1 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1.2 Lulusan memiliki Kualifikasi dan latar kompetensi pada belakang pendidikan guru dimensi pengetahuan tidak selaras dengan mata 1.2.1 Siswa pada jenjang pendidikan SD memiliki: - pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. - pengetahuan terminologi/istila h yang digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan LEMBAR KERJA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN SEKOLAH : SDN MEGASARI Siswa pada jenjang pendidikan SD tidak memiliki: - pengetahuan dasar berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara. - pengetahuan terminologi/istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, pengetahuan tentang pelajaran yang diampu. Guru belum memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik. Alokasi waktu dan beban belajar memberatkan pada sisi siswa. Gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan tidak mengarah pada bakat, minta dan kemampuan belajar siswa. Ketersediaan dan kondisi sarana prasarana belum memadai, dan lainnya. Kualifikasi dan latar belakang pendidikan guru selaras dengan mata pelajaran yang diampu. Guru memiliki kompetensi yang sesuai standar dan tidak tersertifikasi sebagai pendidik. Alokasi waktu dan beban belajar tidak memberatkan pada sisi siswa. Gaya dan metode pembelajaran yang diterapkan mengarah pada bakat, minta dan kemampuan belajar siswa. Ketersediaan dan kondisi sarana
2 STANDAR ISI 2.3 Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan 2.3.2 Sekolah Beban tugas siswa Kompetensi pedagogik mengatur beban menumpuk. pendidik belum optimal. belajar Pendalaman materi Pendidik tidak menyusun bedasarkan dilakukan monoton sendiri rencana pembelajaran. bentuk searah. Bentuk pendalaman pendalaman materi yang materi diketahui pendidik terbatas Bentuk pendalaman materi yang diatur berupa kegiatan pengarahan materi, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur Terdapat kegiatan penugasan terstruktur berupa pendalaman Kompetensi pedagogik pendidik optimal. Pendidik menyusun sendiri rencana pembelajaran. Bentuk pendalaman materi yang diketahui pendidik luas dan mendalam
3 STANDAR PROSES 3.3 Pengawasan dan 3.3.1 Melakukan Belum memahami prosedur Memahami penilaian otentik penilaian penilaian otentik dengan baik. prosedur penilaian dilakukan dalam otentik secara Instrumen yang otentik dengan proses pembelajaran komprehensif digunakan banyak. baik. Menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Guru dalam proses pembelajaran melakukan penilaian otentik secara komprehensif, baik di kelas, bengkel kerja, laboratorium, maupun tempat praktik kerja, dengan menggunakan: angket, Guru kesulitan dalam memperbaiki proses pembelajaran. Siswa tidak memiliki dorongan untuk mencapai aspek pengetahuan dan keterampilan. Instrumen yang digunakan sederhana dan valid.
4 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN 4.5 Penilaian Sering terjadinya dilakukan mengikuti perubahan peraturan yang prosedur berkaitan dengan penilaian. 4.5.3 Kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang sesuai Kenaikan kelas dan kelulusan siswa dari satuan pendidikan ditetapkan melalui rapat dewan pendidik Pertimbangan penentuan kelulusan siswa: Menyelesaikan seluruh program Pengukuran pencapaian kompetensi siswa tidak dapat diketahui dengan tepat. Ketidakadilan bagi siswa yang berkebutuhan khusus dan memiliki perbedaan latar belakang. Jangan terlalu sering terjadinya perubahan peraturan yang berkaitan dengan penilaian. Ujian sekolah berstandar
5 STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 5.1 Ketersediaan dan 5.1.6 Berkompetensi Belum dapat dijadikan kompetensi kepala Berkompetensi kepribadian minimal teladan bagi siswa. sekolah sesuai kepribadian baik Kesulitan dalam mengelola ketentuan minimal baik Memiliki kompetensi kelas dengan baik. sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi siswa Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa Dapat dijadikan teladan bagi siswa. Menemukan solusi memecahkan Kesulitan dalam mengelola kelas dengan baik.
