Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami 36A, Surakarta, Jawa Tengah )

dokumen-dokumen yang mirip
Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Kentingan Surakarta, , 3)

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS. Alamat Korespondensi:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ervina Yulias Veva Universitas Sebelas Maret Abstrak

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta, , 3)

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS 2),3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Reciprocal Teaching pada siswa kelas XI IPA di SMA Kartika Siliwangi 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

*Keperluan korespondensi, HP: ,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

(TPS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 TASIKMADU KARANGANYAR 2010/2011

Lihar RaudinaIzzati 1), Sutopo 2), Henny Ekana Chrisnawati 3) 1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS 2),3)

LINA PUTRI NANDA SARI A.510

APLIKASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, tel/fax : ,

*Keperluan Korespondensi, telp/fax: ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS TENTANG GAYA MELALUI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING

BAB III METODE PENILITIAN

PENGGUNAAN JURNAL BELAJAR DENGAN MACROMEDIA

PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: LULUK RIF ATIN A54F100033

Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta 2), 3) Dosen Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS, Surakarta

Surakarta, Indonesia. *Keperluan korespondensi, telp/fax: (0271) , ABSTRAK

Penerapan Pendekatan Reciprocal Teaching dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Mahasiswa Program Khusus PGMIPABI pada Mata Kuliah Biochemistry I

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

*Keperluan korespondensi, HP: ,

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

*keperluan korespondensi, telp/fax: ,

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia. Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP UNS, Surakarta, Indonesia

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

*Keperluan korespondensi, HP: ,

UPAYA PENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PEMBELAJARAN TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan P MIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

*Korespondensi, tel : ,

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode. Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA. Kelas IV SDN Gawanan 02.

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

*Keperluan korespondensi, HP: ,

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

Rizky Puspitadewi 1,*, Agung Nugroho Catur Saputro 2 dan Ashadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA N 2 BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kemajuan

Alamat Korespondensi : 1) Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan,

P - 68 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATA KULIAH METODE NUMERIK DENGAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

Khusnul Lusi Nursyam Syanas 1, Bakti Mulyani 2*, Sulistyo Saputro 2 1 Mahasiswa Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke Volume 6 Nomor ISSN :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh Genda Widayati A54B111032

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

Nur Jati Zahrah Saputri 1, Agung Nugroho Catur Saputro 2*, dan Haryono 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

*Keperluan korespondensi, telp: ,

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTETIC (VAK) DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SDN 2 ABEAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 3 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI Mohamad Rifki 1), Ikrar Pramudya 2), Ira Kurniawati 3) 1) 2),3) Prodi Pendidikan Matematika, FKIP, UNS Gedung D lantai 1, FKIP, Jalan Ir. Sutami 36A, Surakarta, Jawa Tengah 57126 1) mohamad_rifki@yahoo.com, 2) irakur_uns@yahoo.com 3) ikrarpramudya@staff.uns.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2016/ 2017 melalui penerapan model model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill pada mata pelajaran matematika. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Tahapan dari setiap siklus adalah perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2016/2017. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes tertulis. Teknik analisis data adalah teknik analisis deskriptif. Validasi data keaktifan belajar siswa menggunakan teknik triangulasi. Proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill terdiri dari enam sintaks yaitu mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok, membuat pertanyaan, menyajikan hasil kerja, mengklarifikasi permasalahan, memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan, dan menyimpulkan materi yang dipelajari. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill pada materi aplikasi turunan fungsi dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dari hasil observasi pada siklus I, diperoleh 5,72% siswa memperoleh kategori tinggi pada keaktifan belajar siswa, sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 45,71% menjadi 51,43% siswa yang memperoleh kategori tinggi. Dari hasil tes siklus I, diperoleh data bahwa 41,67% siswa memperoleh nilai KKM. Pada hasil tes siklus II terjadi peningkatan sebesar 44,04% dari siklus I menjadi 85,71% siswa yang memperoleh nilai KKM. Kata Kunci: reciprocal teaching, drill, keaktifan, prestasi belajar PENDAHULUAN Saat ini, bangsa Indonesia masih dalam posisi sebagai negara berkembang. Sebagai negara berkembang, bangsa Indonesia selalu berupaya agar menjadi negara maju, sehingga terlepas dari kebodohan dan ketertinggalan. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, pendidikan menjadi jawaban yang tepat. Kemajuan dan perkembangan pendidikan menjadi salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa. Sebagai upaya mewujudkan pembangunan di bidang pendidikan diperlukan peningkatan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pembelajaran yakni guru dan siswa. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keterampilan mengajarnya dan siswa diharapkan mampu memahami materi dengan baik agar siswa dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyelesaikan tugas dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. 252 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018

Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan. Perubahan tingkah laku dapat berbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai [1]. Pembelajaran merupakan upaya menata lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal [2]. Dalam pembelajaran di sekolah, matematika seringkali menjadi mata pelajaran yang tidak disukai dan dianggap menakutkan bagi siswa. Fakta yang ada adalah sedikit sekali siswa yang menyukai matematika. Penyebab siswa tidak menyukai pelajaran matematika antara lain dikarenakan matematika merupakan pelajaran yang teoritis dan abstrak, banyak rumus, dan hanya berisi hitung-hitungan saja. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu model pembelajaran bervariasi [3]. Prestasi belajar adalah kemampuankemampuan yang telah dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar [4]. Prestasi belajar matematika hingga saat ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan prestasi belajar pada mata pelajaran yang lainnya. Hal ini seharusnya menjadi pertimbangan bagi guru dalam menerapkan metode pembelajaran. Pada kenyataannya masih banyak guru matematika yang menggunakan metode konvensional. Guru seharusnya dapat menguasai berbagai metode pembelajaran sehingga dapat memilih metode yang tepat untuk suatu materi yang akan disampaikannya. Dalam proses belajar mengajar terjadi aktivitas guru dan siswa. Hal ini yang memotivasi siswa untuk cenderung aktif dalam belajar. Keaktifan belajar siswa dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan setiap guru dalam proses pembelajaran [5]. Keaktifan belajar siswa perlu digali dari potensi-potensinya, yang mereka aktualisasikan melalui aktivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. SMAN I Ngemplak Boyolali adalah salah satu SMA negeri di Kabupaten Boyolali. Data Puspendik Kementerian dan Kebudayaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata UN pada tahun ajaran 2015/2016 untuk mata pelajaran matematika adalah 51,20. Nilai tersebut menempatkan SMA Negeri I Ngemplak Boyolali menjadi nomor 9 dari 15 SMA negeri di Kabupaten Boyolali. Hal ini menunjukkan nilai ratarata mata pelajaran matematika di SMA Negeri I Ngemplak Boyolali masih termasuk rendah di Kabupaten Boyolali. Pada tahun ajaran 2016/2017, terdapat 4 kelas IPA untuk kelas XI. Rata-rata nilai matematika siswa kelas XI IPA 3 dari hasil Ulangan Akhir Semster Gasal adalah 49,64. Nilai rata-rata tersebut adalah nilai terendah dari semua kelas XI IPA. Rendahnya prestasi belajar matematika siswa kelas XI IPA 3 ditunjukkan pada Hasil Ulangan Akhir Semester Genap yaitu siswa yang mempunyai nilai KKM hanya 2 siswa dari 35 siswa (5,71%) dan sisanya harus dilakukan proses remedial. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPA 3 menunjukkan bahwa tingkat keaktifan belajar siswa masih tergolong rendah. Dari hasil observasi, diperoleh informasi bahwa tidak ada siswa yang mencapai kategori keaktifan belajar tinggi. Siswa dikatakan berkategori tinggi apabila siswa mendapat minimal skor 6 indikator keaktifan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa masih rendah. Dari hasil observasi ini, diperoleh sebanyak 77,14% siswa berkategori rendah. Hasil observasi ini dibenarkan oleh Suparmi sebagai guru pengampu mata pelajaran matematika di kelas XI IPA 3. Menurut penuturan Suparmi, sebagian besar siswa bersikap pasif dalam proses pembelajaran di kelas dan kurang berani Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018 253

