BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit infeksi dengan tingkat kematian yang tinggi dan masih menjadi masalah kesehatan dunia (1). Penyebaran terbesar berasal dari daerah tropis dan subtropis seperti Sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Timur Tengah dan India (2, 3). Kejadian mencapai 216 juta kasus dan tersebar di 91 negara di dunia pada tahun 2016 (4). Kasus ini sebagai penyebab kematian pada bayi, anak-anak dan wanita hamil di dunia hingga mencapai 50.000 kasus kematian pertahunnya (5). Indonesia salah satu negara di Asia Tenggara dengan angka kesakitan atau Annual Parasite Incidence (API) 0.85 per 1.000 penduduk tahun 2015 (6) menjadi 0.67 per 1.000 penduduk tahun 2017 (7). Kabupaten/kota di Pulau Jawa memiliki tingkat penularan yang rendah dengan 0-1 kasus per 1.000 penduduk (8). Kasus lebih tinggi terjadi di luar Pulau Jawa dengan Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 penduduk tertinggi yaitu Papua (45.85), Papua Barat (10.20), Nusa Tenggara Timur (5.17), Maluku (3.83), dan Maluku Utara (2.44) pada tahun 2016 (9). Adapun kasus di Pulau Jawa merupakan kasus impor yang berasal dari daerah endemis di luar pulau Jawa (10). Salah satu faktor penyebab penyebaran adalah tingginya mobilitas atau migrasi penduduk dari daerah endemis (11). Ledakan urbanisasi secara global, khususnya di Asia dan Afrika berdampak pada peningkatan penularan penyakit (12). Jumlah wisatawan internasional pada tahun 2016 mencapai 1.235 juta penduduk dengan peningkatan sebesar 4% dari tahun ke tahun (13). Adapun tujuan migrasi penduduk antara lain berlibur, mengunjungi kerabat, keperluan berbisnis, bekerja, menempuh pendidikan dan tujuan lain (14, 15). 1
Imigran memungkinkan sebagai pembawa penyakit (reservoir) dari daerah asal dan sebagai penular penyakit seperti (16). Infeksi dapat terjadi pada imigran setelah tinggal dalam periode waktu tertentu di daerah endemis dan kembali ke daerah asal (17). Migrasi orang ke daerah endemis lebih rentan terinfeksi Plasmodium falciparum sebagai penyebab dan merupakan kasus impor (18). Infeksi terjadi pada wisatawan maupun imigran yang non-imun mencapai 30.000 orang pada tahun 2016 karena masih sedikitnya perolehan vaksin bagi wisatawan atau imigran yang berkunjung ke daerah endemis (19, 20). Tingginya kasus impor berpotensi menjadi penularan lokal atau indigenous yang berdampak pada KLB dan wabah atau outbreak (21). Migrasi antar provinsi di Indonesia dari tahun 1980-2015 cenderung fluktuatif. Migrasi risen dimana provinsi tempat tinggal seseorang pada saat pencacahan berbeda dengan provinsi tempat tinggalnya 5 tahun yang lalu pada tahun 2015 di Jawa Tengah mencapai angka tertinggi 518.103 penduduk (22). Kota Semarang merupakan salah satu kota di Jawa Tengah sebagai tujuan migrasi penduduk dari berbagai daerah di Indonesia maupun dunia. Angka migran risen tersebut di Kota Semarang mencapai 83.653 dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur 15-29 tahun (23). Kedatangan imigran dari berbagai daerah tersebut bermukim di Kota Semarang untuk tujuan menempuh pendidikan dan bekerja (23). Peningkatan angka migrasi penduduk terutama imigran dari daerah endemis tinggi di luar Pulau Jawa, berisiko sebagai penular di Kota Semarang yang saat ini merupakan daerah non endemis (24). Penularan juga di pengaruhi oleh keberadaan vektor potensial yaitu nyamuk Anopheles sp yang dapat menyebar di seluruh dunia, dapat menimbulkan kasus baru apabila tidak terdiagnosis menyebabkan wabah di daerah non endemis (25). Salah satu kelompok penduduk migran adalah pelajar atau mahasiswa. Proporsi mahasiswa baru di Universitas Muhammadiyah Semarang yang berasal dari luar Pulau Jawa mencapai 13.6%. Mahasiswa atau pelajar yang berasal dari Luar Jawa dapat berperan sebagai reservoir Plasmodium sp. bagi 2
penduduk disekitar tempat tinggalnya. Penderita biasanya dapat menunjukkan gejala klinis yang khas seperti demam dan menggigil dan bahkan asimptomatis atau tanpa gejala (26). Sebagai bentuk upaya kewaspadaan dini terhadap penularan disekitar penduduk migran, maka perlu diteliti keberadaan Plasmodium sp dalam tubuh penduduk migran yang berasal dari luar Pulau Jawa. Berdasarkan latarbelakang diatas maka menarik untuk dilakukan penelitian mengenai kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa. B. Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Kejadian saat ini masih sangat tinggi dan menjangkit penduduk di berbagai wilayah menyebabkan kematian pada berbagai kelompok umur. Tingginya angka migrasi penduduk terutama dari daerah endemis di luar Pulau Jawa merupakan ancaman penularan di kota lain seperti Kota Semarang. Imigran mahasiswa atau pelajar memungkinkan sebagai penderita atau sumber infeksi dari daerah asal. Data mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Semarang pada tahun angkatan 2017/2018 sebanyak 13.6% merupakan mahasiswa dari luar Pulau Jawa. Perlu adanya skrining sebagai upaya kewaspadaan dini terhadap penularan disekitar penduduk migran oleh vektor Anopheles sp. 2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian berdasarkan hasil data tersebut penting untuk dilakukan penelitian berkaitan dengan keberadaan Plasmodium sp pada penduduk migran dari luar Pulau Jawa sehingga menarik untuk diteliti dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Pertanyaan Umum Bagaimana kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa? 3