5.1.8 Berkompetensi Belum dapat dijadikan teladan bagi Kurangnya pemahaman tentang kompetensi sosial minimal baik siswa. kepribadian. Kesulitan dalam mengelola kelas dengan baik. Paradigma guru dalam mengembangan kompetensi kepribadian masih belum terbentuk. Kurangnya komitmen lembaga penjamin mutu untuk melakukan penyegaran kepada para guru. Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas tidak ditindaklanjuti oleh penyelenggara Pendidikan. Menelaah pemahaman tentang kompetensi kepribadian. Paradigma guru dalam mengembangan kompetensi kepribadian terbentuk. Adanya komitmen lembaga penjamin mutu untuk melakukan penyegaran kepada para guru. Proses pengawasan dan pembinaan dari kepala sekolah dan pengawas ditindaklanjuti
6 STANDAR SARANA PRASARANA PENDIDIKAN 6.3 Sekolah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak 6.3.1. Memiliki Ruang Pimpinan Sesuai Standar Luas minimum 12 m2 kecuali untuk SMK adalah 18 m2. Lebar minimum 3 m. Mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat dikunci dengan baik. Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya Kegiatan pengelolaan sekolah/pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya rentan jarang dilakukan. Kinerja kepala sekolah rendah. Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga kependidikan urusan administrasi kurang memadai. Mengelola secara intensif Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan dilakukan secara profesional Pemeliharaan sarana dan prasarana berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga kependidikan urusan administrasi
6.3.2. Memiliki ruang guru Guru tidak memiliki tempat bekerja dan Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses sesuai standar istirahat serta menerima pembangunan tidak dilakukan Memiliki ruang guru sesuai standar Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik Luas tamu, baik siswa maupun tamu lainnya. Kinerja guru terhambat. Dokumen perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran kurang teratur dan terpelihara. secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga Untuk SD 32 m2. kependidikan urusan administrasi kurang memadai. Sub Untuk SMK 56 m2. Mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan Mengelola secara intensif Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan dilakukan secara profesional Pemeliharaan sarana dan prasarana berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga kependidikan
6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar Penanganan siswa yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah tidak bisa dilakukan Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Mengelola secara intensif Luas lahan dan bangunan Untuk SD dapat sedini mungkin. Pemeliharaan sarana dan terbatas. Proses dimanfaatkan sebagai ruang konseling. Luas minimum 12 m2. Dilengkapi sarana perabot dan perlengkapan lain minimal yang tersedia dalam jumlah minimal sesuai deskripsi kondisinya. prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga kependidikan urusan administrasi kurang memadai. Pembinaan P3K tidak dilakukan oleh sekolah. pembangunan dilakukan secara profesional Pemeliharaan sarana dan prasarana berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi
6.3.4. Memiliki Tempat Ibadah Sesuai Standar Jumlah sesuai dengan kebutuhan Luas minimum 12 m2 kecuali SMK luas minimum adalah 24 m2. Dilengkapi sarana antara Warga sekolah tidak dapat melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Pengembangan sikap spiritual di sekolah kegiatan ibadah kurang optimal. Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga kependidikan urusan administrasi kurang memadai. Umumnya hanya disediakan untuk agama mayoritas sekolah tersebut. Lemari/rak 1 buah/tempat ibadah dengan ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan Perlengkapan ibadah yang disesuaikan Mengelola secara insentif Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi pengelolaan administrasi sarana dan prasarana oleh tenaga kependidikan urusan administrasi
6.3.5. Memiliki Jamban Sesuai Warga sekolah tidak dapat memenuhi hajat Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah Sikap tanggungjawab Standar pribadinya. untuk menjaga fasilitas sekolah dan rasa memiliki Minimum 1 unit untuk setiap 60 siswa pria SD dan 40 siswa pria SMP, SMA Kesehatan warga sekolah kurang terjaga. rendah. Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan warga sekolah untuk menjaga fasilitas sekolatinggi. Luas lahan dan bangunan dan SMK. Minimum 1 unit untuk setiap 50 siswa wanita SD dan 30 siswa pria SMP, SMA dan SMK. Minimum 1 unit untuk guru. Jumlah minimum setiap sekolah 3 unit. Luas minimum 1 unit jamban 2 m2. Berdinding, beratap, dapat berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus kurang memadai. terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi tenaga kependidikan
6.3.6. Memiliki Gudang Sesuai Standar Deskripsi: Luas Peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi, dan arsip sekolah yang Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan minimum telah berusia lebih dari 5 prasarana tidak berkala dan Gudang SD 18 m2, gudang SMP dan SMA 21 m2 dan gudang SMK adalah 24 m2. Gudang dapat dikunci. Tiap gudang dilengkapi sarana meliputi: tahun kurang terjaga. berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah rendah. Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus kurang memadai. berukuran memadai untuk menyimpan alatalat dan arsip 1 buah Mengelola secara intensif Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah untuk menjaga fasilitas
6.3.7. Memiliki Ruang Sirkulasi Sesuai Standar Koridor dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm. Bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30m Ruang dalam bangunan sekolah tidak terhubung Kegiatan bermain dan interaksi sosial siswa di luar jam pelajaran jarang terjadi terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah. Diupayan ruang sirkulasi
6.3.9.. Memiliki ruang konseling sesuai standar Layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Dapat memanfaatkan ruang UKS untuk SD Luas minimum 9 m2 untuk SMP dan SMA, untuk SMK adalah 12 m2. Memberikan kenyamanan suasana dan menjaminprivasi dan karir kurang optimal. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kompetensi tenaga kependidikan urusan administrasi dan layanan khusus kurang memadai.
