Secara nasional dibutuhkan penambahan populasi sapi sebanyak tiga juta ekor untuk dapat mencapai swasembada daging pada tahun 2014. Nusa Tenggara Barat (NTB) satu dari 18 prov insi yang diharapkan berkontribusi terhadap program swasembada daging sapi (PSDS) nasional menargetkan peningkatan populasi menjadi satu juta ekor tahun 2013 melalui program Nusa Tenggara Barat Bumi Sejuta Sapi (NTB-BSS). Peningkatan populasi perlu didukung peningkatan ketersediaan pakan mengingat pakan merupakan faktor utama penentu keberhasilan usaha peternakan. Kesulitan memenuhi kebutuhan pakan ternak pada musim kering merupakan tradisi yang hampir setiap tahun dialami peternak sapi di NTB. Eksplorasi terhadap sumber daya lokal, mencari sumber pakan alternatif perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan dan nutrisi yang terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi ternak. Hijauan merupakan sumber energi dan protein termurah untuk memproduksi daging sapi. Kelor (Moringa oleifera Lam) di Nusa tenggara Barat, merupakan tanaman pohon yang banyak ditanam dipekarangan rumah, baik sebagai pagar hidup maupun sebagai pembatas lahan. Daun dan buah polongnya banyak dimanfaatkan sebagai sayuran. Daun buah polong kelor mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi (Tabel 1.) dan mengandung 18 asam amino termasuk 9 asam amino essensial (Gupta dkk, 1988). Penggunaan kelor sebagai pakan ternak sapi sudah banyak dilakukan di negara lain namun belum dilakukan peternak di NTB. Pemberian daun kelor sebagai pakan suplemen pada ternak sapi meningkatkan total konsumsi pakan dan meningkatkan pertambahan berat badan harian dibandingkan dengan sapi yang hanya mengkonsumsi rumput (Foidl dkk, 2001). Produksi susu lebih tinggi pada sapi yang diberi suplemen daun kelor segar sebanyak 8 sampai 12 kg dari sapi yang hanya diberi rumput (Sa nchez dkk, 2005). Tabel 1. Kandungan nutrisi daun kelor No 1 / 10
Komponen Kandungan 1. Protein 16-29 2. Total gula 12 3. 2 / 10
Ekstrak Eter 6,5 4. Total kadar Abu 12 5. NDF 19 3 / 10
6. ADF 29 7. Mineral Calsium (Ca) 4 / 10
2,4 Magnesium (Mg) 0,3 Phoporus (P) 0,6 Cuprum (Cu) 5 / 10
(ppm) 12 Zat Besi (Fe) (ppm) 225 8. Vitamin 6 / 10
A (mg/100 g) 16,3 B1 (mg/100 g) 2,6 B2 (mg/100 g) 20,5 7 / 10
B3 (mg/100 g) 8,2 C (mg/100 g) 17,3 * Data diperoleh dari berbagai sumber Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat (BPTP NTB) dan pemerintah daerah kabupaten Bima bekerjasama mengembangkan dan memasyarakatkan penggunaan kelor sebagai pakan ternak sapi. Demonstrasi penanaman kelor dan penggunaannya dilakukan di Kelompok Tani Ternak Ngaro Ni u binaan dari Sarjana Membangun Desa (SMD) desa Mpuri Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima. Pengembangan penggunaan kelor sebagai pakan 8 / 10
ternak sapi dilakukan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Agribisnis Sapi Potong (SL-PASP) yang melibatkan sebanyak 34 tenaga SMD dari kabupaten Dompu, Bima dan kota Bima dengan 800 anggota kelompok tani ternak dan jumlah ternak sebanyak 2000 ekor. Paket teknologi yang dikembangkan meliputi teknologi budidaya kelor dengan biji dan stek batang, teknologi pemangkasan untuk mengoptimalkan produksi dan kualitas biomas, teknologi pemberian kelor seb agai pakan suplemen dan teknologi pembuatan komplit kelor mineral blok. Kelor