BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

Tabel 1.1 Jenis Industri Kreatif Fashion di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang inovatif baik bergerak dalam bidang barang ataupun jasa. Dimana kinerja. saing, baik di pasar lokal maupun pasar global.

BAB I PENDAHULUAN. perluasan pasar produk dari perusahaan Indonesia, sementara di sisi lain, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk dalam bidang ritel yang saat ini tumbuh dan berkembang pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam industri yang sama, dengan meningkatnya tingkat persaingan maka

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh adanya perkembangan ekonomi global yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Jaman era globalisasi sekarang ini, tingkat kesibukan dalam bekerja semakin

BAB I PENDAHULUAN. tempat pariwisata yang menarik. Berdasarkan data. Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, hingga bulan September 2011 sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan Retailing (eceran) adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi produk buku dengan Focal Point meliputi 68 persen buku dan 32

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ritel dewasa ini di Indonesia semakin pesat, data terakhir

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. pengertian atmosfer toko adalah gambaran suasana keseluruhan dari sebuah toko yang

Bab 1 PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi dalam dunia perekonomian di Indonesia saat ini menjadi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Perusahaan Sejarah Perusahaan 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ke konsumen akhir untuk keperluan konsumsi pribadi dan/atau

BAB V PENUTUP. tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel Store Atmosphere dan Store

distro distro distro Sumber : (2015)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang sangat pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk memberikan perbedaan dan menjadi daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang berada pada sistem perekonomian yang

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB I PENDAHULUAN. kota Bandung di akhir pekan dan hari libur. Hal ini dapat dilihat dari pusat perbelanjaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai distribusi dan saluran terakhir dari distribusi adalah pengecer (retailer).

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kotler & Amstrong (2012) E-commerce adalah saluran online yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pakaian tidak hanya berguna sebagai alat yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan di Indonesia diikuti pula dengan. perkembangan di bidang ekonomi. Sejalan dengan kemajuan tersebut

BAB V PENUTUP. 1. Variabel store exterior, general interior, dan interior display berpengaruh. pembelian pada Uda Espresso Cafe Payakumbuh.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang cukup positif. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pendidikan. Pertumbuhan pendidikan dan pariwisata yang semakin meningkat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini perekonomian Indonesia mengalami masa yang cukup sulit. Seiring

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Konsumen di masa sekarang semakin menuntut banyak hal terhadap produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. terasah belasan atau puluhan tahun, reputasi bagus yang sulit untuk ditaklukkan,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Kebutuhan dan keinginan manusia sebagai. maupun.konsumen.akhir...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jaman sekarang yang dimana telah mengalami perkembangan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE KOTA BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada era globalisasi membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bisnis ritel menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta. Sebagai ibukota dari provinsi Jawa Timur, kota Surabaya juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar

BAB I PENDAHULUAN. konsumennya akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (21/8/2012). Hal ini tidak terkecuali pada perusahaan jasa, perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. berbatasan langsung dengan ibu kota negara Indonesia, DKI Jakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang layanan, industri, dan perdagangan. Banyak perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. besar yang terus berkembang, laju pertumbuhan perekonomian serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini seringkali disebabkan oleh keseragaman target market yang dimiliki bisnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berikut hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh store

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah distro distribution outlet

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini bisnis kuliner khususnya restoran, menjadi bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. belanjanya, terutama untuk produk-produk fashion seperti baju, celana, sepatu dan lainlainnya.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I

Telaah Teoritis. Bauran Penjualan Eceran (Retailing Mix)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fenomena bisnis yang muncul saat ini salah satunya mengarah pada peningkatan usaha ekonomi produktif yang termasuk kedalam klasifikasi industri kreatif. Fenomena tersebut sangat terlihat jelas dengan menyebarnya industri kreatif yang tidak hanya tumbuh di kota - kota besar. Perkembangan usaha industri kreatif tersebut sejalan dengan dukungan pemerintah melalui kebijakan ekonomi yang berpihak pada usaha kecil dan menengah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan masyarakat seperti ditegaskan dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Tahun 2009-2015 (http://www.lemhannas.go.id, Nopember 2013: 27). Kreativitas masyarakat pada bidang usaha ekonomi industri kreatif yang didukung dengan berbagai kebijakan pemerintah tersebut dianggap sebagai peluang bagi pelaku-pelaku bisnis untuk melakukan investasi baik dalam skala kecil, menengah maupun besar. Ketertarikan para pelaku bisnis yang melakukan investasi pada usaha ini tentu diimbangi dengan berbagai pertimbangan strategi marketing yang komprehensif dengan prediksi peluang pasar dari produk yang akan dipasarkan. Salah satu jenis usaha industri kreatif yang tumbuh subur di kota kota besar saat ini adalah usaha clothing. Salah satu kota besar yang ada di Indonesia dan dikenal sebagai kota jasa serta pariwisata dengan tingkat perkembangan usaha industri kreatif yang sangat progresif adalah Kota Bandung. Berdasarkan hasil observasi awal diperoleh data mengenai jenis usaha clothing di Kota Bandung pada tahun 2013 sebanyak 135 clothing (Sumber : Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dalam angka tahun 2013). Jenis usaha kreatif ini menjadi icon kota khususnya di Kota Bandung dan menjadi salah satu daya