6.3.11. Menyediakan Kebersihan dan gizi makanan dan minuman Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah Sikap tanggungjawab kantin yang yang dibeli warga untuk menjaga fasilitas sekolah dan rasa memiliki layak Deskripsi: Menempati area tersendiri. Luas total minimum 12 m2. Memperhatikan aspek kebersihan, kesehatan, keamanan. Memiliki sanitasi yang baik. Menyediakan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi untuk warga sekolah. sekolah dari luar kurang terjaga. Kesehatan warga sekolah terganggu. rendah. Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan tidak dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Kesulitan berkomunikasi dan koordinasi dengan pedagang untuk mengelola kantin dengan layak. warga sekolah untuk menjaga fasilitas sekolah tinggi. Mengelola secara intensif Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. mengatasi
6.3.12. Menyediakan Perubahan fungsi ruang terbuka untuk bermain Sikap tanggungjawab dan rasa memiliki warga sekolah Sikap tanggungjawab tempat parkir dan olahraga menjadi untuk menjaga fasilitas sekolah dan rasa memiliki yang memadai lahan parkir. Keamanan kendaraan rendah. Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses warga sekolah untuk menjaga Menempati area warga sekolah dan tamu pembangunan tidak dilakukan fasilitas sekolah tersendiri. Mengikuti standar yang ditetapkan dengan peraturan daerah atau peraturan nasional. Memiliki sistem pengamanan. Dilengkapi dengan ramburambu lalu lintas sesuai dengan keperluan. Dijaga oleh petugas khusus parkir. kurang terjaga. secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana tidak berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Belum ada aturan tempat parkir di sekolah. tinggi. Mengelola secara intensif Luas lahan dan bangunan terbatas. Proses pembangunan dilakukan secara profesional. Pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala dan berkelanjutan. Pengadaan sarana tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah. Perlu adanya ada
7 STANDAR PENGELOLAAN 7.2 Program pengelolaan dilaksanakan sesuai ketentuan 7.2.5 Warga sekolah dilibatkan dalam pengelolaan akademik. Masyarakat pendukung sekolah dilibatkan dalam pengelolaan non-akademik. Terbatas pada kegiatan tertentu yang ditetapkan. Menjalin kemitraan dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan dengan input, proses, output, dan Terdapat program tidak dapat dijalankan dengan optimal karena keterbatasan sumber daya dan kapasitas yang dimiliki oleh sekolah Program kemitraan dan pelibatan masyarakat tidak terencanakan dalam rencana kerja sekolah. Kepala sekolah tidak mampu menjalankan tugas kepemimpinannya. Program kemitraan dan pelibatan masyarakat diterencanakan dalam rencana kerja sekolah. Kepala sekolah mampu menjalankan tugas kepemimpinannya.
