KONSEP DASAR (GRAND DESIGN) DAN TATALAKSANA Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang
KONSEP DASAR (GRAND DESIGN) DAN TATALAKSANA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa ijin tertulis dari penerbit PENGARAH: Ir. Imam S. Ernawi, MCM, MSc. Dr. Ir. Ruchyat Deni Djakapermana, M.Eng. PENYUSUN: DR. Ir. Nana Rukmana D. Wirapradja, MA Dr. Ir. Doni Janarto W, M.Eng.Sc Ir. Made Bagus Budiharjo, MA NARASUMBER: Ir. Iman Soedradjat, MPM Ir. Joessair Lubis, CES Dra. Lina Marlia, CES Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT Ir. Rido Matari Ichwan, MCP TATA LETAK DAN DESAIN GRAFIS: Catri Citraningtias, ST
SAMBUTAN DIRJEN Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum saat ini tengah menghadapi tantangan terkait dengan tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan penataan ruang sesuai amanat UU No. 26 tahun 2007. Penataan ruang dalam proses perjalanannya seringkali mengalami dinamika yang berlangsung secara terus menerus sehingga perlu disikapi dengan mengembangkan manajemen organisasi yang lebih efektif, efisien, sekaligus dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Di samping itu, sejalan dengan hakikat reformasi birokrasi untuk melakukan pembaharuan dan perubahan dasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, maka di samping kedua hal tersebut, perlu dikembangkan tata laksana dalam penyelenggaraan kegiatan penataan ruang. Buku yang ada di hadapan para pembaca merupakan salah satu bagian kecil dalam rangka memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan kompetensi sumber daya manusia di bidang penataan ruang serta tata laksana dalam penyelenggaraan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Upaya peningkatan kompetensi ini sangat penting untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh setiap pegawai Ditjen Penataan Ruang serta dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kapasitas pegawai agar mampu menghadapi berbagai masalah dan tantangan dalam penyelenggaraan penataan ruang. Pada prinsipnya pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang dapat dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu mekanisme rekrutmen, mekanisme pendidikan dan pelatihan (diklat), serta mekanisme penataan jenjang karir pegawai. Mekanisme rekrutmen bertujuan untuk memperoleh pegawai-pegawai baru sesuai dengan kebutuhan kompetensi yang diperlukan sesuai amanat UU No. 26 tahun 2007 serta untuk mengisi kekurangan atau mengganti kehilangan berbagai keahlian yang melekat pada pegawai yang memasuki masa purnabhakti (pensiun) ataupun karena mutasi dan sebab lainnya. Mekanisme pendidikan dan pelatihan (diklat) dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi atau kemampuan pegawai khususnya dalam hal penyusunan rencana tata ruang, program pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Diklat yang telah dan akan dikembangkan di lingkungan Ditjen Penataan Ruang mencakup Diklat Teknis bidang Penataan Ruang, Diklat Fungsional bidang Penataan Ruang, dan Kursus Kepemimpinan Teknik Bidang Penataan Ruang (Suspimtek). Adapun mekanisme penataan jenjang karir pegawai terdiri dari proses rotasi, mutasi, dan promosi. Mekanisme ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi organisasi dengan mengalokasikan sumber daya manusia di unit-unit kerja yang sesuai dengan kompetensinya. Selain itu, mekanisme ini juga berguna untuk menghindari kejenuhan kerja yang dapat mempengaruhi produktivitas
SAMBUTAN DIRJEN pegawai. Keseluruhan aspek tersebut secara garis besar dipaparkan dalam buku ini yang dikemas dalam dua bagian besar yakni konsep dasar (Grand Design) dan tata laksana peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang penataan ruang. Kami berharap kiranya buku ini dapat dijadikan pedoman bagi semua pihak, khususnya di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang dalam upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia bidang penataan ruang baik di tingkat pusat maupun di daerah provinsi, kota, dan kabupaten. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan kekuatan bagi kita semua dalam upaya merealisasikan berbagai perubahan sebagaimana diamanatkan dalam prinsip -prinsip reformasi birokrasi. Jakarta, Maret 2011 Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum Ir. Imam S. Ernawi, MCM, MSc
DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA: KONSEP DASAR 1. Latar Belakang 2. Tantangan 3. Profil SDM DJPR Komposisi Pegawai Secara Umum Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Komposisi Pegawai Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 4. Profil Organisasi DJPR 5. 7 Pilar Kebijakan Manajemen Organisasi 6. Kondisi Ideal Kompetensi SDM Kisi-Kisi Bakuan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang Postur Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang Sistem Pengembangan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang Peta Jenjang Karir Struktural dan Fungsional PNS Bidang Penataan Ruang 7. Konsep Integrasi Peningkatan Kompetensi SDM 8. Konsep Dasar Peningkatan Kompetensi SDM 9. Konsep Dasar Penataan Jenjang Karir halaman 1 2 3 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14 15 16 19 21 24
DAFTAR ISI BAGIAN KEDUA: TATALAKSANA PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG 1. Langkah-Langkah Kegiatan 2. Bagan Alur Penyelenggaraan Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang 3. Identifikasi Kebutuhan Akan Peningkatan Kompetensi Analisis Kinerja Organisasi Analisis Kinerja Individu Menyusun Daftar Kebutuhan Akan Peningkatan Kompetensi 4. Penetapan Daftar KAPK Pegawai Direktorat Jenderal Penataan Ruang 5. Penyusunan Usulan Program Diklat Teknis Penataan Ruang Jangka Menengah 6. Penyusunan Usulan Program Tahunan Diklat Teknis Penataan Ruang 7. Penyusunan Kurikulum/Silabus Diklat Teknis Bidang Penataan Ruang 8. Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan Penyiapan SK Pembuatan Buku Panduan Pendaftaran dan Pemanggilan Peserta Penyiapan Bahan Serahan Pengangkatan Tenaga Instruktur 9. Pelaksanaan Pelatihan Teknis Penataan Ruang 10. Pelaporan Hasil Pelaksanaan Diklat Teknis Bidang Penataan Ruang 11. Evaluasi Purna Diklat Teknis Penataan Ruang Penyusunan Program Evaluasi Purna DIklat Persiapan Kegiatan Evaluasi Purna Diklat Pelaksanaan Evaluasi Purna Diklat 12. Tatalaksana Penyelenggaraan Peningkatan Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang halaman 27 29 30 30 31 32 33 34 35 36 37 37 37 38 38 39 40 41 42 42 43 44 45
DAFTAR ISI BAGIAN KETIGA: TATALAKSANA PELATIHAN DASAR PERENCANAAN TATA RUANG 1. Pengantar 2. Metoda Pelatihan 3. Pendekatan dan Lingkup Materi 4. Langkah-Langkah Pemaparan Materi Pelatihan halaman 57 58 59 60
BAGIAN PERTAMA KONSEP DASAR 1. Latar belakang 2. Tantangan 3. Profil SDM DJPR 4. Profil Organisasi DJPR 5. 7 Pilar Kebijakan Manajemen Organisasi 6. Kondisi Ideal Kompetensi SDM 7. Konsep Integrasi Peningkatan Kompetensi SDM 8. Konsep Dasar Peningkatan Kompetensi SDM 9. Konsep Dasar Penataan Jenjang Karir GRAND DESIGN
LATAR BELAKANG 1 Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang penataan ruang sangat diperlukan mengingat isu-isu terkait penyelenggaraan penataan ruang terus mengalami perkembangan dan bersifat kompleks. Isu-isu dimaksud antara lain sebagai berikut: Rencana tata ruang belum sepenuhnya dijadikan acuan bagi pembangunan nasional dan pengembangan wilayah, padahal UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang telah mengamanatkan bahwa pemanfaatan ruang harus mengacu pada rencana tata ruang yang dihasilkan. Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana tata ruang belum sepenuhnya dijadikan upaya preventif dalam proses pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, padahal isu terkait lingkungan ini sangat penting demi menunjang keberlanjutan kehidupan di masa depan. Tumpang tindih kewenangan pemerintahan kerap kali terjadi akibat pengaruh kondisi SDM aparatur pemerintah di berbagai level. Lemahnya kepastian hukum dan koordinasi dalam pengendalian penyelenggaraan penataan ruang, khususnya di dalam penanganan konflik kepentingan sehingga kerapkali terjadi pelanggaran dan penyimpangan pemanfaatan ruang. Rendahnya kualitas dan kapasitas SDM penyelenggara penataan ruang berdampak pada terhambat atau terganggunya proses penyelenggaraan penataan ruang. Peringkatan kompetensi SDM sangat diperlukan dalam penyelenggaraan penataan ruang di tingkat pusat, provinsi, kabupaten, dan kota. Agar peningkatan kompetensi SDM mencapai sasaran yang diharapkan, maka perlu dirumuskan konsep dasar (Grand Desain) pengembangan SDM dan tata laksana,nya,, baik terkait proses administrasi maupun teknis pelaksanaannya. 1
TANTANGAN dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang 2 Dunia penataan ruang telah menghadapi perubahan yang cukup signifikan dalam berbagai bidang. Perubahan-perubahan tersebut seringkali menjadi tantangan dalam penyelenggaraan penataan ruang yang perlu dicermati dengan baik agar dapat dilakukan berbagai upaya tindakan yang tepat. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain: 1. Belum terselesaikannya peraturan-peraturan daerah (Perda) terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2. Belum terselesaikannya peraturan, standard, pedoman, dan kriteria di bidang penataan ruang sesuai amanat UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 3. Tingginya tingkat urbanisasi yang mengakibatkan dinamika pertumbuhan kota dan wilayah yang sangat fluktuatif 4. Penyelenggaraan pembangunan/ pengembangan wilayah belum sepenuhnya mengacu pada RTRW setempat sehingga banyak terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang 7. Luasnya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari ruang daratan, lautan, dan udara 8. Peletakan dan penguatan sektor pertanian sebagai basis pembangunan utama 9. Perencanaan wilayah harus dilaksanakan secara terpadu untuk menghindari terjadinya kesenjangan dan ketimpangan antar daerah 10. Efisiensi dalam konteks skala ekonomi (economic of scale) 11. Gelombang globalisasi yang semakin kuat 12. Kesenjangan dan ketimpangan wilayah 5. Masih kuatnya ego sektoral sehingga memicu konflik di dalam penyelenggaraan penataan ruang 6. Lemahnya peran masyarakat dan stakeholder lainnya dalam penyelenggaraan penataan ruang 2
PROFIL SDM DJPR Tahun 2010 3 Status pegawai di Direktorat Jenderal Penataan Ruang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), Pegawai Harian Proyek (PHP), dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dengan rincian komposisi pegawai seperti tertera pada tabel 1. Komposisi pegawai yang berstatus CPNS dan PNS dapat dilihat pada grafik di bawah, yaitu sebanyak 115 orang ditempatkan di Sekretariat Direktorat Jenderal, 90 orang di Direktorat Penataan Ruang Nasional, 82 orang di Direktorat Penataan Ruang Wilayah I, 57 di Direktorat Penataan Ruang Wilayah II, 145 orang di Direktorat Penataan Ruang Wilayah III, dan 63 orang di Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV. Tabel 1 Rincian Komposisi Pegawai di Lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Unit Kerja PNS CPNS PHP PTT Jumlah Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang 86 29 2 4 121 Direktorat Penataan Ruang Nasional 78 12 1 9 100 Direktorat Penataan Ruang Wilayah I 66 16-4 86 Direktorat Penataan Ruang Wilayah II 47 10 1 3 61 Direktorat Penataan Ruang Wilayah III 94 51-8 153 Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV 53 10 - - 63 Grand Total 424 128 4 28 584 Gambar 1 Grafik Komposisi Pegawai Direktorat Jenderal Penataan Ruang 29 16 12 10 51 10 86 78 66 47 94 53 Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang Direktorat Penataan Ruang Nasional Direktorat Penataan Ruang Wilayah I Direktorat Penataan Ruang Wilayah II Direktorat Penataan Ruang Wilayah III Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV KOMPOSISI PEGAWAI SECARA UMUM CPNS PNS Sumber: Data Kepegawaian DJPR, 2010 3
