STUDI PEMANFAATAN Mo-ZAA SEBAGAI KATALIS DAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HIDROCRACKING TERHADAP PRODUK HIDROCRACKING MINYAK JARAK PAGAR

dokumen-dokumen yang mirip
Regenerasi Katalis Ni-Zeolit Alam Aktif Untuk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hidrocracking Tir Batubara Menggunakan Katalis Ni-Mo-S/ZAA untuk Menghasilkan Fraksi bensin dan Fraksi Kerosin

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP DISTRIBUSI PRODUK DAN SIFAT FISIK PRODUK PIROLISIS BAN KARET BEKAS PADA ATMOSFIR VAKUM DAN N 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Studi Pengaruh Logam Aktif Mo Terhadap Karakteristik Dan Aktivitas Katalis Bimetal Mo-Ni/ZAAH Dalam Perengkahan Metil Ester Minyak Sawit

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

Sintesis Biogasoline dari CPO Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik pada Fasa Gas

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

PENGARUH RASIO REAKTAN PADA IMPREGNASI DAN SUHU REDUKSI TERHADAP KARAKTER KATALIS KOBALT/ZEOLIT ALAM AKTIF

3 Percobaan. Peralatan yang digunakan untuk sintesis, karakterisasi, dan uji aktivitas katalis beserta spesifikasinya ditampilkan pada Tabel 3.1.

HUBUNGAN ANTARA SIFAT KEASAMAN, LUAS PERMUKAAN SPESIFIK, VOLUME PORI DAN RERATA JEJARI PORI KATALIS TERHADAP AKTIVITASNYA PADA REAKSI HIDROGENASI CIS

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

K. D. Nugrahaningtyas, et al., ALCHEMY jurnal penelitian kimia, vol. 11 (2015), no. 2, hal

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKSI BIOFUEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT CaO/γ-Al 2 O 3 dan CoMo/γ-Al 2 O 3

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konversi Tongkol Jagung Menjadi Bio-Oil dengan Katalis Zeolit Alam

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi meningkat seiring dengan meningkatnya perkembangan

KIMIA FISIKA (Kode : C-09)

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

HIDRORENGKAH FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN KATALIS LEMPUNG TERPILAR ALUMINIUM BERPENGEMBAN NIKEL

LAPORAN TETAP TEKNOLOGI BIOMASSA PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH

BAB III METODE PENELITIAN

Perengkahan Asam Lemak Sawit Distilat Menjadi Biofuel Menggunakan Katalis Ni/Zeolit Dengan Variasi Temperatur Reaksi dan Rasio Umpan/Katalis

PEMBUATAN DAN PEGUJIAN BIODIESEL MINYAK NYAMPLUNG (Calophyllum Inophyllum. L) DENGAN VARIASI JENIS KATALIS MENGGUNAKAN GC-MS

PERENGKAHAN PRODUK CAIR BATUBARA DENGAN KATALIS Ni/ZEOLIT

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PERSAMAAN ARRHENIUS DAN ENERGI AKTIVASI

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate (PFAD) Menghasilkan Biofuel Menggunakan Katalis FeMo/Zeolit ABSTRACT

AKTIVITAS KATALIS CR/ZEOLIT ALAM PADA REAKSI KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BAHAN BAKAR CAIR

PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

PEMBUATAN DIETIL ETER DENGAN BAHAN BAKU ETANOL DAN KATALIS ZEOLIT DENGAN METODE ADSORBSI REAKSI

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II VISKOSITAS Sabtu, 05 April 2014

HIDRORENGKAH FRAKSI ASPALTEN DARI ASPAL BUTON MENJADI FRAKSI BENSIN DAN DIESEL MENGGUNAKAN KATALIS NI-MO/ZEOLIT ALAM AKTIF

BAB I PENDAHULUAN I.1

Sunardi 1, Kholifatu Rosyidah 1 dan Toto Betty Octaviana 1

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PROSES PENGUJIAN

HIDRODESULFURISASI TIOFEN MENGGUNAKAN KATALIS CoMo/H-ZEOLIT Y

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) DENGAN KATALIS La/NZA

BAB III METODE PENELITIAN

PERENGKAHAN FRAKSI BERAT MINYAK BUMI MENGGUNAKAN Ni-H-FAUJASIT DARI ABU LAYANG BATU BARA

PERENGKAHAN KATALITIK MINYAK JELANTAH UNTUK MENGHASILKAN BIOFUEL MENGGUNAKAN KATALIS NI- MO/ZEOLIT

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel Dengan Katalis Fe/Zeolit

Kata kunci : Aktivitas, hidrorengkah parafin, katalis ZAA, katalis Ni/ZAA

PENGARUH SIFAT FISIKA TERHADAP KEMURNIAN MADU YANG BEREDAR DI KOTA PEKANBARU

BAB II TEORI DASAR 2.1 Batubara

VISKOSITAS DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

Bab III Metodologi Penelitian

PEMBUATAN BIOGASOLINE DARI PALM OIL METIL ESTER MELALUI REAKSI PERENGKAHAN DENGAN INISIATOR METIL ETIL KETON PEROKSIDA DAN KATALIS ASAM SULFAT