7.3 Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah belum memenuhi Kualifikasi dan kompetensi kepala sekolah memenuhi 7.3.1 Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik Deskripsi: Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah; Bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai pelaksanaan kurikulum Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua Siswa, pendidik dan tenaga kependidikan kesulitan mendapatkan figure teladan di sekolah. Pengelolaan sekolah kurang berjalan optimal
7.3.3 Visi, misi dan tujuan Kualifikasi dan kompetensi Kualifikasi dan Mengembangka n sekolah dengan baik Deskripsi: Mengembangka n motivasi pendidik dalam mengembangkan kompetensi. Membantu, membina, dan mempertahanka n lingkungan sekolah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan tenaga kependidikan; sekolah tidak tercapai. kepala sekolah belum memenuhi kompetensi kepala sekolah memenuhi
7.3.5 Berjiwa Pelaksanaan Kualifikasi dan kompetensi Kualifikasi dan kewirausahaan Deskripsi: Menjabarkan visi ke dalam misi target mutu; Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai; Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah; Membuat pembelajaran dan pengelolaan sekolah rentan kurang selaras dengan visi, misi, tujuan dan rencana kerja sekolah. kepala sekolah belum memenuhi kompetensi kepala sekolah memenuhi
7.3.6 Pelaksanaan Kualifikasi dan kompetensi Kualifikasi dan Melakukan pembelajaran dan kepala sekolah belum kompetensi kepala supervisi dengan pengelolaan sekolah memenuhi sekolah memenuhi baik Deskripsi: Menjamin pelaksanaan mutu proses pembelajaran melalui pelaksanaan monitoring atau supervisi. Mengembangka n sistem penilaian dalam memantau perkembangan belajar siswa. Melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk rentan kurang selaras dengan visi, misi, tujuan dan rencana kerja sekolah.
8 STANDAR PEMBIAYAAN 8.1 Sekolah Layanan subsidi memberikan layanan silang tidak tepat sasaran subsidi silang 8.1.2 2. Terdapat daftar siswa dengan latar belakang ekonomi yang jelas Terdapat data siswa tidak mampu. Terdapat data siswa penerima beasiswa Terdapat data riil pemasukan pembayaran dari orangtua siswa yang ada pada buku kas/laporan keuangan. Sistem informasi manajemen yang dikelola sekolah tidak dipelihara dengan baik. Kinerja tenaga kependidikan urusan administrasi kurang optimal. Rendahnya kesadaran dan kepedulian sekolah terhadap permasalahan ekonomi keluarga siswa. Sistem informasi manajemen yang dikelola sekolah dipelihara dengan baik. Kinerja tenaga kependidikan urusan administrasi optimal. Tingginya kesadaran dan kepedulian sekolah terhadap permasalahan ekonomi keluarga siswa.
8.1.3 Siswa rentan tidak Sekolah tidak memiliki data Sekolah Melaksanakan subsidi silang melanjutkan pendidikan di sekolah. siswa tidak mampu. Sumber memiliki data dana yang dimiliki oleh sekolah siswa tidak untuk Kesempatan siswa untuk terbatas. Biaya personal mampu. membantu siswa kurang mampu Penetapan uang sekolah (iuran bulanan) mempertimbang kan kemampuan ekonomi orangtua siswa. Sekolah melakukan bantuan subsidi silang kepada siswa yang kurang mampu secara ekonomi, baik melalui mengikuti kegiatan pengembangan diri yang dibebani biaya terbatas. siswa bukan prioritas sekolah dalam pengelolaan pendanaan Pendidikan. Mengoptimalisasi sumber dana yang dimiliki oleh sekolah terbatas. Biaya personal siswa prioritas sekolah dalam pengelolaan pendanaan Pendidikan.
8.2 Beban operasional sekolah sesuai ketentuan Pengaturan alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN/Yay asan/sumber lainnya Menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana penyusunan dan pencairan Sekolah tidak dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Terdapat biaya yang tidak mendapatkan alokasi pendanaan. Rentan terhadap tuduhan tindak pidana KKN kepada bendahara dan kepala sekolah oleh pemangku kepentingan. Pengambilan keputusan dalam pendananaan bersama pemangku kepentingan menimbulkan konflik internal. Kemampuan pendidik/tenaga kependidikan dalam pengelolaan pendanaan terbatas. Beban kinerja pendidik/tenaga kependidikan yang diberi tugas sebagai bendahara terlalu banyak Pengambilan keputusan dalam pendananaan bersama pemangku kepentingan menimbulkan konflik internal. Kemampuan pendidik/tenaga kependidikan dalam pengelolaan pendanaan terbatas. Beban kinerja pendidik/tenaga kependidikan yang diberi tugas sebagai bendahara terlalu banyak
Kotabaru, 15 April 2019 Plh. Kepala Sekolah, Triyanta, S.Pd., MM NIP 19661218 198911 1 001