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN USIA Pengelompokkan usia pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu usia <35 tahun, usia 35 50 tahun, dan usia >50 tahun. Pengelompokkan ini dibentuk dengan pertimbangan untuk mengetahui jumlah pegawai yang akan pensiun selama 5 (lima) tahun ke depan, sehingga perlu secara bertahap mengganti sejumlah keahlian yang hilang/berkurang. Berdasarkan hasil analisis, pegawai DJPR mayoritas berusia <35 tahun, yaitu sebanyak 240 orang. Jumlah terbanyak kedua adalah usia 35-50 tahun, yaitu sebanyak 210 orang. Sisanya adalah usia >50 tahun yang berjumlah sebanyak 134 orang. Pegawai yang berusia <35 tahun memiliki peluang untuk mengikuti program pendidikan dalam rangka peningkatan kualifikasi jenjangnya. Sementara itu pegawai yang berusia antara 35 50 tahun dapat diikutsertakan dalam diklat-diklat untuk meningkatkan kompetensinya sesuai dengan unit kerja masing-masing. Lalu untuk pegawai yang berusia >50 tahun dapat dipersiapkan untuk mengikuti diklat purnabhakti agar dapat menjalani masa pensiun sebaik-baiknya. 53 39 29 Gambar 2 Grafik Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia 41 35 24 36 31 19 29 20 12 58 74 21 23 11 29 < 35 35 S.D. 50 > 50 KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN USIA Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang Direktorat Penataan Ruang Nasional Direktorat Penataan Ruang Wilayah I Direktorat Penataan Ruang Wilayah II Direktorat Penataan Ruang Wilayah III Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV 4 Sumber: Data Kepegawaian DJPR, 2010
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN RUANG 80 Gambar 3 Grafik Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan Ruang 77 89 23 11 11 10 12 9 10 11 7 10 2 2 5 3 0 Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang Direktorat Penataan Ruang Nasional Sumber: Data Kepegawaian DJPR, 2010 63 Direktorat Penataan Ruang Wilayah I 46 Direktorat Penataan Ruang Wilayah II 50 Direktorat Penataan Ruang Wilayah III 46 7 0 Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I Pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) golongan ruang, yaitu golongan I, II, III, dan IV. Pengklasifikasian ini didasarkan pada kualifikasi jenjang atau tingkat pendidikan pegawai. Komposisi pegawai berdasarkan golongan ruang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Golongan IV = 11% 2. Golongan III = 69% 3. Golongan II = 18% 4. Golongan I = 2% Dengan demikian, mayoritas pegawai DJPR merupakan golongan III. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai DJPR memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu Sarjana Strata I (S1). KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN GOLONGAN RUANG 5
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN 6 4 14 58 33 Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang 20 44 43 27 5 6 6 3 4 5 2 1 2 2 2 3 1 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 Direktorat Penataan Ruang Nasional Sumber: Data Kepegawaian DJPR, 2010 Gambar 4 Grafik Komposisi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan 18 18 Direktorat Penataan Ruang Wilayah I 36 16 16 Direktorat Penataan Ruang Wilayah II 74 52 Direktorat Penataan Ruang Wilayah III 13 30 12 Direktorat Penataan Ruang Wilayah IV Gambar di atas menunjukkan komposisi pegawai DJPR berdasarkan tingkat pendidikan di masing-masing unit eselon II yang diklasifikasikan menjadi 8 (delapan), yaitu S3, S2, S1, D4, D3, SLTA, SLTP, dan SD. Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa di tiap-tiap unit eselon II, mayoritas pegawainya merupakan lulusan Sarjana Strata I (S1). Rincian jumlah pegawai DJPR berdasarkan tingkat pendidikan adalah sebagai berikut: 1.S3 = 8 orang 2.S2 = 97orang 3.S1 = 285 orang 4.D4 = 2 orang 5.D3 = 16 orang 6.SLTA = 148 orang 7.SLTP = 12 orang 8.SD = 16 orang Dengan demikian, sejalan dengan komposisi pegawai berdasarkan golongan ruang, maka sebagian besar pegawai di DJPR memiliki tingkat pendidikan sampai pada jenjang S1. S3 S2 S1 D.IV D.III SLTA SLTP SD KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN Gambar 5 Grafik Komposisi PNS dan CPNS Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan 160 140 120 100 80 60 40 20 0 114 43 44 34 13 3 8 4 1 4 2 2 3 8 2 30 20 143 14 1 6 6 10 16 5 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 Sumber: Data Kepegawaian DJPR, 2010 KOMPOSISI PEGAWAI BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN Rekapitulasi latar belakang pendidikan PNS dan CPNS di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah sebanyak 32 bidang studi, SLTA, SLTP, dan SD. Rincian jumlah pegawai (PNS dan CPNS) berdasarkan bidang studi dapat dilihat pada gambar di atas. Gambar tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pegawai DJPR memiliki latar belakang pendidikan pada bidang studi Perencanaan Wilayah dan Kota, yaitu sebanyak 114 orang. Jumlah terbanyak kedua dan ketiga adalah pada bidang studi Ekonomi dan Administrasi dengan jumlah masingmasing sebanyak 44 dan 43 orang. 7
PROFIL ORGANISASI DITJEN PENATAAN RUANG 4 VISI Gambar 6 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Penataan Ruang Mewujudkan sinergi pembangunan wilayah berbasis penataan ruang dengan didukung institusi yang handal dan professional serta produk yang berkualitas STRUKTUR, VISI, DAN MISI ORGANISASI MISI 8 1. Mewujudkan penataan ruang sebagai acuan matra spasial dari pembangunan nasional dan daerah; 2. Mewujudkan keterpaduan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum berbasis penataan ruang; 3. Melembagakan manajemen organisasi yang efektif, efisien, terpadu, dan konsisten
Gambar 7 Grafik Pengembangan SDM Profesional SDM PROFESIONAL 7 PILAR KEBIJAKAN MANAJEMEN ORGANISASI 1. Mewujudkan organisasi yang handal 2. Mewujudkan perencanaan dan pemrograman yang sinergis 3. Mengembangkan SDM yang professional 4. Menghasilkan produk yang berkualitas 5. Menghasilkan informasi yang mutakhir 6. Menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik 7. Membangun citra organisasi yang positif 1. Bangga dengan profesinya 2. Menunjukkan komitmen personal terhadap kualitas 3. Mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaan 4. Kreatif dan inisiatif dalam melaksanakan tugas 5. Menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas dan mau ikut terlibat di dalam berbagai tugas di luar peranan yang ditugaskan kepadanya 6. Memiliki keinginan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan 7. Berupaya meningkatkan kemampuan untuk melayani 8. Mau mendengar kebutuhan para pelanggannya dan mampu menjadi pemain dalam suatu tim 9. Dapat dipercaya, jujur, terus terang, dan loyal 10. Terbuka terhadap kritik yang konstruktif dan mau meningkatkan dan menyempurnakan dirinya 5 MENGEMBANGAN SDM PROFESIONAL 9
KONDISI IDEAL KOMPETENSI SDM 6 Kriteria mengenai kondisi ideal SDM Direktorat Jenderal Penataan Ruang selayaknya diukur berdasarkan peran, tugas, dan fungsi organisasi tersebut. Ruang lingkup Direktorat Jenderal Penataan Ruang adalah pada dimensi penyelenggaraan penataan ruang, dimana mengacu pada UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, aspek-aspek di dalam penyelenggaraan penataan ruang terdiri dari pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Oleh karena itu, kondisi ideal SDM yang dibutuhkan harus bertolak pada setiap aspek tersebut sehingga kemudian muncullah indikator-indikator kapasitas ideal yang harus dimiliki oleh SDM penataan ruang. ASPEK Pengaturan ASPEK Pembinaan ASPEK Pelaksanaan Menguasai dan memahami substansi penataan ruang, peraturan dan perundangundangan, serta aspek penyelenggaraan penataan ruang