VISKOSITAS CAIRAN. Nurul Mu nisah Awaliyah, Putri Dewi M.F, Ipa Ida Rosita. Pendidikan Kimia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Pemanfaatan Kondensat yang dikombinasi dengan Hasil Hydrocracking Minyak Kelapa Sawit untuk Meningkatkan Kualitas Premium menjadi Pertamax

Laboratorium Kimia SMA... Praktikum II Kelas XI IPA Semester I Tahun Pelajaran.../...

Perbandingan aktivitas katalis Ni dan katalis Cu pada reaksi hidrogenasi metil ester untuk pembuatan surfaktan

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

BAB II PUSTAKA PENDUKUNG. Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas

Perengkahan Katalitik Palm Fatty Acid Distillate Menjadi Biofuel

BAB III. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan bahan baku biodiesel dilakukan di laboratorium PIK (Proses

BAB I PENDAHULUAN I.1.

yang lain.. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan

BAB V METODOLOGI. Tahap pelaksanaan percobaan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu : memanaskannya pada oven berdasarkan suhu dan waktu sesuai variabel.

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. Dalam pelaksanaan percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

Transkripsi:

STUDI PEMANFAATAN Mo-ZAA SEBAGAI KATALIS DAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HIDROCRACKING TERHADAP PRODUK HIDROCRACKING MINYAK JARAK PAGAR Yulian Syahputri 1 dan Adi Mara 2 1 Program Studi Kimia FMIPA Universitas Pakuan 2 FMIPA Universitas Sriwijaya E-mail : yulian.syahputri@gmail.com ABSTRACT Study of utilization of Natural Zeolites Active-Mo (Mo-ZAA) as a catalyst and influence of temperature variation on hydrocracking product temperature hydrocracking has done. Castor oil hydrocracking process done with a variation of the temperature of 250 o C, 300 o C, 350 o C, 400 o C, 450 o C, 500 o C and 550 o C, flow rate of hydrogen gas 3.5 ml/minute and weighs 1.5 g catalysts. Hydrocracking castor oil products have been analyzed including the burning heat, density and viscosity by using the bom kalorimeter, picnometer and Ostwald viscometer instrument. The results of this study showed that the best value of the burning heat, density and viscosity in a row is on the 53.0003 kj/g; 0.9698 g/ml and peace of 3.1691, each of which is operated at a temperature of 350 o Chydrocracking. Using the Mo-ZAA as a catalyst also plays a role in the process of hydrocracking. This can be seen from the value of the heat of combustion, the density and viscosity of castor oil hydrocracking product is better than the heat of combustion, density and viscosity prior hydrocracking. Key Words : Hydrocracking, Catalyst, Active Natural Zeolite, Castor Oil PENDAHULUAN Seiring dengan kemajuan teknologi dan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi akan meningkat pula. Hal ini menyadarkan kita bahwa ketergantungan pada salah satu sumber energi primer dalam hal ini minyak, akan menyulitkan upaya pemenuhan pasokan energi yang kontinyu. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mencari alternatif lain pengganti minyak bumi seperti minyak jarak pagar. Berbeda dengan minyak bumi yang kualitasnya baik untuk bahan bakar, minyak jarak pagar ini kualitasnya masih rendah. Pengolahan minyak jarak pagar menjadi bahan bakar minyak yang berkualitas dapat dilakukan melalui proses hidrocracking (Hambali, dkk., 2006). Hidrocracking merupakan dua proses gabungan antara proses perengkahan dan hidrogenasi. Proses hidrocracking memerlukan katalis yang mempunyai fungsi ganda yaitu komponen logam sebagai katalis hidrogenasi dan komponen asam sebagai katalis perengkahan. Katalis yang banyak digunakan secara umum pada proses hidrocracking adalah katalis dalam bentuk logampengemban. Pemilihan pengemban ini harus memperhatikan sifat-sifat bahan pengemban itu sendiri, seperti stabilitas termal yang tinggi, memiliki rongga yang memungkinkan terjadinya adsorpsi dan mempunyai kemampuan untuk mengikat logam sebagai katalis (Dameria, 2006). Zeolit telah diketahui memainkan peranan penting sebagai katalis asam pada industri pengolahan minyak bumi dan petrokimia, termasuk dalam reaksi perengkahan dan isomerisasi hidrokarbon. Zeolit alam pada umumnya memiliki kristalinitas yang tidak terlalu tinggi, ukuran porinya sangat tidak seragam, aktivitas katalitiknya rendah, dan mengandung banyak pengotor. 10

