik, status soasial ekonomi,penyakit infeksi, pengetahuan yang rendah tentang zat besi dan terdapat zat penghambat penyerapan zat besi dalam makanan. Pola makan seimbang terdiri dari berbagai makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih [16]. Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil selama kehamilan selain berdampak pada berat bayi lahir juga akan berdampak pada ibu hamil yaitu akan menyebabkan anemia pada ibu hamil.

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia dapat dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) yang mengandung besi-asam folat, disamping asupan gizi yang cukup, meskipun program pemberian TTD sudah dilaksanakan tetapi kejadian anemia ibu hamil masih tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi [7]. Jumlah tablet zat besi yang dikonsumsi ibu hamil adalah minimal 90 tablet selama kehamilan. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi setiap hari selama kehamilannya [9]. Banyak wanita Indonesia tidak mempedulikan ataupun kurang memahami aspek kekurangan zat besi terhadap tingkat kecerdasannya [3]. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Puskesmas Getasan berkaitan dengan masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, ditemukan bahwa ditahun 2017 jumlah ibu hamil yang menderita anemia tergolong tinggi karena beberapa faktor diantaranya faktor sosial, kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah (TTD) dan pola makan. Masalah anemia yang terjadi di wilayah kerja puskesmas Getasan belum ada yang melakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor pola makan. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswa ilmu gizi ingin melakukan penelitian terkait pola makan dengan menganalisa lebih lanjut tentang pola makan ibu hamil penderita anemia gizi besi di wilayah kerja Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang. Metode Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif analisis yang dilakukan pada bulan September - Oktober 2017. Partisipan Penelitian/Sumber data Partisipan dalam penelitian ini adalah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu usia kehamilan trimester II dan III, memiliki kadar Hemoglobin 8-11 mg/dl dan bersedia menjadi responden. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan yaitu data identitas berupa nama,usia, jumlah kadar Hemoglobin (8-11 mg/dl) dilakukan dengan wawancara, data pola makan yang akan diambil menggunakan Food Frequency Questionnaire.

Analisa Data Pengolahan data dan analisis dilakukan dengan menggunakan program Microsof Excel Windows 10. Data frekuensi makanan diolah secara manual menggunakan Microsoft Excel Windows 10. Hasil Karakteristik Partisipan Hasil karakteristik partisipan yaitu usia ibu hamil yang dikategorikan menjadi kategori remaja, dewasa awal, dewasa dan dewasa lanjut serta usia kehamilan yang telah dikategorikan menjadi usia trimester II dan trimester III dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kategori Usia Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia Gizi Besi Kategori Jumlah Remaja 5 Dewasa Awal 7 Dewasa 21 Dewasa Lanjut 2 Total 35 Tabel 1 menunjukkan kelompok usia setiap ibu hamil yang menderita anemia gizi besi. Jumlah keseluruhan ibu hamil yang mengalami anemia gizi besi dan mau menjadi partisipan dalam penelitian ini yaitu 35 orang. Ibu hamil yang menjadi responden berasal dari beberapa dusun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Getasan. Kategori usia dari setiap ibu hamil yaitu kategori remaja dengan rentang usia 15-17 tahun berjumlah 5 orang, kategori dewasa awal dengan rentang usia 18-20 tahun berjumlah 7 orang, kategori dewasa dengan rentang usia 21-35 tahun berjumlah 21 orang dan kategori dewasa lanjut dengan rentang usia 36-45 tahun berjumlah 2 orang.

Tabel 2. Kategori Usia Kehamilan Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia Gizi Besi Usia Kehamilan Jumlah Trimester II 5 Trimester III 30 Total 35 Tabel 2 menunjukkan data usia kehamilan yang dikategorikan dalam usia trimester II (4-6 bulan) dan trimester III (7-9 bulan). Kadar Hemoglobin Tabel 2. Status Anemia dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia Gizi Besi Status Anemia Kadar Hb (mg/dl) Jumlah Ringan 10.0 10.9 24 Sedang 7.0 9.9 10 Berat < 7.0 Total Sumber : WHO,2011 1 35 Tabel 2 menunjukkan status hemoglobin ibu hamil yang menderita anemia gizi besi. Kadar hemoglobin ibu hamil yang anemia dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu anemia ringan dengan kadar hemoglobin 10.0-10.9 mg/dl, anemia sedang dengan kadar hemoglobin 7.0-9.9 mg/dl dan anemia berat dengan kadar hemoglobin < 7.0 mg/dl. Pada tabel 2 kadar hemoglobin ibu hamil yang menderita anemia dengan status ringan berjumlah 24 orang, sedangkan ibu hamil yang menderita anemia dengan status sedang berjumlah 10 orang dan ibu hamil yang menderita anemia dengan status berat berjumlah 1 orang.