pada lingkup yang bersangkutan (wilayah, kota, kawasan) Mampu mengimplementasikan rencana tata ruang ke dalam penyusunan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya Memiliki sikap kepemimpinan yang kuat, yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan sosial, kemampuan manajerial Memiliki pengetahuan dan kemampuan menerapkan nilai-nilai penataan ruang Perencanaan Mempunyai kemampuan teknis perencanaan tata ruang; Melakukan inventarisasi dan mampu menerapkan NSPMK dalam perencanaan wilayah, kota, dan kawasan; Mampu melakukan analisis komprehensif segenap unsur-unsur pembentuk ruang wilayah, pulau, provinsi, kota/kabupaten, dan kawasan; Merumuskan konsep, strategi, rencana, indikasi, dan pentahapan program pengembangan wilayah dan kota; Mengelola pertemuan dan merumuskan kesepahaman lintas sektoral dan lintas pelaku kepentingan atas suatu permasalahan; Mempunyai kemampuan untuk memimpin Tim Kerja multi-disiplin dan menyampaikan pendapat dalam bentuk lisan dan tulisan secara baik. BERDASARKAN UU NO. 26 TAHUN 2007 10
KONDISI IDEAL KOMPETENSI SDM (Lanjutan) ASPEK Pelaksanaan Pemanfaatan Pengendalian Mempunyai kemampuan teknis perencanaan yang berwawasan pemanfaatan; Mempunyai pemahaman peraturan (misal membaca izin lokasi); Mempunyai kepekaan terhadap lingkungan sekitar; Mempunyai pemahaman terhadap pasar dan kebutuhan pemakai akhir (end user); Memahami kepentingan stakeholders lainnya. Mampu menyusun peraturan zonasi yang disesuaikan dengan tingkat kedalaman rencana tata ruangnya; Memahami semua peraturan tentang perizinan serta menguasai proses, prosedur, dan mekanisme berbagai jenis perizinan terkait dengan bidang penataan ruang, serta mengaplikasikannya untuk tujuan pengendalian penataan ruang; Mampu merumuskan insentif-disinsentif untuk tujuan pengendalian penataan ruang; Mampu merumuskan sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang. BERDASARKAN UU NO. 26 TAHUN 2007 ASPEK Pengawasan Memahami proses, prosedur, dan mekanisme pengawasan penyelenggaraan penataan ruang; Mampu melakukan pengawasan terhadap kinerja fungsi, manfaat, dan pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimal) penyelenggaraan penataan ruang; Melibatkan peran masyarakat dalam proses pengawasan penyelenggaraan penataan ruang secara luas. 11
KISI-KISI BAKUAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG 12
KISI-KISI BAKUAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG (Lanjutan) 13
POSTUR KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG Gambar 8 Postur Kompetensi SDM Bidang Penataan Ruang 14
SISTEM PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENATAAN RUANG 15
PETA JENJANG KARIR STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PNS BIDANG PENATAAN RUANG Gambar 9 Peta Jenjang Karir Struktural dan Fungsional PNS Bidang Penataan Ruang STRUKTURAL Matrikulasi dan Orientasi Pelatihan Pelatihan Teknis dan Kepemimpinan Eselon IV IIIC Min IIIB Pelatihan Teknis dan Kepemimpinan Eselon III IVA Pelatihan Teknis dan Kepemimpinan Eselon II IVC Pelatihan Teknis dan Kepemimpinan Eselon I IVE Min IIID Min IVB Min IVD Min 50th Max 60th Penilaian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi CPNS PNS (Gol 3A) Staf Profesional (Gol 3B) Purna Tugas PNS (Gol II) Prajabatan Rotasi / on the job training Pelatihan Fungsional Tk Dasar Pelatihan Fungsional Tk Lanjutan Pelatihan Fungsional Tk Menengah Pelatihan Fungsional Tk Tinggi Trampil Pelaksana Trampil Pelaksana Lanjutan Trampil Penyelia Ahli Pertama Ahli Muda Ahli Madya Ahli Utama Max 65th Pengujian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi Penilaian dan Sertifikasi FUNGSIONAL 1 2 th 4 th 2 4 th 6 8 th 6 8 th 6 8 th 4 8 th 25 th 30 th 40 th 50 th 60 th 16