Oleh karena itu perlu diaktivasi dan dimodifikasi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai pengemban logam aktif. Logam yang biasa digunakan untuk katalis adalah logam-logam transisi yang mempunyai daya adsorpsi yang kuat karena mempunyai elektron tak berpasangan pada orbital d. Hal ini yang menyebabkan logam-logam transisi makin reaktif sebagai katalis, salah satunya ialah logam Mo (Hesta, 2009). Logam Mo telah banyak digunakan sebagai pengemban logam aktif, seperti yang telah diteliti oleh Dameria (2006), Hesta (2009) dan Komalasari (2010). Hesta (2009) telah berhasil meneliti pengaruh variasi logam Mo terhadap porisitas dan keasaman katalis Mo-Zeolit Alam Aktif (Mo-ZAA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa impregnasi katalis terbaik diberikan pada jumlah logam Mo 20% dari berat zeolit. Komalasari (2010) juga telah berhasil meneliti pengaruh variasi laju alir gas hidrogen terhadap produk hidrocracking minyak jarak pagar dengan katalis Mo-ZAA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju alir gas hidrogen pada 3,5 ml/menit memberikan hasil yang terbaik. Akan tetapi, penelitian mengenai pengaruh temperatur hidrocracking terhadap produk hidrocracking minyak jarak pagar dengan katalis Mo-ZAA masih jarang dilakukan. Dengan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh temperatur hidrocracking terhadap beberapa sifat fisika dan kimia produk hidrocracking minyak jarak pagar seperti kalor pembakaran, densitas dan viskositas menggunakan katalis Mo-ZAA. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya proses hidro-cracking minyak jarak pagar dengan menggunakan katalis pengemban logam aktif. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan adalah katalis Mo-ZAA, aquades, glasswool, gas hidrogen, gas oksigen dan minyak jarak pagar yang dibeli dari salah satu toko di Palembang. Peralatan yang digunakan antara lain neraca analitik Metler Ae200, flowmeter, bulb, botol vial, termokopel, reaktor furnace, regulator, kondensor, stirrer, stopwatch, termometer raksa, piknometer 25 ml, kalorimeter bom, viskometer Ostwald, gabus karet, selang silikon, buret, spatula, pipet ukur, dan berbagai peralatan gelas seperti erlenmeyer, batang pengaduk, kolom, gelas beker, corong dan labu ukur. Metode Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Reaksi katalitik perengkahan/hidrocracking pada fasa gas dilakukan dengan menimbang 1,5 g katalis, lalu dimasukkan ke dalam reaktor yang telah diberi glasswool. Selanjutnya gas hidrogen dialirkan sebagai gas pendorong reaktan dengan laju 3,5 ml/menit dan dihidrogenasi dengan memvariasikan temperatur (250 o C, 300 o C, 350 o C, 400 o C, 450 o C, 500 o C dan 550 o C). Setelah temperatur hidrogenasi dicapai, minyak jarak pagar mulai dialirkan ke dalam reaktor yang telah diisi dengan katalis melalui buret. Produk cair yang keluar dari reaktor furnace ditampung dalam botol vial yang telah diketahui beratnya. Hidrocracking dinyatakan selesai jika tidak ada lagi produk cair yang keluar dari reaktor furnace.produk yang dihasilkan didinginkan kemudian ditampung dan ditimbang.selanjutnya produk dianalisa meliputi kalor pembakaran, densitas dan viskositas. Analisis Kalor Pembakaran Analisis kalor pembakaran dilakukan dengan menggunakan alat bom kalorimeter. Produk hidrocracking minyak jarak pagar sebanyak 1 ml pada variasi temperatur 250 o C, 300 o C, 350 o C, 400 o C, 450 o C, 500 o C dan 550 o C dimasukkan ke 11