Pola Makan Dengan Status Hemoglobin (Hb) Tabel 3. Frekuensi Pola Makan dengan Status Hb Ibu Hamil Yang Mengalami Anemia Gizi Besi Kategori Frekuensi Konsumsi Status Hb Total Ringan (n) Sedang (n) Berat (n) Sumber Heme Kadang 8 1 0 9 Jarang 6 3 1 10 Biasa 8 6 0 14 Sering 2 0 0 2 Sumber Non Heme Kadang 4 3 0 7 Jarang 4 3 1 8 Biasa 12 2 0 14 Sering 4 3 0 7 Sumber Peningkat Zat Besi Kadang 7 5 0 12 Jarang 6 1 0 7 Biasa 10 4 1 15 Sumber Penghambat Zat Besi Sering 10 1 0 11 Sangat Sering 14 9 0 23 Sumber : Data Pribadi, 2017

Tabel 4 menunjukkan data pola makan ibu hamil yang menderita anemia gizi besi. Data pola makan ibu hamil yang menderita anemia gizi besi digolongkan dalam empat jenis sumber bahan makanan yaitu makanan sumber heme, makanan sumber non heme, sumber makanan peningkat absorpsi zat besi,dan sumber makanan penghambat absorpsi zat besi. Data pola makan ibu hamil yang menderita anemia gizi besi diperoleh dengan melihat frekuensi makan satu bulan terakhir. Adapun pola makan ibu hamil yang menderita anemia gizi besi digolongkan dalam 5 kategori yaitu kategori kadang-kadang dengan frekuensi 1-2x/bulan, kategori jarang dengan frekuensi 1-2/minggu, kategori biasa dengan frekuensi 3-6x/minggu, kategori sering dengan frekuensi 1x/hari dan kategori sangat sering dengan frekuensi > 1/hari. Pembahasan Karakteristik Partisipan di Wilayah Kerja Puskesmas Getasan Tahun 2017 Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar ibu hamil yang menderita anemia gizi besi dengan kategori usia antara 21-35 tahun berjumlah 21 orang. Kategori usia 21-35 tahun merupakan kategori usia dewasa dan termasuk usia reproduksi sehat. Usia kehamilan yang ideal adalah usia pada kelompok usia 20-35 dan pada umur tersebut sebenarnya resiko komplikasi kehamilan berkurang dan memiliki reproduksi yang sehat. Sedangkan usia kehamilan < 20 tahun beresiko terhadap anemia karena pada usia tersebut perkembangan biologis yaitu reproduksi belum siap [10]. Kehamilan pada kelompok usia diatas 35 tahun merupakan kehamilan beresiko tinggi dan rentan terkena anemia. Pada usia tersebut daya tahan tubuh mulai menurun dan mudah terkena berbagai infeksi selama masa kehamilan. Selain usia ibu hamil, diperoleh juga data usia kehamilan. Usia kehamilan ibu hamil yang menderita anemia gizi besi terbagi dalam dua kategori usia yaitu usia trimester II dan III, trimester II berusia 4-6 bulan dan trimester III berusia 7-9 bulan. Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Getasan Tahun 2017 Dalam penelitian ini diperoleh data kadar hemoglobin ibu hamil yang telah dikategorikan berdasarkan status anemia yaitu status anemia ringan dengan kadar Hb sebesar 10.0 10.9 mg/dl, anemia sedang dengan kadar Hb sebesar 7.0 9.9 mg/dl dan anemia berat dengan kadar Hb < 7.0 mg/dl [16]. Jumlah ibu hamil dengan status anemia ringan adalah 24 orang, anemia sedang 10 orang, dan anemia berat 1 orang. Data Hb ibu hamil diperoleh dengan melihat buku kunjungan pemeriksaan ibu hamil setiap bulan. Dengan melihat kadar Hb ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Getasan sebagian besar kekurangan zat besi disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan sumber zat besi. Pola Makan dan Status Hemoglobin Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Getasan Tahun 2017 Berdasarkan hasil pengambilan data frekuensi makanan ibu hamil yang menderita anemia gizi besi, diperoleh data pola makan yang dikategorikan dalam lima kategori yaitu makanan sumber heme, sumber non heme, sumber peningkat absorpsi zat besi dan sumber penghambat absorpsi zat besi. Pola makan ibu hamil jika dilihat dari frekuensi konsumsi makanan sumber heme dan status anemia gizi besi, sebagian besar ibu hamil (14 orang) biasa mengonsumsi makanan sumber heme dan sangat sedikit (2 orang) ibu hamil yang sering mengonsumsi makanan sumber heme Pola makan ibu hamil jika dilihat dari frekuensi konsumsi makanan sumber non heme dan status anemia gizi besi, sebagian besar ibu hamil (14 orang) biasa mengonsumsi makanan sumber non heme dan hanya 4 orang ibu hamil yang sering mengonsumsi makanan sumber non heme. Jika dilihat pola makan makanan sumber heme dan non heme diperoleh hasil yang sama yaitu ibu hamil lebih biasa mengonsumsi makanan sumber heme dan non heme. Jumlah zat besi dari makanan sumber non heme relatif lebih tinggi dibandingkan dengan zat besi heme. Meskipun makanan sumber non heme lebih tinggi zat besi, namun hanya sedikit yang bisa diserap dengan baik oleh usus [2]. Pola makan ibu hamil berdasarkan makanan sumber peningkat absorpsi zat besi menujukkan jumlah yang sedikit jika dibandingkan dengan konsumsi makanan sumber heme dan non heme. Jumlah ibu hamil yang biasa mengonsumsi makanan sumber peningkat absorpsi zat besi adalah 15 orang dan tidak ada satupun ibu hamil yang sering mengonsumsi makanan sumber peningkat absorpsi. Menurut Gibney (2008), bahan makanan kelompok peningkat absorpsi zata besi adalah bahan makanan yang mempunyai fungsi sebagai bahan makanan yang akan memperbesar absorpsi zat besi dari dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Pola konsumsi yang biasa pada ibu hamil dikarenakan musim buah yang musiman. Dalam penelitian ini, selain melihat pola makan ibu hamil yang dilihat dari frekuensi konsumsi makanan yang meningkatkan absorpsi zat besi, terdapat juga makanan yang menghambat absorpsi zat besi dalam tubuh ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil sangat sering mengonsumsi makanan sumber penghambat absorpsi (kopi, teh dan cokelat). Frekuensi sangat sering yang dimaksudkan disini bermakna negatif karena makin

