BAB II. Tinjauan Pustaka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama diperlukan dalam hematopoiesis (pembentukan darah) yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

TINJAUAN PUSTAKA. a. Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine mulai

MAKALAH GIZI ZAT BESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik maupun mental, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan. perkembangan janin dalam kandungannya (Pinem, 2009).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin dalam sirkulasi darah. Anemia juga dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

makalah KEK dalam kehamilan

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Eko Winarti, SST.,M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling benar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan (konsepsi) adalah pertemuan antara sel telur dengan sel

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

DEFISIENSI ZAT GIZI SITI SULASTRI SST

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB II TINJAUAN TEORITIS. dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

TANDA-TANDA AWAL KEHAMILAN. Ditulis oleh Rabu, 02 May :10 -

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

Transkripsi:

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengetahuan (knowledge) 2.1.1 Pengertian Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul, dan penerapan-penerapan yang keliru (misinformation). Menurut Bruner, proses pengetahuan tersebut melibatkan tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau sebagai penyempurnaan informasinya. Proses transformasi adalah: proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas yang baru. (Notoatmodjo, 2005). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang termasuk ke dalam kognitif mempunyai enam tingkatan (Notoatmodjo, 2005) yaitu: 1. Tahu (know). Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh rangsangan yang telah di terima. 2. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintrepretasikannya secara luas.

3. Aplikasi (application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata. 4. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih dalam suatu struktur organisasi tersebut. 5. Sintesis (synthesis) Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (evaluation) Evaluasi diartikan sebagai ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 2.2 Sikap (attitude) 2.2.1 Pengertian Sikap adalah respon yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju,dan sebagainya). Menurut Campbell(1950) mendefenisikan sangat sederhana, yakni: An individual s attitude is syndrome of response consistency with regard to object. Jadi, sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain

2.2.2 Proses Terbentuknya Sikap Stimulasi proses stimulus reaksi tingkah laku (terbuka) Sikap (Tertutup) Skema 2.1 Proses Terbentuknya Sikap Rangsangan (stimulasi) yang di berikan kepada organisme dapat di terima atau di tolak. apabila stimulus itu di tolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi individu dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulasi di terima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulasi itu efektif. Apabila stimulasi telah mendapat perhatian dari organisasi (diterima), maka ia mengerti stimulasi ini dan dilanjutkan pada proses berikutnya, setelah itu organisme mengolah stimulasi sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak dari stimulasi yang telah di terimanya. (Notoatmodjo, 2003). 2.2.3 Komponen Pokok Sikap Menurut Alport (1954) sikap terdiri dari 3(tiga) komponen pokok (Notoatmodjo,2005) yaitu: a. Kepercayaan/keyakinan,ide, dan konsep terhadap suatu objek. b.kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude), dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. 2.2.4 Tingkatan Sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan (Notoatmodjo, 2007) yaitu: 1. Menerima(receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespon (responding) Merespon diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. 3. Menghargai (valuing) Menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.3 Kehamilan 2.3.1 Pengertian masa kehamilan Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung 15 minggu ( minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester ke tiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40). (Sarwono, 1998). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita. Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Dimana masa ini ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. (Waryana, 2010). 2.4 Anemia Defisiensi Besi 2.4.1 Pengertian Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sehat sel darah merah. Sel darah merah menyediakan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Anemia defisiensi zat besi adalah penurunan jumlah sel darah merah dalam darah yang disebabkan oleh zat besi yang terlalu sedikit. Besi merupakan komponen utama dari hemoglobin dan penting untuk fungsi yang tepat. Kehilangan darah kronis karena alasan apapun adalah penyebab utama kadar zat besi yang rendah dalam tubuh karena menghabiskan simpanan besi tubuh untuk mengkompensasi hilangnya zat besi yang berlangsung. (Proverawati, 2011).

Kebutuhan besi total lebih dari 1000 mg secara khusus pada trimester II dan III kehamilan yang setara dengan absorpsi besi 6 mg/hari pada ibu yang pada awal kehamilannya tidak mempunyai simpanan besi ataupun mempunyai cadangan besi yang kecil. Meskipun 450 mg besi digunakan untuk produksi sel darah merah, namun sebagian besar digunakan untuk memperbesar simpanan besi setelah melahirkan bila volume sel darah merah menurun. Status besi setelah melahirkan juga meningkat dengan berkurangnya besi yang hilang, yaitu kurang dari 0,3 mg/hari keluar melalui Air Susu Ibu dan haid yang jarang terjadi pada ibu-ibu selama menyusui beberapa bulan setelah melahirkan.(aritonang.e, 2010). Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. (Tari, 2012). Pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi eritropoietein. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi peningkatan konsentrasi hemoglobin(hb) akibat hemodilusi. Anemia secara praktis di definisikan sebagai kadar Ht, konsntrasi Hb atau hitung eritrosit dibawah normal. Pada umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin dibawah 11gr/dlpada trimester ketiga atau hematokrit dibawah 33%. (Sarwono, 1998).

