TINJAUAN PUSTAKA. a. Itik tipe pedaging : Aylesbury, Cayuga, Orpington. b. Itik tipe penelur : Campbell, Indian Runner.

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

Karakteristik mutu daging

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gemuk untuk diambil dagingnya. Sepasang ceker yang kurus dan tampak rapuh,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

Penambahan Bahan Pengikat pada Nugget Itik Serati (The Addition of Binder Matter on Waterfowls Nugget)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Daging domba berdasarkan kualitas dapat dibedakan atas umur domba,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi ternak dan pengetahuan peternak semakin

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi bali dikenal sebagai sapi lokal yang banyak dipelihara di Pulau Bali karena sangat

TINJAUAN PUSTAKA Konversi Otot Menjadi Daging

TINJAUAN PUSTAKA. mamalia. Bagian utama susu adalah air, lemak, gula dan abu. Susu merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SIFAT-SIFAT FISIK DAN PARAMETER SPESIFIK KUALITAS DAGING

PENGANTAR. Latar Belakang. Daging merupakan produk utama dari ternak unggas. Daging sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

I. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

TINJAUAN PUSTAKA. masehi. Susu merupakan salah satu produk hasil ternak yang penting bagi. penanganan dan pengolahan secara cepat (Winarno, 1993).

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

molekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus

PENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi


HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan. bahan pangan yang tidak lepas dari konsumsi masyarakat sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi-umbian adalah ketela rambat,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Daging Itik Menurut Srigandono (1997), tujuan utama pemeliharaan ternak itik sebagaimana ternak ayam pada umumnya, dibagi menjadi 3 golongan, yaitu : a. Itik tipe pedaging : Aylesbury, Cayuga, Orpington. b. Itik tipe penelur : Campbell, Indian Runner. c. Itik tipe ornament (hiasan) : Calls, East India, Mallard, Mandarin. Faktor kualitas daging yang dimakan meliputi warna, keempukan dan tekstur, flavour dan aroma termasuk bau dan cita rasa dan juiciness. Disamping itu, lemak intramuskuler, susut masak (cooking loss) yaitu berat daging yang hilang selama pemasakan atau pemanasan, retensi cairan dan ph daging, ikut menentukan kualitas daging (Soeparno, 1992). Keempukan dan tekstur daging kemungkinan besar merupakan faktor penentu yang penting pada kualitas daging. Faktor yang mempengaruhi keempukan daging digolongkan menjadi faktor antemortem seperti genetik termasuk bangsa spesies dan fisiologi, faktor umur, manajemen, jenis kelamin dan stres serta faktor postmortem (metode chilling, refrigeration, pelayuan dan pembekuan termasuk faktor lama dan temperatur penyimpanan dan metode pengolahan, termasuk metode pemasakan dan penambahan bahan pengempuk). Tingkat keempukan bervariasi antarspesies, bangsa, ternak dalam spesies yang sama, potongan karkas dan otot (Soeparno, 1992). Kandungan protein itik lebih tinggi (21,4%) dibandingkan kandungan protein ayam (20,8%), dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi daging itik dan daging ternak lainnya Daging dari Ternak Kadar (%) Air Protein Lemak Abu Angsa 68,3 22,3 7,1 1,1 Ayam 73,4 20,8 4,8 1,1 Itik 68,8 21,4 8,2 2,1 Sapi (gemuk) 63,0 18,7 17,0 0,9 Domba (gemuk) 59,8 16,7 22,4 0,8 Babi (gemuk) 52,0 14,8 32,0 0,8 Sumber : Srigandono (1997) Pengertian dan Pengaruh Pemberian Enzim Setelah hewan dipotong, sebagian besar enzim masih meneruskan keaktifannya dalam berbagai reaksi biokimia. Adanya enzim memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi biokimia dengan lebih cepat tergantung dari macam enzim yang ada dan dapat mengakibatkan bermacam-macam perubahan pada komposisi bahan. Enzim dapat mengakibatkan perubahan cita rasa, warna, tekstur dan sifatsifat lain dari bahan pangan. Enzim dapat diekstraksi dari bahan-bahan hayati dan dapat dimurnikan. Penggunaan enzim dalam teknologi pangan misalnya penambahan enzim ke dalam bahan pangan untuk tujuan memecahkan pati, mengempukkan daging, menjernihkan anggur, menggumpalkan protein susu atau perubahan-perubahan lainnya (Winarno, 1983). Suatu ciri khas sel hidup adalah terdapatnya proses metabolisme yang diperantarai oleh suatu protein yang disebut enzim. Enzim adalah salah satu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam makhluk hidup atau dalam sistem biologik. Tanpa enzim maka reaksi selular berlangsung sangat lambat, bahkan mungkin tidak terjadi reaksi. Enzim meningkatkan kecepatan reaksi spontan pada temperatur fisiologik (Shahib, 1992).