dalam wadah sampel, dimana pada konduktor pembakarnya telah dipasang kawat nikel dan ditutup rapat. Setelah itu bomb dialiri dengan gas oksigen pada tekanan 25 atm. Kemudian bomb direndam ke dalam bak air yang berada pada alat kalorimeter. Suhu sebelum pembakaran dijaga konstan lalu dicatat. Kemudian kalorimeter dialirkan arus listrik. Pada saat pembakaran, air di dalam kalorimeter harus diaduk secara terus-menerus. Panas yang dihasilkan akan menyebabkan suhu meningkat. Peningkatan suhu air pada termometer dicatat hingga konstan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Kalor Pembakaran Produk Hidrocracking Proses hidrocracking dilakukan dengan memvariasikan temperatur dimulai dari 250 o C, 300 o C, 350 o C, 400 o C, 450 o C, 500 o C dan 550 o C, dengan laju alir gas hidrogen 3,5 ml/menit dan berat katalis Mo-ZAA 1,5 g. Data yang diperoleh dari hubungan temperatur terhadap kalor pembakaran produk hidrocracking minyak jarak pagar dapat dilihat pada gambar 1. Penentuan Densitas Produk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Dalam penentuan densitas digunakan piknometer 25 ml. Piknometer kosong (m 1 ) ditimbang, kemudian piknometer diisi dengan contoh minyak sampai penuh. Piknometer yang berisi produk hidrocracking ditimbang (m 2 ), kemudian hitung densitas produk hidrocracking dengan menggunakan rumus: Ρ = Dimana : m = m 2 -m 1 v = volume piknometer yg dipakai. Penentuan Viskositas Produk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Ostwald. Masukkan air murni sebagai standar yang diketahui viskositasnya ke dalam viskometer Ostwald, lalu dihisap dengan menggunakan bulb hingga melewati tanda. Lalu bulb dibuka dan cairan dibiarkan mengalir, waktu yang diperlukan untuk mengalirnya zat cair dicatat. Hal yang sama dilakukan untuk produk hidrocracking. Gambar 1.PengaruhTemperaturHidrocrac king Terhadap Kalor PembakaranProduk Hidrocracking pada Laju Alir 3,5 ml/menit dan Berat Katalis 1,5 g. Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai terbaik kalor pembakaran dicapai pada temperatur 350 o C yaitu sebesar 53,0003 kl/g. Ini terjadi karena pada perubahan temperatur tersebut jumlah partikel yang mencapai energi aktivasi lebih banyak dibandingkan pada perubahan temperatur lainnya. Semakin banyak partikel yang mencapai energi aktivasi maka semakin besar nilai kalor pembakarannya(dameria, 2006). Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap DensitasProduk Hidrocracking Temperatur merupakan variabel penting dalam proses hidrocracking. 12

Proses hidrocracking hanya dapat berlangsung pada temperatur tinggi. Data yang diperoleh dari hubungan temperatur terhadap densitas produk minyak jarak pagar dapat dilihat pada Gambar 2. Pengaruh Variasi Temperatur Terhadap Viskositas Produk Hidrocracking Data yang diperoleh dari hubungan temperatur terhadap viskositas produk minyak jarak pagar diperlihatkan pada Gambar 3. Grafik pada Gambar 3 menunjukkan bahwa viskositas produk hidrocracking cenderung menurun yang disertai dengan semakin tinggi temperatur hidrocracking, dimana kondisi hidrocracking terbaik dicapai pada temperatur 550 o C yaitu sebesar 2,039 poise. Hal ini menggambarkan bahwa pada temperatur 550 o C terjadi pemutusan rantai hidrokarbon yang panjang menjadi rantai hidrokarbon yang lebih pendek. Rantai hidrokarbon yang lebih pendek menyebabkan pergesekan antar lapisan molekul menjadi lebih sedikit dan viskositas menjadi lebih rendah(wijanarko, 2006). Gambar 2. Pengaruh Temperatur Hidrocracking Terhadap Densitas Produk Hidrocracking pada Laju Alir 3,5 ml/menit dan Berat Katalis 1,5 g Grafik pada gambar 2 menunjukkan bahwa nilai densitas produk hidrocracking cenderung menurun yang disertai dengan semakin tinggi temperatur hidrocracking, dimana kondisi hidrocracking terbaik dicapai pada temperatur 550 o C yaitu 0,9641 g/ml. Nilai densitas yang semakin menurun disebabkan karena terjadi pemutusan rantai hidrokarbon yang panjang menjadi rantai hidrokarbon yang lebih pendek. Semakin pendek rantai hidrokarbon maka semakin kecil berat molekulnya sehingga nilai densitasnya juga semakin kecil (Sulaiman, 2006). Gambar 3. Pengaruh Temperatur Hidrocracking Terhadap Viskositas Produk Hidrocracking pada Laju Alir 3,5 ml/menit dan Berat Katalis 1,5 g. Perbandingan Kalor Pembakaran Produk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Dengan Nilai Terbaik Terhadap Kalor Pembakaran Minyak Jarak Pagar Perbandingan antara nilai tertinggi kalor pembakaran produk hidrocracking minyak jarak pagar pada temperatur optimum dengan kalor pembakaran minyak jarak pagar memberikan hasil yang dapat dilihat pada gambar 4. Diagram pada gambar 4 menunjukkan bahwa proses hidrocracking minyak jarak pagar dengan katalis Mo- ZAA berjalan dengan baik karena nilai kalor pembakaran produk hidrocracking lebih tinggi dari nilai kalor pembakaran minyak jarak pagar. Hal ini menunjukkan bahwa minyak jarak pagar sudah terhidro cracking menjadi produk hidrokarbon berantai pendek (Komalasari, 2010). 13