PETA JENJANG KARIR STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PNS BIDANG PENATAAN RUANG Gambar 10 Grafik Jenjang Karir Struktural dan Fungsional PNS Bidang Penataan Ruang Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan kejelasan karir SDM PNS bidang Penataan Ruang, secara umum perjalanan karir PNS melalui tahap-tahap penjenjangan sebagaimana tergambar pada gambar 9 dan gambar 10. 17
PETA JENJANG KARIR STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PNS BIDANG PENATAAN RUANG Selama kurang lebih 30 35 tahun, seorang PNS bidang Penataan Ruang akan melalui 5 (lima) tahap utama, yaitu: 1. Tingkat Bawah (Low): 4 8 tahun sebagai Staf Profesional 4 8 tahun sebagai pejabat setingkat Eselon IV / Pratama 2. Tingkat Menengah (Middle): 4 8 tahun sebagai pejabat setingkat Eselon III / Muda 4 8 tahun sebagai pejabat setingkat Eselon II / Madya 3. Tingkat Atas (Top): 3 6 tahun sebagai pejabat setingkat Eselon I / Utama Selain jenjang struktural, PNS bidang Penataan Ruang juga dapat melalui jenjang jabatan fungsional dengan pola penjenjangan yang setara.pada tingkat yang sama, dimungkinkan bagi pejabat fungsional untuk dialihtugaskan sebagai pejabat struktural selama memenuhi ketentuan yang disyaratkan. Proses kenaikan pangkat dan jenjang PNS bidang Penataan Ruang, baik pada jalur struktural maupun fungsional dilakukan setelah yang bersangkutan mengikuti berbagai jenis pelatihan (diklat pimpinan, diklat teknis, diklat fungsional, Suspimtek, dan lain-lain) serta lulus dalam ujian dinas kenaikan jabatan dan persyaratan lainnya. Pengujian dan pemberian sertifikat pelatihan dilaksanakan oleh unit diklat yang diberikan wewenang berdasarkan ketentuan organisasi dan kepegawaian yang berlaku. Penetapan kualifikasi pegawai dan promosi untuk jabatan struktural di masing-masing jenjang jabatan dilakukan oleh Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan). Sedangkan ujian kenaikan jenjang jabatan fungsional dilakukan oleh Panitia Penilai Angka Kredit. Dengan demikian, setiap PNS bidang Penataan Ruang memiliki pilihan untuk menempuh jenjang karir struktural atau fungsional. Karir struktural akan lebih fokus pada aspek manajerial serta kemampuan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan. Sedangkan karir fungsional akan lebih fokus pada aspek substansi teknis bidang Penataan Ruang terutama terkait perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang, baik untuk ruang wilayah nasional, provinsi, kabupaten, maupun kota. 18
KONSEP INTEGRASI PENINGKATAN KOMPETENSI SDM 7 PENDIDIKAN UMUM / KEDINASAN D. I D. II D. III D. IV / S.1 SP.1 / S.2 SP.2 / S.3 Sistem Modular Proses Seleksi / Penempatan STAF ES. IV ES. III ES. II ES. I Gambar 11 Integrasi Pendidikan dan Pelatihan Bidang Penataan Ruang SUSPIMTEK Kursus Orientasi Pratugas PRAJABATAN SUSPIMTEK PENATAAN RUANG TINGKAT DASAR SUSPIMTEK PENATAAN RUANG TINGKAT LANJUTAN SUSPIMTEK PENATAAN RUANG TINGKAT MENENGAH SUSPIMTEK PENATAAN RUANG TINGKAT TINGGI Kursus Reorientasi Persiapan Pensiun MASA PURNABHAKTI DIKLAT PENJENJANGAN STRUKTURAL ADUM SPAMA SPAMEN SPATI / LEMHANNAS DIKLAT TF Bidang Penataan Ruang Diklat Teknis Tingkat Dasar Tingkat Lanjutan Tingkat Menengah Diklat Fungsional INTEGRASI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BIDANG PENATAAN RUANG Pendidikan dan pelatihan bidang penataan ruang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan aparatur pemerintah dalam penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Selain itu, pendidikan dan pelatihan juga merupakan salah satu metode dalam penggantian sejumlah keahlian yang hilang/berkurang akibat masa pensiun pegawai. Pendidikan dan pelatihan di DJPR terdiri dari diklat teknis dan diklat fungsional. Diklat teknis diperuntukkan bagi seluruh pegawai terkait dengan peningkatan kapasitasnya dalam mendukung kinerja organisasi di unit kerjanya masingmasing. Diklat teknis juga mengandung unsur-unsur pengembangan kepemimpinan di dalam berorganisasi (SUSPIMTEK). Sementara diklat fungsional lebih difokuskan ke proses pendidikan dan pelatihan bagi para pejabat fungsional. Tingkat Tinggi Tingkat Pratama Tingkat Muda Tingkat Madya Tingkat Utama DIKLAT BIDANG PENATAAN RUANG 19