Dua faktor utama yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu dan ph. Enzim akan aktif pada suhu optimum antara 25-50 C. Aktivitas enzim akan turun jika suhu diturunkan dan akan inaktif pada suhu di bawah 5 C. Inaktivasi enzim inilah yang mendasari adanya pengawetan atau penundaan suhu dengan cara penyimpanan pada suhu kulkas/refrigerator (Widodo, 2003). Enzim Bromelin Dalam Buah Nanas Bromelin adalah enzim yang dapat diisolasi dari buah nanas (Fellows, 1990) bahkan dari limbah kulit buah nanas (Istika, 2009). Enzim bromelin banyak digunakan dalam proses chilled proofing (tahan dingin) seperti halnya enzim papain. Enzim proteolitik yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan diantaranya adalah papain dalam buah papaya, bromelin dalam buah nanas dan fisin dalam buah fig (Fellows, 1990). Buah nanas yang muda maupun tua mengandung enzim bromelin. Keaktifan enzim bromelin dari buah nanas muda lebih tinggi bila dibanding buah yang sudah tua (Winarno, 1983). Demikian juga menurut Pantastico (1997) bahwa kegiatan spesifik enzim bromelin akan berkurang selama seluruh stadium perkembangan terjadi. Kandungan enzim bromelin yang terdapat dalam buah nanas merupakan enzim kompleks pemecah protein. Oleh karena itu, nanas dapat digunakan untuk memperlancar sistem pencernaan protein. Keuntungan lain dari enzim bromelin adalah dapat menyembuhkan arthritis, sembelit dan infeksi saluran pernafasan (Wirakusumah, 2000). Enzim proteolitik menghidrolisa protein menjadi pepton, polipeptida dan asam amino (George and Wilbur, 1988). Semakin banyak enzim yang digunakan,

maka semakin cepat proses hidrolisis yang akan terjadi, sehingga waktu yang dibutuhkan dalam mengempukan daging menjadi lebih singkat (Soeparno, 1992). Perendaman daging dalam enzim dapat meningkatkan keempukan daging dan akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi daging (Lawrie, 1995). Kandungan gizi nanas dalam 100 g dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan gizi nanas dalam 100 g BDD Kandungan gizi Jumlah Energi (kal) 50.00 Protein (g) 0.40 Lemak (g) 0.20 Karbohidrat (g) 13.00 Kalsium (g) 19.00 Fosfor (mg) 9.00 Serat (g) 0.40 Besi (mg) 0.20 Vitamin A (RE) 20.00 Vitamin B1 (mg) 0.08 Vitamin B2 (mg) 0.04 Vitamin C (mg) 20.00 Niacin (g) 0.20 Keterangan : BDD = Bahan yang Dapat Dikonsumsi Sumber : Wirakusumah (2000). Tekstur dan Organoleptik Indera perasa kita dapat merasakan banyak makanan yang kita makan. Hal ini dapat dipakai sebagai metode untuk menentukan kualitas makanan. Kita dapat membiasakan indera kita untuk mengenali atau menilai cita rasa dan kualitas makanan dengan cara melatih indera tersebut (Ammermen, 1987). Makanan yang telah dikunyah akan mengakibatkan keluarnya air liur yang kemudian menimbulkan rangsangan pada saraf pengecap yang ada di lidah. Makanan yang empuk dapat dikunyah dengan sempurna dan akan menghasilkan senyawa yang lebih banyak yang berarti intensitas rangsangan menjadi lebih tinggi (Moehyi, 1992).

Ammermen (1987) yang menyatakan bila digabungkan dengan perasaan (konsistensi dan tekstur) dari makanan didalam mulut, konsumen dapat membedakan suatu makanan dengan jenis makanan lain. Cita rasa makanan ditimbulkan oleh terjadinya rangsangan terhadap indera pengecap dalam tubuh manusia. Cita rasa suatu bahan adalah respon ganda dari bau dan rasa. Bila digabungkan dengan perasaan (konsistensi dan tekstur) dari makanan di dalam mulut, konsumen dapat membedakan suatu makanan dengan jenis makanan lain. Cita rasa makanan ditimbulkan oleh terjadinya rangsangan terhadap indera pengecap dalam tubuh manusia. Makanan yang memiliki cita rasa tinggi adalah makanan yang disajikan dengan menarik, menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat (Ammermen, 1997). Evaluasi bau dan rasa masih tergantung pada taste panel, keragaman antara individu dalam respon intensitas dan kualitas terhadap stimulus tertentu dan pada seorang individu tertentu (karena beberapa faktor luar) menyebabkan pemilihan anggota panel merupakan hal yang terpenting (Lawrie, 1995). Moehyi (1992) menyatakan bahwa makanan yang memiliki cita rasa tinggi adalah makan yang disajikan dengan menarik, menyebarkan bau yang sedap dan memberikan rasa yang lezat. Komponen yang berperan dalam penentuan kelezatan makanan adalah aroma makanan, bumbu masakan, keempukan dan kerenyahan makan serta tingkat pematangan dan temperatur makanan. Salah satu penilaian uji organoleptik adalah uji hedonik. Tujuan dari uji hedonik adalah untuk mengetahui apakah suatu produk dapat diterima oleh

masyarakat. Uji ini biasanya diwakili oleh sekelompok orang yang berasal dari berbagai umur, jenis kelamin dan suku. Soekarto (1985) menambahkan bahwa kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat bersifat umum baik-buruk dan bersifat spesifik seperti empuk-keras pada daging. Pengujian organoleptik dilakukan pada rasa, keempukan dan aroma dari 20 orang panelis, kemudian data diambil dengan skala hedonik dan skala numerik (Tabel 3). Tabel 3. Tabel skala hedonik dan numerik Skala hedonik Skala numerik Sangat suka 4 Suka 3 Kurang suka 2 Tidak suka 1 Sumber: Soekarto (1981) Susut Masak Besarnya susut masak dapat dipergunakan untuk mengestimasikan jumlah kandungan air dan lemak dalam daging setelah dimasak. Daging dengan susut masak yang lebih rendah mempunyai kualitas relatif lebih baik daripada daging dengan susut masak yang lebih besar, karena kehilangan nutrisi selama pemasakan akan lebih sedikit (Soeparno, 1992). Selama proses pemanasan, daging akan mengalami pengerutan dan pengurangan berat. Inilah yang disebut susut masak. Produk daging olahan sebaiknya mengalami susut masak sedikit mungkin karena susut masak mempunyai hubungan erat dengan rasa/juiceness daging (Winarno, 1983).