dalam bertanya ataupun menanggapi pendapat dari temannya. Banyak hal yang mempengaruhi rendahnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah proses pembelajaran yang kurang efektif. Selama ini pembelajaran masih berpusat pada guru, guru hanya menerangkan materi pelajaran di depan kelas, kemudian siswa mencatat apa yang diterangkan oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa kurang berminat dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran matematika di kelas. Pembelajaran yang seperti ini juga tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sangat penting karena dengan penilaian diri siswa dapat mengetahui apa yang menjadi kekurangan dan kelebihan dirinya. Dengan keadaan seperti ini, siswa tidak dapat mencapai kepuasan dalam belajar. Model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill menerapkan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu menyimpulkan bahan ajar, menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya, menjelaskan kembali pengetahuan yang diperolehnya, kemudian memprediksikan pertanyaan selanjutnya dari persoalan yang disodorkan kepada siswa. Karena dalam sintaks model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran matematika di kelas dan memberikan kesempatan lebih luas pada siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal dengan menggunakan caranya sendiri. Siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan lebih luas untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan matematika yang lebih baik. Siswa akan memperoleh pengalaman lebih banyak dalam upaya mencari caracara efektif dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan latar belakang tersebut dan dalam rangka meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa, perlu dilakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching dengan Metode Drill untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestas Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Berdasarkan perumusan masalah tersebut, dirumuskan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan keaktifan belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2016/2017 semester gasal. Penelitian ini menggunakan objek kajian yaitu peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa dengan subjek penelitiannya yaitu peneliti sebagai guru mata pelajaran matematika dan siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali, dengan banyak siswa 35 orang Penelitian ini dimulai dari bulan Januari 2017 sampai dengan Mei 2017. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Tahap pertama adalah persiapan penelitian yang berlangsung pada bulan Januari 2017 hingga April 2017. Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan yang berlangsung pada bulan Mei 2017 hingga awal Juni 2017. Tahap ketiga adalah analisis data dan pelaporan yang dilaksanakan pada bulan Juni 2017 sampai Desember 2017. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes akhir siklus siswa, hasil observasi dan dokumen. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui apakah proses pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dengan 254 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018

observasi, diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut. Data yang dikumpulkan melalui teknik observasi ini berdasarkan pada lembar observasi yang telah disusun. Dalam penelitian ini, metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi siswa. Pada penelitian ini akan dilaksanakan dua kali tes yakni di pertemuan terakhir tiap sikllus. Butir butir soal diuji terlebih dahulu validitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Suatu instrumen disebut valid jika mengukur apa yang seharusnya diukur [6]. Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi. Dokumentasi berupa dokumen lembar kerja siswa, daftar nilai siswa, dan dokumentasi yang berupa foto-foto pelaksanaan pembelajaran maupun aktivitas siswa saat proses pembelajaran. Untuk menguji validitas instrumen dari hasil prestasi belajar siswa dilakukan validitas butir soal sebelum digunakan, sedangkan keaktifan belajar siswa digunakan triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Analisis data merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan, serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan; (1) tema apa yang dapat ditemukan pada data, (2) seberapa jauh data dapat mendukung tema/arah/tujuan penelitian. Analisis hasil tes dimulai dengan mengoreksi pekerjaan masing-masing siswa dengan memperhatikan kisi-kisi tes dan membandingkannya dengan indikator masing-masing tingkat prestasi. Pada kegiatan prasiklus diambil data hasil Ulangan Akhir Semester Gasal dan observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran. Data yang diperoleh sebagai refleksi yang digunakan untuk melakukan diagnosis tindakan yang akan dilakukan terhadap siswa. Setelah satu siklus tindakan selesai, siswa diberikan tes akhir siklus. Dari hasil tes akhir siklus, dapat diketahui tercapai atau tidaknya indikator keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan. Dari analisis hasil observasi, dapat diketahui tentang pelaksanaan tindakan yang meliputi kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rancangan yang telah dibuat dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan tindakan. Analisis tindakan terhadap tes siklus dan hasil observasi digunakan pada tahap refleksi, sebagai dasar perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, keaktifan belajar siswa meliputi 9 indikator antara lain (1) memperhatikan dengan seksama saat guru menjelaskan pembelajaran matematika, (2) memperhatikan penjelasan teman saat presentasi, (3) bertanya kepada guru apabila ada materi yang belum di pahami, (4) berdisusi dengan temannya dalam memecahkan masalah, (5) membuat catatan dari pengamatan sendiri, hasil diskusi, maupun penjelasan dari guru, (6) mengerjakan Lembar Kerja Kelompok, (7) mendengarkan penjelasan guru, (8) mendengarkan pendapat teman atau presentasi teman, dan (9) aktif dalam kelompok. Kesembilan indikator tersebut teranngkum dalam lima aspek aktivitas. Kelima aspek aktivitas tersebut yaitu visual activities, oral activities, writing activities, listening activities, dan listening activities. Dari hasil diskusi dengan kolabolator yang merupakan guru matematika pada kelas penelitian, tindakan yang diberikan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu (1) setidaknya 50% siswa memperoleh skor 6 dari 9 indikator keaktifan belajar siswa, (2) setidaknya 75% siswa memperoleh nilai KKM. KKM Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018 255