DIKLAT BIDANG PENATAN RUANG Diklat teknis terdiri dari 4 (empat) jenjang, yaitu tingkat dasar, tingkat lanjutan, tingkat menengah, dan tingkat tinggi. Keempat tingkat ini disesuaikan dengan sasaran atau peserta diklat. Diklat teknis meliputi diklat penjenjangan struktural maupun diklat kepemimpinan, yang semuanya merupakan suatu proses untuk meningkatkan kualifikasi pegawai sehingga mampu membawa mereka mencapai posisi struktural yang lebih tinggi. Begitu pula dengan diklat fungsional, yang juga meliputi diklat penjenjangan struktural dan diklat kepemimpinan, yang membedakannya dengan diklat teknis hanyalah peserta diklat yang difokuskan hanya kepada para pejabat fungsional. Diklat teknis dan diklat fungsional di bidang penataan ruang pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Tujuan diklat ini adalah untuk meningkatkan kapasitas pegawai sehingga kinerja organisasi dapat meningkat pula. Setiap pegawai memiliki hak dan kewajiban untuk mengikuti setiap proses diklat yang diadakan selama masa baktinya di Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Ketika pegawai telah mencapai posisi Eselon I, diklat yang diadakan merupakan suatu kursus reorientasi persiapan pensiun atau persiapan menuju masa purnabhakti pegawai. 20 DIKLAT BIDANG PENATAAN RUANG
KONSEP DASAR PENINGKATAN KOMPETENSI SDM 8 Konsep pendidikan dan pelatihan di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang dapat divisualisasikan dalam bentuk matriks seperti pada gambar 12 dan gambar 13 di halaman berikut. Pada konsep tersebut, dapat dilihat bahwa matriks pendidikan dan pelatihan memiliki 3 (tiga) komponen utama, yaitu strata peserta, strata diklat, dan substansi diklat. Gambar 8 dan gambar 9 dibedakan berdasarkan substansi diklat yang diberikan. Substansi diklat pada matriks gambar 12 didasarkan pada muatan UU No. 26 tahun 2007 dan PP No. 15 Tahun 2010, yaitu terkait penyelenggaraan penataan ruang yang terdiri dari Pengaturan, Pembinaan, Pelaksanaan (Perencanaan, Pemanfaatan, dan Pengendalian), dan Pengawasan. Sementara itu, matriks gambar 13 didasarkan pada lingkup substansi penataan ruang, yaitu National Planning, Regional Planning, Urban Planning, dan Urban Design. Strata peserta ditentukan berdasarkan tingkatan pemerintah, yaitu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota/kabupaten. Selain tingkatan pemerintahan, matriks pendidikan dan pelatihan tersebut juga memasukkan unsur non aparatur pemerintah, namun dalam konteks manajemen kepegawaian di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang, maka strata peserta lebih difokuskan pada aparatur pemerintah saja. Strata diklat terdiri dari 4 (empat) tingkatan yang pembagiannya didasarkan pada jenjang struktural (bakuan kompetensi) di lingkungan Direktorat Jenderal Penataan Ruang, yaitu sebagai berikut: 1. Diklat tingkat Dasar untuk jenjang CPNS dan Staf Profesional 2. Diklat tingkat Lanjutan untuk jenjang Eselon IV 3. Diklat tingkat Menengah untuk jenjang Eselon III 4. Diklat tingkat Tinggi untuk jenjang Eselon II DIKLAT PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG 21
SUBSTANSI DIKLAT TEKNIS BIDANG PENATAN RUANG GRAND DESIGN Konsep pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi SDM DJPR dalam penyelenggaraan penataan ruang terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu: Gambar 12 Matriks Kedudukan Diklat SDM DJPR dalam Konteks Penyelenggaraan Penataan Ruang 1. Strata peserta ditentukan berdasarkan tingkatan pemerintah dan unsur non aparatur pemerintah. 2. Strata diklat terdiri dari 4 (empat) tingkatan yang pembagiannya didasarkan pada jenjang struktural (bakuan kompetensi) di lingkungan DJPR. DIKLAT PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG 3. Substansi diklat dibagi berdasarkan muatan UU No. 26 Tahun 2007 dan PP No. 15 Tahun 2010. 22