Gambar 4. Diagram Perbandingan Kalor Pembakaran Produk HidrocrackingMinyak Jarak Pagar terhadap Kalor Pembakaran Minyak Jarak Pagar. Perbandingan Densitas Produk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Dengan Nilai Terbaik Terhadap Densitas Minyak Jarak Pagar Perbandingan antara nilai densitas minyak jarak pagar sebelum hidrocracking dengan nilai densitas produk hidrocracking minyak jarak pagar pada temperatur optimum dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 5.Diagram Perbandingan DensitasProduk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar terhadap Densitas Minyak Jarak Pagar. Pada gambar 5 memperlihatkan bahwa penggunaan Mo-ZAA sebagai katalis menghasilkan produk hidrocrackingdengan densitas yang lebih rendah dibandingkan dengan densitas minyak jarak pagar sebelum hidrocracking. Perbandingan Viskositas Produk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Dengan Nilai Terbaik Terhadap Viskositas Minyak Jarak Pagar Perbandingan antara nilai viskositas minyak jarak pagar sebelum hidrocracking dengan nilai viskositas produk hidrocracking minyak jarak pagar pada temperatur optimum dapat dilihat pada gambar 6. Pada gambar 6 menunjukkan bahwa nilai viskositas minyak jarak pagar sebelum hidrocracking lebih besar dibandingkan viskositas minyak jarak pagar sesudah hidrocracking. Hal ini menandakan bahwa penggunaan katalis Mo-ZAA pada proses hidrocracking dapat menghasilkan nilai viskositas yang lebih kecil. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa nilai terbaik kalor pembakaran, densitas dan viskositas produk hydrocracking minyak jarak pagar yang dicapai pada temperatur optimum 350 o C berturut-turut sebesar 53,0003 kj/g; 0,9698 g/ml dan 3,1691 poise. Selain itu, penggunaan Mo-ZAA sebagai katalis juga berperan dalam proses hidrocracking. Hal ini dapat dilihat dari nilai kalor pembakaran, densitas dan viskositas produk hydrocracking minyak jarak pagar yang lebih baik dari nilai kalor pembakaran, densitas dan viskositas minyak jarak pagar sebelum hidrocracking. 14

DAFTAR PUSTAKA Dameria, J., 2006, Pengaruh Kondisi Hidrocracking Terhadap Kalor Pembakaran Produk Hidrocracking Tir Batubara Dengan Katalis Ni- Mo/Zeolit Alam Tersulfidasi, Skripsi Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Hambali, E, dkk., 2006, Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel, Penebar Swadaya, Jakarta. Hesta, M., 2009, Pengaruh Variasi Logam Molibdenum Terhadap Porositas dan Keasaman Katalis Mo-Zeolit Alam Aktif, Skripsi Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Komalasari, R., 2010. Pengaruh Variasi Laju Alir Gas Hidrogen Terhadap Produk Hidrocracking Minyak Jarak Pagar Dengan Katalis Mo- Zeolit Alam Aktif, Skripsi Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Sulaiman, W., 2006, Pengaruh Katalis Ni- Monmorillonit Terpilar Al 2 O 3 dan Kondisi Hidrocracking Terhadap Densitas dan Viskositas Produk Hidrocracking Lumpur Minyak Bumi, Skripsi Universitas Sriwijaya, Inderalaya. Wijanarko, A, dkk., 2006, Produksi Biogasoline dari Minyak Sawit Melalui Reaksi Perengkahan Katalitik Dengan Katalis γ- Alumina, Makara Teknologi, Vol. 10 No.2 : 51-60, FT UI, Depok. 15