dalam penelitian ini adalah 75 sesuai yang ditentukan sekolah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada kegiatan prasiklus, didapatkan data keaktifan belajar siswa yaitu 77,18% siswa berkategori rendah, 22,86% siswa berkategori tinggi, 0% siswa berkategori tinggi. Dari hasil observasi prasiklus, perlu dilaksanakan tindakan 1 dengan penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill. Hasil tindakan I diperoleh data 57,14% siswa berkategori rendah, 37,14% siswa berkategori rendah, dan 5,72% siswa berkategori tinggi. Dibandingkan dengan hasil pada kegiatan prasiklus, persentase keaktifan belajar siswa kategori tinggi meningkat sebesar 5,72%. Akan tetapi, hasil ini belum mencapai target keberhasilan penelitian sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan yakni siklus II. Hasil dari siklus I dilakukan refleksi dan analisis untuk perbaikan pada siklus II. Hasil tindakan II menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa kategori tinggi hanya sebesar 0%, 48,17% siswa berkategori sedang, dan 51,43% siswa berkategori rendah. Dibandingkan dengan hasil pada kegiatan prasiklus, persentase keaktifan belajar siswa meningkat sebesar 45,71%. Dengan demikian, diperoleh siswa yang memperoleh kategori keaktifan belajar siswa tinggi lebih dari 50%. Pada kegiatan prasiklus, diperoleh data yaitu 17,14% siswa memperoleh nilai KKM dan 82,86% siswa memperoleh nilai kurang dari KKM. Hasil dari tindakan I, diperoleh data 41,67% siswa memperoleh nilai KKM dan 58,33% siswa memperoleh nilai kurang dari KKM. Dibandingkan dengan prasiklus, siswa yang memperoleh nilai KKM meningkat sebesar 24,53%. Akan tetapi, hasil ini belum mencapai target keberhasilan penelitian yaitu 75% siswa memperoleh nilai KKM. Hasil siklus II, diperoleh data bahwa 14,29% siswa memperoleh nilai kurang dari KKM dan 85,71% siswa memperoleh nilai KKM. Jika dibandingkan dengan hasil kegiatan siklus I, terjadi peningkatan prestasi belajar matematika siswa sebesar 44,04%. Dilihat dari persentase siswa yang memperoleh nilai KKM, telah mencapai lebih dari 75%,. Perbandingan hasil dari prasiklus, siklus I, dan siklus II untuk keaktifan belajar siswa, dapat dilihat pada Gambar I. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Prasiklus Siklus I Siklus II Rendah Sedang Tinggi Gambar 1. Perbandingan Keaktifan Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II 256 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83 17 58 42 Gambar 2. Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II 14 Prasiklus Siklus I Siklus II 94 Nilai < KKM Nilai KKM Dari Gambar 1, dapat diperoleh informasi bahwa kenaikan yang signifikan pada keaktifan belajar siswa kategori tinggi yaitu dari siklus I ke siklus II. Perbandingan prestasi belajar siswa pada prasiklus, siklus I, dan siklus II, dapat dilihat pada Gambar 2. Dari Gambar 2, diperoleh informasi bahwa kenaikan yang signifikan pada siswa yang mempeoleh nilai KKM terjadi dari siklus I ke siklus II. Melihat dari hasil perubahan prestasi belajar siswa dari setiap tindakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) penggunaan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi siklus I dan hasil observasi siklus II bahwa data keaktifan mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan, dan (2) penggunaan model pembelajaran reciprocal teaching dengan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2016/2017. Hal ini terbukti dari hasil observasi siklus I dan hasil observasi siklus II mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan penelitian. Saran 1) Guru hendaknya lebih memperhatikan model/strategi/metode pembelajaran yang mampu melibatkan siswa secara aktif dan meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 2) Siswa hendaknya lebih memahami pentingnya interaksi dengan siswa lain dalam kegiatan belajar kelompok sehingga dapat menumbuhkan sikap keberanian dalam menyampaikan pendapat, jawaban, pertanyaan, dan secara tidak langsung dapat membantu menyelesaikan permasalahan anggota lain di kelompoknya selama proses pembelajaran. 3) Sekolah hendaknya memberikan sosialisasi kepada guru tentang model ataupun strategi pembelajaran yang kiranya dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran di kelas sehingga guru mempunyai gambaran dan mengetahui langkah pembelajaran yang harus dilakukan. Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018 257

DAFTAR PUSTAKA [1] Arifin, Z. (2011). Konsep dan Model Pengambangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosda karya. [2] Suherman, E, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. [3] Sriyanto. (2007). Strategi Sukses Menguasai Matematika. Yogyakarta: Indonesia Cerdas. [4] Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda karya. [5] Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. [6] Budiyono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. 258 Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018