tumbuh baik pada temperatur 25 35 0 C dengan curah hujan antara 250 1500 mm per tahun, mampu tumbuh dengan baik sampai ketinggian 1200 m diatas permukaan laut dan pada berbagai jenis tanah namun kurang tahan terhadap genangan (Palada dan Chang, 2003). Tanaman kelor tahan terhadap pemangkasan ber a t dan mampu tumbuh kembali dengan cepat setelah pemangksan dengan percabangan yang banyak dan produksi biomas yang tinggi. Kelor pada umur 2 tahun menghasilkan 160 kg edible biomas segar per tahun (Sa nchez, 2006). Penanaman kelor dengan stek batang sebagai pagar hidup lebih cepat menghasilkan biomas. Batang yang digunakan sudah berumur satu tahun dan berkayu dengan diameter 8-16 cm, tinggi disesuaikan kebutuhan tetapi untuk mempertahankan daya hidup minimum 50 cm. Kedalaman lubang tanam 20 25 cm dan ditutup dengan campuran kompos setelah penanaman. Daun dapat dipanen setelah tunas tumbuh mencapai tinggi 1 m kemudian pemangkasan dilakukan setiap 6-8 minggu untuk meningkatkan produksi biomas. 9 / 10
Penanaman atau direndam sempurna 2-3 penjarangan jarak memotong ditambahkan per polong antar lubang selama dan tanaman batang berwarna kelor dilakukan jika diberi dengan satu dengan 3010 pupuk cm coklat, malam 21 kedalaman cm. daun dari hari biji, kompos Panen biji berubah permukaan sebelum dilakukan setelah dikeluarkan 2-3 dilakukan dengan menjadi cm ditanam. dengan tanah dan saluran dari setelah menjadi ditutup hijau kemudian Biji memilih polong ditanam drainase pucat 2 dengan tanaman/lubang. dan buah dilakukan atau ditanah dijemur yang kompos. mencapai kelor kekuningan. baik. setiap yang sampai Penyulaman Biji tinggi Jarak baik sudah 6-8 ditanam kering dan 1 minggu. baris m diolah sudah dengan dan sebanyak 30 Pupuk cm tuadan Daun memenuhi 20 lebih Secara perbedaannya dikeringkan. musim rumput mencukupi diformulasi Tabel No Komponen Komposisi 1. 33 2. Dedak sampai besar kelor 2. kemarau. terus umum daun Bahan-bahan Daun 60% menghasilkan digunakan kebutuhan Sebaliknya meningkat kelor produksi dengan Kelor dari menurunkan Sehingga bahan total sebagai nutrisi untuk musim biomas seiring produksi pakan komplit utama kebutuhan pembuatan ternak konsumsi kering. pakan perubahan kelor tergantung dan blok sepanjang pada Kelebihan kualitas dengan suplemen rumput komplit musim tinggi ketersediaan suplemen rumput kandungan tahun. atau meningkatkan produksi kelor pada paceklik untuk pakan Proporsi dan mineral musim ternak komplit. memenuhi dan musim pakan. hijauan protein dasar yang kebutuhan hujan, blok pemberian total Suatu basah Kelor kasar lainnya. (KMB) mengkonsumsi kebutuhan walaupun terus inovasi mineral dapat >30% ternak. kelor menurun pakan disimpan teknologi (Tabel tidak nutrisinya. blok berkisar Pemberian pakan (KMB) besar untuk memasuki 2). setelah untuk antara 25 dasar 3. Tepung 4. Garam 5. Urea 86. Mineral 47. Semen 10 mix Ubi kayu Kelor kandungan memperbaiki mempercepat dan (Tanda nutrisi mempunyai Panjaitan) ternak nutrisi produksi peningkatan yang kemampuan terutama ternak. terus ketersediaan kandungan meningkat Inovasi memproduksi pengembangan protein seiring pakan biomas kasar dengan berkualitas yang kelor meningkatnya banyak tinggi untuk sebagai dan mencukupi sepanjang pakan penggunaannya populasi ternak kebutuhan tahun ternak. sapi dengan dapat pakan 10 / 10