2 tarik bagi wisatawan lokal ataupun mancanegara dan pengusaha maupun investor. Salah satu usaha clothing yang cukup terkemuka, bahkan sebagai salah satu pelopor usaha clothing yang berdiri pada tanggal 14 Febuari 1997 dan telah melakukan ekspansi adalah Airplane Systm Clothing. Usaha clothing ini merupakan salah satu produsen yang memiliki konsep casual dengan tetap mempertahankan kualitas produk, dengan unggulan merek sebagai icon perusahaan dan ide desain produk yang tetap merespons dinamika trend kaula muda. Airplane Systm Clothing selalu mempertimbangkan karya seni yang terinspirasi dari gejala yang tumbuh pada komunitas luas maupun terbatas. Salah satu masalah yang dialami Airplane systm clothing pada beberapa waktu belakangan ini adalah penjualan produk yang mengalami penurunan. Gambar 1.1 Data hasil penjualan keseluruhan produk (puluhan juta rupiah) di Airplane Systm Clothing Bandung dari bulan januari 2013 - maret 2014 450000 400000 350000 Penjualan (Rp) 300000 250000 200000 150000 100000 50000 0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt Nov Des Jan Feb Mar Waktu (bln) Sumber : Airplane Systm Clothing Bandung Pada gambar di atas terlihat adanya fluktuasi penjualan yang cukup signifikan yang dialami Airplane Systm Clothing, hal ini dapat

3 mengindikasikan telah berkurangnya jumlah pembeli. Melalui hasil wawancara dan observasi pendahuluan, diperoleh informasi dari manajer perusahaan Airplane Systm Clothing, bahwa jumlah penjualan produk yang dipasarkan menurun, seperti pada jenis produk : kemeja, celana, kaos dan berbagai accecoris yang digemari kaula muda. Hal ini ditambah dengan adanya peralihan lokasi toko yang diduga turut menyebabkan turunnya volume penjualan Airplane Systm Clothing dibandingkan sewaktu berada dilokasi toko yang terdahulu. Pada awal tahun 2013 Airplane Systm Clothing memindahkan lokasi tokonya dari jalan Aceh yang terletak di pusat kota berpindah ke jalan Sidomukti. Di lokasi baru ini store atmosphere dibuat berbeda dengan lokasi toko sebelumnya yaitu penataan ruang yang cenderung biasa saja, fasilitas parkir yang tidak terlalu luas dan jauh dari pusat keramaian. Persaingan industri clothing di Kota Bandung saat ini sangat ketat dengan produk dan harga yang ditawarkan setiap clothing cenderung sama. Para pesaing menciptakan suasana toko yang unik serta memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen. Beberapa perusahaan pesaing Airplane Systm Clothing yang memiliki brand dan icon cukup terkenal, misalnya Cosmic clothing memiliki letak toko yang strategis dan berada di pusat kota yaitu di Jalan Trunojoyo. Selain itu Ouval Research clothing, Evil dan banyak lagi clothing lainnya memiliki lokasi toko yang strategis sehingga dapat memudahkan konsumen berbelanja yaitu di jalan Sultan Agung Bandung. Setiap toko yang dimiliki oleh para pesaing tersebut memiliki store atmosphere menarik dan masing-masing brand memiliki perbedaan konsep toko tersendiri sesuai dengan ciri khas brand tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan Store Atmosphere yang dilakukan oleh Airplane Systm Clothing Bandung dalam usaha meningkatkan proses keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini berjudul Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pada Airplane Systm Clothing Bandung.

4 1.2 Identifikasi Masalah Untuk mempermudah dan memberikan arah dalam analisis masalah penelitian ini, peneliti mengemukakan identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pelaksanaan Store atmosphere pada Airplane Systm Clothing Bandung? 2. Bagaimana tanggapan konsumen mengenai Store atmosphere pada Airplane Systm Clothing Bandung? 3. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen pada Airplane Systm Clothing Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada Airplane Systm Clothing Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada Airplane Systm Clothing Bandung adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan store atmosphere pada Airplane Systm Clothing Bandung. 2. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai store atmosphere pada Airplane Systm Clothing Bandung. 3. Untuk mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian konsumen pada Airplane Systm Clothing Bandung. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen pada Airplane Systm Clothing Bandung.