jarang zat penghambat yang dikonsumsi dan zat pelancarnya makin banyak maka akan bernilai positif untuk penyerapan zat besi. Hasil penelitian juga menunjukkan sebagian besar ibu hamil yang menderita anemia gizi besi mengonsumsi teh setiap hari, bahkan ada ibu hamil yang jadikan teh sebagai air putih. Padahal seperti kita ketahui bahwa tanin yang terdapat dalam teh merupakan penghambat paling paten dari semua inhibitor yang ada. Tanin yang merupakan polifenol yang terdapat di dalam teh, kopi dan cokelat juga menghambat absorpsi zat besi dengan cara mengikatnya. Tanin berikatan dengan zat besi yang terdapat dalam makanan sehingga membentuk komponen yang tidak dapat diserap oleh tubuh [14]. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa diantara kategori frekuensi konsumsi makanan sumber heme, non heme, peningkat absorpsi zat besi dan penghambat absorpsi zat bes. Frekuensi konsumsi makanan sumber penghambat absorpsi merupakan hal yang menjadikan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas getasan menderita anemia gizi besi dikarenakan sangat sering mengonsumsi makanan sumber penghambat zat besi seperti teh,kopi dan cokelat. Adapun saran yang dapat mahasiswi peneliti berikan untuk peneliti selanjutnya adalah agar dapat menganalisis lebih lagi terkait asupan makan ibu hamil berdasarkan faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini serta mencari hubungan terkait faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Getasan, Kabupaten Semarang. Selain saran untuk peneliti selanjutnya, diharapkan ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas Getasan lebih lagi memperhatikan dan mengenali jenis-jenis makanan yang dapat meningkatkan dan menghambat absorpsi zat besi dalam tubuh, sehingga tidak ada lagi peningkatan kasus anemia gizi besi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Getasan. Daftar Pustaka 1. Aritonang E,. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. IPB press kampus IPB Taman Kencana Bogor. 2010. 2. Citrakesumasari. Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya. Kalika: Yogyakarta. 2012.

3. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2010. 4. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Jakarta: Depkes RI. 2012. 5. Gibney, Michael J, et al (Eds), Gizi Kesehatan Masyarakat, Ahli Bahasa Andry Hartono, editor edisi bahasa Indonesia, Palupi Widyastuti, Erita Agustin Hardiyanti. Jakarta : EGC. 2008. 6. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 Departemen Kesehatan Republi Indonesia. Jakarta : Bakti Husada. 2011. 7. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : Bakti Husada. 2012. 8. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah. Jakarta: 2014. 9. Manuaba, I.B.G. Buku Ajar Ginekologi. Jakarta: EGC. 2010. 10. Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri,Jakarta: EGC. 2007. 11. Melisa. Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada ibu Hamil. [Skripsi]. Jambi: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi. 2013. 12. Nikita. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang Catatan Pertama. Penerbit: PT.Penerbitan Sarana Bobo. Jakarta. 2010. 13. Ridwan Amirudin. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis TerhadapKejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Bantimurung. Jurnal Medika Nusantara, Volume 25 No 2. 2010. 14. Susilo, dkk. Hubungan Asupan Zat Besi Dan Inhibitornya Sebagai Predictor Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Di Kabupaten Bantul Propinsi DIY. Berita Kedokteran Masyarakat xviii (1). 2002. 15. Tarwoto dan Wasnidar. Buku Saku anemia pada Ibu Hamil dan Konsep penatalaksanaan. Jakarta:Trans Info Media. 2007. 16. Waryana. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihana. 2010. 17. WHO, 2011. Pengelompokan Anemia Berdasarkan Umur Tahun 2011 Kementrian Kesehatan RI.2014.