BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dalam pasal 1 angka 2, bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Salah satu pilar penting untuk mendukung kesinambungan pelaksanaan pembangunan nasional Indonesia yang disesuaikan, dengan kebijakan moneter dengan tujuan yang dititik beratkan pada upaya mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah adalah sistem perbankan dan keuangan yang sehat dan efisien (Hermansyah, 2005). Dalam pasal 4 Undang-Undang Perbankan tahun 1992, tujuan perbankan adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional untuk meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional menuju peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan pasal tersebut, perbankan sangat berperan aktif dalam memajukan perekonomian suatu negara. Bank yang berfungsi menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada masyarakat telah membantu penyediaan modal usaha sehingga dapat mengerakkan sektor riil. Pergerakan sektor riil yang semakin baik akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan nasional.
Di Indonesia, awalnya pada tahunl980-an dan 1990-an terjadi perubahan di dunia perbankan. Setiap bank telah memiliki kebebasan untuk mencari nasabah sendiri. Hal ini didukung oleh ketetapan pemerintah dengan mengeluarkan Paket Kebijakan Oktober 1988 (Pakto 88) dan UU RI No.7 tahun 1992 yang membuat perbankan berkembang pesat. Kebijakan ini ditandai dengan lahirnya bank-bank swasta yang baru dan menawarkan berbagai jenis produk perbankan seperti deposito, giro, tabungan, dan lain-lain kepada masyarakat luas. Untuk memenuhi kebutuhan peminjam dana, bank menawarkan produk dalam bentuk kredit sebagai sumber pendapatan dari kegiatan operasionalnya. Melihat peranan bank yang sangat strategis dalam perekonomian negara, maka perlu pengawasan khusus untuk tetap mempertahankan tingkat kesehatan dan kestabilan bank. Penilaian dan pengawasan ini diatur dalam pasal 29 ayat 2 Undang-undang Perbankan tahun 1992 dengan beberapa ketentuan bahwa pengawasan dilakukan oleh bank central (Bank Indonesia) dan bank wajib memperhatikan aspek permodalan, kualitas asset, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank. Seiring perkembangan bank yang pesat, tentu saja memunculkan persaingan yang ketat pula diantara bank, seperti penetapan tingkat suku bunga bank. Hal ini telah menciptakan kondisi pasar yang dinamis sehingga menuntut bank untuk bekerja lebih efektif dan efisien guna mempertahankan perannya dalam sistem perbankan nasional. Usaha-usaha yang dilakukan bank ini otomatis merangsang pertumbuhan laba perbankan.
Kinerja keuangan perusahaan dari sisi manajemen, mengharapkan laba bersih sebelum pajak (earning before tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Pencapaian laba merupakan indikator yang dominan karena hasil akhir kinerja operasi usaha selalu mengarah pada EBT. Karena EBT merupakan nilai rupiah dan masing-masing perusahaan berbeda dalam jumlah modal maka besar EBT tidak bisa menunjukkan kinerja laba sehingga perlu dipakai indikator lain, dalam penelitian ini digunakan return on asset (ROA). ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak atau earning before tax (EBT) terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari peneliti sebelumnya. Saragih (2008), meneliti pengaruh kecukupan modal dan likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum di Indonesia dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR secara parsial mempengaruhi ROA, sedangkan LDR dan QR secara parsial tidak mempengaruhi ROA. Nusantara (2009), meneliti pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap profitabilitas bank (perbandingan bank umum go publik dan bank umum non go publik di Indonesia periode tahun (2005-2007) dan hasil penelitian menunjukkan NPL, CAR, LDR, dan BOPO yang mempengaruhi ROA bank go
publik, sedangkan pada bank non go publik hanya satu variabel yaitu LDR yang mempengaruhi besarnya ROA. Sementara Nainggolan (2009), meneliti analisis pengaruh LDR, NIM, dan BOPO terhadap ROA Bank umum Indonesia, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa LDR memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia. NIM memiliki pengaruh positif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia. BOPO memiliki pengaruh negatif terhadap ROA pada bank umum di Indonesia. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul "Analisis Pengaruh Kecukupan Modal, Efisiensi, Likuiditas, Non Performing Loan, dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif terhadap Return On Asset Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia" B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kecukupan modal berpengaruh terhadap ROA (Return On Assets) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah efisiensi berpengaruh terhadap ROA (Return On Assets) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap ROA (Return On Assets) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
4. Apakah Non Performing Loan berpengaruh terhadap ROA (Return On Assets) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif berpengaruh terhadap ROA (Return On Assets) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 6. Apakah kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, Non Performing Loan dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah kecukupan modal berpengaruh secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui apakah Efisiensi berpengaruh secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui apakah likuiditas berpengaruh secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui apakah Non Performing Loan berpengaruh secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. Untuk mengetahui apakah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif berpengaruh secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Untuk mengetahui apakah kecukupan modal, efisiensi, likuiditas, Non Performing Loan dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif berpengaruh secara simultan terhadap Return On Assets (ROA) Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Bagi emiten (bank), sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu menggunakan prinsip kehati-hatian sehingga kinerjanya akan dinilai sehat oleh Bank Indonesia pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2. Bagi peneliti, untuk mengetahui cara menilai kinerja perbankan yang sehat dan meningkatkan wawasan tentang kondisi perbankan di Indonesia. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan kajian atau referensi untuk melakukan penelitian di masa mendatang.