5 1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak berikut : 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep manajemen pemasaran khususnya store atmosphere sebagai dimensi teoritis yang dapat dipertimbangkan dalam praktek pemasaran. 2. Bagi kepentingan akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen khususnya pada konsentrasi manajemen pemasaran. 3. Bagi perusahaan khususnya Airplane Systm Clothing, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran sebagai alternatif dalam menciptakan store atmosphere untuk menarik konsumen dalam mengambil keputusan pembelian produk yang dipasarkan. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Persaingan yang saat ini semakin ketat dalam bidang usaha industri clothing mengakibatkan para perusahaan perlu meyakinkan konsumennya agar dipercaya dapat memberikan sesuatu yang menarik bagi konsumen sehingga konsumen mau mengunjungi dan melakukan pembelian. Salah satunya dengan menciptakan store atmosphere yang kreatif. Store Atmosphere menurut Krutz dan Boone, yang dikutip oleh Buchari Alma (2005:60) adalah : Store Atmosphere is a combination of physical store characteristics and amenities provided by the retailer that result in developing a ritail image and attracting customers Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suasana toko adalah kombinasi dari karakteristik fisik toko dan fasilitas yang disediakan oleh pengecer yang mengakibatkan mengembangkan citra ritel dan menarik pelanggan. Banyak calon pembeli menilai suatu toko hanya berdasarkan penampilan luarnya untuk kemudian memutuskan apakah konsumen tersebut

6 akan masuk pada toko atau tidak, berdasarkan persepsi yang didapatnya. Berbagai ciri di dalam desain seperti layout lokasi toko, desain bangunan dan penempatan fasilitas-fasilitas pendukung yang akhirnya akan mempengaruhi perilaku pembeli. Dengan peranan store atmosphere menjadi sesuatu yang sangat penting untuk mendapatkan pelanggan loyal. Store atmosphere memiliki elemenelemen yang semuanya berpengaruh terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Berman dan Evan (2010:545) mengemukakan pula pendapatnya mengenai elemen-elemen store atmosphere sebagai berikut : 1. Bagian depan toko (Exterior) Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari sebuah toko. 2. Bagian dalam toko (General Interior) Perasaan dan emosi konsumen di dalam sebuah toko dipengaruhi oleh general interior dari toko tersebut. 3. Tata letak (Store Layout) Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta fasilitas toko. 4. Papan pengumuman (InteriorDisplay) Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan informasi kepada konsumen. Gambar 1.2 Elemen-elemen Store Atmosphere Exterior Store Layout Store Atmosphere Created by The Retailer General Interior Interior Display Sumber : Berman dan Evans (2010:545)

7 Dengan melihat uraian di atas dapat dipahami bahwa menyediakan toko dengan suasana yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam pemasaran. Atmosphere yang baik akan menentukan citra yang baik. Store atmosphere juga menentukan citra dari sebuah toko. Jika suatu toko dilengkapi dengan sebuah penyejuk udara, pengaturan ruangan yang nyaman dan artistik, penggunaan warna cat dinding yang menarik, semua ini menunjukan adanya atmosphere yang dapat mencitrakan kemewahan dan berkelas. Sementara apabila ruangan toko terasa pengap dan panas, maka ruangan yang ada tidak tertata dengan rapih, pemilihan cat yang kurang bagus, dan lantai yang tidak cukup bersih, maka hal ini akan menimbulkan atmosphere yang mencitrakan toko bagi orang yang beselera rendah. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa store atmosphere bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk membuat perencanaan secara mendadak, mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian. Untuk pengaruhnya terhadap pandangan konsumen kepada perusahaan atau dalam kata lain store atmosphere akan menentukan citra toko itu sendiri. Pendapat Foster (2008;61) mengenai Store atmosphere adalah : Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan pembelian. Dapat dipahami bahwa keterkaitan antara store atmosphere dengan keputusan pembelian begitu erat. Definisi dari proses keputusan pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:226) adalah : Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang di tawarkan. Seperti dikemukakan Kotler dan Keller (2009:185) tahap-tahap proses keputusan pembelian konsumen bahwa keputusan pembelian memiliki beberapa proses sebagai berikut:

8 1. Pengenalan Masalah 2. Pencarian Informasi 3. Evaluasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian Tahapan proses keputusan pembelian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1.3 Proses Keputusan Pembelian Pengenalan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian Sumber: Kotler dan Keller (2009:185) Dari jalinan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa penyediaan suasana toko yang baik dan nyaman untuk konsumen melalui store atmosphere merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi konsumen untuk keputusan pembelian terhadap produk yang dipasarkan. Dari pernyataan tersebut menunjukkan bahwa store atmosphere yang nyaman dapat membuat pembeli santai dan dapat berfikir mengenai barang apa yang dibutuhkannya, bahkan dapat merangsang konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap barang atau jasa yang tidak di butuhkan atau tidak direncanakan sebelumnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa terdapat keeratan antara Store atmosphere dengan sikap konsumen dalam keputusan pembelian.. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut: Store Atmosphere berpengaruh positif terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen.

9 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-verifikatif. Metode ini menurut Nazir (2011;54) Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam peyusunan skripsi ini peneliti melakukan penelitian di Airplane Systm Clothing yang beralamat kantor di Jl. Batik Rengganis No.13 dan toko Sidomukti No.19 Bandung. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan April 2014.