b. Pertanyaan Khusus Pertanyaan khusus yang akan dijadikan lingkup penelitian sebagai berikut: 1) Berapa persen kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa? 2) Spesies Plasmodium sp apa saja yang ditemukan dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa? 3) Bagaimanakah karakteristik (jenis kelamin, riwayat demam, riwayat terakhir pulang ke daerah asal, tingkat endemisitas daerah asal, riwayat kejadian keluarga dan riwayat pengobatan ) penduduk migran dari luar Pulau Jawa? 4) Adakah hubungan antara tingkat endemisitas daerah asal migrasi dengan kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa? 5) Adakah hubungan antara riwayat kejadian keluarga dengan kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa? 6) Adakah hubungan antara riwayat pengobatan dengan keberadaan Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa. 2. Tujuan Khusus a. Menghitung jumlah kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa b. Mengidentifikasi spesies Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa 4
c. Mengetahui karakteristik (jenis kelamin, riwayat demam, riwayat terakhir pulang ke daerah asal, tingkat endemisitas daerah asal, riwayat kejadian keluarga dan riwayat pengobatan ) dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa d. Mengetahui hubungan antara tingkat endemisitas daerah asal dengan kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa e. Mengetahui hubungan antara riwayat kejadian keluarga dengan kejadian infeksi Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa f. Mengetahui hubungan antara riwayat pengobatan dengan keberadaan Plasmodium sp dalam darah penduduk migran dari luar Pulau Jawa D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan kepada pihak terkait dalam upaya kewaspadaan dini penularan oleh penduduk migran dari luar Pulau Jawa 2. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini sebagai tambahan informasi dan sebagai rujukan bagi peneliti lain dan dapat dikembangkan di Institusi Pendidikan lainnya 5
E. Keaslian Penelitian (Originalitas) Keaslian penelitian digunakan untuk mengetahui perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya, keaslian penelitian selengkapnya diterangkan pada tabel 1.1 berikut ini: No. Peneliti (th) 1. Kholis Ernawati, dkk (2011) (27) 2. Mareza Dwithania, dkk (2013) (28) Tabel 1.1 Daftar publikasi yang menjadi rujukan Judul Hubungan Faktor Risiko Individu Dan Lingkungan Rumah Dengan Malaria Di Punduh Pedada Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Indonesia 2010 Insiden Malaria di Puskesmas Sungai Durian dan Puskesmas Talawi Kota Sawahlunto Bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012 Jenis Penelitian Cross Sectional Analitik Variabel bebas dan terikat - Faktor individu (pengetahuan, persepsi, penggunaan kelambu, penggunaan obat anti nyamuk, penggunaan kawat kassa, penutup tubuh, aktivitas ke luar rumah malam dan pekerjaan). - Faktor lingkungan perumahan (kondisi perumahan, lingkungan perindukan nyamuk, pemeliharaan ternak dan jarak rumah dengan perindukan nyamuk) - Faktor hitung parasit, umur, dan jenis kelamin penderita Hasil Didapatkan prevalensi kejadian infeksi di Kecamatan Punduh Pedada adalah 52,2% dan jenis plasmodium adalah P. vivax. Adapun faktor risiko individu adalah pemakaian reppelent, pemakaian obat anti nyamuk, pekerjaan dan perumahan yang baik. Hasil survei darah dari 312 sampel terdapat 13 sediaan darah positif. Mayoritas penyebab P. Vivax, penderita terbanyak pada umur 15 tahun dan jenis kelamin laki-laki. 3. Junus Widjaja, dkk (2013) (29) Faktor risiko terjadinya di Provinsi Sulawesi Tengah (analisis data Riskesdas 2007) Cross Sectional - Faktor umur, jenis kelamin, pekerjaan, kelambu dan lokasi kandang Didapatkan bahwa umur, jenis kelamin dan pekerjaan sebagai faktor resiko di Provinsi Sulawesi Tengah. 6
No. Peneliti (th) 4. Ari Krisna dan Sudirman (2015) (30) Judul Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit Malaria Di Desa Bobalo Kecamatan Palasa Kabupaten Parigi Moutong Tahun 2013 Jenis Penelitian Cross Sectional Variabel bebas dan terikat - Faktor kebiasaan keluar rumah, keberadaan daerah rawa, penggunaan kelambu, jenis pekerjaan. Hasil Didapatkan bahwa kebiasaan keluar rumah, keberadaan daerah rawa, penggunaan kelambu, jenis pekerjaan sebagai faktor resiko kejadian. Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat diketahui perbedaan penelitian terletak pada variabel, lokasi, populasi dan sampel. Penelitian ini variabel yang diteliti tingkat endemisitas daerah asal, riwayat anggota keluarga sakit dan riwayat pengobatan dengan populasi dan sampel penduduk migran dari luar Pulau Jawa. 7