Anemia defisiensi besi pada wanita hamil mempunyai dampak buruk, baik pada ibunya maupun terhadap janinnya. Ibu hamil dengan anemia berat lebih memungkinkan terjadinya partus premature dan memiliki berat badan lahir rendah serta dapat meningkatkan kematian perinatal. Menurut WHO 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakkan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Mengingatnya besarnya dampak buruk dari anemia defisiensi besi pada wanita hamil dan janin, maka perlu perhatian yang cukup dan dengan diagnose yang cepat serta pelaksanaan yang tepat komplikasi dapat diatasi serta akan mendapat prognosa yang lebih baik. (Miyata,2010). 2.4.2 Penyebab Anemia Anemia mempunyai beberapa penyebab (Manuaba,2002) yaitu: a. Anemia Defisiensi Besi Defisiensi besi (iron deflection), eritropoesin defisiensi (iron deficient erythropoesis). b. Anemia karena infeksi Infeksi karena cacing tambang, infeksi malaria, infeksi HIV c. Anemia karena kekurangan asam folat Megaloblastik anemia, gangguan proses pembentukan eritrosit, asam folate makanan kurang karena makanan terlalu lama di rebus, dan memanaskan makanan yang berulang. d. Anemia kelainan hemoglobin Siklus sel anemia, talasemia anemia. 2.4.3 Gejala Anemia

Gejala-gejala anemia menurut WHO (Manuaba,2002) dapat dilihat sebagai berikut: 1. Apabila Hb kurang dari 11 gr% - Pusing, cepat lelah, prestasi kerja menurun 2. Apabila Hb kurang dari 8 gr% - Tampak pucat, pusing, nyeri di dada, sukar bernafas Anemia gizi besi yang berkelanjutan semakin parah akan mempengaruhi struktur dan fungsi epitel, terutama lidah,kuku, mulut dan lambung, timbul rasa sakit pada tenggorokan saat menelan. 2.4.4 Pencegahan Anemia Defisinesi Zat Besi Pada saat ibu hamil mempunyai kebutuhan yang sangat banyak yang diperlukan untuk proses perkembangan janin yang didalam kandungannya. Pada saat ibu hamil harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal harganya. Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan(menu seimbang) a. Energi Kehamilan yang sehat pada ibu dan janin dapat diperoleh dengan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Energi adalah faktor penentu gizi yang utama untuk pertambahan berat badan kehamilan meskipun kekurangan zat gizi tertentu dapat menghambat pertambahan berat badan tersebut.(evawany,2010). Secara normal, ibu hamil akan mengalami kenaikkan berat badan sebesar 11-13 kg. Ibu hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari atau sekitar 15 % lebih banyak dari jumlah normalnya yaitu sekitar 2800-3000 kalori dalam satu hari.

Sumber energi dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dapat di peroleh dari beras,jagung,ubi,kentang, dan lain-lain. Sumber lemak terdiri dari lemak nabati dan lemak hewani. Sumber lemak nabati dapat diperoleh dari minyak kelapa sawit,minyak sayur dan margarine sedangkan dari lemak hewani dapat diperoleh dari mentega, susu dan keju. (Huliana.M, 2007). b. Protein Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta selain itu untuk pertumbuhan payudara dan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin). Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan..(kusmiyati.y, 2008). Sumber zat pembangun dapat diperoleh dari protein. Seperti halnya energi, protein wanita hamil lebih banyak dari kebutuhan wanita normal. Kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar 80 gram/hari. Dari jumlah tersebut sekitar 70 % dipakai untuk kebutuhan janin dalam kandungan. Protein dibutuhkan untuk membentuk plasenta, menambah unsur-unsur cairan darah, terutama hemoglobin dan plasma.sumber protein antara lain: ikan, udang,daging, hati, telur, susu, tahu, tempe kacang hijau, dan lain-lain. (Huliana.M, 2008). c. Zat Besi Tubuh mengalami perubahan yang signifikan saat hamil. Jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20%-30% sehingga memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat hemoglobin. Ketika hamil, tubuh membuat lebih banyak darah untuk bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30% lebih banyak daripada ketika

tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh tidak dapat membuat sel-sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah yang lebih banyak. (Proverawati.A, 2011). Di Indonesia, pil besi yang digunakan dalam suplemen zat besi adalah ferrous sulfat. Senyawa ini tergolong murah dan dapat di absorpsi sampai 20%. Kendala utama dalam suplemen zat besi ini adalah kesulitan dalam mematuhi untuk meminum pil karena kurangnya kesadaran akan pentingnya masalah anemia defisiensi besi. Akibat dari meminum pil besi ini terdapat pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, konstipasi, dan diare. Namun frekuensi efek samping ini tergantung pada dosis zat dalam pil, semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek samping akan semakin besar. Departemen Kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan anemia gizi besi dengan membagikan Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. (Depkes RI, 1995). Agar penyerapan besi dapat maksimal, dianjurkan minum tablet zat besi dengan air minum yang sudah dimasak. Vitamin C, vitamin A, Zn, asam folat juga dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya merupakan sumber vitamin A.(Waryana, 2010).Program suplemen zat besi lebih efektif dengan penambahan vitamin A karena meningkatkan pemanfaatan besi untuk membentuk hemoglobin d. Kalsium

Kalsium semakin dibutuhkan ibu hamil saat memasuki trimester kedua dan ketiga kehamilan. tetapi pada trimester awal ibu juga di anjurkan untuk mengkonsumsi kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Kebutuhan sekitar 1200 mg per hari (sama dengan mengkonsumsi 2 gelas susu) jauh lebih banyak dibanding kebutuhan kalsium selama tidak hamil yang hanya 1000 mg perhari. Ada banyak sumber kalsium diantaranya, telur, susu, ikan teri,ikan salmon, sarden, sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan. Bila kebutuhan kalsium tidak terpenuhi, janin akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu. Akibatnya rangka tulang ibu cepat rapuh karena terjadi demineralisasi dan ibu akan mengalami pengeroposan tulang dini.( Miyata,2010). E. Asam folat Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang disarankan dikonsumsi semenjak persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. tjumlah yang diperlukan selama kehamilam adalah 600 mikrogram/hari. Sumber asam folat antara lain sayur-sayuran, gandum, dan buah-buahan. (Miyata, 2010). F. Vitamin Vitamin B 6 digunakan untuk mendukung pembentukan sel darah merah, kesehatan gigi dan gusi. Sumber makanan yang mengandung vitamin B 6 antara lain gandum, jagung, hati dan daging. Vitamin B 12 juga diperlukan oleh tubuh ibu selama hamil untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. (Huliana.M,2007). Zat gizi yang sangat berperan dalam meningkatkan absorbsi zat besi adalah vitamin C, yaitu meningkatkan absorbsi zat besi bukan hemoglobin sampai 4 kali lipat,buah-

buahan segar dan sayur-sayuran merupakan sumber utama vitamin C. Namun perlu diingat vitamin C di dalam bahan makanan, konsumsi bahan pangan yang menghambat absorbsi besi harus di kurangi seperti teh yang mengandung tannin. Jika di konsumsi bersama-sama pada saat makan akan mengurangi penyerapan zat penghambat fitat dan fosfat yang banyak terdapat pada kalsium dan serat dalam bahan makanan (Wirakusumah,2002). Vitamin K dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perdarahan di saat proses persalinan nanti agar proses pembekuan darah berlangsung normal. Pada umumnya, kebutuhan makanan bagi ibu hamil untuk tiap trimester berbeda-beda. Hal ini berhubungan dengan kondisi ibu pada trimester tersebut. Pada kehamilan trimester pertama umumnya nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Pada kondisi ini ibu harus tetap berusaha makan agar janin dapat tumbuh dengan baik. (Huliana.M, 2007) f. Mobilisasi dan body mekanik Ibu hamil tidak boleh melakukan kegiatan dan aktifitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar. Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan ibu hamil tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Dengan pola istirahat yang teratur dapat menghindarkan ibu untuk terjadinya anemia. (Kusmiyati.Y, 2008). g. Selalu menjaga kebersihan diri dan mengenakan alas kaki setiap hari. Pada ibu hamil dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan tablet zat besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas

kesehatan, serta makan makanan yang bergizi seimbang dengan porsi 3x sehari dengan porsi yang lebih banyak.(waryana, 2010). 2.4.5 Waktu dan Cara Minum Tablet Tambah Darah yang benar Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat besi dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Selain itu tablet besi sebaiknya diminum pada malam hari setelah makan sebelum tidur untuk mengurangi efek mual. Tablet zat besi baik di konsumsi jika bersamaan dengan vitamin C untuk membantu penyerapan dari zat besi ini. Tablet Zat besi sebaiknya tidak dikonsumsi dengan teh atau kopi karena dapat menghambat penyerapannya (Depkes, 2004).